Home / Romansa / Hasrat Terpendam Suamiku / 72. Dalam Kabut Gairah (2)

Share

72. Dalam Kabut Gairah (2)

Author: Asia July
last update Last Updated: 2024-09-28 15:25:05

“Sssstt! Tenanglah, aku tidak akan melakukan apapun selain menyentuh.”

Dan memang seperti yang dikatakan, bahwa Albert hanya menyentuhnya.

Tapi sentuhan itu menimbulkan sensasi yang membuat punggung Sophia membusung ke depan. Sophia merasa seolah aliran listrik yang menggelitik menjalari setiap syarafnya. Mata Sophia terpejam rapat, bibirnya ia gigit semakin keras, bintang-bintang seolah tampak dalam pandangannya yang gelap.

“Jangan gigit bibirmu, Sophie. Keluarkan saja. Biarkan aku mendengar suaramu.” Albert berbisik di telinganya, sedang tangannya terus bergerak di bawah sana.

“Albert…!” Sophia memekik keras saat sebuah gelombang dahsyat menerpanya, secara bertubi-tubi. Membuatnya merasa hancur berkeping-keping dengan cara yang paling nikmat.

Albert merasa seolah dirinya kehabisan napas, padahal bukan dia yang mencapai puncak.

“Ini akan membuatku kehilangan kewarasan,” gumamnya diikuti desahan dan geraman tertahan di tenggorokan. Dia menarik kembali tangannya, menatap cairan mengila
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Hasrat Terpendam Suamiku   73. Setelah Piknik

    Sophia dan Albert kembali ke rumah sambil bergandengan tangan. Saat itu waktu sudah cukup sore, mereka memutuskan untuk kembali setelah lama mengobrol dan persediaan makanan yang mereka bawa hampir habis.Albert masih menjadi bagian yang membawa keranjang piknik, sedangkan Sophia membawa selimut yang dia lipat secara tidak beraturan, memeluknya di dada.Sophia tidak kuasa mengangkat wajahnya dan sepanjang perjalanan dia menunduk menatap ujung kakinya yang melangkah.Apa yang terjadi hari ini, tidak akan pernah Sophia lupakan sampai kapan pun. Dia akan terus mengingatnya mungkin sampai dia menjadi nenek-nenek nanti.Momen mereka hari ini terlalu… berharga. Terlebih bagi Sophia.Sophia ingin terus mengulang-ulang setiap detik yang terekam di ingatannya sepanjang waktu. Merayakan perasaan bahagia ini pada waktu tertentu di masa depan.Ini bukanlah pertama kalinya Albert menggenggam tangan Sophia, tapi ini mungkin adalah pertama kali bagi Sophia menikmatinya. Tangan Albert sangat besar di

    Last Updated : 2024-09-28
  • Hasrat Terpendam Suamiku   74. Saudara (1)

    “Jadi, apa jawabanmu?” tanya Albert.Sophia menatapnya bingung. Jawaban dari pertanyaan mana yang Albert maksud?“Apa?”“Tentang pertanyaanku sebelumnya, ‘Apa yang akan kau berikan padaku sebagai imbalan kalau aku menggambarmu?’,” jawab Albert.Sophia tampak tercengang. Dia ingat Albert bertanya begitu padanya tadi, tapi karena sentuhan-sentuhan menggoda lelaki itu yang menyertai pertanyaannya, Sophia jadi tidak bisa fokus sama sekali.“Kau… mau menggambarku?”Albert tersenyum penuh arti.Oh, seandainya Sophia tahu. Bahwa suaminya itu memiliki banyak koleksi kertas gambar yang diisi wajahnya. “Hm,” jawab Albert singkat, memutuskan untuk tidak memberitahu Sophia apapun tentang itu.“Ng… aku harus melihat dulu hasilnya, baru aku akan berpikir tentang imbalannya.”“Itu tidak adil, tapi juga terdengar seperti sebuah tantang,” kata Albert. “Baiklah, aku setuju.”“Oke.”Mereka sama-sama terdiam setelahnya.Sophia merasa begitu canggung. Padahal sebelum-sebelumnya dia selalu tampil tegas da

    Last Updated : 2024-09-28
  • Hasrat Terpendam Suamiku   75. Saudara (2)

    “Apa kau mabuk, Luke?” tanya Sophia.Luke tertawa. “Kenapa kau berpikir begitu?” Lalu terdengar suara cegukan.“Karena kau terdengar lebih menjengkelkan. Sudah ya. Selesaikan dulu acara minum-minummu. Aku tidak punya waktu untuk mendengarkan semua omong kosongmu.”Sophia hendak memutus panggilan tersebut, namun dia mendengar suara rengekan seperti anak kecil di seberang sana yang membuat tangan Sophia terhenti.Luke menggumamkan kata-kata yang Sophia tidak dapat dengar dengan jelas.“Luke, kau mabuk berat. Sebaiknya kau menelepon asistenmu atau siapapun untuk menjemputmu dan membawamu pulang.”“Ngh, kenapa tidak kau saja?”“Apa?”“Aku ingin kau yang menjemputku.”Seperti yang Sophia bilang, Luke menjadi lebih menjengkelkan saat lelaki itu sedang mabuk.“Aku sibuk. Jadi aku tidak akan melakukannya. Telepon asistenmu!”“Tapi aku mau kau!”“Kalau kau tidak mau menelepon asistenmu, aku yang akan melakukannya. Berapa nomor teleponnya?”“Aku mau kau, Sophia! Datanglah, please…!”Sophia lagi

    Last Updated : 2024-09-28
  • Hasrat Terpendam Suamiku   76. Wanita Dalam Kesulitan (1)

    Sophia tahu bahwa apa yang tengah dia lakukan sekarang adalah keputusan yang bodoh. Untuk apa dia pergi menjemput Luke Abraham? Berputar-putar di kota, meloncat ke satu bar ke bar yang lain. Menghadiri keramaian yang sangat dibencinya. Mendapat satu dua godaan dari pria-pria hidung belang.“Ini gila,” erang Sophia di dalam taksi yang tengah melaju lambat di jalanan yang padat.‘Satu lagi,’ batinnya. Kalau bar yang satu ini dia tidak menemukan orang yang dicarinya, maka Sophia akan pulang. Pasti akan ada seseorang yang mencari pria itu nanti.“Oh, kenapa aku tidak memikirkan ini tadi?” Sophia lagi-lagi bergumam pada dirinya sendiri.Tentu saja bakal ada orang yang mencari Luke. Karena dia adalah seorang Abraham.Sophia memarahi dirinya sendiri yang terlalu cepat mengambil keputusan. Sekarang dia sendiri yang menyesal dan lelah dengan keputusan yang diambilnya.Namun, sekalipun begitu, Sophia begitu lega saat menemukan kakak lelakinya itu berada di bar yang terakhir dia datangi. Luke te

    Last Updated : 2024-09-30
  • Hasrat Terpendam Suamiku   77. Wanita Dalam Kesulitan (2)

    “Luke!” Sophia buru-buru menjauh dari Daniel, tidak sempat mencerna apa yang terjadi, dia segera membantu kakak lelakinya bangkit.Daniel menghela napas melihat wanita di hadapannya yang tampak begitu kesusahan. Maka Daniel pun memutuskan untuk membantunya, memapah tubuh Luke Abraham di bahunya yang tentu saja jauh lebih kokoh ketimbang bahu kecil milik Sophia.“Ayo!”Saat Daniel mengatakan itu, seorang satpam berlari tergopoh-gopoh ke arah mereka. Daniel memberikannya tatapan peringatan.“Aku akan berbicara denganmu nanti,” kata Daniel sebelum satpam itu sempat mengatakan apapun, seperti permintaan maaf karena sudah meninggalkan posnya.Daniel dan Sophia pun berhasil membawa Luke ke dalam salah satu kamar hotel, menidurkannya di ranjang yang nyaman di mana lelaki itu langsung tidak sadarkan diri sepenuhnya alias tertidur.Sophia menatap kakak lelakinya sekilas dan merasa terganggu melihat sepatu yang masih terpasang maka Sophia pun membukanya.Daniel yang melihat itu diam-diam merasa

    Last Updated : 2024-09-30
  • Hasrat Terpendam Suamiku   78. Apa Kau Cemburu? (1)

    Satpam yang tadi sempat dimarahi oleh Daniel, kini kembali dengan gelas kopi di tangannya. Kopi yang sama persis seperti yang tadi Daniel jatuhkan. Hanya saja, jumlahnya yang hanya satu membuat Daniel ragu untuk mengambilnya.“Kenapa, Tuan Mateo?” tanya si satpam.Daniel menoleh pada Sophia yang masih menunggu taksi, berdiri tidak jauh dari Daniel dan satpam itu bertemu.“Tidak ada. Terima kasih, Dean,” jawab Daniel, kemudian mengambil kopi itu dan berjalan lagi mendekati Sophia, berdiri di sampingnya sambil menyesap minumannya dengan khidmat.“Sepertinya kau harus menunggu sampai beberapa jam ke depan untuk mendapatkan taksi. Kalau begitu, kau akan pulang larut malam. Kecuali kau mau menerima tawaranku tadi,” kata Daniel.Sophia menoleh padanya, kemudian menggeleng. “Sebentar lagi,” balasnya, sembari mengusap bahunya yang terasa sedikit dingin.Daniel menyadari hal itu kemudian menyodorkan kopinya ke hadapan Sophia. “Kau mau?”“Apa kau serius menawarkan minuman yang sudah kau minum k

    Last Updated : 2024-09-30
  • Hasrat Terpendam Suamiku   79. Apa Kau Cemburu? (2)

    Sophia menatap Daniel bertanya, lalu tersadar akan sesuatu. “Ah ya, aku lupa! Terima kasih atas bantuanmu, Daniel. Kau benar-benar penyelamatku.”Sophia tidak bisa melupakan begitu saja bagaimana kerepotannya dia tadi dan merasa sangat lega seolah setengah bebannya terangkat saat melihat Daniel muncul di sana.“Ya, sama-sama,” jawab Daniel dengan sneyuman manis.Albert menatap dua orang itu secara bergantian, lalu berdecak kesal.“Oh, and for your information,” tukas Daniel, mendahului Albert yang juga hendak mengatakan sesuatu.“Apa?” tanya Sophia.“Aku dan kakakmu bertetanggaan. Mungkin kalau besok kau hendak datang menjenguknya, kau juga bisa sekalian mampir ke kamarku. Bagaimana?”Setelah mengucapkan itu, Daniel tidak bohong saat mengatakan bahwa belakang kepalanya terasa panas. Yang pasti berasal dari tatapan tajam pria di belakangnya.Sophia yang menyadari tekanan berat nan berbahaya dari dua orang itu segera menyela dengan melepas tangan Daniel dari lengannya, lalu menatap pria

    Last Updated : 2024-09-30
  • Hasrat Terpendam Suamiku   80. Tidak Butuh Dokter (1)

    Saat Albert terdiam, dia berpikir bahwa apa yang dirasakannya memang rasa cemburu. Lalu kenapa? Sophia adalah istrinya. Sebagai suami tentu saja Albert akan merasa seperti itu saat melihat sang istri bertemu dengan lelaki lain tanpa sepengetahuannya.Tapi hal yang sudah sangat jelas itu, masa Sophia tidak tahu dan harus bertanya?Karena harga diri Albert terlalu tinggi untuk mengaku, jadi dia tidak menjawab pertanyaan itu dan langsung membuang pandang ke luar jendela. Sebagai ganti, Albert merapatkan tubuh sang istri ke tubuhnya dan memeluknya erat.Gestur itu sudah cukup menjawab pertanyaan di benak Sophia, jadi dia tidak bertanya lagi dan membalas pelukan Albert sama eratnya.***Sophia memimpikan kejadian itu lagi. Api yang panas, asap yang membuat dada sesak, serta rasa sakit di sekujur tubuh, dan suara teriakan melengking seorang perempuan meminta tolong.Saat Sophia bangun, badannya dibanjiri peluh, tangan dan kakinya bergetar hebat. Albert tengah memeluknya sambil mengusap-usap

    Last Updated : 2024-09-30

Latest chapter

  • Hasrat Terpendam Suamiku   Extra Bab 6 - Family ( END)

    Matahari pagi menerpa wajahnya, memberikan ilusi seolah sinar suci keluar dari pori-porinya. Dan semua anak rambutnya yang berantakan di kepala dan sekitar wajah nya, berwarna keemasan alih-alih cokelat gelap.Albert tersenyum, menatap Sophia dengan mata teduh. Kebiasaan yang sudah dimilikinya sejak lama; bangun pagi-pagi supaya bisa menyisihkan waktu setidaknya setengah jam untuk berpuas diri menatap wajah istrinya itu.Anak pertama mereka sudah lahir, putra bermahkota yang membawa pesan baik; Istvanzino Raymond.Perhatian keduanya jadi terbagi antara satu sama lain dengan anak mereka yang baru berusia satu tahun. Tidak banyak waktu yang Albert habiskan bersama Sophia, begitu pun sebaliknya. Tapi itu tidak apa, karena dia menyayangi putranya lebih dari apapun, dia akan mengorbankan segalanya. Dan Albert tidak ragu bahwa Sophia juga pasti akan melakukan hal yang sama.Hanya pada waktu pagi hari, beberapa saat sebelum Istvanzino terbangun, Albert memiliki

  • Hasrat Terpendam Suamiku   Extra Part 5 - Something Very Valuable

    “Albert.”Albert yang tengah memusatkan tatapannya pada layar laptop menoleh pada Sophia yang berdiri di hadapannya sembari berkacak pinggang. Perutnya yang telah membesar mengintip keluar dari kaus polos yang dia kenakan, dan pemandangan itu benar-benar menggemaskan, sukses mengalihkan fokus Albert seketika.“Ada apa, Sophie?”Kening wanita itu berkerut-kerut dalam. Albert mengernyit, kemudian bertanya dengan nada cemas. “Kenapa? Apa perutmu sakit?”Sophia menggeleng.“Lalu?”“Apa kau ingat dengan kalung yang … dulu aku berikan padamu?”“Kalung yang mana?”Tatapan mata Sophia tampak gelisah. Dia mencoba untuk menjelaskan sesuatu yang tampaknya sulit untuk dia jelaskan.“Kalung … yang dulu sering aku kenakan,” ucapnya.Albert mencoba untuk mengingat-ingat, tidak butuh lama dia pun langsung teringat. Tapi keberadaan benda tersebut memang benar-benar telah Albert lupakan.“Ya, kenapa dengan kalung itu?” tanya

  • Hasrat Terpendam Suamiku   Extra Part 4 - In a Sunny Day

    Bulan-bulan berlalu begitu saja.Musim dingin telah berganti menjadi musim semi, kemudian matahari terasa semakin tinggi dan musim panas pun datang. Usia kandungan Sophia sudah menginjak minggu ke dua puluh enam, atau sekitar tujuh bulan.Semuanya masih terasa sama, kecuali tubuhnya yang membesar dan keposesifan suaminya yang semakin menjadi. Selain perut yang membuncit, Sophia tidak mengalami perubahan signifikan pada area tubuhnya yang lain, tapi justru Albert yang mengalami perubahan-perubahan itu.Selama tiga minggu terakhir, Albert merutinkan olahraga untuk menjaga kondisi tubuhnya dalam bentuk yang ideal. Dia telah memakan makanan yang seharusnya Sophia makan, dia melakukan hal-hal yang seharusnya Sophia ingin lakukan. Dia juga masih sangat sensitif pada aroma dan masing sering muntah-muntah.Sophia tidak mengerti kenapa justru Albert yang mengalami semua itu. Bukankah seharusnya dirinya sebagai ibu yang mengandung? Tapi Dokter mengatakan bahwa itu

  • Hasrat Terpendam Suamiku   Extra Part 3 - Sweet Honey (19)

    Siang yang mendung ini Sophia bangun dengan perasaan ringan di dadanya. Dia menggeliat sekaligus menguap untuk melemaskan otot-ototnya yang kaku. Saat melirik pada jendela yang gordennya telah terbuka, salju turun dari langit dan semuanya nyaris tampak berwarna putih.Sophia pun bangkit duduk sembari menahan selimut untuk menutupi dadanya. Dia mengusap leher ketika mengingat aktivitasnya semalam dengan sang suami, Sophia nyaris merasa bahwa sentuhan pria itu masih tertinggal di kulitnya.Saat menoleh ke samping, dia tidak menemukan Albert di sana, dan seprai terasa dingin yang artinya Albert sudah bangun cukup lama. Sophia lantas bangkit, lalu dilepasnya selimut yang tadi menutupi tubuhnya, kemudian berjalan tanpa sehelai benang pun menuju tempat lilin aroma terapi masih menyala, Sophia meniupnya.Dia membutuhkan benda itu, karena ada begitu banyak lukisan di kamarnya ini sekarang. Aroma cat minyak masih tercium dari lukisan-lukisan yang belum sepenuhnya kering,

  • Hasrat Terpendam Suamiku   Extra Part 2 - Unexpected Encounter

    Suara deburan ombak memecah kesunyian malam. Semilir angin kencang bertiup, membawa aroma laut yang khas, menerbangkan embun air asin ke bibir pantai. Paula yakin kalau dia berdiri lebih lama di sana dia mungkin akan kembali ke kamar hotelnya dengan pakaian basah.Di akhir tahun yang terasa dingin di Inggris, membuat Paula memutuskan untuk berlibur ke Miami. Dia tidak pernah menyukai musim dingin. Baginya fashion di musim dingin itu terlalu membosankan, dia punya segudang pakaian untuk dipadupadankan di lemarinya.Namun jauh di dalam, alasan mengapa Paula pergi adalah bukan karena itu. Melainkan sesuatu yang mengganggu sikap rasionalnya akhir-akhir ini.Alexander Harrison. Pria yang dia pikir akan benar-benar memberinya cincin pertunangan, pergi meninggalkannya, sama seperti pria-pria sebelumnya.Melihat bagaimana Sophia, adik bungsunya yang kaku itu, bahagia dengan curahan cinta dari seorang pria, membuat Paula iri. Terlebih, pria itu adalah Albert Raymo

  • Hasrat Terpendam Suamiku   Extra Part 1 - Apologize

    Rasanya dingin.Sekujur tubuh dan ulu hatinya seolah membeku. Jalanan yang ramai tidak berhasil menepis rasa kesepian dan keputusasaan yang dia rasakan di dalam. Ucapan wanita itu terus terngiang dalam benaknya.Sophia Raymond.Apakah ini karma? pikir Cecilia.Sekarang, setelah dia tahu bahwa anak di dalam perutnya bukanlah anaknya bersama Albert, rasanya sedikit menyakitkan dan sulit dipercaya. Tapi kalau bukan Albert, siapa? Cecilia tahu bahwa dia telah bersikap seperti wanita murahan ketika memutuskan untuk mendekati Albert Raymond, namun pesona pria itu tidak bisa dia bantah, dan ayahnya saat itu begitu bangga ketika tahu Cecilia memiliki hubungan dekat dengan seorang seperti Albert.Cecilia merasa bahwa dia tidak bisa kehilangan lelaki itu, apapun alasannya, karena itu artinya dia akan kehilangan perhatian keluarganya juga. Sebab hanya dengan bersama Albert, dia akan dianggap berguna oleh ayahnya yang serakah.Namun kini, saat Cecilia s

  • Hasrat Terpendam Suamiku   Alternative Ending 5

    Setelah menceritakannya pada Sophia, Albert bertanya, “Kenapa kau tidak mengangkat teleponku atau membaca pesanku?”Sophia menatap Albert dengan pelototan tajam dan juga balas bertanya, “Kenapa kau mematikan ponselmu?”“Baterainya habis.”Sophia lantas mengangguk paham. “Ponselku tertinggal di mobil Daniel saat tadi aku mencoba menghubungimu berulang kali. Mom jatuh sakit lagi jadi Daniel ingin aku datang menemaninya sementara dia memiliki urusan penting di kantor yang harus diurus. Aku mengobrol dengan Mom dan baru selesai satu jam lalu. Kemudian aku bangun karena pemanas di kamarku tidak berfungsi dengan baik.”Helaan napas lega menyahut penjelasannya.Tersenyum tenang, Albert menidurkan kepalanya lagi dan membawa Sophia bersamanya.Dia melirik setelan pakaian kerjanya yang teronggok di atas karpet. “Seharusnya kau melepas milikmu juga,” ucapnya berbisik.Sophia menggumam.

  • Hasrat Terpendam Suamiku   Alternative Ending 4

    Sophia menarik selimut semakin rapat menutupi tubuhnya. Kamar ini memiliki penghangat ruangan yang buruk, mungkin karena sudah bertahun-tahun tidak digunakan. Sophia bersumpah bahwa dia akan berbicara pada Daniel mengenai hal ini besok. Dan oleh rasa dingin itulah Sophia terbangun dari tidurnya.Langsung diliriknya jam di atas nakas, ternyata dia baru terlelap selama satu jam. Setelah menemani ibunya di kamar sampai wanita itu terlelap, Sophia langsung ke kamarnya sendiri dan berbaring, tidak berniat untuk tidur, tapi kemudian jatuh tertidur.Sophia pun bangkit berdiri, dia butuh air hangat atau sesuatu yang mampu menepis rasa dingin itu. Sophia bangkit dan mencari ponselnya, lalu kemudian tersadar bahwa benda itu tertinggal di mobil Daniel.Dia belum memberi tahu Albert. Jadi Sophia memakai jubah tidurnya dan pergi ke luar kamar dengan tergesa, untuk pergi ke telepon rumah dan segera menghubungi suaminya itu. Albert pasti khawatir saat pulang ke apartemen dan t

  • Hasrat Terpendam Suamiku   Alternative Ending 3

    Kemudian, sebuah deringan membuyarkan lamunan Sophia. Wanita itu sejenak mengedarkan pandang dan sadar bahwa dirinya tengah duduk di sofa, di dalam apartemen yang sepi, seorang diri. Kejadian tadi pagi masih begitu lekat dalam ingatannya.Sophia pun menghela napas.Pagi tadi, Albert hanya memberikannya satu pelepasan dengan permainan jarinya, bersikeras bahwa mereka harus menemui dokter terlebih dahulu untuk melakukan lebih dari itu. Kemudian Albert melesat ke kamar mandi, berada di sana cukup lama dan berangkat kerja setelahnya.Sophia menatap langit yang kini sudah gelap, lalu mengambil ponselnya yang sedari tadi berdering dan melihat nama Daniel tertera di sana. Sophia mengangkatnya.“Daniel.”“Sophie, kau di mana?”“Aku masih di apartemen Albert,” jawab Sophia. Dia sudah memberi tahu Daniel dan Luke beberapa hari lalu mengenai akhir dari permasalahan rumah tangganya. Mereka terdengar lega, tapi sekalig

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status