Share

Cukup

Hartono membuka kaca matanya perlahan, menatapku sejenak, lalu bicara pada salah satu komplotan bandit tadi.

"Bawa nyonya dan temannya keluar."

"Baik, Tuan."

Dua dari ketiga pria itu mendekati diriku dan Amanda. Namun sebelum dia sempat bicara, penyakit gilaku -- suka ikut campur -- mendadak kumat.

"Tunggu! Aku perlu penjelasan atas semua ini." Kataku berang.

Tanpa rasa takut kuhampiri Hartono yang sudah duduk di kursi utama, letaknya persis di seberang kursi kami. "Kamu harus jelaskan semuanya. Mengapa harus menyandera kami." Kataku tanpa ampun.

Kilat kaget di mata Hartono dalam sekejap digantikan oleh rasa tertarik samar. "Apa kau ingin mengaturku sekarang? Kau yakin, hmm?"

Begitu suaranya keluar barulah aku sadar petaka macam apa yang baru kuterabas. Sayangnya, tak ada lagi jalan untuk mundur, apalagi waktu mataku menatap Marissa sekilas, nampak cahaya matanya yang dipenuhi rasa putus asa. Belum lagi tubuhnya yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status