Share

Niat Pindah

Penulis: sherina vellyn
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-04 19:00:00

Di akhir pekan, Naya dan Ghiyas tengah beristirahat bersama di apartemen mereka. Pagi itu, Naya sedang membuat kue dan Ghiyas tengah membantu Naya untuk memotong buah. Handphone Naya tiba-tiba berdering tanda telepon masuk, membuat Ghiyas segera mengambilkan handphonenya.

“Nay, telepon, nih!” Ghiyas segera mendekati Naya dan menjawab telepon dari Mama Naya.

“Siapa? Oh, Mama.” Naya mengambil handphonenya dan menaruhnya di telinganya.

Sambil mengapit handphonenya tersebut dengan bahunya, Naya mulai bicara. “Iya, Ma?”

[“Naya, kamu kapan ke rumah Mama lagi? Enggak kangen apa sama Mama?”]

“Rencananya minggu depan, Ma. Naya kangen kok, sama Mama.”

[“Kamu lagi ngapain di sana? Gimana kabar kamu? Ghiyas gimana kabarnya? Ada di rumah? Apa lagi di rumah sakit?”]

“Alhamdulillah, Naya sama Mas Agi sehat di sini. Mas Agi juga hari ini enggak ada jadwal, jadi di rumah aja

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Hasrat Istriku   Kedatangan Ghiyas ke Kantor Naya

    “Jadi, kita enggak akan pindah?” tanya Naya sambil menatap Ghiyas dengan kecewa.“Maaf, tapi enggak untuk sekarang,” jawab Ghiyas sambil menggelengkan kepalanya.Naya yang sudah selesai sarapan akhirnya hanya menghela nafasnya. Gadis itu segera mengambil tasnya dan kemudian berpamitan untuk pergi lebih dulu pada Ghiyas. Dia salim pada suaminya itu.“Hati-hati di jalan, Sayang!” ucap Ghiyas sambil tersenyum menatapi istrinya itu.Naya hanya berdeham kecil dan segera keluar dari apartemen. Ghiyas kemudian bersiap juga untuk berangkat. Dia bisa datang agak siang hari ini. Dan beberapa saat setelah Naya berangkat, Ghiyas mendapati handphone istrinya di nakas, masih dalam keadaan diisi daya.Istrinya meninggalkan benda pipih itu. Membuat Ghiyas tersenyum sambil menggelengkan kepalanya kecil. Dan Ghiyas menaruh handphone Naya di sakunya, dia akan mengantarkannya.Berangkat bekerja dengan mobil, Ghiyas menuju ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-05
  • Hasrat Istriku   Bertengkar

    Karena jabat tangannya tak diterima Ghiyas yang dari tadi tampak melamun, belum lagi Naya memukul tangannya itu, Cherly akhirnya mengambil kembali tangannya. Dan dia menaruh kedua tangannya di depan dadanya, melipat dadanya sambil menatap Ghiyas.“Mau sampai kapan lo di sana? Mau jadi nyamuk? Ah, enggak. Lo lebih cocok jadi lalat.” Naya tersenyum sinis dan terkekeh sambil menatap ke bawah.Perkataan Naya agak kasar, dan Ghiyas baru pertama kali melihat Naya begini. Ini sisi asli Naya yang jarang dilihat Ghiyas. Ghiyas kini sadar, jika Naya memang tengah berhadapan dengan musuhnya.“Gue sekarang tahu wajah pacar lo,” bisik Cherly pada Naya, masih terdengar oleh Ghiyas.Cherly mendecih kemudian pergi dari sana dengan angkuhnya. Terlihat jelas, dia cemburu atas apa yang selalu dimiliki Naya. Termasuk memiliki Ghiyas, yang terlihat seperti punya kehidupan baik.Dan setelah dia pergi, Ghiyas menatap ke arah Naya sambil memegangi

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-05
  • Hasrat Istriku   Tanpa Sadar Dia Pergi

    “Kenapa Anda harus ikut? Kenapa Anda begitu memaksa?”Seorang pria tua kini menatap ke arah Ghiyas dengan tatapan kesal, namun sekaligus cemas. Beliau adalah direktur rumah sakit, yang sekarang berusaha membujuk Ghiyas agar tak ikut. Karena Ghiyas bisa dibilang dokter kesayangannya, yang tentu membuatnya tak mau Ghiyas ikut tugas relawan.“Saya harus ikut, Pak. Sejak saya magang di sini, saya belum pernah ikut tugas relawan. Nama saya selalu ada di bagian cadangan namun tidak pernah sekalipun saya turun sebagai relawan selain saat bencana alam.” Ghiyas meyakinkan pria tua yang selalu memperhatikannya itu.“Anda harusnya bersyukur karena tidak terpilih untuk menjadi relawan ke kota kecil itu. Tempat itu jauh dari kota. Agak sulit untuk mendapatkan sinyal dari sana. Anda punya istri sekarang, bagaimana Anda akan menghubungi istri Anda nanti di sana?” Direktur rumah sakit bersikeras juga.Ghiyas menghela nafasnya berat. Di

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-06
  • Hasrat Istriku   Tak Kunjung Pulang

    “Saran dari gue, lo mending minta maaf sama suami lo baik-baik. Terus, lo jelasin sejelas-jelasnya alasan lo. Kalau suami lo masih enggak ngerti, lo bawa-bawa masalah lo sama si Kadal Racun juga bisa. Intinya, coba ambil belas kasih suami lo. Kalau bisa, goda suami lo dengan menyentuh area tertentu. Lo tau, titik sensitif cowok. Lo pasti tau di mana aja kelemahan suami lo, kan?”Naya memegangi keningnya kala teringat saran dari sahabatnya itu. Dia berdiri di depan pintu apartemen Ghiyas sekarang. Naya kemudian menghembuskan nafasnya lewat mulut hingga pipinya menggembung. Dia sedang menyiapkan diri untuk menghadapi Ghiyas sekarang.Diraihnya pintu apartemen dan Naya memasukkan pin apartemennya. Dia membuka pintu, sayangnya dia tak menemukan sosok Ghiyas. Lantas itu membuatnya berpikir jika Ghiyas di kamar.“Mas Agi, Naya pulang.” Malam itu, suasana apartemen lebih sepi dari biasanya.Naya membuka pintu kamar, dan tak mendapati siap

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-06
  • Hasrat Istriku   Kabar Terang

    Naya meminum red velvet yang sering dia pesan di kafe dekat rumah sakit. Rendi dan Gabby sekarang tengah memesan makanan untuk makan malam mereka. Di tengah malam, kafe itu tetap buka. Dan terlihat memang masih ada pengunjung yang datang di tengah malam.“Jadi, dia enggak mengabari kamu tentang tugas relawan? Agak aneh juga, dia tiba-tiba datang di luar shift waktu itu terus bilang kalau mau ikut buat tugas relawan. Kevin kegirangan karena itu.”Gabby menatap ke arah Naya yang sekarang dia sadari apa yang membuat Ghiyas tergila-gila padanya. Ya, dia melihat bagaimana polosnya tatapan gadis itu. Entah polos apa bego.“Enggak. Tugasnya di mana? Kota mana? Kapan pulang?” tanya Naya lagi.“Jauh, sangat jauh. Kamu tahu kota Z? Di kota sana, tapi enggak di kotanya juga. Di pedalaman gitu. Untuk survei kondisi kesehatan di sana dan beberapa penelitian juga,” jawab Rendi.“Soal pulangnya, kita enggak tahu. Tapi bia

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-07
  • Hasrat Istriku   Naya Mual

    Naya memegangi perutnya dan mengeluarkan sarapannya pagi itu di kamar mandi. Tangannya mencengkeram kuat wastafel kamar mandi. Dia membasuh bibirnya dengan air mengalir.Gadis itu menatap ke cermin dan melihat dirinya sendiri, yang tampak agak pucat pagi itu. Naya lantas memegangi keningnya, terasa agak panas. Dia mungkin sakit karena angin-anginan.Mengingat handphone masih terhubung dengan ibu mertuanya, Naya segera keluar dari kamar mandi. Dan benar saja, kelihatannya mertua gadis itu masih menunggu dengan sabar.[“Naya? Udah, Sayang?”] Suara yang sangat lembut itu membuat Naya segera mendekat.“Iya, Bu? Udah.” Naya mengusap sekitar bibirnya yang basah dengan lengan bajunya.[“Kamu mual? Apa kamu lagi hamil?”]“Ah, enggak, Bu. Kayaknya karena semalam Naya nyetir dengan kaca terbuka. Naya masuk angin.”[“Kamu yakin? Duh, mana Agi enggak ada. Kalau kamu kenapa-napa gimana, coba? A

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-07
  • Hasrat Istriku   Kecelakaan Kerja

    “Naya hamil?” Ghiyas agak kurang menyimak tentang apa yang dikatakan ibunya itu.[“Kalau Ibu bilang Naya hamil, apa kamu bakal segera telepon dia?”]Ghiyas diam. Lantaran, dirinya memang akan melakukan itu jika Naya memang hamil. Namun jika Naya tidak sedang hamil dan hanya masuk angin, maka dirinya juga akan menghubungi Naya.“Ghiyas akan segera menghubungi Naya.” Ghiyas kemudian menghela nafasnya.[“Bisa kamu kasih tahu Ibu kalau kamu sama Naya ada masalah apa? Naya enggak mau memberitahu Ibu. Ibu agak cemas sama keadaan kalian sekarang.”]“Enggak ada. Ibu enggak perlu cemas. Agi bakal menghubungi Naya sekarang dan memperbaiki hubungan Agi sama Naya.” Ghiyas menghela nafasnya dan berusaha menenangkan ibunya.“Katanya enggak ada masalah tapi mencoba memperbaiki hubungan. Itu berarti lo ada masalah, kampret!” umpat Kevin sambil memukul bahu Ghiyas dengan agak kencang.

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-08
  • Hasrat Istriku   Terlihatnya Kantung Janin

    Naya terbaring di atas brankar dan dokter tengah memeriksa keadaannya. Tampak sudut mata gadis itu berair. Dia menatap ke arah dokter dengan waswas dan melirik Sella yang sekarang bersamanya.Sella mengkhawatirkannya, dia memegangi tangannya Naya di pusat kesehatan kantor mereka.“Kamu sudah menikah?” tanya dokter itu sambil menatapi Naya.Naya melirik Sella. Dia kemudian menggeleng kecil mendengar pertanyaan dokter itu.“Kamu pernah berhubungan intim?“ tanya dokter lagi.Naya mengernyitkan dahinya dan menatapi dokter itu. Dia kemudian melirik ke arah Sella lagi. Dokter itu kemudian berpikir sejenak. Kelihatannya, itu memang privasi bagi Naya juga.“Kita USG, untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di perut kamu. Buka kancing kait rok kamu,” ujar dokternya sambil menyingkap kemejanya Naya.Naya mengangkat sedikit bokongnya untuk membuka pengait roknya. Dan setelah terlepas, dokternya menurunkan

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-08

Bab terbaru

  • Hasrat Istriku   Epilog : Ghiyas dan Keluarga Kecilnya

    Teriakan Naya menggema di lorong rumah sakit. Dan di ruang persalinan, Naya memegang kuat brankar. Dengan Ghiyas yang berada di sisinya, mengusap halus kepala Naya. Pandangan Naya menuju ke arah kakinya yang terbuka lebar. Membuka jalan lahir untuk bayinya yang sudah tak sabar ingin keluar. Dengan keringat yang membanjiri kening bahkan hingga menetes ke pipinya.Begitu tangis bayi memecah keadaan yang mencekam itu, Ghiyas menengadahkan kepalanya. Untuk melihat bayi yang sekarang dipegangi dokter yang membantu persalinan saat itu.Senyum pria itu mengembang lebar. Matanya melirik ke arah sang istri yang kini menghela nafasnya dan berusaha menstabilkan nafasnya lagi. Kecupan mendarat berkali-kali di kepala Naya begitu Ghiyas merasakan perasaan lega dan melepaskan rasa bahagia yang dia rasakan.“Fadelico Sangga Donzello Eduardo. Itu, kan?” Ghiyas menatapi Naya yang masih terengah.Sorot mata Naya menatap Ghiyas dan menganggukkan kepalanya sambil

  • Hasrat Istriku   Pria Itu Akan Menjadi Ayah

    Ghiyas menenangkan Naya sampai Naya akhirnya tenang, setelah setengah jam. Dan dia bisa kembali berbaring untuk memejamkan matanya. Sambil mendekap Naya yang masih sesenggukan, Ghiyas berusaha untuk tidur lagi. Sementara Naya terus menatapi Ghiyas.“Naya tanyain Gabby, loh. Awas aja, kalau ternyata Mas enggak ke rumah sakit,” ancam Naya.“Iya, tanya aja sana! Orang catatan panggilannya Gabby juga masih ada di handphone Mas. Kamu mau tanya pihak rumah sakit juga boleh. Mau lihat catatan kerja Mas juga boleh.”“Naya mimpi Mas ninggalin Naya, buat orang lain. Mas bakal kayak gitu sama Naya?”“Enggak, Nay. Sama siapa, coba? Mas udah tua, siapa lagi yang mau sama Mas kalau bukan kamu?”“Banyak. Mas ganteng, kok. Mas awet muda, makanya Naya demen. Pasti banyak juga yang demen sama Mas di luar sana. Bukan Naya doang.”“Enggak, Sayang. Jangan ngajak ngobrol dulu, dong! Mas ngantuk, ni

  • Hasrat Istriku   Kelakuan Bumil

    Naya tengah menunggu Ghiyas pulang, karena Ghiyas akan membawakan beberapa makanan yang sedang ingin dia makan. Ya, dia tengah mengidam dan baru saja menghubungi suaminya yang sedang dalam perjalanan pulang, untuk menitip beberapa makanan.“Assalamu’alaikum.” Ghiyas datang membawakan pesanan istrinya yang tengah mengidam.“Wa’alaikumsalam,” jawab Naya seraya menghampiri Ghiyas dan salim padanya.Ghiyas langsung menyodorkan apa yang dia bawa, membuat Naya tersenyum lebar. Naya menerimanya dan menyajikannya di meja. Ghiyas duduk di sofa sambil menatapi Naya yang belakangan ini kehilangan nafsu makannya, namun punya keinginan yang kuat untuk mencicipi berbagai makanan.“Makannya sedikit-sedikit, nanti mual lagi kalau kebanyakan,” ujar Ghiyas.“Enggak akan. Soalnya Naya mau banget makan ini semua,” jawab Naya dengan yakin.Naya memakan setiap makanan yang dibawakan Ghiyas. Dan Ghiyas se

  • Hasrat Istriku   Kunjungan

    Naya berbaring di brankar. Matanya tertuju pada dokter yang sekarang menyingkap bajunya dan agak menurunkan sedikit celananya. Ghiyas menemani Naya di ruangan itu, untuk mengecek bayinya. Naya melihat ke arah monitor, tak sabar untuk melihat bayinya.Dokter menuangkan gel di atas perut Naya dan mengusapnya dengan alat ultrasound. Dan tampak kondisi rahim Naya di monitor. Dengan kantung janinnya yang sudah terlihat.“Usia kandungannya masih sekitar 4 minggu, belum terdeteksi detak jantungnya,” kata dokter.Ghiyas menganggukkan kepalanya membenarkan. Ghiyas tersenyum sambil melirik Naya yang menatap ke arah monitor terus. Ghiyas tahu bagaimana perasaan Naya sekarang, sejak rahimnya bersih lagi, Naya sudah menantikan kehadiran bayinya. Hingga sekarang, dia muncul.Setelah dari ruangan dokter, Naya menunggu vitamin yang telah diresepkan di farmasi sambil membaca jurnal kehamilan. Dia sudah pernah membacanya, namun entah kenapa rasanya senang memba

  • Hasrat Istriku   Hadiah Terbaik

    “Nay?!” Fely menatap Naya dengan tak percaya, dan melirik ke arah perutnya sendiri yang buncit.“Ini apa?” Ghiyas terkekeh bingung sambil menatapi dua potongan kain yang tak dikenalinya.Naya hanya tersenyum geli melihat reaksi Ghiyas. Sementara yang lainnya sekarang juga demikian, dengan perasaan gemas karena Ghiyas masih belum menyadari apa yang ingin Naya katakan dari hadiahnya itu. Bahkan Kevin sekarang mengerti apa yang menjadi hadiah ulang tahun Ghiyas.“Lebih jelasnya, lihat apa lagi yang ada di bagian bawahnya,” ucap Naya sambil tersenyum.Ghiyas mengernyit dan menarik kertas lain yang menghalangi. Dan dia menemukan sesuatu yang membuat ekspresinya langsung hilang seketika. Ghiyas meraih benda yang sudah lama tak ia lihat lagi. Dan alat seukuran stik es krim itu kini berada di genggaman Ghiyas lebih cepat.“Oh?!” Ghiyas kemudian menatap ke arah Naya dengan penuh keterkejutan.Naya terta

  • Hasrat Istriku   Surprise!

    Ghiyas yang ingin tahu apa yang sebenarnya dilakukan Naya, kini hendak membuka pintu. Namun, pintunya terkunci. Dan membuat Ghiyas menggedor-gedor pintunya secara tidak ramah.“Naya! Naya, buka pintunya!” ucap Ghiyas dengan suara yang tinggi.Namun, belum ada yang membukakan pintu untuknya. Akhirnya Ghiyas bahkan memukul pintu dengan perasaan marah. Mengeluarkan segala yang dia pendam belakangan ini. Rasa lelahnya yang datang entah dari mana, emosinya yang mendadak tak lagi stabil.“Naya! Naya, dengar Mas?! Naya, buka pintunya, sekarang!” sentak Ghiyas.Gabby di sana termangu, menatapi Ghiyas. Dia jadi agak khawatir sekarang pada Naya. Dan dalam benaknya bertanya, kenapa Ghiyas seperti ini dan apakah Naya selama ini baik-baik saja?Dan begitu seseorang membuka kunci rumahnya, tanpa membukakan pintu, Ghiyas langsung membukanya. Dan secara tak langsung membanting pintu itu. Perasaan seperti waktu itu, saat memergoki Naya bersa

  • Hasrat Istriku   Trust Issue

    “Kondisi Naya makin hari makin baik. Sampai dia pulih total, bahkan sekarang Naya jauh lebih baik dari sebelumnya. Lo suami yang baik buat dia.” Gabby melirik Ghiyas sambil tersenyum.“Gue cuman mau mendoakan yang terbaik buat lo sama Naya ke depannya. Makanya, gue mau juga didoain balik, tentang hubungan gue sama Gabby,” ucap Kevin seraya memegangi tangan Gabby.Kevin menggenggam tangan Gabby dan kemudian mengangkatnya, memamerkannya pada Ghiyas. Rendi langsung menyentil tangan Kevin hingga Kevin mendesis kesakitan dan buru-buru melepaskan tangannya dari Gabby. Gabby sendiri hanya terkekeh melihat pacarnya yang dinistakan itu.“Jangan terlalu romantis sekarang, habis nikah nanti bosan duluan,” tegur Rendi.“Emang kalau enggak romantis-romantisan sebelum nikah, nanti enggak akan bosan?” tanya Kevin.“Pastilah. Nanti banyak masalah, karena sama-sama merasa bosan dan mencari orang lain yang lebih

  • Hasrat Istriku   Rajin Bikin Debay

    Setelah tiga bulan berlalu, Naya sudah mampu untuk berjalan seperti biasa. Dan Naya sudah kembali beraktivitas seperti biasa sebagai istri rumah tangga. Mengurusi Ghiyas jauh lebih baik dari sebelumnya. Ghiyas melihat perubahan drastis dari Naya.Sayangnya, Ghiyas sering kali mendapati Naya yang bengong di jendela. Dia pasti bosan di rumah. Dan melihat Naya yang mencari kesibukan dengan membaca buku, atau mengikuti kegiatan secara daring, Ghiyas jadi tak tega terus membuat Naya mengurung diri di rumah.“Nay, kamu ada keinginan buat kerja lagi?” tanya Ghiyas sambil duduk di kasur.Ghiyas memandang Naya yang tengah asyik dengan buku bacaannya. Dan Naya segera mengalihkan pandangannya pada Ghiyas. Dia tersenyum dan menggeleng pelan.“Sebenarnya, Naya agak takut buat kerja di kantor. Tapi, menurut Mas gimana?” tanya Naya.“Kamu tahu, Mas enggak pernah ngelarang kamu bekerja, selama kamu enggak terpaku sama pekerjaan kamu.

  • Hasrat Istriku   Sosok Ghiyas

    “Kak, Kakak berarti keguguran udah dua kali dong, ya?”Ardan bertanya sambil menuangkan susu ke gelas dan menyodorkannya pada Naya yang duduk di meja makan sambil menatap ke arah televisi. Dia tengah menikmati acara kesukaannya di sana.“Iya,” jawab Naya seadanya.“Kak Ghiyas belum pulang, Kak?” tanya Ardan sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.“Belum, makanya Kakak minta kamu di sini dulu. Kamu kayaknya buru-buru banget,” ucap Naya.“Enggak juga. Cuman ... Kakak enggak takut apa sama Kak Ghiyas? Aku dengar dari Mama, katanya Kakak memang cuek banget sama Kak Ghiyas. Kak Ghiyas emang enggak pernah marah sama Kakak ya, kok pada bilang Kak Ghiyas baik banget?” tanya Ardan.Naya mengernyitkan dahinya. “Kamu sekenal apa sama kakak iparmu? Bahkan semua orang juga tahu Mas Ghiyas orangnya baik banget.“ Naya lantas terkekeh karena ucapan adiknya itu.“Mungkin memang

DMCA.com Protection Status