Pamela yang tiba-tiba naik pangkat pun menanyakan alasannya pada Jason. Namun, dengan sikap sok berwibawa, Jason hanya mengatakan bahwa performa kerja Pamela sangat bagus, jadi kemampuan ini terlalu disayangkan jika dia hanya bekerja sebagai seorang sekretaris kecil-kecilan.Jelas-jelas bukan itu alasannya!Tanpa disadari, Pamela melirik sekilas ke arah Andra yang sedang menyesap kopinya sambil tersenyum. Dia pun merasa bahwa hal ini pasti berhubungan langsung dengan malaikat maut itu!Setelah Pamela berjalan keluar dari kantornya Jason, Calvin pun membawanya ke kantor manajer di Departemen Penjualan. Calvin juga menyuruh seseorang untuk menyusun kembali ruangan ini untuk Pamela.Sebelum pergi, Calvin berkata pada Pamela dengan penuh perhatian, "Bu Pamela, kalau ada yang nggak kamu sukai dari ruangan ini atau kalau ada keperluan apa pun kamu bisa katakan padaku. Aku bisa mengatur semuanya sesuai keinginanmu kapan pun itu."Bahkan sikap Calvin terhadapnya juga berubah!Pamela mengangguk
Pamela mendengus dan berkata, "Nggak tahu!"Dengan ekspresi serius yang jarang terlihat, Andra berkata, "Karena Agam. Kalana mencintai Agam dengan sepenuh hatinya, dia nggak bisa hidup tanpa Agam. Tapi, keberadaanmu menggoyahkan posisi Kalana dalam hatinya Agam."Pamela menjulingkan matanya dan berkata, "Mereka berdua bahkan sudah punya anak, ancaman apa yang bisa aku bawa?! Kalian berpikir terlalu jauh. Aku nggak kekurangan pria, aku juga nggak akan menjadi selingkuhan yang merusak keluarga orang lain!"Mendengar ucapan Pamela, Andra tercengang sesaat, lalu menatap wanita ini dengan heran ....Pamela merasa bahwa tatapan pria ini tiba-tiba menjadi aneh, jadi dia bertanya, "Ada apa? Kenapa kamu melihatku seperti itu?"Andra pun tersadar dari lamunannya. Dia tersenyum dan berkata, "Nggak apa-apa. Ayo jalan. Nanti siang, biar kubawa kamu pergi jalan-jalan di pusat perbelanjaan kami, sekaligus pergi makan."Pamela langsung menolak. "Nggak mau, aku harus kerja!"Andra mengetuk meja dengan
Kalana terlihat sangat bahagia. Sambil memeluk anaknya, dia berjalan menghampiri Pamela dan berkata, "Kak Pamela, sungguh kebetulan, ya! Kamu juga datang jalan-jalan, ya!"Dengan ekspresi santai, Pamela berkata, "Iya, termasuk begitu, deh."Kemudian, Kalana menatap Andra yang membawa keranjang belanja di samping Pamela dengan tatapan yang tidak bisa ditebak, lalu tersenyum sambil bertanya, "Kak Andra, kenapa kamu bisa jalan-jalan dengan Kak Pamela?"Tetap dengan senyumannya yang tampak licik itu, Andra menjawab, "Karena hari ini Lala dipromosikan menjadi manajer Departemen Penjualan di Perusahaan Yanuar. Kakakmu menyerahkan hak penuh kerja sama penjualan Perusahaan Yanuar dan Perusahaan Bratajaya untuk diurus oleh Pamela, jadi aku membawanya melihat-lihat toko di bawah, supaya dia bisa memahami pasarnya."Awalnya, Pamela masih khawatir Andra si malaikat maut itu akan sengaja mengucapkan hal-hal yang tidak benar, tetapi syukurnya dia menjawab pertanyaan Kalana dengan jujur.Di hadapan o
Huh!...Di Restoran Lumbo.Kalana meletakkan anaknya di kursi bayi, lalu menyodorkan menu pada Pamela dengan sangat antusias dan pengertian. "Kak Pamela, biar kamu saja yang pesan. Coba lihat, apa yang mau kamu makan. Jangan sungkan, ya!" kata Kalana.Pamela melambaikan tangannya tanpa mengambil menu itu.Andra tersenyum sambil meletakkan menu restoran ini di hadapan dia dan Pamela sambil berkata, "Nggak apa-apa. Kami bisa lihat satu saja! Lala, coba lihat, apa yang mau kamu makan."Melihat situasi ini, Kalana tersenyum dan sengaja bertanya, "Kak Andra, kamu sungguh perhatian pada Kak Pamela! Jangan-jangan ...."Andra tersenyum sambil berseru, "Kamu juga bisa melihatnya, ya!Pamela mengerutkan bibirnya. Tadi, dia masih merasa bahwa Andra lumayan menjaga sikap, tetapi akhirnya, si malaikat maut itu mulai bertingkah lagi!Saat mereka sedang memesan makanan, Pamela merasakan sepasang mata dingin yang sedang terus memelototi dirinya, membuatnya merasa sangat tidak nyaman.Tatapan itu sang
Kalana langsung berpura-pura bertindak seakan-akan dia sudah melakukan kesalahan."Aduh! Maaf! Kak Pamela, aku lupa, kamu bilang kamu mau makan makanan yang lebih ringan, tapi aku malah memesan banyak hidangan daging! Pelayan, cepat batalkan semua pesanan yang berminyak, ya, temanku nggak suka!" seru Kalana.Melihat Kalana yang bersandiwara seperti ini, Pamela tersenyum sinis sambil melambaikan tangannya, sebagai isyarat agar pelayan itu tidak perlu melakukan apa pun. "Kalau sudah pesan, ya sudah, kalian makan saja, jangan dibuang," kata Pamela.Kalana pun berkata dengan gelisah, "Tapi ....""Nggak apa-apa, begini saja!" kata Andra sambil memindahkan udang kukus itu ke tempat yang lebih jauh dari Pamela. Kemudian, dia membawa sepiring masakan rebung ke hadapan Pamela dan berkata, "Lala, coba kamu makan yang ini, rasanya asam, manis dan menyegarkan, sangat menggugah selera makan.""Baiklah, terima kasih," kata Pamela sambil menganggukkan kepalanya dan mulai mengambil makanan itu.Namun,
Karena aura berbahaya yang dipancarkan oleh Pamela, Kalana merasa ketakutan hingga dia melangkah mundur ...."Aku ... aku punya kakakku! Kakakku akan melakukan apa pun untukku. Dia nggak akan membiarkan wanita jalang sepertimu diam-diam melahirkan anaknya Agam dan mengancam kebahagiaanku! Pamela, kamu harus tahu, kalaupun aku nggak bisa melawanmu, kakakku juga akan menyingkirkanmu demi aku!" kata Kalana.Pamela membuat Kalana mundur hingga ke dinding, lalu mengangkat tangannya dan mengangkat wajah Kalana yang munafik itu. "Ck, wajahmu tampak polos sekali, tapi ucapanmu malah kejam sekali! Kalau kakakmu yang tersayang itu melihatmu seperti sekarang, dia pasti akan terkejut," kata Pamela.Kalana yang berada di posisi yang lebih rendah malah masih mendengus dengan percaya diri dan berkata, "Kenapa? Kamu mau mengatakan hal-hal buruk tentangku di hadapan kakakku? Hahaha .... Menurutmu, kakakku akan percaya? Kakakku nggak hanya nggak akan percaya padamu, tapi juga akan makin membencimu dan m
Empat puluh hari yang lalu ....Pada saat itu, Agam mengatakan pada Pamela bahwa dia akan pergi melakukan perjalanan bisnis selama setengah bulan, tetapi dia pergi menjaga anak dengan Kalana!Pria itu masih terus meluangkan waktunya setiap hari untuk menghubungi Pamela dan menanyakan Pamela apakah dia sudah makan atau belum, apakah dia tidur nyenyak atau tidak, apakah dia merindukan Agam atau tidak ....Agam terus bertindak seperti itu, tetapi ternyata hal itu tidak menahan dirinya dari berhubungan intim dengan wanita lain!Pamela merasa seakan-akan ada sesuatu yang menjanggal di tenggorokannya, dia merasa sangat muak!Tadi, dia merasa mual karena kehamilannya, tetapi sekarang, dia merasa jijik karena reaksi psikologis!Dia merasa jijik karena dia pernah memercayai semua ucapan pria itu, menunggu kepulangan pria itu seperti orang bodoh yang terbutakan karena cinta dan benar-benar ingin hidup dengan pria ini seumur hidupnya!Dia merasa lebih jijik lagi dengan kemunafikan pria itu, yang
Pamela pun tertawa. Setelah tertawa cekikikan, dia tidak bisa menahan diri dari menatap Agam dan berkata, "Tuan Agam, situasi kritis saat itu hanya terjadi karena kita terpaksa dan nggak melibatkan perasaan apa pun. Selain itu, kamu benar-benar merasa kamu akan begitu akurat? Hingga bisa berhasil dalam satu cobaan?"Agam menatap Pamela dengan tatapan penuh kecurigaan untuk sekian lama. Melihat Pamela santai-santai saja dan bahkan tidak tampak gugup sama sekali, pria ini baru mengembuskan kepulan asap. Kecurigaan di tatapannya juga tersebar bersama asap itu, tetapi tidak menghilang sepenuhnya ....Setelah terdiam sejenak, pria ini bertanya lagi, "Suamimu di mana?"Pamela tercengang sesaat. Dia hampir lupa tentang suaminya itu. Dia mengedipkan matanya dengan canggung dan menjawab, "Dia tentu saja sedang bekerja dan mendapatkan uang untuk menghidupi keluarganya!"Agam kembali terdiam."Andra lagi mendekatimu, ya?" tanya Agam.Mendengar pertanyaan ini, Pamela lagi-lagi tercengang sejenak.