Beranda / Romansa / Hasrat Cinta Om Leo / Bab 64. Kehadiran Mobil Misterius

Share

Bab 64. Kehadiran Mobil Misterius

Penulis: Soesan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-13 23:19:29

"Alana, ada yang ingin aku bicarakan denganmu. Tapi, tunggu aku kembali saja!" ucap Leo di seberang sana.

"Om? Ada apa?" Alana penasaran.

Pertanyaannya tidak mendapatkan jawaban apa pun dari Leo. Namun, semakin dia mendesak, semakin Leo tidak mau memberitahunya. Tidak ada cara lain, tidak mungkin dia menyusul Leo ke luar kota hanya untuk mencari jawaban atas rasa penasarannya.

"Alana, jangan berpikir keras soal ini! Hanya masalah waktu saja," ucap Leo menenangkan Alana.

"Tapi, Om?"

"Sayang, kamu percaya padaku, kan?" Suara Leo terdengar lembut menenangkan.

"Aku percaya padamu, Bear," jawab Alana.

"Kalau begitu, tunggu aku kembali! Kita akan bicarakan semuanya," ucap Leo.

"Semuanya? Maksudnya?"

Alana semakin bingung, semakin penasaran, semakin tidak mengerti. Leo membuatnya semakin tidak tenang, tapi tidak mau memberinya jawaban. Bahkan untuk sekedar memberi klu saja, dia tidak melakukannya.

"Sayang, nanti aku telepon kamu lagi. Aku ada urusan penting," ucap Leo mengakhiri obrolan me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Hasrat Cinta Om Leo   Bab 65. Teror Selembar Foto

    "Hei! Jangan main-main!" seru Alana dengan nada yang sangat kesal. Dia merasa sangat marah dan tidak terima saat seseorang menghubunginya tanpa memberikan sapaan atau pengenalan diri. Dalam keadaan emosi yang memuncak, Alana memegang ponselnya dengan erat di depan wajah dan menegaskan peringatan pada oknum tersebut.Setelah berakhirnya panggilan telepon tersebut, Alana melempar ponselnya ke tempat tidur dan menahan napas dalam-dalam sembari berkacak pinggang. Dia merasa sangat tersinggung dan kesal karena merasa dipermainkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Meskipun begitu, Alana berusaha mengontrol emosinya dan mengatur pola napasnya agar bisa tenang kembali.Alana kemudian berbicara kepada dirinya sendiri dengan suara pelan, "Kamu pikir aku bisa kamu permainkan!"Meskipun masih merasakan kemarahan dalam hatinya, dia mencoba untuk menenangkan diri dan tidak membiarkan emosi negatif menguasai dirinya sepenuhnya.Belum juga kemarahannya benar-benar hilang, kembali ponselnya be

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-14
  • Hasrat Cinta Om Leo   Bab 66. Target Baru Yang Dicurigai

    "Aku rasa mereka bukan orang bodoh, Leo. Mereka pasti sudah mencari dan mengumpulkan dari berbagai sumber, bahkan menggunakan segala cara untuk memastikan kalau anak itu adalah Alana," jawab Damian.Leo mengarahkan mata melihat Damian. Sorot matanya lekat. Dia pun memikirkan dan merenungkan apa yang Damian katakan dan menyetujui perkataan itu."Ambisi mereka sangat besar," ujarnya menyimpulkan."Ya." Damian pun setuju.Untuk sesaat keduanya terdiam. Meski tidak ada pergerakan, tidak ada perbincangan dan keduanya tampak tenang. Namun, sesungguhnya dalam kepala mereka, mesin pemikir sedang bekerja dengan keras untuk memecahkan masalah ini."Bagaimana dengan pengacara itu? Apa kita masih bisa mempercayainya?" Seketika Damian teringat pada pengacara keluarga Charles Wijaya Jingga, ayah Alana.Leo kembali terdiam dengan pandangan lekat pada Damian. Pertanyaan Damian tidak pernah dia pikirkan. Namun, setelah ini dia pasti akan memikirkan dan menjadikan pengacara itu sebagai salah satu targe

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-14
  • Hasrat Cinta Om Leo   Bab 67. Ingin Menjadi Istri Sempurna

    "Bear, akhirnya kamu pulang."Saat Leo datang, Alana langsung menyambutnya dengan pelukan erat. Dalam hatinya merasa lega karena Leo telah kembali, sehingga dia tidak merasa sendirian."Iya, Sayang."Leo membalas pelukan Alana dengan kehangatan dan peluk kerinduan. Yang dirasakan Alana, Leo juga merasakannya. Hanya saja, perasaan lega Leo lebih daripada rasa syukur karena melihat Alana baik-baik saja tanpa kurang satu apa pun.Setelah beberapa saat saling mengobati rasa rindu, Leo merenggangkan pelukannya. Mengalihkan kedua tangan untuk mendekap wajah cantik Alana dengan sentuhan lembut. Satu kecupan pun diberikan pada kening Alana sebagai ungkapan rasa cinta dan kasih sayangnya."Apa kamu merindukan aku?" tanyanya dengan suara lembut sembari membelai rambut halus Alana."Emm." Alana mengangguk manja. "Aku sangat merindukanmu, Bear," jawabnya dengan wajah berseri dan manja.Cup.Satu kecupan mendarat pada bibir kenyal Alana."Aku juga sangat merindukanmu," balas Leo merasakan hal yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-15
  • Hasrat Cinta Om Leo   Bab 68. Ganguan di Pagi Buta

    "Halo!" sapa Alana dengan suara sedikit serak khas orang baru bangun tidur karena hari memang masih sangat pagi saat ponselnya berdering.Tidak ada jawaban, hanya ada suara hujan dan guntur."Halo! Siapa ini?" tanyanya lagi.Mata Alana kembali terpejam setelah melihat sekilas siapa yang menelponnya pagi-pagi buta. Bahkan di saat cuaca mendukung untuk tetap bersembunyi mencari kehangatan di balik selimut tebal, di saat hujan deras mengguyur bumi disertai guntur dan kilat, seseorang yang tidak dikenal melakukan panggilan ke dalam ponselnya.Sekali lagi sapaan dan pertanyaannya tidak mendapat balasan. Karena cuaca saat ini hujan, ditambah dengan suhu pendingin ruangan, Alana merasa kedinginan. Dia pun mengabaikan orang yang menghubunginya dan tidak mau ambil pusing. Karena tidak juga mendapat respon baik, Alana menutup ponselnya dan kembali tidur.Dia memilih mencari kehangatan ekstra dengan merapatkan diri pada Leo dan memeluknya, daropada harus meladeni orang iseng. Pelukan ini disamb

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-16
  • Hasrat Cinta Om Leo   Bab 69. Wanita Yang Dicurigai

    "Kamu yakin mereka membuat janji di sini?" Sembari bertanya, Damian mengedarkan pandangnya ke sekitar memperhatikan setiap pengunjung di sekitar mereka. Meski sedang mencari seseorang yang mereka anggap mencurigakan, tapi Damian melakukan dengan sewajarnya saja, sehingga tidak memberi kesempatan pada orang lain untuk mencurigai mereka."Dari yang dia katakan, dia akan menunggunya di tempat ini," jawab Leo.Leo juga melakukan hal yang sama. Mengedarkan pandang mencari seseorang yang mungkin bisa dicurigai sebagai orang yang meminta Alana datang menemuinya.Beberapa hari lalu, seseorang menghubungi Alana dan memintanya datang ke sebuah restauran. Katanya, ada hal penting yang ingin disampaikan tentang masa lalunya dan tentang siapa Alana sebenarnya. Si penelpon tidak tau kalau orang yang diajaknya bicara bukan Alana, melainkan Leo."Apa dia juga mengatakan di meja mana Alana harus menunggu?" "Tidak. Dia hanya meminta Alana datang ke restauran ini di hari Kamis, pukul sepuluh," jawab L

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-17
  • Hasrat Cinta Om Leo   Bab 70. Dia Adalah Kamu

    "Nona!" Wanita yang tadi trolinya menabrak troli Alana mengejar Alana saat dia hendak pergi setelah membayar belanjaannya di kasir."Nona, sebagai permintaan maaf, bagaimana kalau aku traktir kamu minum kopi atau lemon tea siang ini?" tanya wanita itu setelah mencapai tempat Alana berdiri. "Tidak lama, hanya sebentar saja. Karena, kalau aku tidak melakukan ini, maka aku akan terus merasa bersalah padamu."Alana memfokuskan pandangannya pada wanita tersebut dengan tatapan yang tajam dan terus-menerus. Meskipun tidak merasa marah, ia tengah memikirkan dengan serius tawaran yang diberikan oleh wanita itu. Alana bertanya-tanya mengapa wanita itu begitu bernafsu untuk mengajaknya minum, padahal sebelumnya Alana sudah menolak saat diajak makan.Ketidaknyamanan mulai dirasakan oleh Alana, sehingga ia menghela napas panjang dan berusaha mempertahankan kesabarannya. Sebelum memberikan jawaban atas tawaran dari wanita tersebut, Alana melihat sekeliling terlebih dahulu untuk memastikan situasi

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-18
  • Hasrat Cinta Om Leo   Bab 71. Pahitnya Kejujuran

    "Om, kamu sudah pulang?"Tubuh Alana sedikit melonjak, tiba-tiba Leo mendekap dan memeluknya dari belakang. Lamunannya seketika buyar. Rasa dingin yang tadi menusuk kulitnya karena angin malam, kini telah terhalang oleh kehangatan tubuh Leo yang melekat pada punggungnya."Em. Baru saja pulang," jawab Leo dengan suara sangat lembut.Memeluk tubuh ramping Alana membuat pikiran dan hatinya menjadi tenang dan nyaman. Terlebih saat mencium aroma segar tubuh kecil istrinya, Leo semakin menenggelamkan wajahnya ke dalam ceruk leher jenjang Alana menikmati setiap inci keharuman yang melekat pada kulit mulus Alana.Mendapat dekapan dan pelukan erat Leo, serta ciuman pada lehernya, Alana merespon dengan menekuk sedikit kepala. Sentuhan lembut bibir Leo pada kulit lehernya serta embusan napas hangatnya, jelas saja membuat darah dalam tubuhnya berdesir. Alana memejamkan mata sesaat menikmati desiran dalam darahnya, lalu kembali menatap langit malam."Kenapa melamun, Sayang?" tanya Leo meletakkan d

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-19
  • Hasrat Cinta Om Leo   Bab 72. Kotak Peninggalan

    "Apa kamu tidak mengenalnya?" Leo mengembalikan pertanyaan Alana.Alana melonggarkan tangan Leo dari pinggangnya, lalu memutar badan untuk saling berhadapan. Kali ini Alana melingkarkan kedua tangan pada tengkuk Leo. Alana bergelayut manja dengan wajah berseri, menanti jawaban."Apa kamu pikir aku mengenalnya?" Kembali Alana bertanya. Sorot matanya menunjukkan kalau keingintahuannya besar."Ya. Bahkan kamu bukan hanya mengenalnya saja, tapi kamu sangat memahami dan mengerti gadis kecil itu," jawab Leo memberi senyum lembut.Alana terdiam, semakin melekatkan pandangnya. Dia ingin tau, apakah jawaban Leo tentang siapa gadis kecil yang bernama Pelangi Jingga itu sama dengan apa yang dikatakan oleh Tanty padanya.Melihat Alana terdiam, Leo kembali tersenyum. Lalu, dia pun melepaskan tangan dari pinggang Alana. Tapi, tidak melepaskan begitu saja, Leo hanya memindahkan tangannya untuk meraih tangan Alana dan menggenggamnya lembut."Mari, aku perkenalkan!" Leo menarik tangan Alana untuk meng

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-20

Bab terbaru

  • Hasrat Cinta Om Leo   Bab 164. Aura Erzan Samudera

    "Sudah, Bear. Aku kenyang," ucap Alana.Alana menolak suapan Leo dengan menutup mulutnya menggunakan tangan. Dia juga menoleh sedikit ke samping menghindari sendok yang disodorkan Leo padanya."Satu kali lagi, Sayang. Kamu sudah mengeluarkan banyak tenaga saat melahirkan. Sekarang, kamu harus mengganti tenagamu dengan makan yang banyak," ucap Leo."Bear, sampai siang ini saja kamu sudah memintaku makan banyak makanan. Kalau tidak salah ingat, kamu sudah memberi aku makan tiga kali, dua kali makanan ringan, dua kali jus buah. Perutku rasanya seperti mau pecah karena kekenyangan," ucap Alana melakukan protes atas tindakan Leo yang terus membujukkan untuk makan.Leo tertawa mendengar keluhan dari Alana. Dia berpikir bahwa karena istrinya telah melalui perjuangan yang melelahkan untuk melahirkan putra mereka, maka dia harus memberikan makanan bergizi yang cukup agar istrinya bisa pulih dengan cepat. Namun, ternyata usahanya tersebut menimbulkan protes dari Alana. "Baiklah. Kali ini aku t

  • Hasrat Cinta Om Leo   Bab 163. Berada di Sisimu

    "Dokter, bagaimana?" Leo tidak sabar menunggu penjelasan hasil pemeriksaan kehamilan istrinya."Usia kehamilan istri Anda sudah cukup bulan, Tuan. Tinggal menunggu waktu lahir saja," jelas dokter.Dokter itu mengarahkan pandang pada Alana dengan senyum ramahnya."Nyonya, kelahiran seperti apa yang Anda inginkan?""Dokter, aku tidak ingin istriku kesakitan saat melahirkan. Bisakah kami ajukan untuk melakukan operasi saja?" ucap Leo cepat sebelum Alana memberi jawaban."Bear!" Alana memberi wajah protes."Sayang." Leo meraih tangan Alana dan mengenggamnya lembut. "Aku tidak mau melihatmu kesakitan."Wajah Leo tampak sedih membayangkan istrinya kesakitan saat melahirkan. Makanya, dia ingin kelahiran anak mereka melalui operasi caesar saja dengan tehnologi terbaru agar istrinya tidak merasakan sakit. Namun, niat baik Leo melindungi istrinya dari rasa sakit mendapat penolakan tegas dari Alana."Aku tidak mau, Bear. Aku mau melahirkan secara normal saja," u

  • Hasrat Cinta Om Leo   Bab 162. Berita Duka

    “Damian, ada apa?” tanya Leo dengan wajah penasaran sembari berjalan meninggalkan Alana dengan langkah hati-hati agar langkahnya tidak menimbulkan suara. “Apa Marco sudah memberitahumu?” tanya Damian di ujung sana, di balik teleponnya. Suaranya terdengar tidak biasa seperti ada sesuatu yang terjadi.“Apa?” tanya Leo semakin penasaran.“Siang tadi, Arga berusaha memberontak dengan melarikan diri dan mencoba kabur dari pengawasan. Saat mereka mengejar dan mencarinya, mungkin juga karena panik, pria itu tidak melihat jalanan. Dia juga tidak melihat ada truk yang melintas saat menyeberang jalan,” cerita Damian.Damian menceritakan tentang kecelakaan yang dialami oleh Arga saat pria itu melarikan diri dan mencoba kabur dari pengawasan mereka. Karena ceroboh dan mungkin juga panik karena takut penjaga mengejarnya, Arga tidak memperhatikan ada truk yang melintas dengan kecepatan tinggi saat dia menyeberang jalan, sehingga tubuhnya tertabrak dan terpental hingga beberapa meter.“Mereka baru

  • Hasrat Cinta Om Leo   Bab 161. Semakin Terlihat Seksi

    “Sayang, kamu cantik sekali menggenakan pakaian ini,” puji Leo sembari mengelus perut buncit Alana."Bear, kamu mengejutkan aku?" Alana kaget, tiba-tiba Leo memeluknya dari belakang.Sore ini Alana mengenakan pakaian daster tidak berlengan, sehingga perutnya yang besar terlihat. Bahan yang lembut dan jatuh membuat perut Alana yang membesar terlihat menonjol dan lebih seksi ditambah dengan bentuk tubuhnya yang memang indah semakin membuat Leo tidak mau melepaskan pelukannya."Kenapa berdiri di sini sendirian?" lirih Leo."Pemandangannya bagus, Bear. Lihat itu!" Alana menunjuk langit sore, di mana matahari hampir tenggelam di antara bukit-bukit hijau. Bias sinar yang mulai redup menghias langit sore tampak semburat merah keemasan memberi warna indah yang membuat mata sejuk dan hati teduh."Indah banget langitnya!" decak kagum Alana.Leo tersenyum. Peluknya semakin erat. Meski perut Alana sudah membesar, tetapi tidak menjadi penghalang untuk tetap memeluknya. Sebaliknya, perut besar Ala

  • Hasrat Cinta Om Leo   Bab 160. Kalian Bersandiwara

    "Nyonya, teh Anda."Dona mendekati Alana yang sedang duduk santai di bangku taman yang berada di dekat kolam renang belakang rumah. Kemudian, memberikan secangkir teh yang masih hangat pada Alana dengan penuh kebaikan hati."Terima kasih."Alana pun merasa sangat berterima kasih dan mengucapkan kata-kata itu dengan senyum yang manis, lalu menyeruput teh hangat sembari menunggu Dona duduk di depannya.Suasana taman sore ini terasa semakin nyaman dan tenang dengan hadirnya secangkir teh hangat tersebut."Mulai hari ini, jangan panggil aku nyonya lagi! Aku bukan nyonyamu," kata Alana sembari meletakkan cangkir di atas meja.Dona tercengang kaget."Kenapa? Apa aku telah melakukan kesalahan?" Dona merasa perlu tau alasan Alana. Dia tidak merasa melakukan kesalahan. Hubungan mereka beberapa hari ini juga baik-baik saja, tetapi tiba-tiba Alana mengatakan hal itu padanya. Jelas saja hal ini membuatnya bingung dan bertanya-tanya.Melalui ekspresi kagetnya saja, seharusnya Alana sudah mengerti

  • Hasrat Cinta Om Leo   Bab 159. Wanita Itu Kekasih Marco

    “Bear,sebenarnya kita mau ke mana?” tanya Alana bingung.Leo menoleh, lalu memberi senyum manisnya.“Bukankah kita sudah membicarakannya, Sayang? Aku akan membawamu ke tempat yang tenang dan sejuk. Kita akan ke luar kota,” jawab Leo mengingatkan Alana tentang apa yang sudah pernah mereka bicarakan.“Tapi, kenapa pakaian yang kamu bawa sangat banyak?” Alana melempar pandangnya ke arah tumpukan pakaian dalam koper yang belum tertutup.Leo pun melirik ke arah yang dikatakan istrinya. Bibirnya kembali menyunggingkan senyum.“Karena kita akan melakukan liburan dalam waktu yang lumayan cukup lama,” jawab Leo.Dia sibuk mengemas beberapa pakaian mereka dan memasukkan ke dalam koper. Ada dua koper di sana, salah satunya sudah terisi penuh dengan pakaian Leo sendiri. saat ini suami Alana itu sedang menegmas pakai Alana. Tadinya, Alana ingin membantu, tetapi Leo melarangnya dan memintanya duduk saja di tempat tidur.Setelah merasa cukup dan selesai, Leo bangkit dari tempatnya, lalu mendekati A

  • Hasrat Cinta Om Leo   Bab 158. Butuh Konsultasi Psikolog

    "Dokter, bagaimana?""Nyonya, apakah Anda merasa baik-baik saja?" tanya dokter pada Alana. Leo tampak sangat cemas menatap wajah dokter yang memeriksa kondisi kandungan istrinya. Apalagi saat dokter itu tidak segera menjawab pertanyaannya, melainkan mengarahkan pandang pada Alana dengan sorot mata yang tidak baik-baik saja. Refleks dia pun ikut mengarahkan pandangnya pada Alana, lalu meraih tangan Alana dan menggenggamnya."Dokter?" Setelah Leo menyapa dokter, dokter tersebut menghela napas panjang dengan suara yang terdengar berat saat memandang Leo. Reaksi ini membuat Leo merasa semakin cemas dan khawatir akan kondisi istrinya. Meskipun tidak diketahui secara pasti apa yang dipikirkan oleh dokter, namun dari reaksinya itu dapat diartikan bahwa ada sesuatu yang membuatnya khawatir tentang kesehatan Alana dan bayi dalam kandungannya. Hal ini tentunya menambah kekhawatiran bagi Leo dan membuatnya merasa semakin tidak tenang."Dalam kondisi kehamilan yang masih muda, seharusnya istri

  • Hasrat Cinta Om Leo   Bab 157. Lingkaran Hitam

    "Leo-""Sstt!" Leo segera meletakkan jari telunjuknya di depan bibir ketika Damian datang dan berjalan ke arahnya sembari berbicara. Karena hal ini, Damian pun menghentikan ucapannya dan memperlambat serta memperhalus langkahnya. Sembari mendekat, matanya tertarik memperhatikan wanita yang tertidur di sofa dengan kepala di atas pangkuan Leo."Apa istrimu sakit?" tanyanya dengan suara lirih setelah duduk di depan Leo. Matanya masih memperhatikan wajah lelap Alana yang menurutnya sedikit pucat dan tampak sedikit lelah."Tidak, tapi dia tidak baik-baik saja," jawab Leo juga mengarahkan pandangnya pada wajah Alana.Damian menoleh dan memiringkan kepalanya sedikit, sedangkan matanya menyipit ketika mendengar perkataan Leo. Ia kemudian bertanya, "Ada apa?"Melihat ekspresi Damian yang penasaran, akhirnya Leo menceritakan tentang masalah yang dialami Alana. Dia bercerita tentang mimpi buruk yang membuat Alana ketakutan dan sulit tidur hingga pagi hari. Karena itu, Leo memutuskan untuk tidak

  • Hasrat Cinta Om Leo   Bab 156. Mimpi Buruk

    "Jangan bunuh anakku! Aku mohon," mohon Alana dalam rintih kesakitan dan tangis.Tenaganya telah habis dan suara tangisnya hampir tak terdengar lagi. Arga telah melakukan hal yang membuat dunianya runtuh dan tak berarti lagi. Meskipun ia memberontak dan menjerit, tak seorang pun yang bisa menolongnya. Hidupnya telah hancur dan kini ia berada pada titik terdalam kesedihan yang tak terbayangkan. Semua harapan dan impian yang pernah dimilikinya kini sirna, meninggalkan dirinya dalam kehancuran yang sangat menyakitkan. Alana kembali berteriak histeris sembari memberontak menggunakan sisa tenaganya. Meski merasa tidak lagi memiliki harapan karena Arga terus menghujam tubuhnya dengan maksud untuk membunuh bayi dalam perutnya, Alana, dia berharap masih memiliki harapan untuk menyelamatkan anaknya."Berhentilah melawan, Alana! Tidak ada yang bisa menyelamatkan anakmu," ujar Arga dengan bengisnya."Dasar bajingan! Aku bersumpah akan membunuhmu, Arga!" sumpah Alana.Plak!Arga kembali melayang

DMCA.com Protection Status