Begitu pintunya ditutup, imajinasi Agam makin liar ....Agam menundukkan kepalanya dan menyalakan sebatang rokok. Dia bersandar di dinding sambil merokok, asap rokok berkepul-kepul....Di dalam ruangan itu, musik elektronik bercampur dengan pencahayaan yang keren, suasananya sangat ramai dan berisik."Kak Pamela, apa rencanamu setelah lulus kuliah?" tanya Ricky.Meskipun jarak antara mereka sangat dekat, Ricky masih harus berteriak supaya orang di sampingnya bisa mendengar ucapannya.Setelah mendengar pertanyaan adik kelasnya dengan jelas, Pamela duduk dengan tegak dan menjawab dengan suara keras, "Belum tahu! Tapi, Ricky, kamu bukan lulusan tahun ini, kenapa kamu menghadiri pertemuan ini?"Ricky menjawab dengan malu-malu, "Emm ... beberapa teman dekatku adalah lulusan tahun ini, jadi mereka menyuruhku datang juga ...."Pamela menganggukkan kepalanya sebagai tanda bahwa dia sudah mengerti.Namun, Ricky sebenarnya datang khusus untuk melihatnya.Setelah Pamela lulus, dia tidak akan bis
Ricky menjawab dengan canggung, "Emm ... saya ... saya adik kelasnya Kak Pamela ...."Agam menatap Ricky dengan tatapan sinis sambil berkata, "Kamu memintaku untuk menyerahkannya dengan tenang padamu, seorang adik kelas yang memiliki niat lain terhadapnya?"Ricky seketika tersipu malu. Kemudian, dia mengernyit. Dengan emosi anak muda yang berapi-api, dia pun merasa marah karena dicurigai seperti itu."Saya akui, saya memang menyukai Kak Pamela! Tapi, saya bukan bajingan, saya nggak akan melakukan hal yang nggak bermoral pada Kak Pamela. Saya akan sangat menghormati Kak Pamela!" kata Ricky dengan kesal.Agam memicingkan matanya. Dia mengambil gelas koktail yang dipegang Pamela dan menggoyangkannya, lalu tersenyum kecil sambil berkata, "Kamu nggak malu, berani menyatakan perasaanmu padanya di hadapanku?""Saya ...." Wajah Ricky memerah, dia terlihat sangat malu.Melihat temannya yang kewalahan seperti ini, Pamela mengernyit dan berdiri sambil berkata, "Paman, aku janji, aku nggak akan mi
"Wah, serius?""Terima kasih, Pamela!""Pamela, kamu terlalu murah hati!"Mata Pamela seketika terbelalak. Dia menatap Agam dengan tatapan terkejut dan kesal ....Sialan! Agam sudah gila, ya?Kata siapa dia mau traktir?Jelas-jelas biaya pertemuan ini dibayar dengan sistem bagi rata!Hari ini, lebih dari 100 orang makan dan minum di tempat ini. Tahukah Agam sebanyak apa uang yang harus Pamela bayar?Melihat ekspresi kesal gadis ini, Agam tersenyum kecil. Dia menarik kembali tangan di kepala gadis ini dan memasukkan tangannya ke dalam kantong celananya, lalu berjalan keluar dengan elegan.Setelah pria ini keluar, semua teman Pamela menjadi terkagum-kagum dengan Pamela yang akan mentraktir mereka. Para wanita mengelilinginya sambil menanyakan tentang pria tampan itu. Pamela hanya menjawab dengan seadanya.Sedangkan para pria sama sekali tidak berani mendekatinya. Bagaimanapun, wali dari murid cantik ini berada di ruangan di seberang, jadi mereka juga tidak berani melakukan apa pun ....S
Pamela sedang menyeruput segelas jus buah dengan sedotan. Dia menatap Isabella dengan heran dan bertanya, "Itu lagu buatanmu sendiri, kamu nggak bisa main sendiri sambil bernyanyi?"Isabella sangat menawan. Dia tersenyum dengan sangat lembut dan berkata, "Tentu saja bisa, tapi akan sangat monoton. Teman-teman berharap untuk melihatku menari sambil bernyanyi!"Seusai berbicara, dia menoleh dan bertanya pada teman-teman di sekitar, "Benar, 'kan, teman-teman?"Begitu mendengar ada wanita cantik yang mau bernyanyi sambil menari, beberapa pria di sekitar langsung mengangguk dengan senang hati ...."Benar, benar! Kami belum pernah melihat Isabella menari!""Dengar-dengar, dulu Isabella pernah belajar balet, jadi dia pasti pandai menari!""Hari ini, setelah pesta kelulusan ini berakhir, kita semua mungkin akan sangat susah untuk bertemu lagi. Betapa baiknya kalau kita bisa mengakhiri perjalanan kuliah kita selama empat tahun dengan lagu dan tarian Isabella!""Benar, benar! Aku juga ingin meli
Di daerah teras, terdapat dua pohon sakura palsu dan beberapa tanaman hijau. Di bawah pohon sakura itu, terdapat sebuah panggung kecil tempat para tamu bisa bernyanyi dengan tenang.Karena lantai bawah kurang kedap suara dan lingkungannya lebih berisik, meskipun musiknya sudah dimatikan, suara dari ruangan lainnya masih saja terdengar. Oleh karena itu, para murid mengusulkan agar Pamela dan Isabella membawakan penampilan mereka di teras di lantai atas.Setibanya di lantai atas, Isabella menyerahkan partitur lagunya pada Pamela. Sambil masih tersenyum dengan sangat cerah dan ramah, dia berkata, "Nih, Pamela! Ini partitur lagu buatanku sendiri, aku yakin kamu pasti bisa memainkannya!"Pamela mengambilnya dan melihat partitur yang ditulis Isabella. Komposisi musik ini lumayan bagus, tetapi lagu ini bukanlah lagu yang bisa dimainkan dengan mudah. Orang tanpa dasar pembelajaran musik akan kesusahan untuk memainkannya dengan lancar ....Melihat Pamela yang sepertinya pusing melihat partitur
"Pamela, kalau kamu nggak bisa main kecapi, cepat turun dari panggung! Biarkan Isabella main sambil bernyanyi sendiri saja!""Benar, turun saja! Kami sudah menunggu sangat lama, jangan menghabiskan waktu kami lagi!"Kali ini, akhirnya Isabella merasa bahwa dia sudah berhasil mengalahkan Pamela, jadi dia merasa sangat bangga.Namun, dia tetap tidak lupa untuk memperlihatkan sifatnya yang pengertian. Dengan lemah lembut dan penuh simpati, dia berkata pada Pamela, "Pamela, kalau begitu, aku nggak menyusahkanmu lagi. Bagaimana kalau kamu turun dulu? Sebaiknya aku main sambil bernyanyi sendiri saja!""Ya, baiklah," kata Pamela sambil menganggukkan kepalanya untuk menyetujui saran Isabella.Baguslah, lagi pula dia juga malas memainkan alat musik!Baru saja dia meletakkan kecapi itu dan berjalan turun dari panggung, dia mendengar beberapa teman baik Isabella mulai memancing teman-teman lainnya untuk bergunjing tentang Pamela. Suara mereka juga sangat keras ...."Cih! Dia bahkan nggak bisa mai
Sebelum Pamela bisa merespons, beberapa wanita di sekitarnya mulai memancingnya lagi ...."Kenapa? Nggak bisa, ya?""Dia nggak bisa main, tapi mau pura-pura jadi murid pintar!""Kamu bahkan nggak bisa main kecapi, bukankah reputasimu sebagai murid berprestasi yang serbabisa hasil bantuan Pak Rektor? Kamu malah bilang kamu nggak berhubungan khusus dengan Pak Rektor pula! Siapa yang percaya?!"Pamela sama sekali tidak pernah membanggakan bahwa dia adalah murid berprestasi yang serbabisa. Namun, karena rektor Universitas Padalamang terlalu menyukainya dan selalu memuji prestasinya, dia pun mendapatkan reputasi seperti ini.Sedangkan dia juga memang sering dipanggil ke kantor rektor selama satu jam.Rektor Universitas Padalamang sangat menyukai matematika dan Pamela adalah murid terbaik di jurusan matematika. Jadi, begitu rektornya menemukan soal matematika yang susah, dia akan memanggil Pamela untuk membahas tentang rumus matematika. Dia juga akan mengesampingkan senioritasnya sebagai seo
Beberapa teman baiknya Isabella masih terus menyerang Pamela ...."Baiklah! Hari ini, asalkan kamu bisa memainkan satu lagu dan bisa mendapatkan tepuk tangan semua orang di tempat, kami anggap kamu menang! Nanti, jangankan minta maaf, kami bisa melakukan apa pun yang kamu mau!"Pamela berkata dengan ekspresi tenang, "Oke."Wanita yang berlagak sebagai pemimpin mereka berkata lagi, "Tapi, kalau kamu mainnya nggak bagus dan nggak mendapatkan pengakuan dari teman-teman kita, kamu harus merangkak keluar dari sini. Selain itu, kami akan merekamnya dan mengunggahnya ke forum kampus! Masih berani, nggak?"Pamela mengernyit. Dia terdiam sesaat, seakan-akan mempertimbangkan ucapan wanita itu, lalu berkata, "Baiklah!"Wanita itu tersenyum sinis dan berkata, "Kalau begitu, pergilah. Kalau kalah, jangan ingkar janji!"Pamela berbalik dan naik ke atas panggung, lalu mengambil kecapi itu dari tangan Isabella.Isabella berpura-pura menasihati Pamela dengan niat baik, "Pamela, sebaiknya jangan terima