*Happy Reading*Arletta merasa tubuhnya hampir remuk akibat ulah yang di sengaja si sopir taksi gadungan. Beruntung dia tadi tak melepaskan sabuk pengaman hingga tubuhnya tak terlempar ke mana-mana. Hanya saja, kepalanya lumayan berdenging akibat sempat terantuk kaca mobil dan atap. Kakinya juga lumayan sakit karena tadi dipakai menahan gerak lawan saat dia melakukan belitan tali tas. Arletta melirik bagian depan mobil, tepatnya pada bangku si sopir. Meski wajahnya berhasil selamat berkat air bag yang otomatis terbuka saat ada benturan. Namun, akibat tikaman pulpen dan cekikan Arletta membuatnya lumayan kepayahan. Mungkin sopir itu mulai kehilangan banyak darah. Meski begitu, si sopir gadungan masih berusaha menodongkan sebuah pistol ke arah Arletta, yang tentu saja bisa dihalau gadis itu dengan mudah. Dalam posisinya yang masih terbalik, Arletta menedang kuat tangan si sopir hingga pistol tersebut jatuh entah ke mana. Tak membuang waktu, Arletta pun segera menarik tali tas yang ma
*Happy Reading*Gila!Arletta rasa, satu kata itu sangat tepat menggambarkan sosok Arkana. Bagaimana tidak? Padahal, semalam Arletta sudah kabur diam-diam dan bersembunyi di rumah Elkava. Namun, saat pagi menjelang. Tepatnya saat dia baru bangun dan keluar kamar yang biasa dia tempati di rumah Elkava, si kang photo itu tahu-tahu sudah tertidur pulas di ruang tamu.Entah sejak kapan dan bagaimana dia bisa berada di sana. Yang jelas, tentu saja hal itu mulai mengganggu Arletta. Kalian tahu netizen nyambi sasaeng. Arletta rasa, si kang photo ini salah satu dari mereka. "Udah bangun lo? Sarapan dulu sana. Abis itu minum obat," tegur Elkava yang baru saja muncul dari dapur, seraya membawa minum hendak kembali ke kamarnya. Pria itu nampak tidak terganggu sama sekali dengan keberadaan Arkana di sana. Membuat Arletta auto curiga jadinya. Jangan bilang ...."Lo yang kasih tahu gue di sini sama dia?" tuduh Arletta akhirnya. Menatap Elkava penuh selidik. "Lo kata gue gak ada kerjaan," sahut E
*Happy Reading*Melihat Arkana terbangun. Sontak saja Arletta berjongkok dan menyembunyikan diri di balik kulkas. Sementara pria yang terkaget dalam tidurnya kini linglung seraya melihat sendal yang baru saja mencium wajahnya. Pria itu mengucek mata sejenak sebelum melirik Elkava yang masih berdiri di ambang pintu kamarnya. Kemudian, dengkusan kesal pun hadir. "Sialan lo, Kav! Rese banget. Masih pagi juga!" tuduhnya pada Elkava, seraya melempar balik sendal itu.'Loh, kok, jadi gue?' Mungkin itulah yang ada dipikiran Elkava saat ini. Soalnya ....Yang makan nangka siapa, yang kena getahnya siapa? Elkava langsung menatap tak terima si kang photo yang kini bersiap tidur kembali itu. "Gue gak--""Udah, diem! Jangan berisik! Gue mau tidur lagi sebelum Yayang Leta bangun. Gue butuh energi lebih ngadepin sabahat lo itu, kan?" sela Arkana cepat. Kembali meringkuk di atas sofa, yang sebenarnya tak begitu bisa menampung badan besarnya. Elkava sontak melirik kulkas di mana Arletta masih men
*Happy Reading*Melihat berita kebakaran itu, Elkava langsung beranjak cepat dari duduknya dengan cepat kemudian berlari ke dalam kamar. Arkana masih linglung awalnya. Melihat televisi dan kepergian Elkava secara bergantian. Namun, tak lama dia pun bisa menguasai keterkejutannya dan langsung menyusul Elkava. Arkana melihat Elkava tengah mengutak atik laptopnya. Dengan tanpa sopan santun, Arkana ikut nimbrung melihat ke layar laptop Elkava. Terlihat gambaran maps dan banyak titik di sana. Salah satunya ada nama Arletta. "Lo masangin Arletta alat pelacak?" tanya Arkana terkejut. "Lo kira bagaimana cara gue jaga dia selama ini?" Elkava malah bertanya balik."Tapi kan itu--""Shit!" Belum selesai Arkana bicara, Elkava tiba-tiba memaki marah ketika melihat posisi Arletta ada di kosan yang terbakar itu. Elkava segera meraih ponselnya dan mendial nomor Arletta. Tetapi, nomor tersebut tidak ada yang mengangkat. "Ayo angkat, Arletta!" geram Elkava mendial ulang nomor tersebut. Namun, hasi
*Happy Reading*Akhirnya setelah kurang lebih tiga jam usaha pemadaman. Kebakaran di tempat itu pun bisa diatasi juga. Sayangnya, kini yang tertinggal hanya reruntuhan dan puing-puing yang berwana hitam pekat. Tidak ada yang tersisa. Semua orang yang harta bendanya ludes di lahap si jago merah terlihat menangis nelangsa. Tak terkecuali si ibu kos dan para gadis rekanan Arletta di tempat tersebut. Mereka pun menangis tersedu menatap reruntuhan itu karena tidak banyak yang bisa mereka selamatkan.Sementara itu, tak jauh dari mereka. Ada Arkana yang terduduk lemas menatap nanar reruntuhan itu dengan hati merepih luar biasa. Dia tidak bisa menyelamatkan Arlettanya. Tidak ada yang membiarkannya masuk ke sana meski sudah mengamuk sedemikian rupa. Yang ada, kini tubuhnya malah babak belur dihajar warga karena ulahnya. Beruntung dia masih hidup dan tak ikut menjadi korban di sana. Semuanya karena bantuan ibu kos yang berhasil meredam amarah warga, hingga akhirnya mereka bisa memaklumi kondi
*Happy Reading*Beberapa jam sebelumnya. Elkava melajukan mobilnya secepat yang dia bisa. Mengikuti titik alat pelacak yang ada pada Karmilla, Elkava pun akhirnya sampai pada sebuah villa di pinggiran ibu kota. Entah ulah siapa ini. Yang jelas, sepertinya orang ini memang sengaja memecah belah fokus Elkava dalam menjaga Arletta. Beruntung ada Arkana yang bisa dia mintai tolong untuk menangani masalah di tempat Arletta. Hingga Elkava pun bisa fokus menyelamatkan Milla. Arletta dan Karmilla adalah dua orang penting dalam hidupnya. Maka jika keduanya dalam bahaya dan dia diharuskan memilih menyelamatkan salah satu dari mereka. Elkava tidak akan bisa memilih. Itulah kenapa, Elkava lumayan tertolong dengan kehadiran Arkana sekarang.Saat sampai, pria itu langsung dihadang beberapa pria bertubuh besar dan berjas serba hitam. Mereka mencoba menghadang dan melukai Elkava. Namun, Elkava jelas bukan orang sembarang. Dia bisa beladiri, juga sebelum ke sini, sudah memanggil beberapa anak buahn
*Happy Reading*Dalam hidup ini. Arletta sudah banyak sekali didekati pria dalam berbagai sifat. Baik, jahat, munafik, licik, playboy, bahkan anak mama pun, pernah. Kebanyakan tentu saja karena mereka hanya penasaran saja pada Arletta. Lainnya hanya sekedar kagum semata. Sekalipun ada yang beneran tulus, biasanya gampang menyerah. Namun, diantara semua pria yang Arletta temui, sepertinya hanya Arkana seorang yang punya sifat keras kepala seperti batu karang. Sudah diusir berkali pun, tetap saja balik lagi. Sudah melihat Arletta dalam kondisi kumat dan hampir mati pun, tetap tidak perduli dan malah pura-pura buta. Bahkan, sudah disakiti baik itu fisik dan hatinya. Tetap kukuh mengejarnya. Arletta jadi curiga. Dulu mamaknya ngidam apa ya saat hamil? Gadoin batu koral kali, ya? Atau tembok cina. Keras kepalanya gak kaleng-kaleng. Arletta jadi gemas sendiri melihatnya. Padahal, awalnya Arletta tetap ingin mengindahkan pria itu. Meski Elkava sudah membujuknya sedemikian rupa. Arletta en
*Happy Reading*Awalnya, Arletta ingin mengajak Arkana membicarakan semuanya. Gadis itu berencana untuk jujur dan mengungkapkan dirinya yang sebenarnya. Setelah itu, mari kita lihat bagaimana tanggapan Arkana setelah mengetahui kebenaran yang ada. Akankah pria itu seperti yang diagung-agungkan selama ini? Dan berhak mendapat kesempatan untuk bisa diberikan kepercayaan dalam menjaga hatinya. Atau ... sama saja dengan pria lainnya. Aka kabur dan meninggalkan Arletta. Semua akan bisa dilihat setelah semuanya terbongkar.Sayangnya, sepertinya Arletta harus mengurungkan niatnya sementara. Karena kondisi Arkana tidak memungkinkan. Pria itu harus segera dapat pengobatan dan diberi makan. Perutnya yang terus berbunyi sangat mengganggu Arletta. Dan seperti kata pepatah yang sering terjadi. 'Habis kenyang terbitlah ngantuk'. Begitupula dengan Arkana. Setelah puas makan sampai kekenyangan. Pria itu langsung pulas di tempat tidurnya. Lebih tepatnya, tempat tidur yang ada di apartemennya. Karena