Hal terpenting adalah Arieson menganggap bahwa Vera merasa posesif terhadap Lisea. Banyak orang menganggap bahwa rasa posesif hanya bisa muncul dengan adanya rasa cinta. Namun, sebenarnya, keposesifan juga bisa muncul dalam persahabatan.Sering sekali, keposesifan antara teman lebih kuat."Benar. Sebenarnya, awalnya, saya kira Vera diam-diam menyukai Lisea!" kata Arieson.Ucapannya membuat semua orang tertawa."Hahaha! Pemahaman ini juga mungkin benar, ya!"Acara promosi pertama berakhir dengan jauh lebih sukses daripada yang Aylin bayangkan. Menjawab pertanyaan para penonton juga jauh lebih santai daripada yang dia bayangkan. Semua orang juga sangat baik hati.Pembahasan mereka juga sepenuhnya berkisar pada alur film tersebut.Pertanyaannya relatif tajam, tetapi hampir tidak ada yang ditujukan langsung pada Aylin. Namun, Aylin tidak tahu bahwa sebelum acara dimulai, Jason sudah menyuruh orang untuk menyaring penontonnya.Pada dasarnya, orang dengan sejarah buruk tidak akan termasuk da
"Saya ingin melihat, tanah seperti apa yang bisa mereka rindukan di kota yang ramai itu dan laut seperti apa yang membesarkan semua penduduk di desa nelayan itu.""Sepertinya, hanya dengan mengunjungi tempat itu secara pribadi, saya baru bisa benar-benar mendapatkan jawabannya."Aylin menganggukkan kepalanya dengan penuh pengertian. Mereka melakukan perekaman di tempat itu, jadi sebenarnya, setelah tinggal di desa nelayan itu untuk waktu yang sangat lama, tidak ada orang yang lebih memahami tempat itu daripada para pemeran utama ini.Namun, jika dibandingkan dengan penduduk desa itu, mereka tentu saja masih kurang sangat banyak. Untuk memahami tempat itu, sebaiknya para mahasiswa itu pergi ke tempat itu secara langsung."Saya sangat mendukung kalian untuk pergi ke tempat itu secara pribadi. Hanya dengan melihat pemandangan di sana secara langsung, kalian baru bisa mengerti kenapa Lisea bisa begitu merindukan kampung halamannya. Dia bukan hanya merindukan kampung halamannya, tapi juga m
Orang-orang lainnya juga ikut bersorak. "Pak Teguh, Aylin sudah bilang seperti itu, kenapa Bapak masih nggak minum? Kalau kalian bersulang, penjualannya pasti akan sangat bagus!""Kalau nggak minum juga pasti penjualannya bagus! Jangan asal bicara," kata Teguh.Teguh benar-benar tidak ingin bersulang dengan Aylin. Pada saatnya, jika Jason datang menjemput Aylin dan melihat istrinya ini mabuk, Teguh-lah yang akan disalahkan.Teguh adalah orang yang pintar. Jika dia tidak memiliki pemahaman ini, bagaimana mungkin dia bisa bertahan di dunia hiburan?Hanya para anak muda yang belum berpengalaman ini yang berani menggoda Aylin. Namun, setelah berhubungan selama ini, mereka juga sudah berteman dekat, semuanya memiliki niat baik, jadi Jason seharusnya bisa mengerti.Orang-orang lainnya juga ingin bersulang dengan Aylin. Namun, setelah bersulang dengan Teguh, Aylin hanya menyesap anggurnya sedikit dengan orang-orang lainnya. Dia juga tahu bahwa toleransinya terhadap alkohol kurang baik.Hal te
"Bagaimana? Kamu nggak pernah menerima wawancara dari majalah mana pun!"Aylin menatap Jason dengan tatapan curiga. Sebelumnya, alasan mengapa Jason selalu menolak pasti karena dia tidak menyukai hal ini. Sekarang, jika Jason bisa menerima tawaran ini, dia pasti hanya melakukannya karena dorongan amarahnya.Jason berkata, "Kalau ada majalah yang mengajak kita untuk mengambil foto untuk sampulnya, kenapa nggak? Aku nggak suka difoto sembunyi-sembunyi oleh paparazi. Tapi, ini sama sekali berbeda, kamu masih berani berdalih?"Jason mencubit pipinya Aylin dan mencium bibir istrinya ini."Kapan aku berdalih?!" seru Aylin."Kamu tahu sendiri," jawab Jason."Baiklah, kalau kamu benar-benar mau, aku akan meminta Kak Dhea untuk menerima tawaran itu. Tapi, kamu juga harus menyaringnya dengan baik. Jangan ada yang menghina statusmu sebagai presiden direktur, oke? Malam ini, jemput aku, ya," kata Aylin.Jason membalikkan badannya dengan sangat sombong dan berkata, "Memangnya aku harus melakukan ap
"Baiklah, hati-hati di jalan, ya. Jangan buru-buru. Bahkan kalau orang lain sudah pergi, aku akan menunggumu di restoran itu," kata Aylin.Aylin bersulang dua kali dengan Teguh karena dia merasa sangat senang setelah menyelesaikan acara promosi hari ini. Sekarang, setelah dia merasa lebih tenang, dia mulai mengendalikan dirinya.Hanya saja, dia tetap menaksir kemampuannya terlalu tinggi. Dua gelas tadi sudah cukup untuknya. Kemudian, dia jelas-jelas hanya menyesap sedikit demi sedikit, tetapi wajahnya sangat merah, matanya juga berkaca-kaca.Begitu Dhea melihat Aylin seperti ini, dia langsung menggantikan minuman Aylin menjadi minuman ringan dan menyuruh juru masak untuk memasakkan semangkuk sup hangat untuk Aylin.Teguh juga datang menghampiri Aylin dan menatap Aylin dengan tatapan khawatir."Nggak apa-apa, 'kan?" tanya Teguh.Pertanyaan Teguh tentu saja merujuk pada Jason, apakah Jason akan bermasalah melihat Aylin seperti ini atau tidak. Dhea mengernyit sambil menjawab, "Besok, dia
Kaki Aylin tidak bertenaga, hingga bahkan seluruh tubuhnya terasa lemas. Melihatnya seperti ini, Jason pun langsung menggendongnya.Biasanya, Aylin sangat tenang, jadi dia tidak akan membiarkan dirinya digendong seperti ini di hadapan rekan kerjanya.Namun, pada saat ini, dia benar-benar tidak bertenaga untuk menolak. Terlebih lagi, tadi, setelah asal bicara di hadapan semua orang, dia merasa sangat malu, jadi dia ingin sekali bersembunyi dalam pelukan Jason.Jason benar-benar tidak terlihat seperti sedang mengangkat beban seberat 45 kg. Setiap langkah yang dia ambil sangat stabil dan kokoh, seakan-akan dia takut menjatuhkan Aylin yang ada dalam pelukannya.Pelukan Jason terasa sangat hangat, hingga Aylin tertidur dalam pelukannya. Saat Aylin bangun, dia sudah duduk di dalam mobil. Dia pun memanggil nama Jason dengan pelan. Jason baru menyalakan lampu di dalam mobil sambil bertanya, "Mau minum air, nggak?"Begitu Aylin mengangguk, Jason pun mengambilkan air ke mulutnya."Kita sekarang
"Sejujurnya, awalnya, aku nggak punya ekspektasi tinggi terhadap Arieson dan Aylin, terutama karena akhir-akhir ini, nggak ada film yang bagus di bioskop. Aku hanya berpikir, dengan penampilan mereka, setidaknya mataku akan puas.""Nggak kusangka ... aku nggak bisa berkata-kata."Sebagian besar orang di aplikasi penilaian film mengungkapkan keterkejutan mereka terhadap alur ceritanya, terhadap kemampuan akting kedua pemeran baru itu, terutama pada Aylin."Apakah ada yang merasakan hal yang sama? Saat Aylin pertama muncul, aku sudah langsung mengerti kenapa Pak Teguh bersikeras untuk memilihnya."Banyak orang di internet memiliki pemikiran yang sama. "Benar! Orang nggak boleh dinilai berdasarkan penampilannya, tapi Aylin sangat cantik, aktingnya juga sangat nyata dan nggak kaku, membuat penonton merasa sangat nyaman. Dia benar-benar memerankan Lisea sebagaimana adanya ...."Kemampuan akting Aylin menerima penilaian yang sangat baik, tetapi dia sebenarnya malu membaca pujian semua orang.
"Penghargaan Golden" adalah penghargaan film paling terkenal di dalam negeri, sehingga orang-orang yang bisa dipilih akan merasa sangat terhormat.Kali ini, film "Cinta Mati" terpilih dalam empat kategori, yaitu Aylin sebagai pendatang baru terbaik, naskah terbaik, Arieson sebagai aktor pendukung terbaik dan sutradara terbaik, setiap kategori ini sangat bernilai."Wah, di Penghargaan Golden kali ini, film Cinta Mati benar-benar sangat unggul, mereka entah bisa mendapatkan empat-empatnya atau nggak!""Seharusnya nggak bisa, deh! Kalau benar-benar begitu, bagaimana dengan film lainnya? Meskipun dunia perfilman tahun ini agak sepi, tetap ada beberapa film yang lumayan bagus, terutama kemampuan aktingnya Luke Kerry, si aktor terbaik!""Luke Kerry bisa bersaing untuk aktor terbaik, tapi nggak untuk naskah terbaik, deh!""Alur filmnya nggak sebagus Cinta Mati."Orang-orang di internet terus berdebat tentang berbagai kategori penghargaan itu. Namun, sebanyak apa pun mereka berkomentar, sepert
Ketakutan masih melanda Phillip ketika dia membayangkan situasi saat itu, Dian meratakan alis pria itu, "Aku tahu kamu pasti akan datang untuk menyelamatkanku, sama seperti sebelumnya.""Aku mencintaimu, Phillip."Sebelumnya Dian sudah menyatakan cintanya, tapi dia mengatakannya dalam keadaan tidak sadar. Sekarang dia sudah sadar, pikirannya jernih, bahkan sambil tersenyum tipis. Ucapannya membuat Phillip tersipu sejenak."Aku juga mencintaimu," balas Phillip.Dian hanya dirawat sebentar di rumah sakit, tak lama kemudian dia kembali ke Kediaman Sanders.Seperti yang mereka katakan, kondisi Dian tidak serius, dirawat di rumah sakit hanya akan memperlambat pemulihannya.Lebih baik dia dirawat di rumah.Phillip tidak pernah menyinggung pekerjaan Dian. Sebaliknya, Dian langsung pergi ke Surat Kabar Sino untuk mengundurkan diri.Kondisinya saat ini tidak sesuai untuk menyelidiki kasus terkait, lagi pula Phillip langsung menyerahkan barang bukti ke kantor polisi, pihak kepolisian yang akan m
"Phillip, aku menyukaimu, aku mencintaimu."Phillip memeluk Dian dengan perasaan sakit yang tiada tara, "Ini salahku, seharusnya aku lebih cepat.""Aku nggak pernah menyalahkanmu. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum. Selama kamu bersedia membiarkanku tetap di sisimu, aku nggak meminta pengakuanmu.""Aku tahu keluargamu menyulitkanmu, aku bisa melihatnya ...."Para pengawal yang ikut menerobos masuk merasa canggung ketika melihat CEO mereka menangis.Namun, yang terpenting saat ini adalah membawa Dian ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik. Setelah lama terikat, aliran darahnya surut, menyebabkan mati rasa yang akan menjadi masalah serius jika tidak bisa pulih.Akhirnya, para pengawal mendorong bos mereka yang sangat pemberani untuk menasihati Phillip. Phillip menundukkan kepala, menyeka air matanya, dia menggendong Dian dengan mudah, tidak membiarkan orang lain turun tangan. Gerakannya sangat lembut, seolah-olah sedang menggendong tuan putri.Untungnya, hasil pemeriksaan menyatakan kon
Setelah itu, Lesti pergi tanpa menoleh, sama sekali tidak menunjukkan keraguan.Masa depan dirinya dan Fabian ada dalam kandungannya, tidak mungkin dia menyerahkan semua hartanya pada Ririn.Karena putrinya tidak menurut, maka dia akan mengandalkan putra dalam kandungannya.Bukankah Ririn senang menemui Juko? Kalau begitu, biarkan saja mereka hidup bersama.Lagi pula dia sudah menghabiskan banyak usaha untuk membesarkan putrinya itu.Ririn menghabiskan paruh pertama hidupnya bersama Lesti, paruh kedua hidupnya sudah seharusnya menjadi giliran Juko.Satu-satunya hal yang membuat Phillip bersyukur adalah Juko tidak mempermainkannya, tampaknya dia masih peduli pada putrinya.Phillip bersama para pengawalnya berhasil menemukan rumah bobrok itu.Pelaku cukup waspada, mereka memilih rumah bobrok di pinggiran desa.Setelah pintu didobrak, Phillip menemukan Dian terbaring sendirian di lantai, tanpa ada yang menghiraukannya.Penjahat yang berjaga menunggu instruksi Juko, tanpa perintah darinya,
Lesti meneteskan air mata, duduk bersila dan terdiam, tidak ingin membela diri.Ririn satu-satunya orang yang masih berusaha memberikan penjelasan, tapi apa pun yang dia katakan, Fabian tidak lagi memercayainya.Hal seperti ini sudah terjadi berkali-kali dan setiap kali Fabian selalu memilih memercayai Lesti dan putrinya.Namun kini dia menyadari bahwa dia sepenuhnya salah.Dian dulunya sangat perhatian dan berperilaku baik, tetapi setelah Lesti dan Ririn memasuki hidup mereka, dia merasa putrinya mulai bermulut tajam dan selalu bertingkah di hadapannya.Sekarang dia baru menyadari, semua itu Dian lakukan untuk mendapatkan lebih banyak perhatian darinya atau setidaknya hanya ingin dia memperlakukan dirinya dan Ririn secara adil.Hanya saja dia tidak pernah menyadarinya. Sebaliknya, dia merasa Dian harus mengalah pada Ririn karena lebih tua."Karena kamu begitu menyukai ayah kandungmu, mulai sekarang kamu bisa hidup bersamanya.""Jangan pernah datang lagi ke rumah ini. Sedangkan ibumu,
Ririn buru-buru bertanya, "Ibu tertipu?""Kenapa Ibu menghubungi Juko?""Sekarang mereka tahu keberadaan Dian, Ibu mengacaukan rencanaku, apa yang ada di kepala Ibu?"Namun Lesti tidak menggubris, dia menangis dan menampar Ririn, "Kamu membuat Ibu takut setengah mati. Kalau terjadi sesuatu padamu, Ibu harus bagaimana? Susah payah Ibu membesarkanmu, apa Ibu harus melihatmu mati?""Ibu 'kan sudah bilang, jangan menemui Juko Sanders, kenapa kamu masih diam-diam menemuinya, bahkan menyuruhnya melakukan hal seperti ini, apa kamu sudah gila?""Ibu hanya ingin menjalani sisa hidup dengan damai bersamamu, kenapa kamu nggak mau mendengarkan Ibu?"Ririn sangat kecewa pada ibunya. Sejak hamil, Lesti tidak pernah lagi memberi pelajaran pada Dian.Namun, Ririn tidak terima, Dian bagaikan duri yang menancap di matanya, duri itu harus disingkirkan agar dia merasa lega."Apa Ibu nggak tahu aku menyukai Phillip?""Aku yang duluan menyukai Phillip, tapi Dian merampasnya. Mana mungkin aku melepaskannya.
Ingin sekali Lesti menamparnya, untuk apa dia bicara seperti itu?Jika dulu pria itu tidak melakukan tindak kekerasan padanya, hubungan mereka tidak mungkin jadi seburuk ini.Sekarang beraninya dia mengatakan berbuat seperti ini demi putrinya, dia kira nyawa Dian bisa diambil semudah itu?Dian adalah Nona Besar Keluarga Sandiga, belum lagi dia sudah menikah dengan Phillip Sanders, sekarang dia adalah istri dari pemilik Perusahaan Sanders. Juko kira siapa dirinya? Beraninya dia menculik Dian!Napas Lesti tidak teratur, dia tersentak, "Kalau kamu nggak percaya, dengarkan saja teriakan putrimu.""Aku nggak bisa menyelamatkannya, nyawanya ada di tanganmu. Lagi pula aku sedang mengandung anak Fabian. Tanpa Ririn sekalipun, aku masih punya anak yang lain, tapi nggak denganmu!"Phillip sangat mengagumi Lesti. Di saat seperti ini, dia tidak lupa mengungkapkan kesetiaannya pada Fabian, secara tidak langsung memberi tahu Fabian bahwa dia selalu berpihak padanya, sungguh hebat.Di ujung telepon,
Phillip menaikkan alisnya sambil berkata, "Jangan khawatir, paling-paling hanya jari tangannya yang disentuh, nggak akan jadi masalah besar. Cedera otot dan tulang akan pulih dalam beberapa bulan. Kalian bisa merawatnya dengan baik di rumah, dijamin dia akan segera pulih."Lesti tidak tega mendengarnya, dia bergegas ke arah Phillip untuk memukulnya, tetapi sebelum berhasil mendekat, pengawal sudah menghentikannya.Fabian juga khawatir, dia segera memeluk Lesti erat-erat ke sisinya, "Kalau benar nggak ada hubungannya dengan Ririn, dia pasti akan keluar dengan selamat, tetapi kalau sebaliknya, kamu harusnya tahu ...."Suara Fabian tiba-tiba berubah dingin. Dia tidak pernah menyangka penculikan putri kandungnya ternyata berhubungan dengan putri tirinya ini.Namun, dia juga tidak terlalu bodoh dan langsung bertanya, "Bagaimana seorang gadis seperti Ririn bisa membawa Dian?""Bahkan kaca mobilnya pecah, pasti ada yang membantunya.""Mungkinkah ada hubungannya dengan ayah kandung Ririn?"Phi
"Benar aku menemui ayah kandungku, tapi hanya satu kali, aku nggak berniat kembali ke sisinya!""Kalau nggak, aku pasti sudah dari dulu meninggalkan Keluarga Sandiga, tapi aku peduli padamu, Ayah. Ayah sudah menjagaku selama bertahun-tahun, aku sudah menganggapmu sebagai ayah kandungku. Kenapa Ayah memperlakukan kami seperti ini?""Sekarang Phillip berbicara nggak bermoral dan melimpahkan semua kesalahan padaku. Ayah harus melihat kebenarannya!"Lesti mengangguk berulang kali, tapi di saat bersamaan, dia penasaran, kapan Ririn menemui Juko?Gadis itu tidak mengatakan apa pun padanya, tapi malah tertangkap oleh Phillip.Sepertinya kejadian yang menimpa Dian memang berhubungan dengannya. Lesti hanya ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya agar Phillip tidak berlama-lama di sana.Dia sama sekali tidak punya pemikiran seperti itu, apalagi untuk rujuk dengan Juko.Dia hanya ingin melahirkan putranya dengan selamat di Keluarga Sandiga. Kelak Keluarga Sandiga akan menjadi milik putranya, d
Phillip paling benci ditunjuk orang saat berbicara dengannya. Dia bangkit dari duduknya, seketika tubuhnya lebih tinggi dari Fabian."Kamu masih berani mengaku sebagai ayah kandungnya Dian, kalau aku jadi kamu, aku akan memilih diam dan menyingkir.""Demi putri orang lain, kamu menuduhku mengancam Ririn. Dari ekspresi bersalahnya saja sudah cukup membuktikan kalau masalah ini berhubungan dengannya.""Sekalipun nggak percaya padaku, minimal gunakan otakmu. Pantas saja Perusahaan Sandiga semakin terpuruk, cepat atau lambat akan tamat di tanganmu."Phillip tidak lagi memberi muka. Saat mengucapkan kata-kata ini, dia mundur berulang kali, memegangi dadanya dan hampir kehabisan napas.Lesti melupakan tubuh lemahnya dan maju beberapa langkah, "Begini caramu berbicara dengan ayah mertuamu? Apa Ririn pernah menyinggungmu? Sebelumnya dia bahkan menyukaimu, Ririn masih kecil, kenapa kamu memperlakukannya seperti ini?"Dia mengatakannya berulang kali, tetapi sikap Phillip sudah jelas dan para pen