Share

Bab 2589

"Kakakmu hanya terbawa emosi tadi, jangan kamu simpan omongannya dalam hati."

"Tunggu sampai kakakmu sudah nggak marah, Ayah akan bicarakan lagi dengannya."

"Tapi seperti yang kamu bilang, kakakmu juga punya tekanan."

"Lain kali, kamu jangan ikut ke sekolahnya lagi di hari Minggu."

Anton mengembuskan napas. Dia tidak melihat bahwa gadis yang menangis tersedu-sedu dalam pelukannya sedang tersenyum licik.

Veren tidak makan malam.

"Ayah makan saja, aku nggak punya selera makan. Aku balik ke kamar dulu."

Anton melambaikan tangan. Dia duduk sendirian di depan meja makan dan merasa letih.

Terlalu susah untuk membesarkan dua anak sendirian.

Sekembalinya ke kamar, Veren melompat ke ranjang dengan girang. Senyuman tidak pernah hilang dari wajahnya.

"Huh, ranjang sendiri yang paling nyaman."

Tentu saja Veren tidak ingin makan. Dia sudah berkeliling di luar dan pulang setelah makan.

Semua itu sesuai dengan rencananya.

Viona, bagaimana rasanya diabaikan oleh Ayah?'

Apakah enak dituduh?'

Sudah wakt
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status