Pamela tersenyum dan berkata, "Benar, sepertinya Nyonya sangat memahami dunia mode? Hanya dengan sekali pandang saja, Nyonya sudah bisa mengetahui merek dan nama gaun ini!"Nelly berkata dengan ekspresi serius tanpa tanda-tanda sedang bercanda, "Saat perilisan gaun Comi ini, aku berada di lokasi dan menyaksikan pertunjukannya. Jadi, aku mengingatnya dengan baik. Nona, seleramu cukup bagus. Gaun ini juga sangat cocok untukmu. Selain itu, sepertinya kamu yang mengenakannya jauh lebih menarik dibandingkan model dalam pertunjukan itu."Menghadapi pujian dari wanita itu, Pamela sama sekali tidak terlihat salah tingkah. Dia menyunggingkan seulas senyum dengan penuh percaya dan berkata, "Terima kasih atas pujiannya, Nyonya Nelly."Nelly sangat menyukai tutur kata dan perilaku Pamela. Setelah mengamati gadis itu sejenak, pandangannya baru tertuju kembali ke mata gadis itu. Dia berkata, "Aku adalah editor utama Majalah Harpas, Nelly Yanuar. Apa Nona Alister tertarik untuk menjadi model di perus
Nelly tidak menyukai Kalana bukan baru satu atau dua hari. Sejak kecil, keponakannya yang satu ini tidak independen dan hanya tahu bergantung pada pria. Terlebih lagi, setelah bertemu dengan Tuan Keluarga Dirgantara itu, Kalana seolah tidak bisa hidup tanpa pria itu.Dia paling tidak menyukai wanita yang tidak bisa hidup tanpa pria seperti Kalana. Kalau bukan karena keponakannya sendiri, dia pasti tidak akan memedulikan Kalana lagi.Stevi mengerutkan keningnya dan menatap Pamela yang sangat dibencinya itu dengan tatapan jijik dan berkata, "Kalau begitu, apa Nona Alister ini lebih cantik dibandingkan Kalana? Kurasa nggak!"Nelly mengalihkan pandangannya ke arah Pamela, sorot matanya menunjukkan rasa suka yang mendalam pada gadis itu. "Nona Alister ini sangat berbeda. Walau dia terlihat lemah lembut dan lucu, kegigihan tampak jelas di wajahnya. Sorot mata penuh percaya diri juga tampak di matanya. Hal yang paling penting adalah adanya aura nggak bergantung pada pria, aura independen terp
Melihat Agam yang tiba-tiba muncul di tempat ini, semua orang menunjukkan ekspresi terkejut dan mulai berbisik satu sama lain ...."Ya Tuhan! Aku nggak salah lihat, 'kan? Agam berpartisipasi dalam acara yang diselenggarakan oleh anggota Keluarga Yanuar?""Tuan Agam berinisiatif berpartisipasi dalam acara Keluarga Yanuar demi Nona Kalana, 'kan? Dia benar-benar melakukan pengecualian demi wanita yang dicintainya dengan berinisiatif damai dengan Keluarga Yanuar! Benar-benar membuat terharu saja!""Sepertinya Keluarga Dirgantara dan Keluarga Yanuar akan segera membaik!""Sebelumnya, aku dengar Tuan Agam nggak memedulikan pertentangan dari tetua Keluarga Dirgantara dan tetap bersikeras untuk bertunangan dengan Nona Kalana!""Terlepas dari hal lainnya, Tuan Agam benar-benar sangat tampan! Aku benar-benar sangat iri pada Nona Kalana! Selain memiliki seorang kakak yang tampan dan sangat memanjakannya seperti Tuan Jason, dia juga memiliki seorang tunangan yang sangat tampan dan berkuasa seperti
Saat satu langkah lagi hampir bertabrakan dengan Pamela, pria itu berjalan melewatinya. Dengan langkah mantap dan santai, pria itu melanjutkan langkahnya ....Pamela agak tertegun, ekspresinya tampak sedikit kebingungan!"Kenapa sudah semalam ini kamu masih belum pulang? Siapa yang mengizinkanmu datang ke sini?"Tak lama kemudian, terdengar suara menyalahkan pria itu dari arah belakangnya.Pamela tersadar kembali, lalu mengalihkan pandangannya ke arah belakangnya ....Di antara kerumunan, Adsila memasang ekspresi cemberut dan berkata seolah-olah tidak terima dirinya disalahkan, "Paman, aku hanya menghadiri acara untuk bersosialisasi sepulang kerja, aku nggak hal yang buruk!"Setelah menjawab pertanyaan pamannya dengan ekspresi cemberut, dia melemparkan pandangannya ke arah Pamela. Dengan sedikit melambaikan tangannya, dia tersenyum, seolah-olah sedang menyapa wanita itu.Akhirnya Pamela menyadari satu hal. 'Ah, ternyata Agam ke sini untuk datang mencari keponakannya! Kupikir ....''Hmm
Dalam sekejap, suasana menjadi tegang dan sunyi senyap.Semua orang merasa suasana di tempat ini agak aneh. Sepertinya Tuan Agam sedang menatap sekretaris Tuan Muda Keluarga Yanuar itu?Sorot mata yang tajam sekaligus rumit dan berbahaya itu membuat orang-orang yang melihatnya bergidik ngeri.Nelly juga merasakan sorot mata Agam agak aneh. 'Eh? Kenapa bocah dari Keluarga Dirgantara itu nggak berhenti menatap sekretaris Jason?''Kenapa? Apa dia belum puas menggantung Kalana, sekarang malah tertarik pada wanita lain?''Hah, dasar pria memang nggak ada yang benar! Jelas-jelas sudah ada pasangan sendiri, tapi malah mengincar wanita lain.''Hanya saja, seleranya cukup bagus. Gadis yang bernama Pamela itu memang berbeda dari yang lain. Hanya dengan sekali pandang, dia adalah seorang gadis yang bisa membuat pandangan orang lain nggak bisa beralih darinya.'Nelly tidak menyukai keberadaan Agam di sini. Saat dia bersiap mengeluarkan perintah untuk mengusir pria itu, mata seorang pelayan pria ya
Karena hal ini dipesankan oleh pria yang dia sukai, tentu saja Stevi tidak akan menolak. Dia menganggukkan kepalanya dengan lembut dan berkata, "Baiklah, tenang saja, Kak Jason, aku akan pergi memanggil Kalana."Dalam hatinya, Stevi merasa senang. Dia merasa bahwa Jason menyerahkan tugas sepenting menjaga Kalana padanya, artinya dia termasuk orang yang sangat istimewa dalam hati Jason!Sedangkan Pamela hanyalah sekretaris yang tidak berguna, yang hanya bisa melakukan pekerjaan sampingan!Setelah Stevi pergi, Jason menatap orang-orang yang masih berada di sekitarnya. Tatapannya yang elegan dan lembut sangat sopan, tetapi memancarkan ketidakramahan. "Semuanya, belum cukup, ya?"Semua orang pun terdiam.Tidak ada yang berani bersuara.Dalam sekejap, kerumunan orang ini pun bubar.Jason melirik Pamela sekilas dan bertanya, "Pamela, bagaimana perasaanmu bertemu dengan orang yang nggak ingin kamu temui?"Pamela mendengar sindiran yang samar-samar dari nada bicara Jason, tetapi dia tetap menj
"Lala, ternyata itu kamu!"Melihat wajah Andra si malaikat maut, Pamela tercengang sesaat, lalu baru membuang napas dengan lega dan berkata, "Ternyata kamu, ya!"Andra tersenyum dan bertanya, "Kenapa? Kamu kira aku siapa?""Bukan siapa-siapa, aku hanya terkejut karena kamu tiba-tiba menyerangku seperti itu," jawab Pamela.Apa yang membuat Pamela merasa takut? Apakah dia mengira bahwa Agam kembali untuk mencarinya?Dia sudah berpikir terlalu jauh!Andra tersenyum dan berjalan ke sisi Pamela dengan elegan sambil berkata, "Lala, masihkah kamu mengingat saat kita terakhir bertemu?""Hari itu, aku bertanya padamu, kapan kita bisa bertemu lagi dan kamu bilang tergantung takdir.""Hari ini, kita bertemu di sini. Bukankah ini artinya kita memang ditakdirkan bersama?"Pamela tersenyum dengan paksa dan menjawab, "Iya, sungguh kebetulan."Dengan gaya pura-pura tidak senang, Andra mengernyit dan bertanya, "Sikapmu sungguh nggak tulus! Kamu sama sekali nggak senang, ya, bertemu denganku?"Pamela me
Mendengar namanya keluar dari mulut Pamela, Andra tercengang sesaat.Kemudian, dia tersenyum dengan puas dan berkata, "Sama-sama, Lala. Aku baru menyelesaikan pekerjaanku sebelum aku datang ke sini. Tadi, Derry menghubungiku, katanya mereka lagi minum-minum di Vila Yaya. Seharusnya Jason juga dipanggil ke sana, deh. Maukah kamu pergi ke sana denganku, untuk mencari bosmu?"Jason mungkin saja bersama Derry dan yang lainnya, sedangkan tadi Agam jelas-jelas sudah pergi, jadi Pamela tidak mungkin bertemu dengan pria itu lagi.Sambil memikirkan kemungkinan tersebut, Pamela menganggukkan kepalanya dan menjawab, "Baiklah, ayo pergi!"...Vila Yaya adalah sebuah vila kecil di dalam Manor Sinar Rembulan, letaknya agak jauh dari aula jamuan, jadi suasananya sepi dan tenang.Pamela mengikuti Andra ke Vila Yaya. Begitu mereka memasuki vila ini, Pamela melihat tiga pria yang sedang duduk dan main kartu.Andra tersenyum sambil bertanya, "Kalian main apa?!""Andra, kebetulan sekali, cepat sini!" Sete