Marko dapat merasakan bahwa Pamela tidak begitu menyukainya, jadi dia tidak mengatakan apa-apa lagi.Semua orang tidak memperhatikan Kelly dan Kalana telah duduk dan makan atau tidak. Kedua orang itu pun duduk dengan sedih sambil menahan amarah mereka.Di meja makan, para pemimpin Keluarga Yanuar bersikap ramah pada Pamela. Mereka terus-menerus mengambilkan makanan untuk Pamela. Mereka takut Pamela tidak menyukainya dan juga takut dia tidak dapat menjangkaunya.Kalana yang disayangi dari kecil merasa diabaikan sehingga dia tidak memiliki nafsu makan sama sekali. Dia menggertakkan gigi sambil menatap dan mengutuk Pamela di dalam hatinya.Kelly menyadari sikap putrinya agak aneh. Dia pun menepuk-nepuk kaki putrinya di bawah meja untuk menenangkannya.Kalana menjadi tenang, lalu melirik ibunya. Kelly dan Kalana saling memandang, mereka secara diam-diam menjalankan rencananya ...."Kalian semua sudah makan? Kenapa nggak ada yang mengajakku makan?" Justin turun dari lantai atas dengan wajah
"Ayo! Nona Pamela, cobalah jus delima yang diperas olehku."Kelly menuangkan segelas jus untuk Pamela sambil tersenyum dan menyerahkannya pada Pamela. Dia terlihat sangat antusias ingin Pamela segera mencobanya.Pamela melihat ke gelas jus berwarna merah itu, lalu berkata sambil tersenyum sopan pada Kelly, "Terima kasih atas kebaikanmu, tapi aku nggak boleh minum es."Bagaimana mungkin Kelly akan menyerah jika dia tidak mencapai tujuannya? Dia berkata sambil tersenyum sopan, "Oh, ya! Minum es akan membuat perut seorang gadis sakit. Aku nggak kepikiran! Nggak masalah, masih ada jus di dapur yang nggak dimasukkan es. Aku akan meminta seseorang untuk mengambilkannya untukmu sekarang!"Setelah berkata, Kelly menoleh dan menunjuk ke pelayan yang berdiri di sampingnya. Dia meminta pelayan itu pergi ke dapur untuk mengambilnya.Saat ini, Justin mengulurkan tangannya kemari sambil berkata, "Bu, berikan aku jus dingin itu, aku minum es!"Kelly tertegun sambil memandang putranya yang tidak memah
Pamela menggelengkan kepalanya. "Bagaimana mungkin aku nggak memaafkan Bibi! Aku hanya berpikir usia Bibi lebih tua. Bagaimanapun, kamu nggak pantas meminta maaf kepadaku. Kalau aku menerima permintaan maafmu, aku benar-benar nggak pengertian!"Kelly menggerakkan sudut mulutnya. Hatinya diam-diam memarahi Pamela si jalang itu yang mempermainkannya. Namun, dia masih tetap tersenyum ramah dan antusias."Nona Pamela, kamu benar-benar berpikir terlalu banyak! Kalau begitu, aku nggak akan meminta maaf padamu lagi. Bagaimana kalau kamu anggap aku hanya sekedar membuatkanmu segelas jus?"Pamela berkata sambil mengangkat gelasnya dengan patuh, "Baiklah, kalau Bibi berkata begitu, aku akan meminumnya!"Kelly mengangguk. "Baiklah! Cepatlah minum! Cobalah jus yang aku buat."Pamela mengangkat cangkir ke bibirnya. Melihat tatapan Kelly yang sangat ingin mempercepat gerakannya, Pamela pun menghentikan gerakan meminum jus dan tidak membuka mulutnya.Pamela mengangkat alisnya, lalu memandang Kalana y
"Tunggu!"Pamela menghentikan Kalana lagi.Kalana yang hendak meneguk anggur merah itu pun berhenti. Kemudian, dia bertanya dengan heran, "Ada apa, Kak Pamela?"Pamela berkata sambil mengerutkan keningnya, "Aku ingat sepertinya tubuh Nona Kalana nggak begitu sehat? Kenapa kamu masih minum anggur dingin! Nona Kalana, kamu lebih baik meminum jus delima yang disiapkan khusus oleh Nyonya Kelly!"Kalana berkata sambil tersenyum kaku, "Kak Pamela, kamu saja yang minum jus. Aku harus menghormatimu. Bagaimana mungkin aku hanya meminum jus? Selain itu, penyakitku ini sudah sangat lama. Nggak apa-apa sesekali minum sedikit anggur!"Pamela tidak setuju. "Kamu bersulang dengan anggur, tapi aku malah meminum jus sebagai pengganti anggur. Menurutku, ini nggak baik. Itu akan membuatku terlihat sangat nggak tulus. Sudahlah, kita lebih baik nggak bersulang saja!"Saat berkata, Pamela hendak meletakkan segelas jus delima di tangannya ....Saat Kelly dan Kalana melihat situasi ini, kedua ibu dan anak itu
Oleh karena itu, Kalana berharap kakaknya dapat mendukungnya dan menyampaikan beberapa patah kata kepada Pamela!Alhasil, Jason hanya menyipitkan matanya dengan tegas dan berkata dengan nada dingin, "Kalau tamu nggak mau minum, ya sudah. Kenapa kamu masih ingin memaksa tamu untuk minum bersamamu?""Bukan ...." Kalana merasa lebih sedih. Kakaknya tidak melindunginya.Pamela sialan, tadi dia memang sengaja berbuat seperti itu!Kelly juga merasa marah dengan tipuan Pamela. Namun, sekarang dia lebih mengkhawatirkan kesehatan putrinya ...."Kalana, apakah kamu lupa minum vitamin hari ini?" Kelly mengingatkan putrinya.Kalana tersadar kembali. Dia segera memahami maksud ibunya. "Ya! Aku lupa. Pantas saja aku merasa nggak enak badan! Eh ... Kakek, Nenek, Ayah, Kak, kalian makanlah. Aku akan pergi minum vitamin dulu, lalu turun menemani kalian!"Setelah berkata, dia berbalik dan pergi dengan tergesa-gesa.Melihat Kalana pergi dengan tergesa-gesa, Pamela mengerutkan bibirnya sambil memakan paha
"Kak Pamela, apa yang kamu bicarakan? Ibuku dengan baik hati memeras jus segar untukmu. Nggak apa-apa kalau kamu nggak meminumnya. Kenapa kamu masih memfitnah ibuku!"Kalana dengan cepat sadar kembali dan mulai berpura-pura tidak tahu.Pamela berdiri tegak, lalu berkata sambil terkekeh, "Karena ibumu berbaik hati membuat jus itu, kenapa kamu datang ke kamar mandi untuk memuntahkan jus itu?"Kalana menolak untuk mengakuinya. "Aku nggak muntah, aku hanya pergi ke toilet!"Pamela sudah tahu bahwa Kalana tidak akan mengakuinya. "Benarkah? Bagaimana kalau aku meminta kepada kakek nenekmu mengirim seseorang untuk menguji apakah ada bahan lain yang ditambahkan ke jus delima itu?"Kalana berkata dengan panik, "Pamela, cukup! Aku beri tahu kamu! Ini rumahku, semua orang adalah kerabatku, nggak akan ada orang yang percaya kebohongan orang luar sepertimu!"Pamela bertanya sambil tersenyum, "Mau mencobanya?"Kalana merasa bersalah. Dia menggertakkan gigi dan tidak berani memprovokasi Pamela lagi.
Setelah menerima isyarat dari Jason, para pelayan Keluarga Yanuar segera membawakan kursi.Agam duduk di sana, tapi dia mengusir para pelayan yang datang untuk menyajikan peralatan makan.Agam tidak mau makan, tapi dia bisa menunggu sampai Pamela selesai makan dan pergi dari sana.Keluarga Dirgantara dan Keluarga Yanuar tidak akur. Keluarga Yanuar jelas tidak menyambut kedatangan Agam. Sementara Agam juga tidak berniat datang. Agam bersikap sopan pada anggota Keluarga Yanuar hanya demi Pamela.Melihat pelayan yang membawa peralatan makan dibubarkan, Kalana berjalan mendekat dan memberi Agam sendok dengan lembut dan penuh perhatian. "Agam, kamu makanlah! Seharusnya kamu baru saja pulang kerja. Kamu pasti lelah setelah bekerja seharian, 'kan?"Agam melirik tangan Kalana yang menyerahkan sendok sambil berkata, "Terima kasih, tapi nggak perlu."Saat ini, Pamela mengambil sepotong udang goreng dan menyuapkannya ke mulut Agam. "Paman, cobalah. Keterampilan koki Kakek Jason sangat bagus!"Eks
Jason segera berdiri dan membungkuk. Lalu, dia memapah adiknya yang hampir pingsan. "Justin! Kamu kenapa?"Pada saat ini, wajah Justin terlihat pucat dengan keringat yang bercucuran di dahinya. Dia mengerutkan keningnya dengan ekspresi kesakitan. "Kak, aku sakit ....""Di mana yang sakit?""Perutku ... sakit sekali ...."Marko dan Kelly juga segera memeriksa kondisi putra mereka!Marko masih terlihat tenang. "Apa yang terjadi? Apakah radang usus buntu? Pelayan, hubungi dokter keluarga untuk memeriksa kondisi Justin!"Kelly sangat panik sehingga dia berlutut dan mengguncang putranya yang setengah sadar sambil berseru, "Justin! Justin, ada apa denganmu? Jangan menakuti Ibu!"Pamela tidak tahan lagi. Dia mendorong Kelly yang mengguncang pasien secara acak. Kemudian, Pamela berjongkok dan memeriksa denyut nadi Justin dengan tenang. Saat ini, dia berkata dengan ekspresi serius, "Tuan Muda Justin nggak bisa diobati oleh dokter keluarga! Paman, telepon ambulans!"Keduanya memahami satu sama l