Beranda / Romansa / Hasrat Terpendam Suamiku / 121. Sambutan Hangat (2)

Share

121. Sambutan Hangat (2)

Penulis: Asia July
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-10 14:48:26

Selesai makan siang, Albert dan Sophia kembali ke kamar.

Ponsel Albert berdering. Sebelum mengangkatnya, dia berbalik ke arah sang istri yang tengah terduduk di ranjang dan berkata, “Minum itu!” tunjuknya pada beberapa butir obat—atau lebih tepatnya vitamin—yang diletakkan di nakas.

Sophia hanya menatap pada piring kecil itu tanpa minat. Dia kesal karena Albert memperlakukannya seperti seseorang yang sakit, padahal dia baik-baik saja. Tapi pada akhirnya Sophia pun meminum tiga jenis vitamin itu secara bersamaan. Setelahnya, dia menatap Albert datar yang baru saja berhenti berbicara dengan lawan bicaranya dan menoleh ke arah Sophia.

“Kau tahu kalau aku baik-baik saja,” tukas Sophia tanpa basa-basi, mendelik tajam pada suaminya.

Albert balas menatapnya dengan tatapan menantang. Sambil menimang ponselnya di tangan, dia berkata datar, “Dana bilang akhir-akhir ini jadwal makanmu juga kacau.”

Sophia mengernyit. “Aku tetap makan tiga kali sehari!” bantahnya.

“Kau juga tidak meminum vitamin y
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Hasrat Terpendam Suamiku   122. Unexpected Encounter

    Albert menutup pintu di belakangnya lalu menatap Luke Abraham dengan pandangan dingin.“Aku tidak datang ke sini untuk urusan bisnis. Temui sekretarisku kalau kau perlu sesuatu untuk didiskusikan,” kata Albert.Luke tekekeh sarkastik. “Aku tidak datang untuk menemuimu, Sir Raymond,” balas Luke dengan nada sopan yang tidak menunjukkan keramahan sedikit pun oleh nada yang dia gunakan. “Aku ke sini untuk menemui adikku,” lanjutnya.Albert sejak awal menyadari bahwa Luke membenci Sophia. Albert tidak pernah bisa lupa bagaimana rupa ekspresi di wajah istrinya saat pria di hadapannya ini mengatakan hal-hal yang penuh akan omong kosong.Albert tidak bisa melupakan akan kata-kata menghina yang pria itu lontarkan pada Sophia.“Istriku sedang istirahat, kau bisa menemuinya besok saat sarapan,” sahut Albert. Tubuhnya yang besar dan bahunya yang lebar menutup akses pintu sehingga yang hanya mampu Luke lakukan hanya menatap pria itu dengan aura permusuhan.Albert tidak menaruh peduli, dia membalas

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Hasrat Terpendam Suamiku   123. Hadiah

    Satu jam adalah waktu yang tidak sebentar. Sophia sudah menguap beberapa kali, tapi sedikitpun tidak berniat untuk beranjak dari tempatnya. Film sudah diputar, fokus semua orang tertuju ke sana. Sedang fokus Sophia sendiri tengah melanglangbuana.Sebenarnya apa sih yang Sophia tunggu? Dia sendiri tidak tahu. tapi dirinya merasa, kalau dia pergi sekarang maka dia akan kelewatan sesuatu yang penting. Tapi sesuatu yang penting itu entah apa.Dengan kantuk yang menggantung di bawah pelupuk matanya, Sophia bersandar di dada Albert. Lelaki itu menyambutnya dan memeluk tubuh Sophia mesra.Tanpa Sophia sadari, sedari tadi lirikan penasaran dan penuh tanya tertuju ke arah mereka berdua yang secara terang-terangan menunjukkan kemesraan mereka yang intim. Hubungan Sophia dan Albert memang sudah menjadi rahasia umum. Mereka menikah karena keterpaksaan. Selama setahun lebih hubungan mereka, tidak sedikitpun tampak bahwa mereka akan menjalin hubungan suami istri yang harmonis.Sehingga pemandangan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Hasrat Terpendam Suamiku   124. Khawatir

    Saat sampai di dalam kamar mereka yang senyap, Albert menutup pintu dan menyandarkan punggung Sophia di baliknya, sedang lengan Albert yang kokoh bertumpu di kedua sisi wajah wanita itu.“Katakan padaku dengan jujur,” kata Albert, menatap Sophia dengan tatapan tajam.“Hm?” Sedangkan yang ditatap tampak bingung dan bertanya-tanya. “Apa itu?”“Apa alasanmu memberikan hadiah kepada Daniel Mateo, sedangkan tidak pernah sekalipun kau memberikanku, yang berstatus sebagai suamimu, hadiah apapun.”Sophia masih tampak tidak mengerti. Mengingat-ingat hadiah apa yang Albert bicarakan.Lalu Sophia pun teringat pada hari dia pergi ke mall dan bertemu dengan Daniel.“Ah, itu!” seru Sophia tiba-tiba yang membuat Albert menatapnya semakin tajam.“Ya, apa itu?” desis Albert dengan nada menuntut.Sophia lalu tersenyum menyesal. “Maaf,” katanya.Albert mendengus pendek. “Aku tidak meminta maafmu. Aku hanya ingin tahu apa alasanmu memberikan hadiah kepada pria lain. Apa dia lebih berarti dari suamimu se

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Hasrat Terpendam Suamiku   125. Anak Yang Tak Diinginkan (1)

    Kakak lelakinya itu balas menatap Sophia dengan pandangan rumit, memaku Sophia di tempatnya seperti orang bodoh.Luke malangkah mendekatinya, lalu berdiri di samping Sophia, memandang air kolam berenang yang beriak tenang.Luke membuka suara, “Di mana suamimu?”“Belum bangun,” jawab Sophia singkat.Luke mendengus geli. “Apa dia memiliki kebiasaan bangun siang? Pengusaha sukses sepertinya?”Sophia menjawab dengan tenang, “Dia kelelahan semalam.” Mengingat bagaimana Albert harus bekerja di hari liburnya yang tidak terduga membuat Sophia sedikit sedih. Semalam Albert sepertinya begadang dan baru sempat tidur saat dini hari tadi.Namun jawaban Sophia itu justru diartikan berbeda oleh pria di sampingnya. Luke mengira ‘kelelahan’ yang Sophia maksud adalah karena aktivitas malam mereka sebagai pasangan suami istri. Luke menyadari bahwa hubungan Sophia dan Albert telah jauh membaik dari sebelumnya, tidak menutup kemungkinan bahwa mereka sudah sering melakukan ‘itu’.Luke kemudian berdeham pel

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Hasrat Terpendam Suamiku   126. Anak Yang Tak Diinginkan (2)

    Sophia sudah bisa memahami kenapa Mariane, Billie, Paula, dan Luke, begitu membencinya. Mereka merasa dikhianati oleh kelakuan ayahnya, dan buah rasa sakit itu adalah Sophia.Ketika orang merasakan sakit, mereka pasti ingin rasa sakit itu segera hilang dari diri mereka ‘kan?Dan keluarganya, berhasil mengenyahkan buah rasa sakit itu dengan menikahkannya dengan pria yang terkenal tidak baik.Mereka menontonnya menderita dengan kehidupan pernikahan yang tidak bahagia.Sophia selalu bertanya-tanya, apa itu membuat mereka puas? Kalau Sophia tidak mencintai Albert sejak awal, mungkin rasanya tidak akan terlalu menyakitkan menyaksikan suaminya bermesraan dengan wanita lain. Tapi tidak ada yang bisa disalahkan, karena pernikahan itu terjadi tidak sepenuhnya atas keinginan keluarganya, tapi juga keinginan hati Sophia sendiri. Dan Sophia tidak bisa menyalahkan siapapun atas perasaan yang dia rasakan bukan?“Lalu kenapa sekarang?” gumam Sophia pada dirinya sendiriKenapa setelah berhasil menyin

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Hasrat Terpendam Suamiku   127. Tentangnya

    “Kau tidak mau membicarakannya padaku sekarang?” kata Albert, bersandar di sofa sembari mengusap puncak kepala sang istri yang tertidur di pahanya, selagi mata Albert terfokus pada layar laptop di meja.“Kau sedang bekerja,” sahut Sophia datar.Albert menunduk, menatap kelopak mata istrinya yang terpejam rapat. “Tapi aku akan mendengarkan.”Sophia kemudian berkata setelah terdiam cukup lama. “Apa menurutmu ada orang yang benar-benar tulus meminta maaf pada kesalahan yang telah lama mereka lakukan?”Deg!Pertanyaan itu menohok Albert, lebih dari yang Sophia pikir. Albert menatap intens kelopak mata Sophia, yang menyembunyikan manik bulat indah itu di baliknya. Andai Sophia membuka matanya sekarang, supaya Albert bisa menebak apa yang perempuan itu rasakan di dalam, karena mata selalu bisa berkata lebih jujur dari yang bisa dilakukan lidah.Kenapa Sophia bertanya demikian? Apa seseorang yang pernah menyakitinya selama ini tiba-tiba meminta maaf padanya? Sehingga Sophia mempertanyakan ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13
  • Hasrat Terpendam Suamiku   128. Tidak Pantas Bahagia (1)

    Sophia telah memberitahu Albert mengenai parade thanksgiving siang itu. Tadinya Sophia berniat pergi berdua saja, tapi ternyata bukan hanya dirinya seorang yang berpikir untuk melakukan itu. Sehingga mereka semua pergi secara bersamaan; Sophia dan Albert, Louis dan Mariane, Paula dan Alexander, serta Billie dan Daniel. Hanya Luke seorang yang tidak datang, dan Louis memberitahu mereka bahwa Luke pergi ke kantor karena harus mengurus sesuatu yang genting.Bayangan mengenai kencan pertama dengan suaminya sirna saat Sophia harus berjubelan di antara keramaian manusia. Namun sekalipun begitu, tidak barang sedetik pun Albert melepaskan tangannya dari Sophia sehingga kemana pun keramaian membawanya, dia selalu bersama Albert.Parade tahunan ini memang selalu meriah dan dihadiri oleh banyak orang. Berbagai bentuk monumen-monumen dan hiasan dibuat dari hasil panen yang melimpah. Hewan-hewan peliharaan dikeluarkan, juga mengikuti hari bersyukur itu secara bersama-sama dengan para pemiliknya.S

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13
  • Hasrat Terpendam Suamiku   129. Tidak Pantas Bahagia (2)

    “Apa-apaan itu tadi?!” desis Sophia dingin, merasakan perih tangannya dan rasa membengkak di pipinya.Paula masih terkejut oleh tamparan Sophia yang tidak terduga. Dia memegangi wajahnya dengan tangan yang bergetar.“Itu balasan untukmu,” jawab Paula, tersenyum pongah.“Balasan untukku?” beo Sophia dengan nada dingin yang menajam.“Kau mengambil sesautu yang bukan seharusnya menjadi milikmu.”“Oh ya? Apa itu? Kasih sayang dari kekasih tidak setiamu itu?” sindir Sophia. Dia sudah ingin mengatakan ini sejak pertama kali melihat wajah Alexander malam kemarin. Di saat Paula sibuk memamerkan kekasihnya yang seorang pengusaha sukses, entah di hadapan keluarga, teman-teman, maupun di akun media sosialnya, di saat itu juga Alexander justru tengah menikmati waktunya dengan wanita lain.Namun mendengar sindiran halus Sophia itu, justru membuat Paula terbahak. “Apa aku tidak salah mendengarnya dari seorang istri yang selama pernikahannya diselingkuhi oleh suaminya secara terang-terangan? Bukanka

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13

Bab terbaru

  • Hasrat Terpendam Suamiku   Extra Bab 6 - Family ( END)

    Matahari pagi menerpa wajahnya, memberikan ilusi seolah sinar suci keluar dari pori-porinya. Dan semua anak rambutnya yang berantakan di kepala dan sekitar wajah nya, berwarna keemasan alih-alih cokelat gelap.Albert tersenyum, menatap Sophia dengan mata teduh. Kebiasaan yang sudah dimilikinya sejak lama; bangun pagi-pagi supaya bisa menyisihkan waktu setidaknya setengah jam untuk berpuas diri menatap wajah istrinya itu.Anak pertama mereka sudah lahir, putra bermahkota yang membawa pesan baik; Istvanzino Raymond.Perhatian keduanya jadi terbagi antara satu sama lain dengan anak mereka yang baru berusia satu tahun. Tidak banyak waktu yang Albert habiskan bersama Sophia, begitu pun sebaliknya. Tapi itu tidak apa, karena dia menyayangi putranya lebih dari apapun, dia akan mengorbankan segalanya. Dan Albert tidak ragu bahwa Sophia juga pasti akan melakukan hal yang sama.Hanya pada waktu pagi hari, beberapa saat sebelum Istvanzino terbangun, Albert memiliki

  • Hasrat Terpendam Suamiku   Extra Part 5 - Something Very Valuable

    “Albert.”Albert yang tengah memusatkan tatapannya pada layar laptop menoleh pada Sophia yang berdiri di hadapannya sembari berkacak pinggang. Perutnya yang telah membesar mengintip keluar dari kaus polos yang dia kenakan, dan pemandangan itu benar-benar menggemaskan, sukses mengalihkan fokus Albert seketika.“Ada apa, Sophie?”Kening wanita itu berkerut-kerut dalam. Albert mengernyit, kemudian bertanya dengan nada cemas. “Kenapa? Apa perutmu sakit?”Sophia menggeleng.“Lalu?”“Apa kau ingat dengan kalung yang … dulu aku berikan padamu?”“Kalung yang mana?”Tatapan mata Sophia tampak gelisah. Dia mencoba untuk menjelaskan sesuatu yang tampaknya sulit untuk dia jelaskan.“Kalung … yang dulu sering aku kenakan,” ucapnya.Albert mencoba untuk mengingat-ingat, tidak butuh lama dia pun langsung teringat. Tapi keberadaan benda tersebut memang benar-benar telah Albert lupakan.“Ya, kenapa dengan kalung itu?” tanya

  • Hasrat Terpendam Suamiku   Extra Part 4 - In a Sunny Day

    Bulan-bulan berlalu begitu saja.Musim dingin telah berganti menjadi musim semi, kemudian matahari terasa semakin tinggi dan musim panas pun datang. Usia kandungan Sophia sudah menginjak minggu ke dua puluh enam, atau sekitar tujuh bulan.Semuanya masih terasa sama, kecuali tubuhnya yang membesar dan keposesifan suaminya yang semakin menjadi. Selain perut yang membuncit, Sophia tidak mengalami perubahan signifikan pada area tubuhnya yang lain, tapi justru Albert yang mengalami perubahan-perubahan itu.Selama tiga minggu terakhir, Albert merutinkan olahraga untuk menjaga kondisi tubuhnya dalam bentuk yang ideal. Dia telah memakan makanan yang seharusnya Sophia makan, dia melakukan hal-hal yang seharusnya Sophia ingin lakukan. Dia juga masih sangat sensitif pada aroma dan masing sering muntah-muntah.Sophia tidak mengerti kenapa justru Albert yang mengalami semua itu. Bukankah seharusnya dirinya sebagai ibu yang mengandung? Tapi Dokter mengatakan bahwa itu

  • Hasrat Terpendam Suamiku   Extra Part 3 - Sweet Honey (19)

    Siang yang mendung ini Sophia bangun dengan perasaan ringan di dadanya. Dia menggeliat sekaligus menguap untuk melemaskan otot-ototnya yang kaku. Saat melirik pada jendela yang gordennya telah terbuka, salju turun dari langit dan semuanya nyaris tampak berwarna putih.Sophia pun bangkit duduk sembari menahan selimut untuk menutupi dadanya. Dia mengusap leher ketika mengingat aktivitasnya semalam dengan sang suami, Sophia nyaris merasa bahwa sentuhan pria itu masih tertinggal di kulitnya.Saat menoleh ke samping, dia tidak menemukan Albert di sana, dan seprai terasa dingin yang artinya Albert sudah bangun cukup lama. Sophia lantas bangkit, lalu dilepasnya selimut yang tadi menutupi tubuhnya, kemudian berjalan tanpa sehelai benang pun menuju tempat lilin aroma terapi masih menyala, Sophia meniupnya.Dia membutuhkan benda itu, karena ada begitu banyak lukisan di kamarnya ini sekarang. Aroma cat minyak masih tercium dari lukisan-lukisan yang belum sepenuhnya kering,

  • Hasrat Terpendam Suamiku   Extra Part 2 - Unexpected Encounter

    Suara deburan ombak memecah kesunyian malam. Semilir angin kencang bertiup, membawa aroma laut yang khas, menerbangkan embun air asin ke bibir pantai. Paula yakin kalau dia berdiri lebih lama di sana dia mungkin akan kembali ke kamar hotelnya dengan pakaian basah.Di akhir tahun yang terasa dingin di Inggris, membuat Paula memutuskan untuk berlibur ke Miami. Dia tidak pernah menyukai musim dingin. Baginya fashion di musim dingin itu terlalu membosankan, dia punya segudang pakaian untuk dipadupadankan di lemarinya.Namun jauh di dalam, alasan mengapa Paula pergi adalah bukan karena itu. Melainkan sesuatu yang mengganggu sikap rasionalnya akhir-akhir ini.Alexander Harrison. Pria yang dia pikir akan benar-benar memberinya cincin pertunangan, pergi meninggalkannya, sama seperti pria-pria sebelumnya.Melihat bagaimana Sophia, adik bungsunya yang kaku itu, bahagia dengan curahan cinta dari seorang pria, membuat Paula iri. Terlebih, pria itu adalah Albert Raymo

  • Hasrat Terpendam Suamiku   Extra Part 1 - Apologize

    Rasanya dingin.Sekujur tubuh dan ulu hatinya seolah membeku. Jalanan yang ramai tidak berhasil menepis rasa kesepian dan keputusasaan yang dia rasakan di dalam. Ucapan wanita itu terus terngiang dalam benaknya.Sophia Raymond.Apakah ini karma? pikir Cecilia.Sekarang, setelah dia tahu bahwa anak di dalam perutnya bukanlah anaknya bersama Albert, rasanya sedikit menyakitkan dan sulit dipercaya. Tapi kalau bukan Albert, siapa? Cecilia tahu bahwa dia telah bersikap seperti wanita murahan ketika memutuskan untuk mendekati Albert Raymond, namun pesona pria itu tidak bisa dia bantah, dan ayahnya saat itu begitu bangga ketika tahu Cecilia memiliki hubungan dekat dengan seorang seperti Albert.Cecilia merasa bahwa dia tidak bisa kehilangan lelaki itu, apapun alasannya, karena itu artinya dia akan kehilangan perhatian keluarganya juga. Sebab hanya dengan bersama Albert, dia akan dianggap berguna oleh ayahnya yang serakah.Namun kini, saat Cecilia s

  • Hasrat Terpendam Suamiku   Alternative Ending 5

    Setelah menceritakannya pada Sophia, Albert bertanya, “Kenapa kau tidak mengangkat teleponku atau membaca pesanku?”Sophia menatap Albert dengan pelototan tajam dan juga balas bertanya, “Kenapa kau mematikan ponselmu?”“Baterainya habis.”Sophia lantas mengangguk paham. “Ponselku tertinggal di mobil Daniel saat tadi aku mencoba menghubungimu berulang kali. Mom jatuh sakit lagi jadi Daniel ingin aku datang menemaninya sementara dia memiliki urusan penting di kantor yang harus diurus. Aku mengobrol dengan Mom dan baru selesai satu jam lalu. Kemudian aku bangun karena pemanas di kamarku tidak berfungsi dengan baik.”Helaan napas lega menyahut penjelasannya.Tersenyum tenang, Albert menidurkan kepalanya lagi dan membawa Sophia bersamanya.Dia melirik setelan pakaian kerjanya yang teronggok di atas karpet. “Seharusnya kau melepas milikmu juga,” ucapnya berbisik.Sophia menggumam.

  • Hasrat Terpendam Suamiku   Alternative Ending 4

    Sophia menarik selimut semakin rapat menutupi tubuhnya. Kamar ini memiliki penghangat ruangan yang buruk, mungkin karena sudah bertahun-tahun tidak digunakan. Sophia bersumpah bahwa dia akan berbicara pada Daniel mengenai hal ini besok. Dan oleh rasa dingin itulah Sophia terbangun dari tidurnya.Langsung diliriknya jam di atas nakas, ternyata dia baru terlelap selama satu jam. Setelah menemani ibunya di kamar sampai wanita itu terlelap, Sophia langsung ke kamarnya sendiri dan berbaring, tidak berniat untuk tidur, tapi kemudian jatuh tertidur.Sophia pun bangkit berdiri, dia butuh air hangat atau sesuatu yang mampu menepis rasa dingin itu. Sophia bangkit dan mencari ponselnya, lalu kemudian tersadar bahwa benda itu tertinggal di mobil Daniel.Dia belum memberi tahu Albert. Jadi Sophia memakai jubah tidurnya dan pergi ke luar kamar dengan tergesa, untuk pergi ke telepon rumah dan segera menghubungi suaminya itu. Albert pasti khawatir saat pulang ke apartemen dan t

  • Hasrat Terpendam Suamiku   Alternative Ending 3

    Kemudian, sebuah deringan membuyarkan lamunan Sophia. Wanita itu sejenak mengedarkan pandang dan sadar bahwa dirinya tengah duduk di sofa, di dalam apartemen yang sepi, seorang diri. Kejadian tadi pagi masih begitu lekat dalam ingatannya.Sophia pun menghela napas.Pagi tadi, Albert hanya memberikannya satu pelepasan dengan permainan jarinya, bersikeras bahwa mereka harus menemui dokter terlebih dahulu untuk melakukan lebih dari itu. Kemudian Albert melesat ke kamar mandi, berada di sana cukup lama dan berangkat kerja setelahnya.Sophia menatap langit yang kini sudah gelap, lalu mengambil ponselnya yang sedari tadi berdering dan melihat nama Daniel tertera di sana. Sophia mengangkatnya.“Daniel.”“Sophie, kau di mana?”“Aku masih di apartemen Albert,” jawab Sophia. Dia sudah memberi tahu Daniel dan Luke beberapa hari lalu mengenai akhir dari permasalahan rumah tangganya. Mereka terdengar lega, tapi sekalig

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status