Joy bingung harus menjawab apa. Kepalanya mencoba berpikir. "Paling tidak aku harus menenangkan Steve, dan membuatnya semakin jatuh kepadaku," batin Joy.Joy mengangkat tangannya dan memainkan jemari lentiknya di wajah Steve, "Aku dan Pak Austin sangat dekat, aku sudah menganggapnya seperti teman, jadi tadi aku hanya menjelaskan hubunganku dengan kamu Steve," jelas Joy."Lalu apa maksud perkataan Austin, jika dia sudah sering melihat tubuh telanjangmu dan melakukannya denganmu?" cerca Steve yang menahan birahinya karena usapan tangan Joy yang kini bermain di bagian tongkat sensitifnya."Terjadi begitu saja, waktu itu kami sama-sama terbawa suasana dan melakukannya.." jawab Joy."Dan darinya juga aku curhat kalau aku sangat mengagumimu Steve," lanjut Joy mengambil hati Steve.Joy yang merasa tongkat milik Steve sesak di dalam celana, mengerling nakal dan menjilati bibirnya dengan gaya erotis."Apa kamu butuh bantuan di bawah sini Steve?" bisik lembut Joy sambil mengusap tongkat Steve d
Melihat Bella berdiri dari duduknya membuat Austin seketika panik."Ahh.. Aku sudah salah membahas ini...!! Dasar bodoh...!!" batin Austin memaki dirinya sendiri."Mau kemana sayang..?" tanya Austin panikBella menoleh," Ah.. aku mau pergi..." jawabnya dengan datar.Deg!"Apa Bella akan pergi menemui Steve..?" batin Austin melongos. Mengutuk kebodohannya karena sudah memancing kekasihnya.Sesudah menjawab Austin, Bella kembali menoleh dan pergi ke tempat penyimpanan kotak p3k.Kemudian, Bella berjalan menuju ke kamar tanpa menoleh kembali ke arah Austin.CeklekBella masuk ke dalam kamar, dan saat dirinya berbalik ingin menutup pintu kamar, "Oh my!" teriak Bella kaget melihat Austin tepat di depannya tengah berdiri. Melihatnya dengan wajah sendu dan tertekuk."Sayang!" Bella memegang dadanya karena kaget."Maaf sayang, aku buat kamu terkejut.." balas Austin dengan penuh penyesalan.Sedari tadi, sejak Bella berjalan menyimpan kotak p3k dan menuju kamar, Austin mengikutinya dari belakan
Deg !"Entah sudah berapa kali aku mendengar pernyataan cinta Austin yang seperti ini..." batin Bella. Perasaan hangat langsung mengalir begitu saja setelah mendengar ucapan kekasihnya.Bella melepaskan pelukannya yang manja itu dan melihat Austin."Mungkin ini terdengar aneh. Kenapa aku bisa melepaskan cinta yang aku jaga selama delapan tahun dan bisa memiliki perasaan kepadamu sayang. Jujur aku juga tidak tahu. Apa mungkin karena semua perhatianmu yang dimana aku merasa nyaman dan menjadi diriku sendiri saat bersamamu. Perasaan baru dan kebahagiaan yang kamu berikan seperti obat yang secara perlahan mengobati luka hatiku yang tanpa sadar sudah begitu besar... " tutur Bella."Yang aku tahu saat ini adalah aku juga mencintaimu Austin, dan aku tidak ingin bangun dari mimpi ini, kalau memang ini hanyalah sebuah mimpi..." sambung Bella tersenyum lembut namun terlihat begitu sendu.Austin meraih tengkuk leher Bella dan langsung melumat bibir Bella. Di sesapnya dengan begitu lembut dan pen
Austin dan Bella berjalan sambil saling merangkul. Tangan Austin memeluk bahu Bella, sedangkan Bella dengan manja merangkul pinggang Austin.Sepanjang perjalanan Austin terus mengusap lembut lengan Bella. Sedangkan Bella menyandarkan kepalanya dengan manja di lengan Austin."Mau duduk di sana..?" ujar Austin menunjuk ke salah satu spot yang terlihat sangat nyaman untuk mereka berdua."Hmm, boleh.." balas Bella menyetujui.Austin membersihkan rerumputan lalu menggelar kain piknik yang di siapkan oleh pihak cafe di bawah pohon yang rindang."Nyaman sayang..?" tanya Austin ketika Bella duduk selonjoran di atas kain piknik bermotif kotak-kotak merah itu."Iya, sangat nyaman... Ayo sini...!!!" seru Bella semangat meminta Austin duduk tepat di sampingnya.Austin tersenyum dan menarik ke atas sedikit celananya agar bisa duduk di atas rumput dengan nyaman.Setelah Austin duduk, Bella menarik lengan kekasihnya. "Baring disini sayang.." ujar Bella.Kemudian Austin duduk di samping Bella, dan me
#Flashback On#Waktu menunjukkan pukul lima pagi, Joy menerima telpon dari seseorang. Dengan sedikit rasa kantuk, Joy melihat siapa sang penelpon yang menghubunginya sepagi ini."Nick ?" Gumam Joy sambil mengusap matanya.Tap"Iya Nick ?!" Sapa Joy kepada Nick."Bisa kau datang ke rumahku ?" Tanya Nick dengan suara seraknya."Kau kenapa Nick? Sakit?" Balas Joy bertanya mendengar suara Nick yang terdengar sedang tidak baik-baik saja."Hmm, iya...!""Bisa kamu datang sekarang? Aku ingin memberikanmu sesuatu yang penting," Jawab Nick.Joy tampak berpikir atas permintaan Nick yang tiba-tiba menyuruhnya ke rumah pribadinya, "Baiklah !""Kirimkan alamat kamu lewat pesan singkat dan sekalian share location," Lanjut Joy."Ok!" Balas Nick.Kemudian Joy juga menutup layar ponselnya, lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.Setelah memakai pakaian kerja yang super ketat. Joy melihat ponselnya, dirinya melihat pesan yang dikirimkan Nick.Tepat jam 6 pagi, dengan menggunakan taksi. J
Nick menyalakan vibrator dan langsung memasukkan alat kecil itu ke dalam liyang kewanitaan Joy dengan mudah karena sudah basah."Akhh !!!" erangan Joy merasakan hantaman getaran di dalam tubuhnya. Sekujur tubuhnya menjadi tegang dan geli secara bersamaan.Joy membuka lebar kedua pahanya dan terus mendesah. Tidak cukup puas melihat ekspresi Joy yang biasa saja. Nick mengambil vibrator lainnya dan menyalakannya dengan getaran maksimal."Eughhh!!!! Nick !! Nick !! AKhh !" teriakan Joy memenuhi ruangan mendapatkan serangan double di inti tubuhnya."A... aku keluar!! Ahhhh ! Ahhhh!!!" Teriak Joy mendapatkan or-gas-me pertamanya dengan mengangkat tinggi pinggulnya."Satu...." seru Nick menghitung berapa kali Joy akan mendapatkan orgasme.Karena alat tersebut tidak Nick singkirkan, membuat Joy kembali mendapatkan serangan orgasme keduanya di dalam li-yang kewanitaan yang terasa sangat sensitif."Nick... Ahhh... Master !!!" erang Joy yang menggeliat tidak karuan karena tangannya terikat. Memb
"Love, bangun ?!" bisik Bella lembut mengusap pipi Austin yang masih terlelap dalam tidurnya.Mendapatkan sentuhan dari kekasihnya, Austin perlahan membuka matanya dan tersenyum. "Morning love !" Dengan suara khas bangun tidurnya."Morning too, love !" Balas Bella tersenyum hangat.Austin meraup bibir Bella dan mengecupnya dengan lembut. Bella menerima ciuman Austin dengan sedikit bibir yang terbuka. Membuat Austin ingin melakukan ciuman pagi yang lebih lama.Dilumatnya bibir atas Bella dengan lembut, dan di balas oleh Bella melumat bibir bawah Austin. Austin mulai menyusupkan lidahnya ke dalam rongga mulut Bella dan mengabsennya setiap sudut."Euhm, sayang !" Gumam Bella menikmati ciuman Austin dan remasan tangan Austin di payudara Bella. Tangannya menyusup masuk dari balik kain gaun tidur Bella yang begitu tipis.Ciuman yang semakin panas membangkitkan gairah Austin. Dimana waktu tersensitif pria ketika baru bangun tidur. Perlahan kecupan Austin turun ke tengkuk leher dan di tulang
Bella berhenti dan turun kembali di antara kedua paha Austin sambil berlutut. Di masukkannya kembali tongkat perkasa Austin ke dalam mulutnya dan melakukan gerakan naik turun. Sedangkan kedua tangannya naik ke bagian dada Austin dan memainkan kedua puncuk dada Austin dengan lembut."Ah! Sayang !" Seru Austin menahan kepala Bella."Sayang !! A-aku keluar !!" Erangan Austin bersamaan menyemprotkan lava panasnya yang sangat banyak di dalam mulut Bella.Sudah tiga hari dia menahan diri selama kekasihnya itu datang bulan. Membuat cairannya yang tertimbun tumpah dengan begitu banyak."Eukhh... Eukhh !" Bella kesulitan menampung semua cairan yang masuk ke dalam mulutnya.Dengan sedikit kesulitan, Bella berusaha menelan semua cairan yang ada di dalam mulutnya. Meskipun ada sedikit yang keluar dari sudut bibirnya.Glek GlekAustin yang melihat kekasihnya meneguk semua cairannya menjadi tertegun. Dirinya langsung duduk dan mendekap wajah Bella."Sayang? Kamu?" Gumam Austin tidak percaya dengan