*Happy Reading*'Bring me to life.'Arletta menutup lagu dengan nada panjang dan tinggi sekali. Membuat siapa pun yang mendengar merinding plus menahan napas tanpa sadar. Begitu pula dengan Arkana. Pria itu tak menyangka jika suara istrinya benar-benar luar biasa. Tepuk tangan langsung bergemuruh keras mengapresiasi penampilan tiga sekawan itu. Khususnya suara nada tinggi Arletta yang baru saja diperlihatkan.Arkana tahu jika selama ini Arletta bisa bernyanyi dan punya suara merdu. Namun, dia tidak menyangka jika suara istrinya bisa sampai setinggi itu. Apalagi, selama ini yang Arkana tahu Arletta biasa mengcover lagi dengan instrumen musik akustik ala di cafe-cafe. Jadi suaranya ya ... cukup berat dan ngena di hati. Beberapa orang bahkan menjuluki Arletta queen of melow. Karena lagu-lagu yang dibawakan Arletta memang selalu penuh penghayatan dan mampu menyentuh relung hati.Siapa sangka, ternyata menghadapi musik rock seperti ini pun, Arletta .... sudah di bilang kan, kalau istriny
*Happy Reading*Arletta berdecak kesal, saat mematut wajah di cermin sebelum mandi pagi, menemukan beberapa kiss mark menghias leher jenjangnya. "Ck, dasar kang photo resek!" omelnya lagi, sambil memperhatikan semua tanda merah di lehernya. "Ini gimana coba ngilanginnya," keluhnya kemudian masih dengan nada kesal, dan semakin kesal lagi jika mengingat kejadian semalam seusainya pesta ulang tahun Karmilla.Jika kalian mengira Arletta akhirnya buka segel dengan Arkana. Maka maaf, kalian harus kecewa. Karena sampai saat ini pun, dia masih segel rapat, meski semalam hampir saja terjadi hal yang sangat kalian tunggu-tunggu itu. Sorry, belum saatnya. Mengabaikan tanda merah di lehernya, Arletta pun meneruskan acara mandi paginya. Setelah itu, mengoleskan basic skincare tipis-tipis demi tidak diomeli Karmilla yang selalu rempong soal perawatan wajah. Saat baru saja keluar kamar mandi, Arletta terkesiap ketika merasakan sebuah tangan kekar memeluknya dari belakang. Kaget, Arletta pun refl
*Happy Reading*VIDEO MESUM PENYANYI MUDA TRISTAN DEWANGGA DAN ARLETTA REGINA ZAVIER, BINTANG BARU DI ENTERTAIMENT BOCOR KE PUBLIK. APA SEBENARNYA HUBUNGAN MEREKA? DAN LANTAS BAGAIMANA NASIB ARKANA SADEWA, PASANGAN ARLETTA SAAT INI?Arkana memperhatikan wajah Arletta lamat-lamat saat akhirnya melihat berita tersebut, plus dengan potongan videonya. Namun, tak ditemukan raut wajah berarti dari Arletta. Padahal, tadi Arkana juga sempat melihat video tersebut. Dan di sana, wajah itu memang milik Arletta. Lalu, kenapa Arletta tidak tampak terkejut atau risau sama sekali? Aneh?"Kalau aku bilang ini bukan aku, kamu percaya, Mas?" ucap Arletta kemudian, seraya melempar pelan ponsel milik Arkana ke tengah meja makan. Arkana tak langsung menjawab. Pria itu mengerjap beberapa saat, lalu mengangguk. Meski dengan kaku dan dalam hati bertolak belakang. Melihat itu, Arletta tersenyum miring dan menatap Arkana datar. "Tapi wajah kamu tidak berkata demikian," ucapnya lagi membuat Arkana lumayan bi
*Happy Reading*Saat hendak meletakan kembali ponselnya di atas nakas seusai Elkava menutup telepon. Pintu kamar dibuka dari luar. Arkana lah pelakunya. Wajahnya masih saja kusut seperti sebelum Arletta tinggalkan. "Kenapa lagi?" tanya Arletta malas. Arkana tidak menjawab. Pria itu malah memghampiri dengan cepat, lalu memeluk Arletta begitu saja tanpa ijin. "Mas?""Maaf kalau Mas gak bisa bedain kamu dan Arnetta. Tapi, Yang. Mas kan memang belum pernah ketemu Arnetta sebelumnya. Yang Mas kenali selama ini cuma kamu. Makanya, mana Mas gak bisa bedain kalian. Jadi, tolong kamu ngerti akan hal itu, ya?" ucap Arkana kemudian masih belum melepaskan pelukannya pada Arletta. Nada suaranya benar-benar syarat akan rasa bersalah.Mendengar hal itu, Arletta pun mendesah panjang di tempatnya. Mungkin dia juga salah karena terlalu banyak menuntut Arkana. Benar, pria ini mana bisa membedakan Arnetta dan Arletta. Lah, wong orang sekitarnya saja kadang tidak bisa, apalagi dia yang belum pernah kete
*Happy Reading*Memang sudah jadi hukum alam, setiap apa pun yang tercipta pasti ada plus minus yang menyertainya. Begitu pula kasus Video syur Tristan dan gadis yang di gadang-gadang adalah Arletta. Poin plusnya, hal itu bisa membuat dirinya di kenal publik tanpa harus banyak promosi, beserta kisah-kisah hidupnya yang perlahan muncul dari temuan netizen yang mendadak jadi detectiv atau pun yang sempat mengenalnya di masa lalu. Namun, ada juga poin minus di sini. Itu adalah, Arletta jadi semakin tidak leluasa bergerak di tempat umum. Karena selalu ada saja orang yang meliriknya jijik, bahkan terang-terangan mengatainya pecun. Miris, ya?Arletta yang memang sejak tujuh tahun lalu lebih suka di rumah pun, semakin betah lagi dengan adanya gosip ini. Apalagi, dengan kemudahan yang di tawarkan teknologi. Makan ya tinggal pesen, beli apa pun juga tinggal transfer. Gak perlu ribet dan gak harus keluar tenaga ekstra. Apa-apa sekarang bisa nyamperin sendiri sampai depan pintu. Arletta sepert
*Happy Reading*Arkana memperhatikan Arletta dalam diam. Istrinya itu terlihat sedang fokus melihat televisi, tapi sebenarnya tidak fokus. Ngerti, gak? Maksudnya itu, iya sih, matanya terlihat fokus dan menyimak serius acara televisi. Namun masalahnya yang ditontonnya saat ini adalah acara komedi. Sementara Arletta selama menonton tak terlihat tertawa ataupun tersenyum dengan lawakan yang di suguhkan. Padahal, acara komedi tersebut lumayan menghibur. Kan, aneh, ya?Penasaran, Arkana pun menghampiri Arletta dan sengaja menepuk pelan bahu istrinya itu demi meminta atensi. Arletta menoleh kemudian mengerjap pelan. "Eh, Mas. Kamu ... udah selesai? Langsung makan aja, gih. Nanti keburu kemaleman."Nah, dengar sendiri jawabannya. Padahal Arkana sudah selesai kerja dari tadi. Dan tadi saat ijin makan, dia nyaut, loh. Meski cuma 'hm' doang. Tetapi itu berarti Arletta dengar suaranya, kan? Lalu apa ini, coba?"Sayang, are u okeh?" Arkana pun semakin penasaran. "Hah? Okeh, kok. Kenapa nanyany
*Happy Reading*Arkana terus memacu tubuh dalam kungkungannya. Keringatnya sudah mengucur deras dengan nafas yang sudah tidak beraturan. Ia hampir sampai! Rasanya sensasi nikmat itu menjalar hingga ke seluruh syaraf tubuh dan ubun-ubunnya. Ini luar biasa! Sungguh kenikmatan yang tidak bisa dilukiskan dengan sebuah kata-kata. Meski ini sebenarnya bukan yang pertama untuk Arkana. Entah kenapa, kali ini rasanya sangat luar biasa! Istimewanya Arkana juga sudah cukup lama menahan diri untuk tak melewati batas yang diberikan oleh gadisnya. Sampai akhirnya gadis itu sendiri yang menyerah, Arkana pun tak akan membuang kesempatan sedikit pun."Mas ...." lenguh gadisnya di sela tubuh berguncang-guncang akibat hentakan kuat pinggulnya. Mata gadisnya turut menggelap oleh hasrat yang juga membuainya."Just a moment honey," balas Arkana. Sebelum kembali melumat bibir berwarna cerry yang terasa manis sekali di mulutnya. Arkana pun memacu tubuhnya lebih kuat lagi demi mendapatkan apa yang inginkan
*Happy Reading*Arletta menatap layar televisi dengan tatapan dingin sekali. Khususnya saat layar menyoroti Joshua yang mencoba menghindari awak media yang menjambangi kantornya."Joshua ini beneran gila, ya? Ngapain coba dia posting video mereka? Kan, itu sama saja mempermalukan diri sendiri. Iya gak, sih?" komentar Arkana kemudian. "Menurut lo gimana, Let?" Elkava yang saat ini ada di sana pun melirik Arletta, ingin tahu bagaimana reaksi gadis itu perihal masalah baru yang muncul hari ini. "Dia itu udah kehilangan akal menghadapi media yang mencoba mencari tahu soal si kembar. Makanya, dia sengaja memposting aibnya sendiri, demi berpura-pura menyatakan jika di sini dia juga korban. Dengan begitu semua orang akan menganggap kalau di sini memang gue yang salah. Gue yang nakal. Suka menggoda dan berhubungan dengan banyak pria. Kemarin Tristan, sekarang Joshua. Mungkin besok, Joshua akan memposting video lainnya di mana Arnetta sedang berhubungan dengan anak buahnya," terang Arletta,
*Happy Reading*"Mas, bagaimana kondisi Arletta?" Satu jam berselang, Bunda dan Ayah sudah hadir di sana. Bersama Gina yang membawa serta koper yang memang sudah disediakan, persiapan kelahiran Arletta. "Masih di dalam, Yah. Sedang bersiap melakukan operasi." Arkana menjawab singkat. Raut khawatir masih tampak jelas di wajahnya. "Akhirnya operasi secar, ya?" tanya Bunda Reen lagi. "Gak ada pilihan lain, Bun. Usia kandungan Arletta belum sempurna dan bayi kami juga salah satunya ada yang terlilit pusar. Jadinya mau tak mau harus operasi."Sebenarnya, Dokter sudah berusaha memberi induksi pada Arletta agar pembukaannya cepat dan bisa lahiran normal. Hanya saja, karena posisi salah satu bayi sepertinya tak memungkinkan bertahan. Maka dari itu, akhirnya operasi secar pun mau tak mau menjadi pilihan saat ini. "Ya sudah tidak apa-apa. Yang penting Ale dan bayi kalian selamat." Bunda Reen tak ambil pusing. "Iya benar. Mau sc atau normal. Itu tidaklah masalah. Seorang ibu tetap akan menj
*Happy Reading*"Mas, ayo buruan!" seru Arletta tak sabaran. Melambai pada Arkana. "Iya, iya. Ini juga udah jalan, kok," sahut Arkana santai."Ih, lama, deh!" Gemas pada Arkana, Arletta pun menarik lengan sang suami dan sedikit menyeretnya agar jalan lebih cepat. "Sabar, Sayang. Milla juga gak akan ke mana-mana, kok. Inget, kamu tuh lagi hamil. Gak boleh--""Ck, bawel, deh!" kesal Arletta. "Gak ngerti banget, sih. Namanya juga gak sabar pengen liat anaknya Milla. Kira-kira mirip siapa, ya?"Kemarin malam, Arletta memang baru mendapat kabar kalau Milla sudah melahirkan. Wanita itu pun langsung saja heboh dan meminta pulang ke Jogja malam itu juga. Tak perduli saat itu sudah menjelang subuh. Arletta tetap memaksa suaminya untuk mengantarkan pulang saat itu juga. Namun, karena kondisi Arletta juga sudah hamil tua. Arkana pun tak langsung menurutinya. Bahaya kan melakukan bepergian pada kondisi Arletta saat ini. Makanya, pria itu meminta Arletta berkonsultasi terlebih dahulu kepada dok
*Happy Reading*Arkana memperhatikan Arletta dalam diam. Wanita itu saat ini tengah asik membaca buku yang tebal sekali. Entah buku bertema apa, yang jelas ketebalan buku tersebut bisa mengalahkan al-qur'an atau kitab-kitab sejenis. Okeh, mari lupakan tentang buku tersebut. Karena kini bukan itu yang sedang Arkana pikirkan. Pria itu sebenarnya tengah memikirkan Arletta dan kehamilannya yang sudah menginjak usia kandungan enam bulan. Khususnya kebiasaan yang umumnya terjadi pada ibu hamil. Orang bilang, wanita yang sedang hamil itu sensitif dan kadang memiliki keinginan aneh. Atau sebut saja ngidam. Nah! Masalahnya Arkana tidak menemukan hal itu pada Arletta sepanjang usia kehamilannya.Iya, wanita itu memang sempat mengalami morning sick beberapa minggu saat awal kehamilan. Namun hanya itu saja. Sisanya, Arletta itu tampak biasa saja. Tidak sensitif apalagi ngidam yang aneh-aneh. Kan, Arkana jadi curiga, ya? Ini Arkananya yang kurang perhatian atau Arlettanya yang menahan ngidamnya
*Happy Reading*"Dia mencoba bunuh diri lagi?"Pria di hadapannya mengangguk."Lalu?""Sesuai perintah anda, Bos. Kami menyelamatkannya kembali."Pria bule di balik meja itu tersenyum mendengar hal barusan. Mengangguk-angguk mengerti sambil mengusap dakunya perlahan. "Bagus," pujinya kemudian. "Pantau terus keadannya. Jangan sampai kecolongan. Mengerti?" "Mengerti, Bos!" sahut pria itu patuh. Setelah pria bule di hadapannya menyuruh pergi, dia pun lalu beranjak dari termpat tersebut. "Sampai kapan kau akan menyiksanya?" Pria lain di sana berbicara selepas kepergian si anak buah. "Bukankah, semakin cepat dia mati, semakin cepat pula tugasmu selesai?""Aku hanya menjalankan amanat dari putrinya," sahut pria bule bernetra hijau itu dengan santai, yang tidak lain dan tidak bukan adalah Raid Anderson. "Dia tidak ingin bajingan itu mati dengan mudah."Lawan bicaranya terdiam. Lalu mengangguk faham. "Lalu kapan tugasmu akan berakhir jika bajingan itu tidak kau ijinkan mati?" Pria tadi ber
*Happy Reading*Cring! Cring!"Selamat dat--eh, elo Let?"Arletta hanya mengangkat tangan membalas Devi yang menyapa saat melewati pintu. Kemudian menunjuk sebuah meja yang letaknya agak pojok, di mana Arkana tengah berada bersama dua pria dan dua wanita. Devi pun mengangguk faham. "Duduk, deh. Gue bawain minuman nanti." Devi lalu berlalu, melanjutkan langkah yang sempat terhenti. Sementara itu, Arletta pun mencari tempat duduk yang tak jauh darinya."Nih!" Tak berselang lama. Devi kembali dengan segelas coklat hangat yang langsung di serahkannya pada Arletta. "Kok? Kayaknya gue belum pesen, deh?" Arletta heran. "Laki lo yang pesenin," jawab Devi menunjuk meja Arkana dengan dagunya. Arletta melirik ke arah sana juga. Tetapi Arkana terlihat masih fokus mendengarkan kliennya berbicara."Iyakah?""Iya!" Devi meyakinkan. "Tadi pas laki lo datang, dia langsung bilang begini." Devi menegakkan tubuh sejenak, lalu berdehem. "Kamu kenal istri saya, kan? Nanti kalau dia datang, terus pesen
Short story of Ka-Cha"Menikahlah dengan saya."Cangkir yang sudah menyentuh bibirnya seketika terhenti mendengar ucapan tersebut. Ia terkejut sekaligus bingung mendengar tawaran tadi. Lebih dari itu, ia merasa tiba-tiba ada rasa sakit yang menjalar dari sudut hatinya mendengar kalimat barusan. Membuatnya teringat kembali pada pria-nya yang telah tiada. Mengerjap perlahan beberapa saat, wanita itu pun meletakan kembali cangkir pada tatakannya. Lalu menghela napas panjang diam-diam demi menenangkan hatinya yang tiba-tiba bergemuruh perih. Matanya melirik perutnya yang semakin membesar sekilas."Apa ... Arletta yang menyuruh anda?" tanya balik wanita itu. Dia adalah Karmilla. Sahabat Arletta. "Ini tidak ada hubungannya dengan Arletta," jawab Pria itu tegas. Yang entah kenapa justru semakin membuat Milla makin curiga. "Kalau begitu siapa yang menyuruh anda melakukan ini?" tuntut Milla kemudian. Pria itu, yang tidak lain dan tidak bukan adalah Chakra. Menghela nafas berat pendengar pe
*Happy reading*Setelah mengatur nafas sekali lagi dan membulatkan tekad kembali. Arletta pun mulai melangkah ke arah Milla. Langkah kakinya terasa berat sekali, Arletta rasanya harus bersusah payah hanya demi mengambil langkah satu demi satu. Saat jarak antara mereka sudah menipis. Arletta mengangguk sedikit pada perawat yang berjaga sebagai bentuk salam. Nampaknya perawat itu tahu perihal maksud kedatangan Arletta. Buktinya, setelah membalas salam Arletta dengan anggukan dan senyum. Perawat tersebut pun mengambil jarak agak jauh dari Milla. Seolah mempersilahkan mereka bicara. Awalnya Milla masih belum menyadari keberadaan Arletta. Wanita itu masih tampak sibuk mengusap perutnya dengan sayang dan senyum manis. Tidak ada ucapan atau pun celotehan. Hanya tersenyum dan terus tersenyum sambil mengusap perutnya yang sudah agak membuncit. Kata Bunda Reen, usia kandungan Milla hampir memasuki empat bulan. Berarti beda sekitar dua bulan dengannya. Berarti juga, saat kejadian di Villa. Mi
*Happy Reading*Arkana sebenarnya kurang suka jika Arletta berdekatan dengan Chakra lagi. Alasannya tentu saja karena pria itu pernah ada hati pada istrinya. Bukan tidak percaya pada kesetiaan sang istri. Namun, waspada itu wajib, kan?Hanya saja, jika dihadapkan pilihan antara Chakra dan Frans. Jelas Arkana akan pilih Chakra. Meski terpaksa, setidaknya Chakra itu masih tahu diri. Pria itu tahu Arletta sudah jadi milik Arkana sepenuhnya. Baik itu raga ataupun hatinya. Bahkan, kini sudah hadir buah cinta mereka di rahim Arletta, kan? Jadi, meski katanya sepupu juga masih boleh menikah. Jelas, Chakra sudah kalah telak darinya. Sementara Frans? Melihat dari sifat dan karakternya. Arkana tidak yakin pria itu bisa tahu diri. Atau lebih tepatnya mau tahu diri untuk tak merebut miliknya. Meski Frans memang tak pernah terdengar menyukai Arletta. Namun masalahnya adalah, Arletta itu terlalu istimewa sebagai seorang wanita. Pria mana pula yang rela melewatkannya. Jadi, daripada kecolongan. Le
*Happy Reading*"Ba-bayi ... kita?" beo Arletta dengan bingung setelah beberapa saat tertegun di tempatnya. Senyum Arkana semakin melebar seraya mengangguk pasti. Lalu pria itu mengusap perut Arletta lagi yang sebenarnya masih rata."Iya, sayang. Bayi kita." Arkana meyakinkan. "Di sini, ternyata sudah ada bayi kita."Arletta makin tertegun. Perlahan melirik perutnya sendiri yang sedang di usap lembut Arkana dengan tatap tak percaya. Benarkah ia hamil? Kenapa ia tak merasakan apa-apa?"Wajar jika kamu tidak menyadarinya. Dokter bilang, usianya baru enam minggu," ucap Arkana lagi seakan tahu apa yang Arletta fikirkan. Degh!Benarkah? Kalau begitu saat kejadian di villa waktu itu, ia sebenarnya sudah mengandung. Bahkan saat bertarung melawan anak buah Joshua dan pria itu pun, Arletta sudah dalam keadaan .....Tangis Arletta kembali pecah. Dia merasa bodoh dan jahat sekali. Bagaimana mungkin dia tak menyadari keberadaan janinnya sendiri. Abai dan bahkan hampir membunuh anaknya juga saat