Ruela … wanita itu masih setia menemaniku, bahkan dia juga mengompres kening dan leherku dengan telaten.
Kepala yang masih terasa sangat berat, ditambah dengan mata memanas yang membuatku kesulitan untuk membukanya.“Biarkan aku merawatmu malam ini, Felix. Aku hanya tidak ingin dihantui rasa bersalah, karena ku kamu jadi sakit seperti ini.”Aku masih mendengar ucapan Ruela, tapi setelah itu aku mendengar suara langkah kaki yang menjauh."Felix, bangunlah. Ayo makan setelah itu, minum obatnya."Aku tidak tahu berapa lama Ruela meninggalkanku, tapi saat ia kembali. Aku mencium aroma yang sangat aku rindukan.Dia berusaha membangunkanku, tapi mata ini enggan terbuka.“Felix, bangunlah … aku membuatkanmu bubur.”Dengan bersusah payah, aku terbangun ….Terlihat dengan jelas bahwa Ruela memegang satu mangkuk bubur di tangannya, tapi sepertinya itu bukan bubur biasa.“Aku sengaja membuatkanmu bubur abMelihat Felix jatuh sakit, membuat perasaanku tidak tenang. Apalagi ini pasti gara-gara malam itu aku dan dirinya terkena hujan, ditambah lagi dengan dirinya yang kurang istirahat.Aku harus merawatnya sampai dia sembuh, jika tidak aku akan dihantui rasa bersalah.Hah … jika terus seperti ini, perasaanku terhadap Felix pasti semakin tumbuh. Jika boleh jujur, sebenarnya aku tidak enak hati ketika menolak Felix saat itu ….Tapi, aku sadar diri akan statusku kali ini. Yang masih sah istri orang, mana mungkin aku menerima ajakan Felix untuk menjadi kekasihnya.“Ruela …?”“Fe-felix? Kenapa kamu bangun?”Aku terkejut karena pria itu tiba-tiba bangun“Apa aku tidak salah dengar?”“Memangnya apa yang kamu dengar?”“Kamu menginginkan hubungan tanpa status karena kamu tidak mau terikat oleh komitmen, apa itu benar?”Jadi, dia mendengarkan ucapanku tadi?Aku menggigit sedikit bibir baw
Ah .. itu suara Calista. Untung saja aku sudah pulang.“Calista, kau sudah pulang?”“Ya, pekerjaanku sudah selesai. Oh ya … ini aku membawakanmu sarapan, jadi ayo kita sarapan bersama.”Kebetulan sekali, sebenarnya tadi aku malas masak.Oh Calista, sepertinya dia memiliki ikatan batin yang kuat denganku.Kami menikmati sarapan dengan santai, juga sedikit mendengarkan cerita Calista tentang pekerjaannya.“Ruel, apa nanti siang kamu sibuk?”“Tidak. Memangnya kenapa?”“Aku ingin mengajakmu makan siang bersama, anggap saja kamu menemaniku menemui klien. Kamu mau ‘kan?”“Boleh, asalkan aku tidak akan menjadi pengacau saat pertemuan mu nanti,” ucapku.“Mana mungkin seperti itu, justru sengaja aku mengajakmu agar aku mempunyai teman ngobrol nantinya.”“Baiklah ....”Selesai sarapan dan membereskan piring kotor, aku mengambil ponsel lalu memberi tahu Felix jika hari ini aku akan pergi
Karena merasa tidak nyaman, Calista mengajakku masuk ke dalam apartemen. Jujur saja saat itu hatiku merasa sakit, tapi aku harus sadar bahwa aku tidak memiliki hak untuk cemburu."Gila, itu wanita ...." sela Calista.Aku tidak mengerti apa maksudnya berbicara seperti itu."Kamu tahu, Ruela dia mantan kekasih Felix. Saat kuliah mereka tinggal bersama," ujar Calista.Aku hanya terdiam seribu bahasa, hatiku nyeri memikirkannya."Ingat, aku tidak masalah jika kamu bermain-main dengan Felix untuk menghilangkan stresmu. Tapi satu yang perlu kamu tahu, jangan pernah memakai perasaan!" ucapnya dengan penuh penekanan.Calista adalah sahabat yang paling fleksibel tapi juga paling memperdulikanku.*******Waktu terus berlalu, sesekali aku melihat Felix keluar bersama wanita tersebut. Bahkan aku pernah melihatnya mencium wanita itu.Semenjak kejadian itu aku tidak pernah mengirim pesan bahkan aku juga tid
"Apa, Kamu sudah gila!""Kenapa, Felix?""Apa gara-gara wanita bernama, Ruela?" tanyanya."Kenapa kamu melibatkan dia, bereskan barang-barangmu lalu pergi dari sini, Jasmine!""Aku tidak mau!" tolaknya."Apa yang salah, Felix? Kenapa kamu jadi seperti ini? Bukankah seharusnya kamu senang aku kembali kepadamu?"Jika dulu mungkin aku akan senang, tapi sekarang berbeda. Perasaanku kepada Jasmine tidak seperti dulu.Dulu aku akan dengan senang hati menerimanya, tapi sekarang setelah luka yang dalam ia tinggalkan. Dia kembali dan menginginkan hubungan kami kembali seperti dulu.Aku tidak bisa seperti ini, aku harus mengejar Ruela. Dan menjelaskan semuanya ....Aku mencoba meninggalkan Jasmine di dalam apartemen, akan tetapi saat tangan ini memegang handle pintu tiba-tiba terdengar suara pecahan kaca. Aku menoleh melihat apa yang terjadi, dan mataku langsung terbelalak saat melihat Jasmine mencoba melukai tan
Kamar hotelSetelah makan di restoran kami memutuskan untuk menginap di hotel terdekat di sekitaran bandara.Setelah mandi aku menunggu Ruela, yang kini tengah mandi, karena tadi kami bergiliran.Kami seperti sepasang kekasih yang sedang berlibur, karena besok kami sudah harus berpisah aku memutuskan untuk menikmati waktu hanya berdua dengan Ruela tanpa ada yang mengganggu.50 pesan Jasmine,43 panggilan tidak terjawab.Nonaktifkan ponsel.Sebenarnya sejak tadi ponselku terus berbunyi, aku tahu itu dari Jasmine yang mungkin sedang mencariku sekarang. Tapi, aku tidak peduli yang terpenting sekarang adalah Ruela.Jangan sampai hanya karena sekarang aku merespon Jasmine, Ruela merasa kecewa terhadapku.CeklekRuela keluar kamar mandi dengan aroma sabun yang segar, aku meletakkan ponselku lalu beranjak dari kasur mendekatinya.Kami saling berhadap-hadapan, menatap satu sama
Ruela memberikan alasan yang membuat aku sulit untuk membantahnya."Semakin cepat aku pulang, maka semakin cepat masalahnya terselesaikan!"Meskipun aku tidak ingin berpisah tapi ini semua demi kebaikan hubungan kami.Semoga saja setelah masalah Ruela terselesaikan aku dan dia menjalin hubungan dengan kepastian, karena aku sangat tidak rela jika terlalu lama maka dia akan jatuh kepelukan orang lain.Aku tidak akan pernah membiarkan itu terjadi!"Baiklah. Tapi, seharian ini ayo kita jalan-jalan, seperti pasangan kencan lainya," ajakku."Baiklah, bagaimana kita pergi ke sekitaran bandara? Seperti taman?""Aku ingin ke, Mall. Karena ada sesuatu yang ingin aku beli di sana," usulku.Setelah berjalan-jalan di taman, kami pergi ke mall sesuai keinginanku. Aku mengajak Ruela ke bioskop dan memilih pakaian yang dia inginkan.Kami benar-benar seperti pasangan berkencan, karena setiap saat kita selalu berpegangan
Setelah melakukan penerbangan cukup jauh, akhirnya aku sampai di bandara."Ruela!" Sesuai janjinya, Calista datang menjemputku ke bandara. Ia melambaikan tangan kepadaku dan aku membalasnya.Tapi ada yang membuat aku heran saat melihat ekspresi wajahnya.Aku bergegas berjalan menghampiri Calista dan melihat ia melirik ke dalam mobil.Ibu ...."Kenapa ada ibu?" bisikku kepada Calista."Ibumu datang ke kantor, ia bertanya tentang kamu dengan Frans," jawab Calista.Aku masuk kedalam mobil dan duduk di samping ibu sementara Calista duduk di depan di balik kemudi.Jujur saat melihat mata ibuku yang sembab hatiku terasa nyeri."Apa kamu baik-baik saja Ruela?" tanya ibu dengan belaian lembut."Tentu saja, aku baru pulang liburan pasti baik-baik saja!" ucapku tersenyum palsu."Kamu yakin?"Mataku seketika memanas, aku berusaha untuk menahan air mataku agar tidak jatuh. Tapi
Wajah Lamia memucat pasif, ia cukup terkejut dan takut melihat kedatanganku."Tenang saja Lamia, aku datang kemari tidak ada sangkut pautnya dengan Erika," ucapku mencoba meyakinkan Lamia."Lalu, apa tujuan Anda datang kemari?" Sebenarnya aku sedikit ragu memberitahu Lamia tapi ini adalah taruhan yang harus aku lakukan."Aku tahu, kamu sangat membenci Excel bukan?" Seketika bola matanya membulat penuh, saat aku menanyakan itu.Lamia adalah karyawan yang di pecat secara tidak hormat bahkan ia dituduh menggoda Excel.Flashback on."Kya ...!""Erika, ini di depan umum. Bagaimana bisa kamu melakukan itu kepadanya?""Biarkan, Ruela. Dia harus kita beri pelajaran karena mengg*da suamiku!""Itu tidak benar!" sangkal gadis bernama Lamia itu."Tapi, bukankah kita bisa bicarakan baik-baik, Erika?"Aku berusaha mencoba memisahkan Erika dengan Lamia, sejujurnya aku kasihan kepa
Rupanya bujukanku berhasil, Renata melepaskan ikatan kakiku. Tentu saja aku tidak membuang waktu dan langsung keluar dari sana.Dengan kaki pincangku, aku terus berlari menyusuri jalan. Sebelum Frans menyadari pelarianku.Desa ini benar-benar terpencil dan sepi, tidak ada mobil ataupun sepeda motor yang berlalu lalang di sini.Dengan nafas yang tersengal-sengal, aku berusaha keras untuk berlari tapi aku benar-benar kehilangan tenaga.Bagaimana tidak, aku sama sekali tidak diberi makan oleh pria baj*ng*n itu."Hah ... Hah ..."Kakiku semakin merasakan sakit, dan tenagaku sudah pada batasnya.Rasanya aku sudah tidak kuat lagi untuk berlari, tapi aku takut jika Frans tiba-tiba kembali dan menyadari bahwa aku tidak ada.Tiba-tiba ada sebuah mobil yang berhenti di dekatku, mataku terbelalak saat melihat Frans turun dari mobil tersebut.Aku langsung berlari sekuat tenaga, tapi sialnya karena tergesa-gesa kakiku tersandung batu.BrughRasanya seperti sengatan listrik di sekujur tubuh saat lu
Hanya ada ruang gelap, dengan keheningan yang kulihat di sekeliling.Aku tidak tahu Frans membawaku kemana, tapi yang pasti tempat ini begitu asing bagiku.Tangan dan kaki yang kesemutan karena terikat, membuat aku seperti mati rasa.Aku hanya tahu saat bayangan sinar matahari mulai meredup perlahan, meninggalkanku dengan gelapnya malam.Kerietttt"Maaf, Ruela. Aku harus pergi ke apartemen dulu untuk berganti pakaian," ucapnya."Hmmmm .... Hmmm!"Srakkk!Frans melepaskan penutup mulutku, dengan kasar. Rasa perih dan tenggorokan yang kering karena kekurangan air."Apa kamu haus?" tanyanya.Aku mengangguk lemas, dan berharap Frans memberikan aku air minum yang ia bawa.GlekGlekkSaat dahaga ini mulai terpenuhi, tiba-tiba Frans membuang air itu."Frans!" "Rupanya kamu masih mempunyai tenaga," ujarnya tersenyum licik.Sikapnya tidak ada yang berubah, hanya saja ... aku melihat ada yang berbeda dalam dirinya.Penampilannya yang dulu selalu rapi, gagah, bersih, sekarang berbeda 180 deraja
Melihat berita di internet rasanya hatiku seakan hancur, wanita yang aku percaya dan aku sayangi ternyata dia berbohong.Seakan luka lama terbuka kembali, duniaku kini tidak baik-baik saja.Ruela … aku pikir kamu beberapa kali menolak cintaku memang karena memiliki sebuah masalah di kehidupanmu, ternyata masalahmu adalah memiliki suami.Hatiku sudah terlanjur besar mencintaimu, ingin mengakhiri saja rasanya berat untukku.******Aku melihat pertengkaran Ruela dengan suaminya, rasanya ingin sekali aku membawa Ruela.Apalagi ketika melihat Ruela diperlakukan dengan kasar, hatiku tidak tega melihatnya. Ini bukan pertama kalinya aku melihat Ruela diperlakukan kasar oleh suaminya, saat di apartemen aku juga melihatnya di tarik paksa.Menyaksikan sikap Ruela di acara barusan, sejujurnya aku terkejut.Dia tampak berbeda, dari Ruela yang aku kenal.Entah itu sikap aslinya atau bukan, yang jelas dia terlihat bukan Ruela yang dulu saat bersamaku.Menatap matanya selalu membuatku ingin mendekap
Aku tidak pernah menyangka jika Felix akan semarah itu denganku, rasanya sangat menyakitkan saat mendengar Felix mengakhiri hubungan ini.Seperti tertusuk ribuan jarum, hatiku sakit tapi aku bisa apa?Di saat aku berseteru dengan Felix tiba-tiba Frans datang menarik tanganku membawaku menjauh dari hadapan Felix.Sontak saat itu aku begitu terkejut, di satu sisi aku ingin mengelak karena pasti semua ini akan membuat Felix semakin menjauh."Aku tidak tahu, bahwa kamu menjadi j*l*ng!"Apa maksud ucapan Frans?"Lepaskan Frans ...."Aku muak melihat wajahnya, aku mauk melihat Frans yang selalu bersikap egois kepadaku.Apa pedulinya dia denganku? Selama ini bukankah dia hanya peduli dengan uangku saja? "Kita sudah bukan siapa-siapa lagi, Frans!" "Apa maksudmu? Kamu yang ingin bercerai, tapi aku tidak!"Seketika mataku terbelalak, ingin rasanya segera pergi darinya.Setelah beberapa saat berdebat dengan Frans, aku segera pergi meninggalkannya sendirian di depan apartemen.______Apartemen
Awalnya aku menolak ajakan pria tua itu, tapi setelah dia meyakinkan aku, akhirnya aku mengikutinya.Entah kemana tujuannya, aku hanya mengikuti arah yang dia tunjukkan.Hingga pada saat melihat bangunan yang menjulang tinggi, ia memintaku untuk berhenti."Wanitamu ada di salah satu kamar apartemen ini," ucapnya dengan menunjuk bangunan di depan kami.Sebenarnya siapa pria tua ini? Kenapa dia bisa tahu jika Ruela ada di sini?Kenapa juga dia peduli denganku?Ahh ... terserah, yang terpenting bagiku sekarang aku bisa menemukan Ruela.Aku segera turun, tentunya dengan pria tua itu.Kami masuk lift menuju kamar yang dia tunjuk.Keluar dari lift, kami berjalan beberapa langkah.Betapa terkejutnya aku melihat Ruela berada di depan pintu kamar apartemen bersama seorang pria, dan anehnya mereka sedang beradu mulut."Akhir-akhir ini wanitamu sering datang ke sini, tentunya dengan pria muda itu. Bahkan, sering aku lihat dia juga sampai menginap."Aku menatap pria tua itu dengan tatapan tidak p
Seperti mimpi kejadian hari ini, wanita yang selalu aku yakin akan menemaniku sampai mati. Meminta untuk berpisah.Memang semua salahku yang berpaling, tapi bukan berarti aku tidak setia. Bagiku Renata hanya hiburan di kala jenuh saat rumah tanggaku dengan Ruela mengalami kemunduran.Aku yakin, Ruela hanya marah sesaat seperti biasa. Toh, selama ini dia juga selalu mengikuti apapun ucapanku dan menuruti semua perintahku.Lebih baik sekarang aku pergi ....Aku ingin menenangkan pikiranku, dari kegilaan hari ini.Aku pergi ke bar dan memesan beberapa minuman dan menegaknya hingga habis tidak tersisa."Ahh ... Ruela, seharusnya kamu mendengarkan semua ucapanku. Lagi pula aku berselingkuh karena mencari hiburan bukan untuk menduakan, hanya saja dikala aku merasa jenuh dengan rumah tangga kita aku butuh pelarian.Aku meracau, mengutarakan semua kekesalanku kepada Ruela. "Kenapa, Ruela. Padahal aku hanya mencintai kamu tapi kamu terlalu memperbesarnya."Buktinya aku masih mengingatnya, me
Setelah mendapatkan telpon dari Mia aku pergi ke apartemen milik Calista yang di tinggali oleh Mia.Jaraknya dari apartemen Felix lumayan jauh, dapat menempuh hingga satu jam lebih jika terhalang kemacetan.Aku harus segera sampai, bagaimanapun juga nyawa Mia sekarang dalam bahaya. Aku tahu betapa kejamnya Ayah Mia, aku takut jika aku terlambat bisa-bisa Mia ....Umpatan dan cacian dari orang-orang sekitar membuat kupingku terasa panas, ini salahku karena mengendarai mobil seperti di area balap.Berkali-kali orang menegurku, dan membunyikan klakson mobil dengan kencang.Setelah menempuh perjalanan cukup jauh, hingga akhirnya aku sampai di tempat tinggal baru Mia.Tok ... Tok ... "Mia ...!" Aku menggedor-gedor pintu apartemen tersebut karena Mia tidak meresponku."Tidak bisa, aku yakin Mia di dalam."Aku mengambil ponsel di mantelku lalu mencari kontak Calista.1 panggilan keluar Calista..."Halo, Ruela ....""Calista berapa nomor sandi apartemenmu?""Memang kenapa?""Akan aku jelas
Fans mencoba untuk menggenggam tanganku, tapi aku segera menepisnya dengan kasar.Pengabdian selama tujuh tahun tidak ada artinya di mata Frans, sehingga dengan mudahnya ia berkhianat.Apa tidak pernah terpikirkan, akan sesakit apa hatiku ini? Jika mengetahui perbuatannya.Fans mencoba untuk menggenggam tanganku kembali, tapi lagi-lagi aku segera menepisnya dengan kasar."Cepat katakan! Aku tidak memiliki banyak waktu!" cetusku."Tapi, tidak enak jika kita berbicara di sini. Takut ada orang yang mendengarkan pembicaraan kita ....""Malu? Hah ... Apa aku tidak salah dengar?" tanyaku sembari menatapnya tajam.Aku berjalan beberapa langkah keluar pintu, lalu menunjuk-nunjuk Frans dengan kata-kata kasar."Lalu bagaimana dengan perselingkuhan yang kamu lakukan? Pernahkan kamu merasa malu kepadaku? Kalian semua berkerja sama saling menutupi, di mana rasa malu kalian?" cecarku kepada Frans."Jika rasa malu itu ada, seharusnya kamu malu saat berselingkuh dengan wanita yang sudah seperti sauda
Aku segera pergi, sebelum Felix menyerangku kembali.Entahlah, dari mana pikiran itu muncul. Hingga tanpa sadar aku menc**m pipi Felix secara tiba-tiba.Dengan langkah yang lebar, aku terus mengembangkan senyum. Antara malu juga lucu.Aku mengendarai mobil, membelah jalanan menuju Cafe yang tidak jauh dari Bandara.Aku tahu, Ibu tidak mungkin mau menemuiku di rumah. Apalagi setelah dia mengetahui kebej*tan Frans.Perjalanan yang cukup ramai, tapi tidak menimbulkan kemacetan. Aku sampai hanya beberapa menit saja.Segera memarkirkan Mobil, lalu keluar mencari keberadaan Ibu.Tidak jauh dariku, aku melihat ada orang-orang yang berkerumun. Sepertinya ada kegaduhan."Dasar wanita tidak tahu diri! Sudah aku anggap anak malah tega-teganya kau menus*k anakku dari belakang!"Degh!Bukankah itu suara Ibu?Aku berusaha menerobos orang-orang, melihat apa yang sebenarnya terjadi, dan siapa yang membuat kegaduhan.Astaga .... Ibu! Ternyata Ibu bersama Renata dan juga Frans ...."Jal*ng sepertimu t