Tidak menunggu jawaban Bella. Austin meraih laptop Bella dan mengirimkan naskahnya ke printer digitalKurang lebih berkutat selama tiga puluh menit. Akhirnya, pekerjaan Bella selesai dengan cepat berkat bantuan Austin.Sret...Austin langsung membopong tubuh Bella ala bridal."Ayo istirahat..." bisiknya lembut di telinga Bella.Austin membuka pintu kamar dan masuk ke dalam kamar mandi dan mendudukkan Bella di atas westafel marmer besar.Akhirnya Bella menggosok gigi, dan mencuci mukanya.Ketika sudah selesai, kembali Austin membopong tubuh Bella masuk ke dalam kamar."Austin, aku bisa sendiri..!" malu Bella.Austin hanya tersenyum dan mengecup kening Bella.Di rebahkannya tubuh Bella di atas ranjang. Dia pun turut tidur di samping Bella.Ditariknya selimut menutupi tubuh mereka berdua. Kemudian, Austin mendekap tubuh Bella dalm pelukannya."Bukannya ini terlalu cepat untuk tidur..?" protes Bella yang belum merasakan ngantuk."Aku tidak bilang tidur sayang, aku hanya bilang istirahat..!
Giselle yang sedang melihat-lihat perhiasan teralihkan mendengar nada dering dari ponsel Steve."Bella..?" gumam Giselle dalam hati.Tapi Steve menekan tombol merah menolak panggilan video dari Bella.Kemudian terdengar Steve berbicara dan langsung mematikan ponsel nya."Maafkan aku Bella.." batin Giselle."Aku hanya meminjam suamimu, tidak ada maksud untuk mengambilnya darimu.." monolog Giselle dalam hati."Sudah..?" seru Steve yang membuyarkan pikiran Giselle."Iya..! Aku mau yang ini.." jawab Giselle dan menunjuk sebuah kalung dengan liontin berinisal G."Hmm..cantik.." puji Steve kemudian mengalungkan perhiasan tersebut ke leher Giselle."Thank you Steve..!" senang Giselle."Sama-sama baby..!"Mereka berdua pun meninggalkan toko perhiasan dan pulang menuju hotel."Giselle, sepertinya besok aku harus menghadiri pertemuan dengan beberapa teman pebisnis. Mereka sedang mengadakan acara...Apa kamu tidak masalah..?" tanya Steve."Iya, No problem..Aku juga masih ada sedikit urusan yang h
Kembali Nick mencambuk bokong Joy yang indah itu. Hingga kini terlihat memerah bekas cambukan.Joy terus berteriak dan merintih."Ahhh..Ini sakit tapi membuat sangat keenakan..!!" batin Joy yang merasakan sensasi baru dalam seksnya."Apa kau menyukainya Joy..??!" Seru Nick dengan keras."Yes...yes..more please.. harder...!" racau Joy yang sudah hilang kendali, mengeluarkan sisi baru dari dalam dirinya.Nick tersenyum puas dan kembali memberikan cambukan keras ke Joy. Lalu mengeluarkan vibrator kecil dengan d-ldo yang lebih besar dan tebal."Arggghhh..Oughhh..Ini sangat nikmat Nick..More..more please..!" racauan Joy.Nick membalik tubuh Joy dengan kasar."Kau ingin ini..??" seru Nick memperlihat d-ldo yang ada di tanganya."Ughh..yes please..!!" jawab Joy dengan liarnya. Tidak sabar benda besar itu masuk mengaduk-ngaduk li-yang kenikmatannya."Memohon padaku..Joy..!" seru Nick dengan menggesek-gesek d-ldo di permukaan kewanitaan Joy. Membuat Joy mendesis tidak karuan."Aku mohon Nick..i
Austin merebahkan tubuhnya di samping Bella."Austin, kenapa kau selalu tumpah di dalam..?" ucap Bella lembut."Karena aku ingin kamu seutuhnya..!" jawab Austin yang masih menatap langit-langit kamar."Maksud kamu..?""Aku ingin kamu menjadi ibu dari anak-anakku..." sambung Austin dan menoleh melihat Bella.DegKalimat yang tidak pernah dia dengar dari Steve.Selama empat tahun pernikahan. Selama berhubungan seks dua tahun kemarin tidak pernah Steve membuang spermanya di dalam rahim Bella.Dengan alasan, masih ingin fokus membangun perusahaan nya. Bella pun menyetujui keinginan suami yang dia cintai. Lagi pula mereka sudah bahagia dengan ada atau tidak adanya kehadiran kehidupan baru di tengah-tengah mereka berdua.Tanpa sadar Bella menitikkan air matanya."Kenapa aku harus mendengar kalimat ini dari pria lain, kalimat yang harus aku dengar pertama kali dari suamiku.." batin Bella."Hey..ada apa sayang..?? Maaf..Bukan maksudku untuk memaksamu..!" panik Austin, bangun dari tidurnya dan
Masuk ke dalam sebuah gedung penyiaran dan iklan .Austin memakirkan mobilnya di depan perusahaan. Austin membantu melepaskan seatbelt Bella."Goodluck sayang.." Seru Austin mengecup pipi Bella."Thank you, sayang..Kamu juga.. selamat bekerja. Dan ingat yang tadi aku katakan..!" titah Bella sedikit mengancam."Baik sayang... Kamu tidak perlu khawatir..Hmm..Kamu fokus dengan meeting kamu hari ini..Kalau sudah selesai langsung kabari aku..!" balas Austin."Iya.." ucap Bella dan mengecup lembut bibir Austin dengan cepat kemudian keluar sebelum diterkam balik oleh Austin."Bella..!!" teriak Austin, tetapi dia hanya mendengar tawa Bella dan pintu mobil pun tertutup."Hhahaha... Awas saja kamu sudah menggodaku seperti tadi..!" gumam Austin.Beruntung kantor penyiaran dan kantornya hanya berjarak kurang lebih sepuluh menit.Austin turun dari mobil setelah mengambil tas kantornya.Sedangkan Max ditugaskan oleh Austin untuk memantau sesuatu."Pagi Pak Austin..." sapa Cindy, sekretarisnya."Pag
Akhirnya Daniel kembali menjelaskan hal-hal yang harus Bella kerjakan dengan detail.Memberikan semua bahan-bahan untuk memudahkan pekerjaan Bella.Tidak terasa sudah lebih dua jam mereka berbicara membahas pekerjaan."Jadi, kamu bawa kendaraan sendiri..? Atau..?" tanya Daniel setelah menutup laptopnya. Menandakan pembahasan untuk hari telah selesai."Oh,, aku akan menunggu jemputan..." jawab Bella cepat."Ah..Baiklah..! Kalau begitu aku yang akan langsung menghubungi kalau ada pertemuan berikutnya.." ujar Daniel."Iya, tentu saja.."Daniel merogoh ponselnya dari dalam saku celananya dan memberikannya kepada Bella."Nomormu.." seru Daniel.Bella mengambil ponsel Daniel dan mengetik nomornya. Kemudian memberikannya kembali kepada Daniel."Good..!!" senang Daniel yang tidak bisa dia tutupi.Daiel mengetik nama Bella di ponselnya kemudian menelpon nomor Bella.Rinngg ring"Simpan..Itu nomorku...!" tukas Daniel.Bella pun tersenyum dan menyimpan nomor Daniel di ponselnya."Ayo..Aku antar k
"Sh*it..!! Dia tidak kembali ke Hotel..!!" maki Steve ketika membuka matanya tidak melihat Giselle di atas ranjang.Semalam dia benar-benar mabuk. Sehingga supir Gerald lah yang mengantarnya pulang sampai ke Hotel.Tiba-tiba perasaan mualnya menyerang.Steve berlari ke kamar mandi. Mengeluarkan semua isi perutnya di dalam toilet.Kepalanya terasa mau pecah.Kembali teringat di kepalanya, bagaimana tadi malam Giselle yang dia kenal menjadi sosok yang berbeda.Melayani kebrutalan Gerald dan Frank untuk menuntaskan hasrat se-ks mereka.#Flashback On#Steve hanya bisa terpaku melihat Giselle di telanjangi di depan matanya.Pakaian Giselle satu per satu di lepas. Stockingnya di robek.Giselle melakukan blo-job secara bergantian antara milik Frank dan Gerald.Celana Gerald dan Frank sudah lepas seutuhnya, menyisakan kemeja mereka yang menutupi tubuh bagian atas mereka."Arghhh.. Ini sangat nikmat !! Steve, apa kau tidak ingin bergabung...!!" seru Gerald dengan racauannya sambil memompa kewa
Bella hanya bisa tertawa mendengar cerita Austin pada saat membeli pakaian dalam untuknya.Ditambah dengan ekspresi wajah yang di buat-buat oleh Austin menambah Bella semakin tertawa keras membayangkan Austin di lihat seperti pria mesum oleh para sales promotion girl."Aduuhhh..aduhh.." rintih Bella tiba-tiba di sela tawanya."Kenapa sayang..?" panik Austin melihat Bella memegang perutnya meringis kesakitan."Perutku keram...Hhehehe.." Cengengesan Bella. Perutnya keram karena terlalu banyak tertawa."Ahh..Bikin panik saja..!!" Austin memegang gemmas kedua pipi Bella."Kamu aja yang over..! Baru merintih gitu aja panik..!!" celutuk Bella."Ya iyalah..Kalau kamu merintih di atas ranjang, aku tambah suka..!! Bila perlu aku buat semakin keras..." mesum Austin memainkan alisnya turun naik."Mesum...!!!" decak Bella dan hendak berlalu."Sini sayang,, mau kemana..?" tarik Austin."Mau kabur dari pria mesum sebelum aku di terkam..!!" jawab Bella asal."Sepertinya aku tidak bisa menahan diri, s