Beranda / Urban / Hasrat Sang Pewaris / Pewaris di Dalam Jeruji Besi

Share

Pewaris di Dalam Jeruji Besi

Penulis: Chana Lee
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Aku adalah Saka Sadewa, pewaris tunggal keluarga Sadewa!"

Orang yang dikenal sebagai gembel kampus itu mengatakan sebuah pengakuan yang tak terduga dan sangat mencengangkan.

Siapa yang bisa percaya, saat seorang 'gembel kampus' yang nunggak biaya kuliah, yang setiap hari menggunakan motor butut, mengakui dirinya sebagai pewaris tunggal orang terkaya di negeri ini?

Rasanya tak akan ada, tapi Saka mengakuinya dengan penuh keyakinan.

"Kalian tentu tahu seberapa besar pengaruh keluarga Sadewa di negeri ini, kan? Jadi lepaskan aku kemudian tangkap dan lakukan penyelidikan untuk Damian Delangga! Aku yakin dia pelakunya," lanjut Saka dengan aura yang jauh dari kesan seorang gembel.

Saka benar-benar ingin menunjukkan kekuatan dirinya di hadapan ketiga oknum polisi yang sudah bertindak sewenang-wenang terhadapnya.

Ketiga oknum polisi itu pun jelas tersentak, mereka langsung mematung, saling tatap satu sama lain kemudian berakhir menatap Saka penuh selidik.

"Kamu ... pewaris tunggal keluarga Sadewa?" celetuk salah satu petugas sambil menyipitkan matanya menatap mata Saka penuh selidik.

Saka mengangguk.

Sementara, para petugas itu terlihat mulai ragu, terlebih saat melihat pakaian lusuh yang melekat di tubuh Saka.

Akan tetapi, segala hal yang menyangkut keluarga Sadewa, maka hal itu bukanlah hal sepele. Mereka -Para polisi itu tentu tahu akan besarnya kekayaan, kekuatan, serta pengaruh keluarga Sadewa di negeri ini.

Mereka yang hanya polisi berpangkat rendahan, tak akan sebanding dengan kekuatan keluarga Sadewa.

Bahkan, kekuatan serta pengaruh keluarga Delangga pun tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan keluarga Sadewa.

Mereka tahu bahwa mereka harus sedikit lebih berhati-hati.

Salah satu polisi pun bergegas kembali ke meja, ia memeriksa ulang berkas terkait identitas Saka untuk memastikan kebenarannya.

Setelah memeriksa berkas itu, sang oknum polisi pun langsung terkekeh sambil menggelengkan kepalanya dan berjalan kembali ke hadapan Saka.

"Kamu memanfaatkan nama belakangmu yang sama untuk menakut-nakuti kami, hah!" celetuk oknum polisi itu sambil menatap Saka dengan berkacak pinggang di hadapan Saka.

Selain nama belakang yang sama, oknum polisi itu ternyata tak mendapati keterkaitan Saka dengan keluarga Sadewa.

"Apa aku terlihat sedang berbohong?" timpal Saka dengan tegas sementara kedua tangannya masih terborgol.

Ketiga oknum polisi itu pun menajamkan matanya lebih dekat dan lebih lekat menatap Saka.

"Bagi kami, semua tahanan adalah pembohong!" ujar salah satu petugas sambil menempelkan telunjuknya di dada Saka dan menekannya dengan kuat.

Mereka seperti sudah muak dengan ucapan Saka yang mereka kira merupakan sebuah kebohongan.

Akhirnya, pukulan demi pukulan pun bertubi-tubi menghantam tubuh Saka.

Saka yang diborgol tentu tak bisa melawan, tubuhnya seakan samsak yang sengaja dibuat untuk menerima setiap pukulan dan tendangan. Hajaran yang dilakukan oleh tiga orang oknum polisi yang terlatih itu cukup membuat Saka ambruk di atas lantai.

Setelah ambruk, Saka langsung diseret.

Mereka melepaskan borgol dari tangan Saka kemudian melemparkan tubuh Saka ke dalam sel sementara di sana.

"Dasar pemerkosa! Membusuklah kau di sana!"

"Bermimpilah jadi pewaris keluarga Sadewa!"

BRUUUUUGH! Saka dilempar bagai sampah menjijikan.

Saka meringis menahan sakit pada sekujur tubuhnya yang terasa remuk dan patah.

Terlebih pada hatinya.

***

Selang beberapa jam berlalu, di sudut sel yang sempit, lembab, dan sedikit berdebu.

Wajah tampan Saka kini terlihat penuh memar dan lebam, ia duduk sambil membayangkan sosok Anggia.

Rasa sakit di tubuhnya mungkin tak seberapa jika dibandingkan dengan rasa sakit yang dialami Anggia yang menjadi korban pemerkosaan dalam kasus ini.

Saka benar-benar tercabik hatinya atas kejadian ini, bukan tentang hal yang menimpa dirinya, tapi lebih tentang nasib Anggia yang harus terenggut kesuciannya.

'Jika benar Anggia diperkosa, maka aku sangat yakin jika Damian yang melakukannya! Aku akan membuat dia menyesal seumur hidup!' rutuk Saka di dalam hatinya.

Namun saat ini, Saka tak mampu untuk berbuat banyak.

Para oknum polisi telah menghajarnya tanpa belas kasihan hingga ponsel Saka pun hancur di saku celananya.

Maka dari itu, Saka tak bisa menelpon keluarganya, atau siapa pun.

Namun di saat yang bersamaan, terdengar seorang wanita yang tengah berbincang di ruang lain tak jauh dari sel sana.

"Aku mau menemuinya."

Suara seorang wanita itu terdengar begitu tak asing di telinga Saka.

Saka mengerutkan keningnya, menajamkan pendengarannya.

Ia sangat mengenali suara itu.

Suara derap kaki kemudian terdengar, hingga tak lama kemudian, muncullah sosok wanita cantik dengan kemeja putih dan rok hitam pendek yang ketat hingga menampakkan pahatan tubuh yang begitu indah.

Wangi farpum yang khas pun perlahan menelusup ke rongga hidung Saka.

"Bu Laura?"

Saka bangkit kemudian berjalan mendekati jeruji besi yang kini menjadi pembatas baginya dan bagi Laura -dosennya.

Bab terkait

  • Hasrat Sang Pewaris   Saat Dikunjungi Dosen Cantik

    Mata Saka membulat sempurna.Saka tak menyangka, jika dosennya ini masih mau menemuinya setelah penolakan dirinya terhadap ajakan tidur dari dosen cantiknya itu.Tak hanya itu, bahkan sebelumnya pun, bu Laura telah membayarkan tunggakan uang kuliahnya, tanpa sepengetahuannya.Seribu tanya bersarang di benak Saka.Sementara, Laura langsung terbelalak saat melihat keadaan Saka yang babak belur dengan luka lebam di wajahnya."Siapa yang membuat kamu seperti ini, Saka!" teriak Laura sambil mendekati jeruji besi seraya menatap setiap lebam di wajah tampan Saka.Terlihat wajah penuh khawatir di mata indah Laura yang bergetar dan berkaca-kaca di balik kacamata beningnya."Apa para polisi itu yang menghajarmu hingga kamu seperti ini?" terka Laura dengan suara serak dan bergetar penuh amarah."Tega sekali mereka, keterlaluan!" rutuk Laura sambil menatap keadaan Saka yang memprihatinkan.Saka menunduk seakan menyembunyikan luka di wajahnya dari Laura -dosennya itu."Aku akan menghubungi pengaca

  • Hasrat Sang Pewaris   Bagai Perawan yang Belum Dibelah

    Sementara di ruang tahanan..."Kamu tenang aja, aku akan segera menghubungi pengacaraku untuk membebaskanmu, aku sangat yakin jika kamu bukan pelakunya," ucap Laura."Dan apa pun itu, para polisi di sini harus memperlakukanmu dengan layak! aku tak akan membiarkan mereka memukulimu lagi seperti ini!" lanjut Laura menjelang kepergiannya dari hadapan Saka.Saka hanya terdiam, ia tak mampu mencegah keinginan Bu Laura yang ingin berupaya untuk membebaskannya. Saka hanya menatap tubuh bagian belakang Laura yang tercetak indah hingga sosoknya itu benar-benar hilang dari pandangan.Sebuah tubuh yang nyatanya terlihat segar dan menarik hasrat, meski usia Laura sudah menginjak kepala tiga, terpaut sekitar sepuluh tahun dari Saka, tapi ia nampak bagai perawan tingting yang belum dibelah.Saka kembali duduk, di sudut ruangan lembab itu ia membayangkan wajah cantik Laura yang terlihat begitu peduli terhadapnya.Namun sejatinya ... Saka tak sebodoh itu, tentu ia bisa melihat adanya perasaan lain y

  • Hasrat Sang Pewaris   Saka di Atas Tubuh Laura

    "Apa kamu mau memperkosanya juga?" Ucapan Pak Harto itu membuat Saka -Sang Pewaris Sadewa merasa tersinggung.Ia benar-benar ingin menyudahi sikap-sikap seperti ini terhadapnya."Beliau adalah dosen waliku, Pak. Aku ingin menemuinya untuk urusan sidang skripsiku!" tegas Saka dengan tatapan tajam sambil mencondongkan wajahnya ke wajah Pak Harto.Saka nampak mencoba menahan sedikit amarahnya meskipun kemarahan itu sudah bergejolak di dalam dadanya.Namun, Pak Harto malah terkekeh sambil menggelengkan kepalanya.Ia menganggap kemarahan Saka ini bukanlah sebuah ancaman baginya.Ia meragukan keberanian seorang gembel seperti Saka."Alibi, mana ada orang yang percaya sama gembel dan pemerkosa sepertimu," ucap Pak Harto dengan renyahnya.Saka mengepalkan tangannya, kesabarannya benar-benar telah habis."Apa? mau marah, hah? Ayo, kalau kamu ingin dikeluarkan dari kampus ini, ayo pukul aku!" sungut Pak Harto seakan menggertak Saka yang sudah nampak mengepalkan tangannya kuat-kuat.Saka lantas

  • Hasrat Sang Pewaris   Laura Masih Perawan?

    Tanpa sengaja, dan seketika saja ... tubuh Saka telah berada di atas tubuh Laura -dosennya yang sungguh cantik meski dalam jarak sedekat itu.Kulitnya putih halus tanpa noda, wangi shampo semakin kuat menelusup ke rongga hidung Saka.Tubuh Laura yang terpahat indah itu terasa hangat dan empuk.Jantung Saka berdegup kencang tak beraturan.Tatapan mata mereka beradu, semakin dekat dan semakin dekat.Hingga akhirnya ... Saka tersadar bahwa hal itu tak selayaknya terjadi.Saka pun segera bangkit, coba mematikan hasratnya yang bergejolak dengan tiba-tiba."I -ibu gak apa-apa, Bu?" tanya Saka sambil bangkit seraya coba membangunkan Bu Laura yang hanya melongo seraya mengatur napasnya.Wajah Laura terlihat memerah, nampaknya ia shock juga, sekaligus merasakan sesuatu yang aneh saat tubuhnya ditindih oleh tubuh kekar Saka."Aku tidak apa-apa, hanya kepalaku yang sedikit sakit," jawab Laura sambil menggosok-gosok kepala bagian belakangnya yang memang membentur keramik."Maaf, Bu. Aku tadi- ""

  • Hasrat Sang Pewaris   Hangatnya Pelukan Dosen

    "Aku masih perawan, Saka!" Laura tertunduk dengan air mata yang mulai berjatuhan.Saka sontak tersentak, ia menatap dosennya itu seakan tak percaya.'Dua tahun menikah tapi belum tersentuh dan masih perawan?' gumam Saka di dalam hatinya sambil menatap Laura antara percaya dan tidak.Kendati demikian Saka kebingungan sekaligus merasa iba dan kasihan namun ia tak mampu untuk berbuat apa pun.Saka kini benar-benar merasa bersalah, mungkin karenanya, Laura yang selalu tampil tenang di kampus ini pun kini enjadi menangis dan seakan seperti wanita yang rapuh."Apa ini alasan ibu hingga kemarin ibu mengajakku tidur?" tanya Saka memberanikan dirinya.Laura pun mengangkat wajahnya, menatap Saka dengan matanya yang basah."Bukan karena itu, tapi ... "Suara Laura terhenti, dilanjutkan dengan tangisnya yang semakin menjadi.Saka semakin keheranan melihat dosen cantiknya ini."Maaf, Bu. Aku- ""Sudahlah, lupakan itu!" potong Laura sambil mengangkat wajahnya dan menyeka air matanya dengan pungung

  • Hasrat Sang Pewaris   Jadi Orang Ketiga

    Kedatangan Smith, suaminya Laura membuat Saka dan Laura yang tengah berpelukan sontak terkejut.Smith yang sudah tua dengan kumis tebal serta rambut putihnya nampak sangat murka.Tongkat yang ia pegang di tangannya terlihat bergetar seiring dengan getaran di dadanya.Laura langsung bangkit dengan sangat panik dan gugup, ia menghapus air matanya kemudian menghampiri suaminya itu."Maaf, Mas. I - ini tidak seperti yang kamu lihat, dia -dia mahasiswaku, datang ke sini untuk bimbingan sidang skripsinya, Mas," jelas Laura kepada Smith dengan gugup.Saka menelan salivanya, ia yang selalu menjauh dan menghindari urusan pribadi dosennya ini, kini malah terlibat secara langsung."Iya, Tuan. Saya hanya ingin- ""DIAM KAU!" sentak Smith sambil menunjuk Saka dengan tongkatnya.Saka langsung terdiam, sementara Smith kembali menatap Laura kemudian melangkah satu langkah ke hadapan Laura yang langsung tertunduk."Aku sudah datang ke negeri ini dari tiga hari yang lalu, aku memata-mataimu terlebih da

  • Hasrat Sang Pewaris   Laura Serahkan Kesucian

    Saka mencengkram tangan Smith yang hendak menampar Laura.Ia tak ingin melihat kekerasan terhadap seorang wanita, terlebih dosennya."Owh, mau jadi pahlawan rupanya si miskin ini!" celetuk Smith sambil menatap Saka seraya berusaha untuk melepaskan cengkraman tangannya dari Saka.Namun, Saka malah makin mengencangkan cengkramannya saat ia mendengar ucapan Smith yang mengatakan dirinya sebagai pria miskin.Sebuah hinaan yang sudah tak ingin ia dengar lagi."Lepaskan! beraninya sampah sepertimu menyentuhku, hah!" sentak Smith dengan sedikit meringis.Saka memelintirnya sedikit keras lagi hingga wajah Smith memerah.Para bodyguard Smith yang berbadan besar langsung bergerak namun Laura lantas berteriak."Pergilah, Saka! Ini urusan keluargaku, kamu jangan ikut campur!" teriak Saka.Saka paham jika maksud Laura adalah agar Saka tidak terlibat masalah dengan Smith yang punya pengaruh serta kekuatan yang besar.Tapi Laura salah duga, ia tidak tahu, jika pengaruh serta kekuatan Saka sebagai pe

  • Hasrat Sang Pewaris   Perkakas yang Loyo

    Wooow! Tubuh Laura nampak putih bersih, lekuk-lekuk serta tonjolan terpahat dengan sempurna, terpampang jelas di hadapan Smith.Smith langsung menekan salivanya, tubuh yang ia harapkan selama ini akhirnya bisa ia nikmati.Namun, seketika saja wajah Smith tiba-tiba berubah menjadi panik. Ia menunduk sambil meraba sesuatu di bawah pusarnya.Entah apa yang terjadi, Smith langsung bangkit kemudian merogoh ponsel dari atas meja dan menelpon seseorang."Gimana ini, Dok! Punyaku gak berekasi, padahal kemarin udah gerak!" ucap Smith dengan penuh kemarahan serta rasa paniknya.Smith terlihat marah-marah terhadap seseorang di telpon itu."Aku akan minum obatnya, tapi kalau sampai besok punyaku masih gak berfungsi, akan kubunuh kau!" pungkas Smith sambil mengakhiri sambungan telponnya kemudian meletakkan ponselnya itu di atas meja dengan kasar.Sepertinya, Smith menelpon dokternya dikarenakan perkakasnya kembali tidak berfungsi.Sungguh kesal hati Smith karena perkakasnya itu sedang sangat ia bu

Bab terbaru

  • Hasrat Sang Pewaris   Membayar Utang Anggia

    "Kamu sahabatku, masalahmu jadi masalahku juga," ucap Saka sambil menoleh kepada Anggia yang terlihat berderai air mata.Wajah cantik Anggia kini nampam begitu rapuh paska kabar pemerkosaannya beberapa waktu yang lalu."Kita hanya kenal di kampus saja, selebihnya kita bukan apa-apa," timpal Anggia sambil mengusap air matanya dan balas menatap Saka.Selain kesedihan yang dalam, Saka juga melihat ada rasa takut yang kini dirasakan oleh Anggia.Anggia seperti takut untuk dekat atau pun berhubungan dengan Saka.Saka menilai bahwa hal itu ada kaitannya dengan Damian. Mungkinkan Anggia telah diancam oleh Damian?"Lebih baik kamu pergi, dekat denganmu hanya akan memperburuk keadaanku saja," lanjut Anggia dengan suara bergetar.Saka menarik napasnya dalam-dalam sambil menatap Anggia dengan lekat.Wanita di hadapannya adalah wanita lugu dan baik, kehidupannya kini berubah total dan menjadi berantakan karena ulah Damian."Dengar Anggia! Kehadiranku mungkin telah membuat hidupmu berantakan, tap

  • Hasrat Sang Pewaris   Nasib Tragis Seorang Wanita

    Semua mata terbelalak saat melihat Saka muncul dari mobil super mewah yang mereka tabu harganya selangit.Bu Ratna menggosok-gosok matanya untuk meyakinkan penglihatannya.Namun, apa yang ia lihat sangat jelas bahwa orang yang turun dari mobil itu adalah Saka.Sementara, Saka berjalan tegap seakan tidak menghiraukan semua mata yang mengarah padanya dengan penuh rasa tak percaya."Sa -Saka, a -apa itu mobilmu?" tanya Bu Ratna sambil menelan salivanya.Saka hanya tersenyum tipis kemudian membungkuk dan memungut tas serta dus-dus yang berisi barang-barangnya.Vinna masih terpaku sambil menatap Saka yang nampak lebih ganteng saja dengan mobil mewahnya."Aku pamit, ya, Bu. Sekali lagi terima kasih atas semuanya," ucap Saka sambil menenteng barang-barangnya untuk dimasukan ke dalam mobilnya."Tunggu, Saka! Apa benar ini mobilmu?" hadang Bu Ratna sambil menatap Saka.Saka menghela napasnya, ia menatap Bu Ratna dengan tatapan tenang namun cukup menusuk.Hinaan serta sikap Bu Ratna masih terng

  • Hasrat Sang Pewaris   Cinta Anak Pemilik Kontrakan

    "Kamu mau membangkang hanya karena mahasiswa miskin seperti dia!" sentak Bu Ratna kepada anaknya sambil menunjuk Saka."Kamu udah dewasa, Mama gak larang kamu jatuh cinta, tapi ya harus pilih-pilih, masa pria miskin seperti dia bisa buat kamu jatuh cinta!" lanjut Bu Ratna dengan tatapan nyinyir dan kesal kepada Saka."Tampan aja gak akan cukup, Vinna!" lanjutnya sambil menepuk pundak Vina untuk membuat anaknya mengerti.Vina langsung menyingkirkan tangan mamanya, ia mundur satu langkah seakan tak ingin dekat dengan ibunya yang sudah mengusir Saka."Pokoknya, jika Mama tetap mengusirnya maka aku pun akan pergi dari sini," tegas Vina sambil menatap Bu Ratna dengan tajam.Bu Ratna langsung terdiam, bagai mana pun juga dia sangat menyayangi Vina sebagai anak semata wayangnya.Sementara, Saka yang selesai memungut barang-barangnya langsung menghampiri Bu Ratna dan Vina yang tengah berditegang.Rupanya sedari tadi Saka merasa tak nyaman atas pertengkaran ibu dan anak di hadapannya."Ini ...

  • Hasrat Sang Pewaris   Mendobrak Gembok Kesucian

    "Diamlah, aku akan membuatmu merasakan nikmat!" ucap Smith sedikit membentak sambil berusaha untuk menarik celana dalam Laura.Laura menangis, ia tak rela kesuciannya direnggut oleh lelaki tua ini.Meski Smith adalah suaminya, tapi Laura tidak mencintainya, pernikahannya ini pun merupakan sebuah keterpaksaan.Sementara, Smith nampak sudah tak tahan, perkakasnya sudah mengeras dan siap untuk dilesakkan.Perlahan jarinya menarik celana dalam Laura ke arah bawah.Jantung Smith terlihat naik turun seiring napasnya yang sudah tak beraturan.Tenaga Smith cukup kuat hingga Laura tak bisa lagi untuk melepaskan dirinya.Tenaga Laura hampir habis, Laura hampir pasrah dan menyerahkan tubuhnya, hingga tiba-tiba saja wajah Saka melintas dalam pikirannya.Ketidakrelaan semakin kuat dalam benak Laura hingga tanpa sengaja juru matanya menangkap sebuah vas bunga di sebuah nakas di sampingnya.Tanpa pikir panjang, tangan kanan Laura merogoh kanvas bunga itu kemudian menghantamkannya ke kepala Smith.BR

  • Hasrat Sang Pewaris   Laura dan Kesuciannya

    Saka duduk di dalam mobil mewahnya ia menatap Damian, Wilma, beserta mahasiswa lainnya yang nampak terbelalak.Mereka tak percaya jika mobil yang sedari tadi mereka kagumi kini dinaiki oleh Saka yang mereka kenal sebagai gembel kampus.Siapa yang bisa percaya jika orang yang mereka kenal sebagai mahasiswa miskin memiliki mobil super mewah yang diproduksi terbatas bahkan hanya ada satu di negeri ini.Sementara, Saka tersenyum tipis, ia mengenakan kacamata hitamnya kemudian menekan sebuah tombol hingga kaca jendela mobilnya terbuka dengan mulus.Wajah tampannya menyembul dan terlihat mempesona saat ia duduk di kursi kemudi mobil idaman itu.BRUUUUUUM! BRUUUUUM! BRUUUUM!Dengan sengaja Saka menginjak-nginjak pedal gas mobilnya untuk memanas-manasi Damian dan mahasiswa lainnya yang masih mematung dan tercekat.Tanpa banyak berkata lagi, Saka pun melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu.Wilma menelan salivanya.'A -apa itu mobilnya? Sial, kenapa aku lihat gembel itu menjadi begitu tampa

  • Hasrat Sang Pewaris   Numpang Viral

    Jetrek! Jetrek!Para Mahasiswa sengaja mengabadikan momennya bersama sebuah mobil mewah yang kabarnya hanya ada satu di negeri ini.Mereka meng-uploudnya ke media sosial mereka hingga mendapatkan komentar serta like yang cukup banyak."Aku kira ini mobilmu, Damian?" ucap Jerry sambil menatap mobil Bugatti Divo berwarna hitam legam dengan penuh kekaguman.Damian yang disinyalir merupakan orang terkaya di kampus ini mengerutkan keningnya sambil menatap mobil yang sejatinya ia inginkan namun tidak mampu untuk ia beli dengan harga yang sepantastis itu."Pemiliknya pasti bukan dosen atau mahasiswa di sini, kamu tahu kan, di kampus ini tidak ada orang yang lebih kaya dariku," ucap Damian sedikit kesal karena pamornya merasa tersaingi.Bahkan Wilma pun terlihat begitu terkesan hingga matanya tak berkedip menatap mobil mewah itu."Mobilnya bangus banget, Mas. Kamu beli deh mobil kayak begini," ucap Wilma sambil bergelayutan di tangan Damian."Apa kamu gila, mobil ini harganya hampir 100 Milya

  • Hasrat Sang Pewaris   Mencengangkan Seisi Kampus

    Hansen langsung menoleh kepada Ethan dengan tatapan yang sangat tajam."Tadi kamu bilang dia apa? gembel katamu?" ucap Hansen dengan wajah merah dan rahang yang gemurutuk."I -iya, Tuan. Dia gembel yang mengacau di sini dengan belagak mau beli.""Liat aja penampilannya, Tuan. Gak mungkin kan dia bisa beli mobil seharga 90 milliar?" lanjut Ethan sambil menunjuk Saka.Hansen semakin terlihat murka, matanya membulat sempurna dengan urat-urat leher yang nampak menyembul."Tapi tenang, Tuan. Saya bisa membereskan gembel ini," lanjut Ethan dengan jumawa.PLAAAAAAAAAAK!Hansen langsung menampar Ethan dengan sangat keras hingga membuat ruangan itu hening seketika.Suasana ketegangan mulai nampak di wajah para marketing yang jelas keheranan melihat supervisor-nya ditampar oleh Hansen."Apa selama ini kerjamu seperti ini, Ethan? Melihat costumer hanya dari penampilannya saja!" sentak Hansen sambil menunjuk Ethan yang menunduk sambil meraba pipinya yang merah."Tu -tuan, maafkan atas kejadian in

  • Hasrat Sang Pewaris   Gembel vs Marketing Seksi

    "Mbak tolong tunjukkan mobil yang paling bagus dan paling mahal di showroom ini!"Saka sengaja mengucapkan itu dengan suara yang sedikit keras sehingga hampir semua orang di sana menatap ke arah Saka.Namun, pada akhirnya ucapan Saka itu dibalas dengan gelak tawa saat mereka melihat penampilan Saka."Maaf, Mas. Sebaiknya kamu pergi! Kami sedang sibuk di sini," ucap Ethan -lelaki berkemeja putih yang merupakan supervisor pemasaran di showroom ini."Bukankah sudah aku bilang, aku mau beli mobil di sini!" timpal Saka sambil menatap lelaki itu dengan tajam.Lelaki itu langsung tertawa, sementara wanita cantik yang merupakan marketing baru hanya tertunduk di sampingnya."Oke, oke, silahkan dipilih mobilnya, aku mau tahu, apa kamu bisa bayar! Kalau kamu gak bisa bayar, jangan salahkan aku kalau kami menyeretmu keluar dari sini," celetuk lelaki itu dengan tegas.Ethan pun menyuruh para marketing senior di sana untuk melayani Saka."Maaf, Pak. Aku sedang menunggu costemer lain, suruh Selly aj

  • Hasrat Sang Pewaris   Perkakas yang Loyo

    Wooow! Tubuh Laura nampak putih bersih, lekuk-lekuk serta tonjolan terpahat dengan sempurna, terpampang jelas di hadapan Smith.Smith langsung menekan salivanya, tubuh yang ia harapkan selama ini akhirnya bisa ia nikmati.Namun, seketika saja wajah Smith tiba-tiba berubah menjadi panik. Ia menunduk sambil meraba sesuatu di bawah pusarnya.Entah apa yang terjadi, Smith langsung bangkit kemudian merogoh ponsel dari atas meja dan menelpon seseorang."Gimana ini, Dok! Punyaku gak berekasi, padahal kemarin udah gerak!" ucap Smith dengan penuh kemarahan serta rasa paniknya.Smith terlihat marah-marah terhadap seseorang di telpon itu."Aku akan minum obatnya, tapi kalau sampai besok punyaku masih gak berfungsi, akan kubunuh kau!" pungkas Smith sambil mengakhiri sambungan telponnya kemudian meletakkan ponselnya itu di atas meja dengan kasar.Sepertinya, Smith menelpon dokternya dikarenakan perkakasnya kembali tidak berfungsi.Sungguh kesal hati Smith karena perkakasnya itu sedang sangat ia bu

DMCA.com Protection Status