Pamela pun membalas dengan datar, "Aku datang bertamu."Wajah Kalana terlihat agak jijik ketika mengatakan, "Bertamu? Siapa yang mengundangmu bertamu di rumah ini?"Pamela pun menyunggingkan senyuman di wajahnya dan berkata, "Hari ini Tuan Johan dan Nyonya Anisa mengundangku makan. Karena aku nggak bisa menolak ajakan mereka, aku pun terpaksa datang."Apa?Kalana bertanya dengan kaget, "Kakek dan nenek yang sudah mengundangmu? Apakah kamu adalah orang yang sudah menyelamatkan kakekku?"Nada bicara Pamela sangat tenang ketika mengatakan, "Bukan menyelamatkan. Tapi aku tamu yang diundang datang ke rumahmu."Kalana kesulitan menerima kenyataan tersebut. Dia sengaja berdandan heboh untuk bertemu dengan tamu tersebut. Pada akhirnya, tamu yang harus ditemani oleh Kalana adalah wanita yang paling dibencinya, Pamela.Kenapa Pamela bisa menjadi penyelamat kakeknya? Kenapa bisa begitu kebetulan?Kalana pun berpikir dan menatap Pamela dengan curiga ketika mengatakan, "Pamela, apa kamu sudah meren
"Nona Kalana, kalau kamu benar-benar tulus, tunggu aku di sini. Aku mau naik ke atas dan mengantarkan kue yang dibuat oleh Nenek pada Justin. Setelah itu, aku akan berkeliling bersamamu."Kalana melihat sepiring kue di tangan Pamela. "Oke, kalau begitu aku akan pergi menemui Justin bersamamu, Kak Pamela!"Pamela tidak memedulikannya. Dia membiarkan Kalana mengikutinya, tapi dia menolak kontak fisik dengan Kalana....Justin melihat kakaknya masuk bersama Pamela. Dia tertegun sejenak, lalu segera berdiri dan menarik kakaknya ke belakangnya. "Pamela, kalau kamu ada masalah, hadapi aku saja. Jangan menindas kakakku!"Pamela memandangnya dengan acuh tak acuh, kemudian dia berkata sambil meletakkan sepiring kue di atas meja, "Makanlah kue yang dipanggang oleh Nenek."Justin tertegun lagi. Justin memandang biskuit yang diantar oleh Pamela kepadanya sambil mengerutkan keningnya ....Kalana berkata sambil menarik adiknya, "Justin, jangan seperti ini! Kenapa kamu begitu kasar kepada tamu? Hari
"Kak Pamela, ini adalah kamarku!"Kalana mengundang Pamela ke kamarnya dengan antusias.Dekorasi kamar putri Keluarga Yanuar itu sangat mewah, terdapat banyak perabotan edisi terbatas dari merek-merek ternama, serta tempat tidur besar yang dibuat khusus. Bahkan sprainya pun terlihat indah dan mahal.Hanya saja, ruangan ini memiliki bau parfum yang sama kuatnya dengan milik Kalana. Setelah mencium sejenak, Pamela merasa pusing.Pamela melihat sekeliling dengan sopan, lalu berkata sambil mengangguk, "Ya, sangat indah."Kalana berkata sambil menghela napas dengan kesal, "Kak Pamela, apakah kamarku terlalu mewah?"Pamela menjawab dengan tegas, "Sumber keuangan keluargamu memungkinkan, jadi itu nggak akan masalah."Kalana berkata, "Hei! Kakakku yang mencari seseorang untuk merancang ini khusus untukku!""Kakakku bilang, aku harus memakai semua yang produk terbaik di dunia, bahkan setiap ubin lantai di kamarku dibuat dari kristal asli. Aku bilang padanya nggak perlu mendesain terlalu mewah,
Meskipun ini benar-benar adalah kamar yang Pamela tinggali ketika dia masih kecil, kamar itu telah didekorasi ulang sepenuhnya oleh Jason!Saat melihat Pamela tidak bereaksi sama sekali, Kalana merasa tidak senang. Setelah memikirkannya, dia tersenyum dan berpura-pura antusias."Oh, ya! Kak Pamela, kelak aku bisa memberimu pakaian yang nggak aku pakai, jadi kamu nggak perlu mengeluarkan uang untuk membeli pakaian!"Kalimat ini membuat Pamela mengangkat alisnya dan menatap Kalana. Dia tidak berkata apa-apa dan membiarkannya Kalana memahami artinya sendiri.Kalana ditatap oleh Pamela hingga merinding. Kemudian, Kalana berpura-pura berkata seakan memahami sesuatu, "Oh! Aku lupa, Kak Pamela bukan anak-anak lagi. Sekarang, kamu adalah istrinya Agam. Ada Agam yang memberimu uang, kamu pasti nggak akan kekurangan uang untuk membeli barang-barang ini!"Saat berkata, Kalana memperhatikan Pamela dari atas ke bawah. "Tapi Kak Pamela, aku lihat pakaian yang biasa kamu kenakan sangat murahan dan ng
Pamela tertarik dengan kamar Pak Marko dan istrinya.Pamela ingin melihat seperti apa kamar ayahnya yang bajingan dan sahabat baik ibunya itu!"Kak Pamela, ini kamar orang tuaku! Karena ayahku suka belajar sejarah, semua perabotan di ruangan itu adalah barang antik asli. Harganya lebih mahal daripada barang antik yang kamu lihat di museum!"Pamela melihat ke dalam ruangan. Ruangan itu memang merupakan ruangan dengan gaya yang sangat tenang dan elegan. Semua perabotannya terbuat dari kayu berharga dan sangat antik.Kalana tidak berbohong, tetapi kata-katanya terdengar sedang menyombongkan diri.Pamela tidak tertarik dengan barang antik. Hal yang menarik perhatian Pamela adalah rak buku besar yang ada di dinding barat ruangan.Rak buku besar itu dipenuhi buku-buku yang sangat padat.Siapa yang membaca buku-buku itu? Pak Marko atau istrinya?Pamela bertanya kepada Kalana dengan sopan, "Bolehkah aku pergi melihat buku-buku itu?"Akhirnya, ada sesuatu yang membuat Pamela iri, hati Kalana me
Saat Pamela melihat Kalana hendak menjulurkan kepalanya untuk mencari tahu, dia segera mengeluarkan foto itu dari buku dan menyembunyikannya di lengan bajunya.Kalana tidak melihat foto itu, dia hanya melihat artikel dengan tulisan yang sangat kecil. Kemudian, dia berkata sambil mengerutkan kening, "Kak Pamela, apakah kamu memahami teks dalam bahasa kecil ini?"Pamela menutup buku itu, lalu mengembalikannya ke posisi semula. "Aku nggak mengerti, aku hanya asal baca! Ayo, ajak aku berkunjung ke tempat lain!"Namun, sebelum Kalana menjawab, dia disela oleh sebuah suara ....Tindakan Pamela mengembalikan buku ke tempatnya sepertinya telah memicu suatu mekanisme. Rak buku besar yang ada di dalamnya bergerak, lalu pintu tersembunyi di tengah rak buku yang menyatu dengan rak buku terbuka secara otomatis!Melihat ini, Pamela tercengang. "Apa ini?"Kalana mengerutkan kening sambil berkata dengan ekspresi canggung, "Bukan apa-apa! Itu adalah ruang kerja kecil ayahku. Saat mendekorasi, desainer
Pamela mengikuti Kalana ke ruangan yang luas dan terang. Ruangan itu didekorasi dengan elegan dan memiliki gaya artistik yang unik.Segala sesuatu di ruangan itu terlihat mahal. Namun, dekorasi itu tidak terkesan norak karena terlalu banyak barang mahal.Menurut Pamela, ruangan itu adalah ruangan terindah dan nyaman yang pernah dia kunjungi sejauh ini. Pamela telah menebak pemilik ruangan itu di benaknya. Kemudian, dia bertanya kepada Kalana, "Kamar siapa ini?"Kalana masih tersenyum, tapi terlintas perasaan jijik di matanya. "Ini adalah ruangan tempat tinggal seorang wanita nakal di keluarga kami. Karena semua orang merasa tempat tinggal wanita itu nggak beruntung, jadi ruangan terus kosong. Nggak ada seorang pun yang tinggal di dalamnya!"Mendengar perkataan Kalana, Pamela semakin yakin dengan tebakannya.Ruangan ini pernah ditinggali oleh ibunya yang merupakan seorang pelukis dan berkecimpung di bidang seni. Dekorasi di sini mirip dengan gaya karya ibunya.Pamela menyipitkan matanya
"Kak Pamela, kamu kenapa?"Kalana tiba-tiba mengulurkan tangan dan menampar kotak musik itu hingga terjauh ke lantai!Bang!Kotak musik itu terjatuh ke lantai hingga dua beruang kaca yang berputar jatuh dan pecah menjadi beberapa bagian. Saat ini, musik itu telah berhenti ....Setelah itu, Pamela tersadar kembali. Setelah melihat kotak musik yang rusak di lantai, Pamela merasa sangat sedih. Dia berjongkok untuk mengambil kotak musik itu.Kalana berdiri, lalu berkata sambil menyalahkan dirinya sendiri, "Oh! Ini semua salahku nggak sengaja menjatuhkan kotak musik tadi. Sayang sekali!"Pamela mengabaikannya. Dia mengambil kotak musik di lantai dan memasangnya beberapa kali. Kotak musik itu rusak dan tidak berbunyi lagi.Kalana berkata lagi, "Kak Pamela, hati-hati, jangan sentuh pecahan kacanya! Tunggu aku di sini, aku akan meminta para pelayan untuk datang dan membersihkannya!"Setelah berkata, Kalana berbalik dan berlari keluar dengan cepat.Pamela mengabaikan Kalana. Dia menatap kotak m