Share

Sikap yang Tidak Wajar

Penulis: Mommykai22
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Satu minggu berlalu dan perasaan Sophia tidak pernah tenang. Terhitung sudah tiga kali ia menolak Jackson saat pria itu ingin berhubungan dengannya dan satu kali lagi gagal karena Gemma memanggil Jackson untuk membicarakan pekerjaan penting. Dan selebihnya, Sophia selalu tidur duluan sebelum Jackson masuk ke kamar.

Sungguh, perasaan Sophia masih tidak jelas dan ia merasa apa yang ia lakukan ini salah, sangat salah. Tapi Sophia juga tidak bisa menerima Jackson seolah dirinya sudah dimiliki pria lain.

Ya, itu kenyataannya, Rafael adalah orang pertama yang tidur dengan Sophia dan sampai detik ini, Rafael masih adalah pria terakhir. Mereka sudah berhubungan cukup sering dengan sangat panas dan secara sadar, Sophia belum bisa membiarkan tubuhnya disentuh oleh pria lain, padahal Jackson adalah suaminya.

"Ah, perasaan ini menyebalkan sekali. Sial! Apa yang harus aku lakukan? Tidak mungkin aku menolaknya lagi nanti, besok, dan seterusnya."

Sophia terus mendesah kesal di dalam ruang kerjan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Hasrat Terpendam Sang Suami Kontrak    Akan Merebutnya Darimu

    "Hmm, ini enak sekali, mengisi perut setelah beraktivitas fisik yang hebat selalu terasa lebih nikmat. Benar kan begitu, Kak Jackson?" Gemma mengunyah makanannya sambil terus menatap Jackson dengan tatapan menggoda. Kaki Gemma masih tetap bermain-main di bawah meja dan Jackson juga tambah menikmatinya. "Tentu saja, Gemma. Tapi kau tahu, mendadak hasratku bangkit lagi. Aku tidak pernah puas denganmu, Gemma. Kita masih punya waktu, segeralah selesaikan makanmu dan layani aku lagi!" titah Jackson yang selalu membangkitkan hasrat Gemma juga. Gemma tidak pernah bisa membantah kalau mereka sudah di ranjang. Mereka pun menyelesaikan makan malam mereka dengan cepat, sebelum mereka pun naik lagi ke lift untuk menuju ke kamar mereka. Gemma tidak berhenti bergelayut di lengan Jackson dan saat keduanya sudah berdiri di dalam lift, dari pintu lift yang akan menutup, Onad berhasil mengambil foto keduanya yang sedang berciuman mesra. Jantung Onad pun berdebar kencang saat melakukannya dan tanga

  • Hasrat Terpendam Sang Suami Kontrak    Bukan Halusinasi

    "Aku masih tidak tega meninggalkanmu, Sayang." Jackson dan Sophia sudah duduk berdua di atas ranjang mereka malam itu dan Jackson terus menggenggam tangan Sophia."Ini perjalanan bisnis biasa, Jackson. Aku tahu kau sibuk dan aku baik-baik saja. Di rumah kan ada Ayah dan Ibu yang menemaniku, jadi jangan khawatir. Lagipula aku juga akan sibuk karena harus melakukan kunjungan ke resort kan? Jadi mari kita nikmati pekerjaan kita." Jackson dan Gemma akan pergi ke luar negeri bersama besok, meninggalkan Sophia sendirian bersama kedua orang tuanya. Sementara Sophia sendiri juga ada jadwal kunjungan proyek ke sebuah resort sehingga ia tidak bisa menemani suaminya. Tentu saja Jackson dan Gemma senang dengan kepergian mereka kali ini karena waktu untuk bersama menjadi lebih panjang dan lebih bebas. Namun, Sophia yang tidak mengetahuinya lagi-lagi merasa suaminya itu terlalu mencintainya sampai tidak tega meninggalkannya."Jangan lupa video call aku ya, Sayang. Sebisa mungkin, aku juga akan m

  • Hasrat Terpendam Sang Suami Kontrak    Insting Melindungi

    Sophia masih mematung dengan jantung yang berdebar kencang menatap pria yang sedang melangkah mendekatinya. Itu Rafael. Demi Tuhan, itu Rafael. Bagaimana pria itu bisa ada di resort ini dan bagaimana Sophia harus menghadapinya. Sophia pun masih tetap tegang sampai akhirnya Rafael makin mendekat ke arahnya dan Sophia pun buru-buru membalikkan tubuhnya seolah tidak mengenali Rafael. Namun, Rafael sudah tiba duluan tepat dibelakang Sophia dan menyapanya."Apa kabar, Sophia?"Sudah sejak tadi Rafael tiba di resort dan Rafael terus mencari sosok Sophia, sampai akhirnya ia menemukannya. Cukup lama Rafael hanya menunggu Sophia sampai selesai mengobrol dengan pemilik resort, sebelum saat ini, giliran Rafael yang bicara dengan wanita itu. Sophia yang disapa oleh Rafael pun begitu tegang dan ia tidak tahu harus bersikap seperti apa. Seluruh tulang Sophia seolah lemas dan Sophia mendadak sesak napas. Dengan sangat berat, Sophia pun menoleh perlahan dan memaksakan senyumnya menatap Rafael. "A

  • Hasrat Terpendam Sang Suami Kontrak    Modus Minta Ditemani

    "Sophia, awas!" Rafael masih sempat memekik kaget saat melihat baki yang dibawa pelayan di depan Sophia hampir terjatuh. Tanpa berpikir panjang, Rafael pun langsung saja mengalungkan lengannya ke pinggang Sophia dan menarik Sophia ke belakang. Namun, kejadiannya begitu cepat dan sup itu jatuh lebih cepat daripada gerakan Rafael. Seketika Rafael pun menahan napasnya sejenak saat lengannya tersiram kuah sup yang sangat panas itu."Akhh!" pekik Rafael kaget dan kepanasan sampai perih. Tidak lama kemudian, terdengar suara pecahan mangkuk yang terjatuh ke lantai sampai sang pelayan pun makin panik sendiri. "Astaga, maaf, Pak, Bu. Maaf, aku tidak sengaja. Anda tidak apa, Pak?" Beberapa tamu langsung menoleh melihatnya, sedangkan koordinator pelayan di sana pun lengang mendekati Rafael untuk melihat keadaannya. Sophia sendiri juga sudah begitu panik melihat lengan Rafael yang mulai memerah, tapi Rafael malah tetap lebih memperhatikan Sophia. "Kau tidak apa, Sophia?" "Aku tidak apa, t

  • Hasrat Terpendam Sang Suami Kontrak    Ketahuan Mengingatnya

    Sophia tidak tahu keputusannya menemani Rafael ini benar atau salah, tapi sungguh, rasa bersalah dan tidak tega masih melingkupi perasaan Sophia sampai akhirnya ia ada di sini, duduk berdua bersama Rafael di restoran resort. "Aku tidak bisa memotong steaknya, Sophia. Tolong potong untukku!" pinta Rafael. Lengan Rafael masih diperban sebagian di posisi yang paling parah, tapi telapak tangan dan jarinya bebas, walaupun rasanya masih sangat kaku dan perih. Sophia yang duduk di hadapan Rafael pun hanya mengembuskan napas panjangnya dan akhirnya memotongkan steak untuk Rafael. "Aku sudah memotong semuanya, kau bisa menusuknya dengan garpu memakai tangan kananmu." Rafael mengangguk patuh dan langsung melahap steaknya sambil tidak berhenti menatap Sophia. Bermimpi pun tidak, Rafael bisa kembali duduk berdua bersama wanita itu. Sungguh, Sophia yang sekarang memancarkan aura yang berbeda dibanding Alba, tapi keduanya tetap positif dan Rafael menyukai keduanya. "Kau sendiri tidak makan,

  • Hasrat Terpendam Sang Suami Kontrak    Suara Desahan di Telepon

    Sophia masih membelalak begitu tegang mendengar ucapan Rafael. Tatapan Sophia mendadak goyah, namun ia belum menjawab apa pun. "Itu ... aku tidak mengerti apa yang kau katakan, Rafael. Lepaskan aku! Kode apa aku tidak mengerti." "Jangan berbohong lagi, Sophia! Kau sudah mengingatku kan, Sayang? Kau sudah mengingatku kan?" seru Rafael yang langsung menciumi pipi Sophia. Sumpah demi apa pun, Sophia merindukan ciuman Rafael, tapi Sophia masih sangat waras untuk segera menjauh dari sana. "Tidak, lepaskan aku! Kau tahu tidak sopan menyentuh wanita seperti ini kan?" "Sophia, selama ini aku bertahan karena aku mengira kau tidak mengingatku. Aku takut kau memaksakan diri mengingatku dan itu akan menyakitimu. Tapi ternyata kau sudah mengingatku, jadi aku tidak akan menahan diriku lagi," seru Rafael kukuh.Jantung Sophia sendiri sudah berdebar tidak beraturan sampai napas Sophia tersengal. "Kau gila, Rafael! Aku tidak mengerti dan lepaskan aku!" Sophia menghentakkan dirinya dengan kuat s

  • Hasrat Terpendam Sang Suami Kontrak    Membungkam Bibir Dengan Bibir

    Jackson melotot marah pada Gemma yang bisa-bisanya mengeluarkan desahannya. Jackson pun menutup mulut Gemma erat-erat sampai Gemma kesulitan bernapas dan memukul tangan Jackson.Keduanya bertatapan kesal, sebelum akhirnya Jackson kembali harus menghadapi Sophia di telepon."Jackson, kau masih di sana kan?" tanya Sophia yang tidak kunjung mendapat jawaban dari suaminya. "Ah, iya, aku masih di sini, Sayang," sahut Jackson yang akhirnya kembali melepaskan dirinya dari Gemma saking kesalnya. "Kau ... ada di mana dan sedang bersama siapa, Jackson?" ulang Sophia dengan suara yang bergetar. Sophia bersumpah ia mendengar suara wanita yang sedang mendesah sampai perasaan Sophia mendadak tidak karuan. "Apa kau bersama wanita, Jackson? Maksudku ... aku mendengar ...." Sophia sedikit panik, bahkan tangannya juga gemetar sekarang dan tatapannya goyah. Namun, Jackson selalu bisa mengatasi situasi dengan begitu baik. Jackson sendiri sudah melangkah menjauh dari Gemma dan mencoba untuk menenang

  • Hasrat Terpendam Sang Suami Kontrak    Khilaf

    "Mmpphh, apa yang kau lakukan?" pekik Sophia sambil mendorong dada Rafael sampai bibir mereka terlepas sejenak. Namun, Rafael malah memeluk pinggang Sophia mendekat sampai tubuh mereka menempel dan Rafael pun berbicara di depan wajah wanita itu. "Kau mungkin bisa melupakanku atau berpura-pura melupakanku, tapi aku akan pastikan kau mengingat sentuhanku, Sophia Lewis," bisik Rafael, sebelum ia kembali membungkam bibir Sophia dan memagutnya dalam. Sophia menolaknya. Tentu saja Sophia menolaknya dan Sophia terus mendorong dada Rafael, walaupun pria itu sekeras batu. Malahan satu tangan Rafael memeluk pinggang Sophia makin erat dan satu tangan lainnya menahan tengkuk Sophia. Rafael bohong. Pria itu bilang lengannya sakit dan seharusnya lengan pria itu memang masih sakit karena lengannya masih diperban. Tapi mengapa pria itu malah tetap kuat sampai Sophia tidak bisa melepaskan dirinya atau mungkin ... tidak ingin melepaskan dirinya. Sungguh, awalnya Sophia berusaha menutup rapat bibirn

Bab terbaru

  • Hasrat Terpendam Sang Suami Kontrak    Hasrat Terpendam Sang Suami Kontrak (END)

    "Oek ... oek ...." Satu bulan lebih sejak pernikahan Onad dan Yola akhirnya Sophia pun melahirkan seorang bayi laki-laki yang sangat gemuk dan tampan. Sungguh, prosesnya sama sekali tidak mudah karena Sophia mengalami sakit seharian sejak kemarin, sebelum hari ini akhirnya bayinya berhasil lahir dengan selamat juga. Sophia sendiri sudah lama memutuskan untuk melahirkan secara normal. Rafael yang tidak tega melihat istrinya kesakitan pun sudah berulang kali hampir menyerah dan meminta operasi saja, tapi Sophia bertahan dan ia masih yakin mampu menahan semua rasa sakit itu. Dan perjuangannya tidak sia-sia. Semua rasa sakitnya pun mendadak lenyap saat mendengar tangisan merdu dari bayi mereka. "Oh, Sophia, Sayang, bayi kita, Sayang. Bayi kita!" seru Rafael yang terus menciumi wajah Sophia yang masih berkeringat itu. Rafael terus menggenggam tangan Sophia saat Sophia mengejan dan setiap detik kesakitan Sophia membuat hati Rafael begitu pilu. Kalau bisa, Rafael saja yang sakit, janga

  • Hasrat Terpendam Sang Suami Kontrak    Bahagia Untuk Semua

    "Hmm, akhirnya kita satu kamar lagi, Rafael." "Dan selamanya kita akan satu kamar sekarang, Sayang!" Rafael dan Sophia saling bertatapan mesra di kamar mereka malam itu. Setelah pesta sederhana di pagi hari, mereka kembali menjamu beberapa tamu makan malam sebelum mereka bisa beristirahat di malam pengantin mereka itu. Keduanya saling bertatapan mesra dan mereka pun menyatukan bibir mereka dengan mesra juga. Kali ini pagutan bibir mereka begitu menghayati karena tidak ada penonton seperti wedding kiss tadi, hanya ada mereka berdua di kamar sampai tangan Rafael pun leluasa membelai punggung Sophia. Tangan Sophia sendiri juga sama membelai punggung Rafael sambil ia terus memagut bibir suaminya. Mereka baru saling melepaskan bibir mereka saat mereka mengambil napas, namun napas mereka sendiri sudah tersengal. Rafael pun menatap Sophia dengan penuh cinta. "Dokter bilang kita sudah boleh melakukannya kan, Sayang? Aku sudah menahan diriku begitu lama," bisik Rafael dengan suara parau

  • Hasrat Terpendam Sang Suami Kontrak    Bersatu Dalam Cinta

    "Apa itu anak Jackson, Sophia?" Sophia langsung dibawa ke ruang keluarga begitu Jenni mengetahui Sophia hamil. Sungguh, perasaan Sophia tidak karuan saat ini. Sebenarnya bukan hal aneh Sophia hamil karena memang ia punya suami sebelumnya, tapi yang jadi masalah adalah suaminya sudah meninggal dan anak ini bukan anak suaminya. "Ayah senang sekali akan mempunyai cucu, tapi Ayah sedih karena cucu Ayah akan lahir tanpa Papanya," seru Lewis lagi. Namun, baik Jenni maupun Sophia tidak berkomentar apa pun. "Tunggu dulu, Lewis. Sophia, bukankah kau pernah bilang kalau kau belum pernah berhubungan dengan Jackson?" tanya Jenni tiba-tiba. Lewis mengernyit mendengarnya. Tentu saja bagi Lewis, suami istri itu sudah biasa berhubungan ranjang, malahan kalau belum pernah berhubungan itu baru tidak biasa. Dan Lewis tidak tahu kalau Sophia dan Jackson belum pernah berhubungan karena Sophia tidak terbuka pada ayahnya. Sophia hanya terbuka tentang hubungan ranjang pada ibunya. "Apa maksudmu, Jenni?

  • Hasrat Terpendam Sang Suami Kontrak    Kejutan yang Tidak Disangka

    Beberapa hari berlalu sejak meninggalnya Gemma dan semua ritual untuk penghormatan terakhir pun sudah selesai keluarga Lewis lakukan. Semua prosesnya berjalan lancar dan kali ini, keluarga Rafael datang semua untuk mengucapkan belasungkawa. Kakek Robert dan orang tua Rafael datang sebagai teman dan Lewis pun menyambut mereka dengan perasaan yang tidak bisa dijelaskan. "Kami turut berduka cita, Pak Lewis." "Terima kasih, Pak Robert. Terima kasih, Pak Thomas dan Bu Ivana. Terima kasih." "Turut prihatin dan berduka cita, Bu Jenni," ucap Ivana sambil memeluk wanita itu. "Terima kasih, Bu Ivana. Aku tidak akan melupakan bantuanmu menemaniku di rumah sakit waktu itu. Terima kasih." Jenni masih begitu melow dan berpelukan erat dengan Ivana dan Ivana pun seolah bisa merasakan kesedihan Jenni. Bagaimanapun, kehilangan anak adalah hal yang sangat menyakitkan. "Yang sabar ya, Bu. Gemma sudah tenang di sana." Jenni hanya mengangguk dengan air mata yang belum mau berhenti menetes. Sophia

  • Hasrat Terpendam Sang Suami Kontrak    Maaf yang Melapangkan Jalan

    Dua minggu berlalu dan kondisi Lewis terus berangsur membaik. Lewis sudah diijinkan keluar dari rumah sakit dan Rafael adalah orang yang selalu setia menemani di rumah sakit serta membantu semua untuk Lewis. Bahkan, Rafael membantu memapah Lewis ke mobil hari itu lalu mengantarnya pulang ke rumah. "Untung ada Rafael, terima kasih, Rafael," seru Jenni. "Mengapa harus merepotkan Rafael? Bukankah ada sopir?" seru Lewis yang masih kaku. Lewis sendiri sebenarnya sudah membuka hatinya. Bahkan, selama dua minggu ini, Lewis sudah tidak pernah protes melihat Rafael di kamarnya. Rafael membantu Lewis melakukan banyak hal dan menjaga Lewis saat semua orang tidak ada. Hanya saja, untuk mengatakan secara langsung masih berat bagi Lewis. Sophia yang mendengar ucapan Lewis hanya tertawa geli. "Rafael dan sopir tentu saja berbeda, Ayah. Bahkan, Rafael sampai sering meninggalkan pekerjaannya hanya demi menemani kita." "Ayah tidak pernah menyuruhnya. Tapi mana kakekmu yang tua itu? Mengapa dia t

  • Hasrat Terpendam Sang Suami Kontrak    Penerimaan Tersirat

    "Kondisi pasien sangat kritis. Kami hanya bisa bilang kami akan berusaha semaksimal kami." Setelah menangis begitu lama melihat jasad Jackson, akhirnya keluarga Sophia kembali menunggu Gemma di depan ruang operasi. Operasi besar berjalan sangat lama karena luka yang serius di tubuh dan kepala Gemma. Dan setelah menunggu begitu lama sejak Gemma dioperasi dan dipindahkan ke ruangan lain, akhirnya dokter pun menemui Sophia dan Jenni untuk memberitahu kabar yang sama sekali tidak baik itu. "Apa maksudnya, Dokter? Apa maksudnya?" tanya Jenni lemas. Namun, Sophia terus memeluk dan menenangkan Jenni. "Tenanglah, Ibu. Dokter bilang akan berusaha semaksimal mungkin kan? Kita tunggu saja. Kita tunggu saja." Jenni hanya bisa menggeleng dan terus menangis di pelukan Sophia, sedangkan Rafael mencoba bicara dengan dokter tentang kondisi Gemma yang ternyata memang sangat kritis, tapi Gemma masih tetap bertahan. Ivana juga tetap ada di rumah sakit untuk memberikan Jenni semangat, sedangkan Yol

  • Hasrat Terpendam Sang Suami Kontrak    Perpisahan yang Menyedihkan

    Tragis. Tidak ada kata lain yang lebih tepat lagi mengungkapkan apa yang Jackson dan Gemma alami. Mereka mengalami kecelakaan yang begitu tragis, bahkan mungkin lebih tragis dibanding kecelakaan Sophia waktu itu. Jackson sempat menyingkirkan Gemma sesaat sebelum mobil mereka menabrak pembatas beton, tapi malah sebuah benda tajam yang entah apa menembus dada Jackson. Benda tajam itu terbawa oleh mobil dengan kecepatan tinggi itu dan terus menusuk ke dada Jackson hingga rasanya begitu menyakitkan. Jackson merasakan dengan jelas detik-detik napasnya mulai memendek, detik-detik malaikat maut mempermainkannya dan menertawakannya. Semua sakit, sakit sampai Jackson tidak sanggup menjelaskan rasa sakitnya. Tubuhnya menggigil dan gemetar, perutnya bergejolak sampai ia hampir muntah. Rasanya dingin dan nyeri di sekujur tubuhnya, terutama di jantungnya, seolah organ berharga itu sedang dikoyak saat ini. Pecahan kaca dan serpihan lain dari mobil juga menghantam wajahnya dan membuat tusukan d

  • Hasrat Terpendam Sang Suami Kontrak    Karma Instan

    Jackson masih melajukan mobilnya tidak beraturan karena ulah Gemma. Keduanya terombang ambing di dalam mobil Jackson yang sudah berjalan zig-zag, tapi Gemma belum mau menghentikan serangannya pada Jackson. Tidak hanya mencekik Jackson, Gemma bahkan mulai memukuli Jackson sampai Jackson terus mengumpat dan makin kasar pada Gemma. Jackson menarik kencang rambut Gemma sampai Gemma terjungkal ke depan dan Jackson pun memukul Gemma di bagian mana pun yang bisa ia raih dengan tinjunya. "Akhh!" pekik Gemma kesakitan dan frustasi. "Rasakan itu, Wanita Jalang!" "Kau brengsek, Jackson! Kau brengsek! Seharusnya dari awal aku tidak bekerja sama denganmu! Kau brengsek!" pekik Gemma yang berniat menyerang Jackson lagi. Gemma sendiri sudah terjungkal sampai ke kursi depan tadi. Gemma berusaha keras memperbaiki posisinya dan bermaksud mencekik Jackson lagi, tapi malah Jackson sekarang yang mencekik Gemma duluan dengan satu tangannya. "Akhh! Lepas!" Gemma memukuli tangan Jackson, tapi Jackson m

  • Hasrat Terpendam Sang Suami Kontrak    Saling Menghancurkan

    "Sayang, kau baik-baik saja kan? Tidak ada yang terluka kan?"Rafael begitu cemas sekaligus lega saat akhirnya ia melihat Yola membawa Sophia keluar. "Rafael! Rafael!" Sophia langsung memeluk Rafael begitu erat sambil menitikkan air matanya. "Sophia!" Rafael juga memeluk dan menciumi pelipis Sophia dengan begitu sayang. "Untunglah kau selamat, Sayang. Aku tidak akan memaafkan diriku sendiri kalau sampai terjadi apa-apa padamu," ucap Rafael lagi sambil menangkup wajah Sophia. Sophia begitu terharu sekaligus sedih mendengarnya. Terharu karena ada pria yang bersedia bertaruh nyawa demi menyelamatkannya. Ucapan Rafael, tatapan mata Rafael, dan semuanya benar-benar membuat hati Sophia tersentuh akan cinta yang begitu besar. Sedangkan Jackson, suami Sophia sendiri yang seharusnya menjaga dan melindungi Sophia, tapi malah menjadi orang yang ingin membunuh Sophia. "Aku mencintaimu, Rafael! Aku mencintaimu!" ucap Sophia akhirnya yang tidak bisa menahan perasannya lagi. Sejak kembali mengi

DMCA.com Protection Status