*Happy Reading*Demi mendinginkan kepala dan hatinya. Arletta memilih kembali ke kamar Gina dan mandi. Gadis itu mengguyur kepalanya cukup lama di bawah shower. Lelah sekali. Tubuh dan hatinya terasa capek sekali hari ini. Apalagi jika mengingat kejadian beberapa menit lalu di kamar sementara Arkana. Rasanya, lelah hatinya bertambah berkali lipat.Kang photo sialan! Tadi Rachel sekarang Deandra. Berapa banyak lagi wanita yang harus Arletta hadapi gara-gara pria itu? Ugh ... lama-lama Arletta lelah juga."Shit!" Arletta memaki sendiri di bawah guyuran air shower. Faktanya, hatinya tak urung membaik meski sudah diguyur lama seperti ini. Pikirannya terus merekam setiap ucapan Deandra dan memikirkan kebenarannya. Hingga rasa cemburu pun mulai hadir dan mengganggu Arletta. Perasaan itulah yang tidak Arletta sukai. Dia bukan seorang pencemburu akut. Tetapi pengalaman dikhianati dan seringnya ditinggalkan membuat Arletta mudah curiga. Maka, saat Arletta menerima seseorang dalam hatinya. S
*Happy Reading*"Masa, sih? Tapi gue liat postingannya Ferdinan. Dia bilang itu Mommynya. Entah Mommy dalam artian apa. Kalau gak percaya, cek aja akun Ferdinan xxx."Seusai memberikan informasi barusan. Wajah ayahnya Deandra langsung merah padam. Kelihatannya dia marah sekali. Tetapi entah karena hal apa. Setelahnya, pria tua itu pun bergegas pergi. Disusul Deandra yang melewati Arletta dengan tatapan tajam luar biasa. 'Salah gue apa?' batin Arletta bergumam bingung. "Ale ... kamu yakin soal itu? Ferdinan itu beneran nyata?" Tak lama, Ayah Yudis meminta konfirmasi pada Arletta. Seperti mencurigai sesuatu. Kalau bukan karena masih tahu sopan santun. Sudah dipastikan Arletta pasti akan menggulirkan matanya ke atas dengan kesal. Kenapa pula ayah Yudis seperti tak percaya begitu pada info yang Arletta bawa? Apa, tampang Arletta mirip seorang pembohong seperti orang di atas ranjang kamar ini?"Pinjem ponsel ayah, coba?" Arletta mengangkat tangannya ke arah ayah Yudis. Awalnya, pria ya
*Happy Reading*"Ahli waris kedua? Maksudnya?" Setelah Arletta berucap. Arkana langsung bertanya dengan bingung. Nampaknya pria ini tak dilibatkan perihal rencana dibalik pernikahan mereka. Arletta jadi ragu dan merasa bersalah seketika. Bukankah, dia jadi terkesan memanfaatkan Arkana dan perasaannya kalau seperti ini?"Sebaiknya kalian lihat video terakhir Arnetta sebelum mengambil keputusan." Tahu akan keraguan Arletta. Ayah Yudis pun memberikan solusi. Dalam hati, sepertinya pria itu juga sedikit merasa bersalah pada putranya yang tak dilibatkan sama sekali dalam rencananya bersama Elkava. Bukan berniat tega atau menjadikan anak sendiri umpan. Tetapi seperti yang pernah Bunda Reen katakan. Mereka hanya ingin perasaan Arletta dan Arkana tumbuh dengan alami tanpa adanya desakan kanan kiri. Entah itu karena persahabatan kedua orang tua, atau lainnya. Bagaimana pun, Bunda dan Ayah ingin keduanya benar-benar jatuh cinta dan bisa hidup bersama selamanya dengan atau tanpa adanya masal
*Happy reading*"Tarik napas, sayang. Tenangin pikiran kamu dulu," ucap Bunda Reen. Saat Arletta melirik laptop lagi setelah diberi minum sebelumnya. Gadis itu terlihat beberapa kali menelan salivanya, seperti orang ketakutan.Lihatlah! Video itu baru sejenak berputar, dan hanya dengan beberapa ucapan Arnetta saja, efeknya sudah membuat Arletta hilang fokus seperti ini. Bagaimana kalau gadis itu lanjutkan? Apa ... depresinya tidak akan kambuh?Tetapi, kalau tidak di lanjut. Arletta sudah terlanjur penasaran, dan dia malah makin kepikiran jika digantung seperti ini lagi. Faktanya, pengakuannya tadi yang bilang sudah mendengar suara rekaman video Arnetta. Itu tak sepenuhnya jujur. Karena yang sebenarnya adalah, dia hanya minta Elkava menjelaskan garis besar maksud Arnetta saja.Kenapa Arletta melakukan hal itu? Karena ya inilah yang dia takutkan. Melihat dan mendengar suara Arnetta akan membuat depresinya kumat. Akan tetapi, kini sudah terlanjur di mulai, kan? Arletta tidak mungkin mun
*Happy Reading*"Segala harta kekayaan saya yang tertera pada pasal satu akan saya serahkan pada kedua putri saya. Yaitu, Arletta dan Arnetta," ucap pengacara keluarga Zavier kala itu. Setelah membacakan sederet kekayaan yang di miliki Jonathan Zavier. Ayah angkat si kembar."Adapun pembagiannya adalah, 60% untuk Arletta sebagai anak pertama dan 40% untuk Arnetta sebagai anak kedua. Dan mereka berdua berhak memiliki hak mereka itu ketika berusia 25 tahun." Pria itu melanjutkan. "Jika saat wasiat ini dibacakan kedua putrinya belum berusia seperti yang seharusnya. Maka sementara segala kekayaan akan di pegang oleh kakak saya, Jovan Zavier yang akan saya tunjuk sebagai wali kedua putri saya. Tetapi dengan catatan, harus mengembalikan semua ke pada Arletta dan Arnetta ketika usia mereka cukup tanpa mengurangi hak mereka sedikit pun. Namun jika Kak Jovan tidak bersedia menerima kewenangan ini. Maka akan di alihkan kepada adik saya, Joshua Zavier sebagai pemegang waris dan wali sementara s
*Happy Reading*Katakan Arletta gila, atau terlalu ceroboh. Akan tetapi, setelah berhasil mencerna semua yang terjadi dan mengingat tenggat waktu yang dia miliki. Dalam sela isak tangis setelah melihat isi rekaman Arnetta, Arletta memang memutuskan untuk menikah dengan Arkana secepatnya. Tidak tanggung-tanggung. Gadis itu bahkan meminta kepada Bunda Reen dan Ayah Yudis agar menyelenggarakannya esok harinya. Bukankah Ayah Yudis sendiri yang mengatakan, tinggal telepon doang kalau memang Arletta sudah setuju. Dan gadis itu akhirnya menagih ucapannya beberapa waktu lalu.Tentu saja, Ayah Yudis memang tidak keberatan. Bahkan, sangat senang dan langsung menghubungi Elkava untuk memberitahukan hal itu. Juga, kakek nenek Arletta, yang akhirnya malah meminta pernikahan di adakan di ruang rawat sang nenek. "Nak, selama ini Yang kung sudah melewatkan banyak hal tentang dirimu dan adikmu. Sudikah kiranya kamu memberi ijin Yang kung untuk menjadi wali pernikahanmu nanti. Yang Kung mohon," pinta
*Happy Reading*"Lagian aku juga gak mau sampai di pecat karena dituduh godain Mas. Karena aku ... kan hanya pembantu baru di sini." Arletta menambahkan masih dengan nada sindiran yang tak dia tutupi sama sekali.Setelahnya, dengan sengaja Arletta melepaskan cekalan tangan Arkana, kemudian melenggang santai melewati Deandra yang masih terdiam di tempatnya. "Sorry."Langkah Arletta terhenti setelah mendengar sebuah suara setelah satu langkah melewati Deandra. "Maaf, anda bilang sesuatu?" tanya Arletta melirik Deandra kembali. Gadis itu tak langsung menjawab. Dia mengigit bibir terlebih dahulu sebelum mendesah berat dan membalas tatapan Arletta. "Ya, gue minta maaf," ucapnya terlihat berat hati. "Minta maaf? Untuk?" Beo Arletta santai. "Untuk tuduhan gue kemarin. Uhm ... gue gak tahu kalau lo ternyata bukan pembantu baru di sini," jawabnya dengan mata berlarian ke sembarang arah. Tak berani menatap Arletta. "Ah, jadi lo udah tahu kalau gue bukan pembantu di sini?" ulang Arletta m
*Happy Reading*"Apa maksudnya ini?!" Tak lama setelah melihat cincin di jari manis Arletta, yang dikenalnya sebagai cincin turun temurun menantu di keluarga Hardikusuma. Ayah Deandra pun murka dan menghardik Arkana dengan keras."Jelas-jelas kamu selama ini pacaran dengan anak saya. Kenapa tiba-tiba kamu memberikan cincin itu padanya? Kamu mau mempermainkan anak saya, ya?!" tuduhnya kemudian. Sontak saja, tuduhan itu pun membuat keluarga Arkana dan keluarganya terkejut di tempatnya. Sementara Arletta sudah menatap tajam si kang photo mantan playboy."Tunggu dulu! Apa kata, Om? Pacaran? Siapa yang pacaran?" Arkana malah meminta penjelasan dari tuduhan ayah Deandra barusan. "Tentu saja kamu dan Deandra!"Hah?!"Apa, Om? Saya pacaran dan Deandra? Kapan? Saya kok gak tahu, ya?" tanya Arkana konyol. Tentu saja, ucapannya barusan menambah kemurkaan si ayah Deandra. "Apa maksud kamu? Kenapa bicara begitu? Kamu mau lari dari tanggung jawab, huh?!"Nah, sekarang tanggung jawab apalagi yan