"Penghargaan Golden" adalah penghargaan film paling terkenal di dalam negeri, sehingga orang-orang yang bisa dipilih akan merasa sangat terhormat.Kali ini, film "Cinta Mati" terpilih dalam empat kategori, yaitu Aylin sebagai pendatang baru terbaik, naskah terbaik, Arieson sebagai aktor pendukung terbaik dan sutradara terbaik, setiap kategori ini sangat bernilai."Wah, di Penghargaan Golden kali ini, film Cinta Mati benar-benar sangat unggul, mereka entah bisa mendapatkan empat-empatnya atau nggak!""Seharusnya nggak bisa, deh! Kalau benar-benar begitu, bagaimana dengan film lainnya? Meskipun dunia perfilman tahun ini agak sepi, tetap ada beberapa film yang lumayan bagus, terutama kemampuan aktingnya Luke Kerry, si aktor terbaik!""Luke Kerry bisa bersaing untuk aktor terbaik, tapi nggak untuk naskah terbaik, deh!""Alur filmnya nggak sebagus Cinta Mati."Orang-orang di internet terus berdebat tentang berbagai kategori penghargaan itu. Namun, sebanyak apa pun mereka berkomentar, sepert
Melihat gaun yang dipilih oleh Dhea, Aylin merasa agak khawatir. "Kak Dhea, sebagai seorang pendatang baru, apakah aku nggak akan terlalu menonjol dengan pakaian jahitan kelas atas ini?"Dhea memelototi Aylin dan berkata, "Acara seperti ini memang tempat para aktris memamerkan dan bersaing kecantikan. Jangan bilang kamu mau pakai baju yang biasa-biasa saja di karpet merah. Pada saatnya, penggemarmu mungkin akan menyerang aku karena aku nggak memilihkan pakaian yang bagus untukmu dengan sumber daya sebagus ini."Aylin memonyongkan bibirnya dan berkata, "Kak Dhea, jangan bilang para penggemarku nggak masuk akal."Dhea pun berkata, "Ya, ya, mereka paling masuk akal, begitu pula dengan kamu. Hanya aku yang nggak masuk akal, 'kan?""Sudahlah, pilih salah satu. Penggemarmu pasti berharap untuk melihatmu berpakaian yang cantik."Mendengar Dhea mengungkit tentang penggemarnya, Aylin baru berkompromi. Gaun-gaun kelas atas ini sebenarnya sangat indah. Jason juga sudah menyuruh Aylin untuk membel
Dhea merasa frustrasi. Jason sudah berbicara seperti itu, tetapi Aylin masih saja tidak memahami maksud Jason. Harus diakui bahwa Aylin sangat lamban dalam beberapa aspek.Namun, bisa mempertahankan perasaan yang tidak sensitif seperti ini di dunia hiburan yang sangat ramai mungkin adalah hal yang baik. Orang yang terlalu serius malah akan mudah tersakiti.Aylin berjalan di karpet merah bersama kru perfilman "Cinta Mati". Teguh memiliki status yang sangat tinggi di industri ini, tetapi dua pemeran utama yang dia bawa adalah pendatang baru. Oleh karena itu, urutan mereka di karpet merah diatur di agak depan.Saat Aylin yang mengenakan gaun putih bersih bergabung dengan mereka, Arieson langsung tersipu malu. "Aylin, hari ini, kamu benar-benar sangat memesona. Kamu bahkan nggak bisa dibandingkan dengan aktris lainnya di tempat ini!"Arieson memang suka berbicara dengan terus terang. Namun, hari ini, ada banyak kamera untuk siaran langsung, Aylin pun khawatir ucapan pria ini akan masuk ke
"Aku memang merasa sangat gugup, tapi aku juga merasa sangat senang dan sangat menantikan pertemuan dengan senior lainnya malam ini," kata Aylin."Jawaban Aylin sangat hati-hati, ya. Sepertinya, hari ini, Aylin memang sudah penuh persiapan. Tapi, sepertinya sebagian besar aktris membawa pendamping mereka. Apakah Aylin pernah mempertimbangkan hal ini?"Aylin merasa sangat aneh. Apa hubungannya dengan pendamping? Bukankah mereka masuk dengan kru perfilman mereka masing-masing?"Emm, awalnya ada, tapi sekarang dipisahkan oleh kamu," jawab Aylin. Dia memilih jawaban yang lucu. Pembawa acara ini terus melihat ke belakang Aylin, sehingga Aylin mengira bahwa dia memakan waktu terlalu lama. Namun, si pembawa acara tidak bermaksud untuk mengambil kembali mikrofonnya."Ya. Maaf, ya, sudah membuat Aylin terpisah dengan kru perfilman Cinta Mati. Begini, deh, aku gantikan dengan seorang pendamping untukmu ...."Suara teriakan semua orang hampir memecahkan kaca di tempat ini. Aylin benar-benar kebin
Orang-orang luar yang melihat adegan ini pun sangat menghayati. Mereka merasa bahwa mereka akhirnya bisa memercayai adanya cinta lagi!"Sepertinya Aylin benar-benar nggak tahu kalau Tuan Jason akan datang, ya."Si pembawa acara kembali menyodorkan mikrofon pada Aylin. Aylin pun menganggukkan kepalanya dan berkata, "Dia merahasiakannya dariku.""Kalau begitu, Tuan Jason, apakah Anda memiliki harapan tertentu terhadap nominasi Aylin hari ini?" tanya si pembawa acara itu.Pembawa acara itu seperti ingin menjebak mereka. Jika Jason menjawab ya, orang lain pasti akan berpikir, apakah penghargaan yang Aylin dapatkan benar-benar didapatkan dengan adil?Namun, jika Jason menjawab tidak, hal ini jelas-jelas tidak realistis."Aku berharap agar ada hasil yang baik," jawab Jason.Pembawa acara itu pun tidak berani bertanya lebih lanjut lagi. Dia takut menyinggung pria ini."Baiklah, semoga harapan kalian terkabul. Berikutnya, silakan maju ...."Jason membungkukkan badannya dan membantu Aylin menga
"Saya juga mau berterima kasih pada suami saya. Terima kasih sudah selalu mendukungku. Aku mencintaimu.""Dalam karier akting saya ke depannya, saya akan terus bekerja keras. Terima kasih semuanya!"Jason yang duduk di tempat penonton terus tersenyum sambil menatap Aylin.Dia selalu menemani di sisi Aylin, jadi tentu saja dia mengetahui betapa Aylin sudah bekerja keras selama ini.Penghargaan ini seperti sebuah kehormatan yang diberikan pada Aylin untuk kerja kerasnya selama ini.Tanpa semua rintangan itu, hidup Aylin mungkin bisa berjalan dengan lebih lancar. Namun, setelah mengalami segalanya, tidak ada yang bisa mengatakan bahwa segala rintangan itu tidak berarti.Hal terpenting adalah betapa banyak hal-hal buruk yang Aylin alami sebelumnya, dia tetap bisa melalui semuanya. Jason pun merasa bangga pada Aylin.Setelah Aylin turun dari panggung, dia langsung memeluk Jason. Pada saat ini, dia sudah tidak memedulikan tatapan orang lain, dia hanya ingin memeluk orang yang paling dia cint
Phillip mematikan televisinya.Tadi, dia menonton siaran langsung Penghargaan Golden di televisi dan melihat Aylin mendapatkan penghargaan Aktris Baru Terbaik. Dia merasa sangat senang untuk Aylin, tetapi melihat Jason yang menemani Aylin, dia tetap merasa kecewa.Kekecewaan ini segera berubah menjadi sejenis kekesalan. Dia mematikan televisinya agar dia tidak melihat adegan itu lagi.Dia mengakui bahwa dia sangat menyukai Aylin karena baik penampilan maupun sifat Aylin, semuanya sesuai dengan standar yang dia sukai. Hal terpenting adalah Aylin mirip dengan Yessy Sumargo, gadis yang berada dalam hatinya selama bertahun-tahun ....Terkadang, apa yang diinginkan, itulah yang akan datang!Baru saja Phillip membuka sebotol anggur merah untuk minum sendiri, asistennya menghubunginya.Setelah dia menerima panggilan ini, dia berkata dengan cuek, "Ada apa? Besok saja."Kemudian, dia hendak langsung mematikan panggilan ini.Di ujung telepon lainnya, asistennya bergegas berkata, "Pak Phillip, No
"Aku ... aku ... aku ...." Dian terus mengatakan kata aku. Dia merasa marah hingga dia tidak tahu bagaimana dia harus menjelaskan hal ini. "Jelas-jelas kamulah yang nggak beretika! Kamu merebut tempatku, tapi malah menuduhku!""Kalau aku yang nggak beretika, kenapa aku bisa beli tiket di barisan depan? Aku sudah meneliti hal ini sebelum datang, oke?""Jangan kira karena kamu memakai kacamata ini, kamu bisa pura-pura menjadi orang terpelajar! Sepertinya kamu hanya manusia purba yang belum berevolusi dengan sempurna!"Lampu di tempat ini mulai dimatikan. Phillip tentu saja tahu bahwa acaranya akan segera dimulai. Dia tidak ingin berdebat lagi dengan wanita yang berisik ini."Nona, aku nggak tahu kenapa kamu bisa mengira bahwa tempatku ini tempatmu, tapi sebaiknya kamu periksa tiketmu sendiri," kata Phillip.Tempat ini disediakan secara khusus oleh Yessy untuknya, jadi Phillip tidak mungkin salah."Kamu! Aku sudah lihat berulang kali, memang kamu yang menempati tempatku! Kamu jelas-jelas
Ketakutan masih melanda Phillip ketika dia membayangkan situasi saat itu, Dian meratakan alis pria itu, "Aku tahu kamu pasti akan datang untuk menyelamatkanku, sama seperti sebelumnya.""Aku mencintaimu, Phillip."Sebelumnya Dian sudah menyatakan cintanya, tapi dia mengatakannya dalam keadaan tidak sadar. Sekarang dia sudah sadar, pikirannya jernih, bahkan sambil tersenyum tipis. Ucapannya membuat Phillip tersipu sejenak."Aku juga mencintaimu," balas Phillip.Dian hanya dirawat sebentar di rumah sakit, tak lama kemudian dia kembali ke Kediaman Sanders.Seperti yang mereka katakan, kondisi Dian tidak serius, dirawat di rumah sakit hanya akan memperlambat pemulihannya.Lebih baik dia dirawat di rumah.Phillip tidak pernah menyinggung pekerjaan Dian. Sebaliknya, Dian langsung pergi ke Surat Kabar Sino untuk mengundurkan diri.Kondisinya saat ini tidak sesuai untuk menyelidiki kasus terkait, lagi pula Phillip langsung menyerahkan barang bukti ke kantor polisi, pihak kepolisian yang akan m
"Phillip, aku menyukaimu, aku mencintaimu."Phillip memeluk Dian dengan perasaan sakit yang tiada tara, "Ini salahku, seharusnya aku lebih cepat.""Aku nggak pernah menyalahkanmu. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum. Selama kamu bersedia membiarkanku tetap di sisimu, aku nggak meminta pengakuanmu.""Aku tahu keluargamu menyulitkanmu, aku bisa melihatnya ...."Para pengawal yang ikut menerobos masuk merasa canggung ketika melihat CEO mereka menangis.Namun, yang terpenting saat ini adalah membawa Dian ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik. Setelah lama terikat, aliran darahnya surut, menyebabkan mati rasa yang akan menjadi masalah serius jika tidak bisa pulih.Akhirnya, para pengawal mendorong bos mereka yang sangat pemberani untuk menasihati Phillip. Phillip menundukkan kepala, menyeka air matanya, dia menggendong Dian dengan mudah, tidak membiarkan orang lain turun tangan. Gerakannya sangat lembut, seolah-olah sedang menggendong tuan putri.Untungnya, hasil pemeriksaan menyatakan kon
Setelah itu, Lesti pergi tanpa menoleh, sama sekali tidak menunjukkan keraguan.Masa depan dirinya dan Fabian ada dalam kandungannya, tidak mungkin dia menyerahkan semua hartanya pada Ririn.Karena putrinya tidak menurut, maka dia akan mengandalkan putra dalam kandungannya.Bukankah Ririn senang menemui Juko? Kalau begitu, biarkan saja mereka hidup bersama.Lagi pula dia sudah menghabiskan banyak usaha untuk membesarkan putrinya itu.Ririn menghabiskan paruh pertama hidupnya bersama Lesti, paruh kedua hidupnya sudah seharusnya menjadi giliran Juko.Satu-satunya hal yang membuat Phillip bersyukur adalah Juko tidak mempermainkannya, tampaknya dia masih peduli pada putrinya.Phillip bersama para pengawalnya berhasil menemukan rumah bobrok itu.Pelaku cukup waspada, mereka memilih rumah bobrok di pinggiran desa.Setelah pintu didobrak, Phillip menemukan Dian terbaring sendirian di lantai, tanpa ada yang menghiraukannya.Penjahat yang berjaga menunggu instruksi Juko, tanpa perintah darinya,
Lesti meneteskan air mata, duduk bersila dan terdiam, tidak ingin membela diri.Ririn satu-satunya orang yang masih berusaha memberikan penjelasan, tapi apa pun yang dia katakan, Fabian tidak lagi memercayainya.Hal seperti ini sudah terjadi berkali-kali dan setiap kali Fabian selalu memilih memercayai Lesti dan putrinya.Namun kini dia menyadari bahwa dia sepenuhnya salah.Dian dulunya sangat perhatian dan berperilaku baik, tetapi setelah Lesti dan Ririn memasuki hidup mereka, dia merasa putrinya mulai bermulut tajam dan selalu bertingkah di hadapannya.Sekarang dia baru menyadari, semua itu Dian lakukan untuk mendapatkan lebih banyak perhatian darinya atau setidaknya hanya ingin dia memperlakukan dirinya dan Ririn secara adil.Hanya saja dia tidak pernah menyadarinya. Sebaliknya, dia merasa Dian harus mengalah pada Ririn karena lebih tua."Karena kamu begitu menyukai ayah kandungmu, mulai sekarang kamu bisa hidup bersamanya.""Jangan pernah datang lagi ke rumah ini. Sedangkan ibumu,
Ririn buru-buru bertanya, "Ibu tertipu?""Kenapa Ibu menghubungi Juko?""Sekarang mereka tahu keberadaan Dian, Ibu mengacaukan rencanaku, apa yang ada di kepala Ibu?"Namun Lesti tidak menggubris, dia menangis dan menampar Ririn, "Kamu membuat Ibu takut setengah mati. Kalau terjadi sesuatu padamu, Ibu harus bagaimana? Susah payah Ibu membesarkanmu, apa Ibu harus melihatmu mati?""Ibu 'kan sudah bilang, jangan menemui Juko Sanders, kenapa kamu masih diam-diam menemuinya, bahkan menyuruhnya melakukan hal seperti ini, apa kamu sudah gila?""Ibu hanya ingin menjalani sisa hidup dengan damai bersamamu, kenapa kamu nggak mau mendengarkan Ibu?"Ririn sangat kecewa pada ibunya. Sejak hamil, Lesti tidak pernah lagi memberi pelajaran pada Dian.Namun, Ririn tidak terima, Dian bagaikan duri yang menancap di matanya, duri itu harus disingkirkan agar dia merasa lega."Apa Ibu nggak tahu aku menyukai Phillip?""Aku yang duluan menyukai Phillip, tapi Dian merampasnya. Mana mungkin aku melepaskannya.
Ingin sekali Lesti menamparnya, untuk apa dia bicara seperti itu?Jika dulu pria itu tidak melakukan tindak kekerasan padanya, hubungan mereka tidak mungkin jadi seburuk ini.Sekarang beraninya dia mengatakan berbuat seperti ini demi putrinya, dia kira nyawa Dian bisa diambil semudah itu?Dian adalah Nona Besar Keluarga Sandiga, belum lagi dia sudah menikah dengan Phillip Sanders, sekarang dia adalah istri dari pemilik Perusahaan Sanders. Juko kira siapa dirinya? Beraninya dia menculik Dian!Napas Lesti tidak teratur, dia tersentak, "Kalau kamu nggak percaya, dengarkan saja teriakan putrimu.""Aku nggak bisa menyelamatkannya, nyawanya ada di tanganmu. Lagi pula aku sedang mengandung anak Fabian. Tanpa Ririn sekalipun, aku masih punya anak yang lain, tapi nggak denganmu!"Phillip sangat mengagumi Lesti. Di saat seperti ini, dia tidak lupa mengungkapkan kesetiaannya pada Fabian, secara tidak langsung memberi tahu Fabian bahwa dia selalu berpihak padanya, sungguh hebat.Di ujung telepon,
Phillip menaikkan alisnya sambil berkata, "Jangan khawatir, paling-paling hanya jari tangannya yang disentuh, nggak akan jadi masalah besar. Cedera otot dan tulang akan pulih dalam beberapa bulan. Kalian bisa merawatnya dengan baik di rumah, dijamin dia akan segera pulih."Lesti tidak tega mendengarnya, dia bergegas ke arah Phillip untuk memukulnya, tetapi sebelum berhasil mendekat, pengawal sudah menghentikannya.Fabian juga khawatir, dia segera memeluk Lesti erat-erat ke sisinya, "Kalau benar nggak ada hubungannya dengan Ririn, dia pasti akan keluar dengan selamat, tetapi kalau sebaliknya, kamu harusnya tahu ...."Suara Fabian tiba-tiba berubah dingin. Dia tidak pernah menyangka penculikan putri kandungnya ternyata berhubungan dengan putri tirinya ini.Namun, dia juga tidak terlalu bodoh dan langsung bertanya, "Bagaimana seorang gadis seperti Ririn bisa membawa Dian?""Bahkan kaca mobilnya pecah, pasti ada yang membantunya.""Mungkinkah ada hubungannya dengan ayah kandung Ririn?"Phi
"Benar aku menemui ayah kandungku, tapi hanya satu kali, aku nggak berniat kembali ke sisinya!""Kalau nggak, aku pasti sudah dari dulu meninggalkan Keluarga Sandiga, tapi aku peduli padamu, Ayah. Ayah sudah menjagaku selama bertahun-tahun, aku sudah menganggapmu sebagai ayah kandungku. Kenapa Ayah memperlakukan kami seperti ini?""Sekarang Phillip berbicara nggak bermoral dan melimpahkan semua kesalahan padaku. Ayah harus melihat kebenarannya!"Lesti mengangguk berulang kali, tapi di saat bersamaan, dia penasaran, kapan Ririn menemui Juko?Gadis itu tidak mengatakan apa pun padanya, tapi malah tertangkap oleh Phillip.Sepertinya kejadian yang menimpa Dian memang berhubungan dengannya. Lesti hanya ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya agar Phillip tidak berlama-lama di sana.Dia sama sekali tidak punya pemikiran seperti itu, apalagi untuk rujuk dengan Juko.Dia hanya ingin melahirkan putranya dengan selamat di Keluarga Sandiga. Kelak Keluarga Sandiga akan menjadi milik putranya, d
Phillip paling benci ditunjuk orang saat berbicara dengannya. Dia bangkit dari duduknya, seketika tubuhnya lebih tinggi dari Fabian."Kamu masih berani mengaku sebagai ayah kandungnya Dian, kalau aku jadi kamu, aku akan memilih diam dan menyingkir.""Demi putri orang lain, kamu menuduhku mengancam Ririn. Dari ekspresi bersalahnya saja sudah cukup membuktikan kalau masalah ini berhubungan dengannya.""Sekalipun nggak percaya padaku, minimal gunakan otakmu. Pantas saja Perusahaan Sandiga semakin terpuruk, cepat atau lambat akan tamat di tanganmu."Phillip tidak lagi memberi muka. Saat mengucapkan kata-kata ini, dia mundur berulang kali, memegangi dadanya dan hampir kehabisan napas.Lesti melupakan tubuh lemahnya dan maju beberapa langkah, "Begini caramu berbicara dengan ayah mertuamu? Apa Ririn pernah menyinggungmu? Sebelumnya dia bahkan menyukaimu, Ririn masih kecil, kenapa kamu memperlakukannya seperti ini?"Dia mengatakannya berulang kali, tetapi sikap Phillip sudah jelas dan para pen