Share

Bab 57

Penulis: Alana Nourah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-21 16:40:25

"Kapan Anda akan pulang, Tuan Dietrich?" Dari ujung panggilan telepon, Sigismund terdengar putus asa. "Kemarin Anda kabur begitu saja dan hari ini Anda tidak berada di kantor."

Dietrich menghela napas. "Aku masih punya beberapa urusan di sini. Bisakah kau mengurus segala sesuatunya seperti sebelum aku datang ke Praha? Jangan ganggu aku atau—"

"Ini adalah persoalan merger internasional, Tuan Dietrich." Sigismund memotong cepat. "Anda menginginkan penyelesaian proyek penggabungan Patricia Royal Inn dengan afiliasi dana real estate dan ekuitas swasta perusahaan The Redstone Group. Sesuai dengan ketentuan perjanjian merger, pemegang saham biasa Patricia Royal Inn Worldwide, Inc., akan menerima $50,50 tunai, tanpa bunga, untuk setiap saham biasa yang mereka miliki segera sebelum waktu efektif penggabungan. Sebagai akibat dari penggabungan, saham biasa Patricia Royal Inn akan berhenti diperdagangkan di Bursa Efek New York pada penutupan pasar hari ini dan akan dihapuskan."

Dietrich memijat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 58

    "Ada sesuatu yang Misha katakan padaku dan kurasa aku perlu membicarakannya denganmu, Istriku Yang Cantik."Suara Vladimir Alexandrov selalu rendah dan renyah. Menggelitik menggoda di telinga Catherine. Perempuan itu sedang duduk di drawing room pada suatu pagi, ketika suaminya masuk setelah selesai berkuda.Catherine mendongak dan tersenyum. Suaminya tak pernah berhenti mengirimkan getaran di sekujur tubuh Kat dan yang paling menyebalkan, wanita cantik itu masih sangat ingin making baby—membuat bayi dengan sang mafia tampan bahkan di saat dirinya sedang mengandung dua bayi sekaligus sekarang. "Mm-hm? Misha mengatakan sesuatu?""Katerina." Vladimir duduk di samping istrinya. "Ini adalah permasalahan serius."Senyum Catherine memudar. "Ada apa? Apakah kalian menghadapi ancaman lagi? Antipova bangkit dari kubur atau semacamnya?"Vladimir tertawa. "Bukan, bukan serius yang seperti itu."Catherine memukul suaminya pelan. "Katakan saja langsung!""Ini tentang temanmu Natalie." Vladimir ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 59

    Dietrich agak mulas membayangkan dirinya berhadapan dengan Nathaniel Casiraghi. Ayah dan ibu Natalie selalu menyambutnya dengan tangan terbuka. Begitu pula dengan kakak kedua Nat, si Gabriel. Akan tetapi, tidak begitu dengan Nathaniel.Pria yang satu itu bersikap penuh kecurigaan serta waspada—seolah Dietrich adalah penjahat yang siap melancarkan aksinya kapan saja."Nathan. Dietrich datang." Gabriel mengumumkan kedatangan mereka pada sang kakak pertama.Pria itu—Nathaniel—memiliki postur tubuh yang tegap dan tinggi seperti ayahnya. Wibawanya tidak main-main. Publik Monako bahkan sempat mengutarakan bahwa Nathaniel Casiraghi seharusnya diberikan posisi 'putra mahkota', bukan sepupunya.Nathaniel melipat koran favoritnya. Le Monde. Didirikan atas permintaan Charles de Gaulle pada akhir Perang Dunia Kedua, Le Monde adalah salah satu surat kabar Prancis yang paling banyak didistribusikan, dan paling mudah ditemukan di media cetak di luar Prancis. Dianggap sebagai surat kabar milik kelomp

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 60

    Dietrich terbang ke Praha pada siang harinya, dan baru kembali ke Paris minggu berikutnya. Lelaki itu sengaja datang sebelum hari di mana pesta Monsieur Cocteau diselenggarakan agar tidak terburu-buru.Ia sudah mengirimkan pesan berkali-kali pada Nat, tetapi tidak pernah ada jawaban. Jadi, saat Monsieur Randall—supirnya—berkata bahwa Catherine dan Vladimir sedang berada di Paris untuk bersama-sama menghadiri pesta Monsieur Cocteau juga, Dietrich tidak bisa menahan diri untuk datang menemui adiknya.Catherine selalu tinggal di Montmartre ketika mengunjungi Paris. Babushka—nenek dari Vladimir—memiliki sebuah mansion besar di kawasan itu. Kedatangan Dietrich disambut dengan baik. Para penjaga langsung membuka pintu tanpa bertanya pada saat melihat mobil lelaki itu meluncur mendekat. Kemudian, ketika Dietrich menurunkan kaca jendela mobilnya, para pria Rusia itu mengangguk hormat serta tersenyum lebar."Selamat datang kembali, Kakak Ipar Bos Vovochka!" Begitu mereka selalu menyapa Dietric

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 61

    Hamil?Hamil?Kepala Dietrich terasa seperti akan meledak. Hamil? Ada bayi di dalam perut Natalie?Mon Dieu.Natalie adalah gadis paling terhormat yang pernah Dietrich kenal. Dia cantik, tetapi kecantikannya tidak diumbar seperti kebanyakan gadis zaman sekarang melalui media sosial. Para paparazzi Monako harus berusaha keras untuk mendapatkan jepretan gambar Nat.Gadis itu memiliki tubuh menawan, tetapi pakaiannya selalu sopan. Dia lebih senang mengunjungi kedai bunga dibandingkan dengan club. Dietrich bahkan tahu bahwa Nat lebih menyukai suasana yang sepi dan hangat dibanding hingar bingar keramaian pesta.Yang paling utama, Natalie tidak menjalin hubungan yang serius dengan pria mana pun. Jadi, bagaimana gadis cantik itu bisa hamil?Dietrich memejamkan mata erat-erat. Tidak. Ini tidak mungkin benar, ‘kan?"Apa yang sebenarnya kau katakan, Catherine?" Dietrich memandang adiknya tajam. "Jangan membual. Kita semua tahu seperti apa Natalie."Catherine menghela napas dalam-dalam. "Aku ju

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 62

    Mon Dieu!. Seandainya saja ibunya tahu betapa Natalie menginginkan hal yang sama. Akan tetapi, gadis cantik itu cukup tahu diri untuk tidak banyak berharap.Sejak kecil, cintanya bertepuk sebelah tangan. Ya. Itu benar.Natalie tumbuh sebagai gadis dengan penampilan biasa-biasa saja—bukan dengan kecantikan super menawan seperti Catherine yang dipuja semua orang. Tidak ada yang kurang dalam diri Nat. Kulitnya bagus. Matanya lebar dan indah. Akan tetapi, Dietrich tidak pernah memandang ke arahnya. Tidak dengan sorot penuh kekaguman seperti seorang kekasih yang tergila-gila.Sejak berusia empat belas, Natalie terus memandang ke arah Dietrich. Setiap ada acara yang mengharuskan kedua keluarga berkumpul, pandangan mata Nat akan selalu mencari pemuda itu. Natalie memandang dalam diam. Hanya doa yang berani ia katakan dalam hati—harapan agar suatu saat nanti Dietrich akan datang kepadanya dan benar-benar melihatnya.Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Dietrich hanya datang untuk melampiask

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 63

    Patricia Royal Inn cabang Paris merupakan salah satu hotel paling mewah yang berjarak 2 blok dari Tuileries Garden, 1,3 km dari koleksi seni terkenal di museum Louvre, dan 12 menit berjalan kaki dari pertokoan kelas atas di Champs-Élysées.Kamar-kamarnya ditata apik beraksen Eropa dan Asia. Linennya mewah. Pemandangan jalannya menakjubkan, tiada duanya, ke arah taman dan kota. Hotel ini juga memiliki akses Wi-Fi berkecepatan tinggi, TV layar datar, dan mesin espresso di masing-masing kamar. Beberapa kamar memiliki teras atau balkon, sedangkan suite mewah memiliki ruang keluarga terpisah.Terdapat dua restoran mewah yang menyediakan pasokan makanan bercita rasa tinggi, termasuk restoran Prancis berbasis sensori yang terkenal, serta bar yang nyaman, dan toko kue yang paling dicari oleh pecinta rasa manis. Fasilitas lainnya meliputi spa mewah, kolam renang indoor, dan pusat kebugaran.Patricia Royal Inn memiliki beberapa ballroom—atau yang lebih dikenal dengan sebutan salon—mewah untuk b

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 64

    "L-Lepas!"Natalie berusaha memberontak ketika pintu ganda menuju lorong barat daya telah tertutup rapat dan sekarang mereka sendirian. Namun, meskipun tidak ada jalan keluar lain yang mengizinkan Nat untuk kabur, Dietrich tetap tidak melepaskan cengkeramannya bahkan melonggar pun tidak."Katakan padaku, apakah itu benar?" Dietrich mendesis pelan.Natalie mendongak. Kemudian, wajah marah Dietrich tergambar jelas di hadapannya. Nat bergidik kecil. Kulitnya meremang dan perutnya melilit sedikit.Tidak. Menghadapi Dietrich adalah hal terakhir yang bisa diinginkannya sekarang."Lepaskan aku, Dasar Berengsek! Aku tidak mengerti apa maksudmu!" Natalie mengumpulkan segenap tenaga dan berusaha meronta. Akan tetapi, tenaganya masih kalah jauh dengan Dietrich. Lelaki itu bahkan tidak bergerak dari posisinya semula.Sekarang, kedua tangan besar Dietrich mencengkeram bahu Natalie. "Katakan padaku, apakah apa yang dibilang oleh Catherine benar? Apakah kau benar-benar hamil? Atau ini hanya sekedar

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-23
  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 65

    "Tidak bisa menjaga diri dengan baik." Dietrich membetulkan. "Aku tidak akan menghakimimu. Aku tahu aku tidak berhak melakukannya, dan urusan kau tidur dengan siapa bukan urusanku. Itu tidak menjadikanmu pelacur. Jangan gunakan itu untuk menyebut dirimu sendiri, tapi ...." Kini Dietrich kembali memandang Natalie dengan sorot dingin yang menusuk tulang. "Kau memang tidak bisa menjaga dirimu sendiri. Jika tidak memiliki pencegahan apa pun, setidaknya minta pasanganmu untuk memakai pengaman, Nat. Tidak bisakah kau melakukan itu? Kita berdua tahu membesarkan bayi sama sekali tidak mudah. Catherine contohnya. Aku tidak percaya bahkan setelah enam tahun kita membantu Kat merawat si kembar Nasya dan Tata, kau bisa begitu ceroboh membiarkan dirimu sendiri hamil!"Natalie mengangguk. Kemudian, perempuan itu mendongak dengan mata berkaca-kaca. "Itu benar. Aku memang ceroboh. Tapi, ini sudah terjadi. Apa yang kau ingin aku lakukan sekarang? Meniadakan bayi ini?""Meniadakan ba—apa maksudmu seben

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-23

Bab terbaru

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 126

    Monte Carlo, Monaco.Sudah hampir sebulan berlalu semenjak Natalie kehilangan bayinya. Tak ada satu hari pun berlalu tanpa ia mendapatkan surat berisi permohonan maaf—permintaan agar wanita cantik itu mau memberikan kesempatan sekali lagi pada pernikahan—yang datang bersama buket bunga dan cokelat dari Dietrich.Terkadang, buket itu juga disisipi boneka-boneka beruang mini yang dipesan khusus dari tempat Vladimir memesankan Teddy Bear pembawa tomat milik Nasya dan Tata. Boneka-boneka itu, si beruang mini, selalu memiliki tiga item dalam satu serinya. Beruang ayah, beruang ibu, dan beruang anak laki-laki. Si beruang ayah dan beruang ibu memiliki warna mata Dietrich dan Natalie. Serta, warna rambut mereka sebagai corak bulu di seluruh badan.Pada sebuah surat yang dikirimkan beberapa waktu lalu, Natalie hampir tersenyum. Hampir saja, jika perempuan itu tidak ingat bahwa dirinya sedang berada dalam masa berkabung.Mon Amour, tulis Dietrich.Jangan bersedih lagi. Musim dingin yang menyeba

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 125

    Dietrich kembali ke Brussel sendirian, setelah Natalie dibawa pulang ke Monte Carlo malam itu ... tanpa berpamitan. Seluruh keluarga Toussaint masih berada di istana musim panas Babushka. Vladimir dan Catherine berencana menghentikan pesta yang berlangsung untuk menyambut kelahiran kedua putra mereka—demi menghormati Dietrich dan menyatakan bahwa mereka turut berduka atas kehilangan yang Dietrich dan Natalie rasakan.Namun, Dietrich menolak. Fyodor dan Mykola berhak mendapatkan semua pesta itu. Begitu pula dengan Catherine—yang meski sudah memiliki empat anak, tetapi baru pertama kali merasakan bahwa pengalaman melahirkannya dirayakan. Jadi, malam itu juga Dietrich mengemasi barang-barangnya kemudian bertolak menuju bandara Pulkovo untuk selanjutnya terbang kembali ke rumah.Ke kastil Toussaint.Malam di awal bulan Januari itu gelap dan sungguh tanpa bintang. Membeku ... menggigit hingga ke dalam sukma. Dietrich menatap hampa semuanya melalui jendela pesawat—dan limosin yang dikemudik

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 124

    "Kau dengar sendiri apa yang dikatakan oleh putriku." Dietrich mendengar Tuan Casiraghi—ayah mertuanya—berjalan mendekat tatkala Natalie tertidur di dalam kamar rawat inapnya.Ya. Dietrich tidak tuli. Tentu saja dia mendengar semuanya."Kami akan membawanya pulang ke Monte Carlo," kata Tuan Casiraghi di depan semua orang. "Urusan perceraian nanti akan diselesaikan oleh tim pengacara yang kami tunjuk."Dietrich termenung. Semua yang terjadi padanya hari ini benar-benar terasa bagai mimpi yang jauh—sebuah mimpi buruk. Lelaki itu mengerling pada Natalie yang masih berada di atas bed pasien, namun sosok cantik itu telah mengalihkan pandangan ke arah lain.Bagaimana semuanya bisa menjadi seperti ini? Bagaimana cintanya dapat menyerah pada hubungan mereka berdua di saat mereka sama-sama kehilangan?Di saat seluruh ruangan hening selama beberapa saat, Dietrich tahu bahwa semua orang sedang menunggu jawabannya. Maka, ia mengangguk. Ia tidak sanggup mengatakan apa pun. Dan ia menahan diri agar

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 123

    Derap kaki Dietrich menggema di seluruh lorong rumah sakit, diikuti langkah kedua orang tuanya—Anthony Toussaint dan Lady Louise. Raut penuh kepanikan tampak jelas di wajah pria tampan itu. Tubuhnya yang tinggi dan tegap berpacu lebih dulu dibandingkan dengan siapa pun untuk mencapai ruang operasi tempat istrinya berada.Operasi masih berlangsung. Ruang tunggu di depannya lengang. Sunyi. Seolah mengejek lelaki itu dalam keheningan yang menyakitkan."Duduklah dulu dan tenangkan dirimu, Dietrich," bujuk Anthony Toussaint. "Kita doakan saja agar semuanya berjalan lancar dan Natalie baik-baik saja."Lady Louise sependapat dengan sang suami. "Aku sudah menghubungi Stéphanie. Dia dan keluarganya sudah dalam perjalanan kemari."Kedua tangan Dietrich lari ke kepala untuk meremas rambutnya sendiri. Kemudian, turun ke bagian tengkuk, dan berakhir membentuk sebuah kepalan yang diarahkannya ke mulut pria tampan itu sendiri. Kekalutan melanda dirinya—sampai paru-parunya mulai terasa kesulitan untu

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 122

    Pada saat mobil telah berhenti di depan ruang gawat darurat rumah sakit, Natalie tidak sempat berpikir lagi. Segalanya terasa bagai mimpi—bagaimana dia diangkat dan diletakkan di sebuah brankar. Brankar tersebut didorong ke dalam, lalu Dokter Özge tampak berbicara dengan beberapa petugas medis dan dalam sekejap Natalie dimasukkan menuju sekat pemeriksaan.Sebuah gelengan pelan yang dilakukan oleh Dokter Özge sesaat setelah pemeriksaan menghancurkan hati Natalie bahkan sebelum sang dokter sempat berbicara."Nyonya Natalie maafkan saya. Saya tidak menemukan detak jantung janin Anda lagi." Dokter Özge berkata gamblang.Penegasan itu membuat Natalie sontak terisak. Tangisannya pecah begitu saja—tanpa bisa ditahan lagi. Ini adalah hal yang menakutkan. Tidak, bukan. Sesungguhnya, ini adalah hal yang paling ia takutkan. Bahkan sejak awal kehamilan, Natalie tidak pernah merasa percaya diri bahwa semua akan baik-baik saja. Seolah dia sudah tahu bahwa ini akan terjadi."Nyonya," Dokter Özge men

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 121

    "Apa yang Anda rasakan?"Pertanyaan Dokter Özge menyentakkan Natalie kembali pada kenyataan. Wanita itu melarikan tangan ke belakang leher, lalu mengusap keringat dingin yang terus membasahi kerah sweater-nya di sana sembari menelan ludah. "Tidak ada."Dokter Özge mengangguk. "Nyonya .... Sering kali kita tidak memerhatikan. Namun, apa yang kita rasakan tidak selalu itulah yang bayi kita rasakan. Anda mungkin tidak merasa lelah ... atau mungkin tidak sadar bahwa Anda sebenarnya sedang stres. Banyak sekali hal yang bisa memicu timbulnya flek. Pemeriksaan oleh dokter Anda di Venezuela menunjukkan beberapa gejala yang tidak bagus. Namun, jangan khawatir. Bukan berarti sekarang kondisinya belum membaik."Natalie mengangguk, kemudian memejamkan mata. Sebelah tangannya mengusap lembut perutnya. Wanita cantik itu berusaha merasakan. Apa pun—entah itu hingar bingar suara musik di kejauhan, kembang api yang terus memeriahkan langit musim dingin, suhu udara yang semakin menurun seiring bertamba

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 120

    Pada saat Natalie sampai di kamar tempat Catherine dan anak-anaknya berada, Dokter Özge membuka pintu dan keluar sebelum Natalie sempat menyentuh gagang pintu. Wanita berkacamata tebal itu agak terkejut, tetapi senang melihat kedatangan Natalie."Nyonya Toussaint!" Dokter Özge berseru lalu kedua tangannya meraih pundak Natalie. "Saya mendengar banyak hal tentang pernikahan Anda yang sensasional. Selamat, Nyonya. Semoga pernikahan Anda mendapatkan keberkahan dan langgeng. Anda ingin menjenguk Nyonya Alexandrov?"Natalie tersenyum. "Terima kasih. Ya, Dok. Saya kemari untuk melihat bayi-bayi Catherine."Dokter Özge mengangguk. "Bagaimana dengan kehamilan Anda sendiri? Apakah semuanya baik-baik saja?"Natalie terdiam agak lama."Nyonya? Apakah ada yang bisa saya bantu? Anda tampak ... sedikit pucat." Dokter Özge membantu Natalie untuk duduk di sebuah kursi di lorong. "Apakah ada masalah?"Natalie menelan ludah. "Saya sempat memeriksakan kandungan sebelum terbang kemari, tetapi ... dokter

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 119

    Natalie tidak berani banyak bergerak. Dokter kandungan yang diam-diam ia temui di Venezuela meresepkan serangkaian obat penguat kandungan dan beberapa vitamin tambahan, serta memberikan saran untuk beristirahat sebanyak mungkin demi menghindari stres.Yang terakhir adalah yang paling sulit. Natalie tidak merasa stres akan apa pun, tetapi entah mengapa dokter mengatakan itu. Badannya pun tidak terasa lelah bahkan setelah perjalanan panjang dari Brussel ke New York, kawin lari ke Las Vegas, kembali ke Monte Carlo, berbulan madu ke Caracas, kemudian sekarang sedang dalam penerbangan lanjutan dari Brussel menuju St. Petersburg."Selamat datang di Rusia, Tuan-Tuan dan Nyonya-Nyonya sekalian!" Erik—tangan kanan Vladimir Alexandrov—menyambut kedatangan pesawat jet pribadi terbesar milik Alexandrov, Lexstream One, yang ditugaskan khusus menjemput keluarga Toussaint—di bandar udara Pulkovo, dengan senyum ramah yang kini tidak lagi tampak seperti seringaian beruang di mata Natalie.Dietrich men

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 118

    "Vladimir Alexandrov baru saja memberi tahuku bahwa hari perkiraan lahir anak-anaknya sudah dekat. Keluarga Toussaint sudah akan berangkat ke Rusia. Tapi, aku ingin bertanya padamu dulu sebelum memutuskan apa pun. Bagaimana menurutmu? Apakah kita ikut berangkat ke St. Petersburg? Atau kita masih tinggal di sini untuk beberapa lama lagi?"Dietrich Toussaint kembali pada istrinya setelah memesan makan siang dan menerima telepon lain dari adik iparnya. Lelaki itu tampak riang. Sumringah. Senyumannya teramat lebar menandakan kebahagiaan menyambut calon keponakan-keponakan barunya.Ia menghampiri sisi ranjang istrinya, kemudian menggenggam jemari perempuan cantik itu lembut. "Mereka baru akan lahir, tetapi aku sudah tidak sabar menanti mereka dewasa. Kurasa, mereka akan sama ugal-ugalannya dengan kedua kakak mereka," ucapnya. "Dan mereka akan menjadi sepupu-sepupu yang baik untuk anak kita."Natalie menelan ludah. Sekilas, Dietrich sempat melihat kilau kesedihan di mata wanita cantik itu,

DMCA.com Protection Status