"Semua ini karena kamu si tua bangka."Semakin Veren memikirkannya, dia menjadi semakin marah. Dia berjalan selangkah demi selangkah, sehingga Anisa mau tidak mau mundur selangkah. Dia memegang pagar dengan hati-hati."Baiklah, meskipun itu semua salahku, bolehkah aku minta maaf padamu?""Tapi, umurmu masih panjang. Untuk apa kamu memedulikan orang sepertiku yang sudah tua?""Lebih baik lepaskan Jason dan mencari pria yang benar-benar mencintaimu."Veren tersenyum dingin. Dia melambaikan tangannya dengan kasar, lalu memukul lengan Anisa dengan keras, sehingga Anisa berteriak. Sebelum dia bisa meraih pegangannya, Anisa telah berguling menuruni tangga."Ah ...."Tidak ada seorang pun di sudut tempat mereka bertengkar. Anisa menyaksikan dia didorong ke bawah. Anisa berteriak, lalu berguling menuruni tangga tanpa bisa memegang apa pun.Veren tidak bisa menahan tahannya yang gemetar. "Kamu sendiri yang menyebabkan ini, jangan salahkan aku."Darah perlahan merembes keluar dari bawah kepala A
Johan sangat menyesal. Jika dia berada di sisi Anisa, hal seperti ini tidak akan terjadi.Jika dia bersama Anisa, Johan setidaknya akan mampu menahannya ketika dia akan jatuh. Johan tidak akan meninggalkannya terbaring sendirian di sini.Saat ini, dia banyak berpikir.Saat dia berbicara tentang hidup dan mati dengan cucunya sebelumnya, Johan bisa menghadapinya dengan tenang.Mereka berdua sudah sepakat bahwa siapa pun yang pergi lebih dulu, yang lain akan mengikuti setelah mengatur semuanya.Namun, ketika semua ini terjadi, Johan menyadari bahwa dia tidak dapat menerima Anisa meninggalkannya."Bukankah kamu selalu memarahiku? Kenapa kamu nggak memarahiku sekarang? Bangun dan marahi aku.""Aku baru saja minum dua gelas anggur dengan Ferdian. Kenapa kamu nggak memarahiku?"Kerutan di wajah Johan semakin terlihat jelas. Air matanya menggenang itu semakin menyayat hati orang yang melihatnya.Aylin terhuyung dan terjatuh di samping Jason. Dia menatap Anisa di depannya. Dia ingin menyentuhny
"Nenek masih di rumah sakit. Kita nggak tahu bagaimana kondisi Nenek. Kita nggak boleh duduk diam."Kata-kata Aylin mengingatkan Jason."Benar katamu. Nenek selalu dalam keadaan sehat. Dia nggak mungkin jatuh dari lantai atas ...."Saat melihat Jason seperti ini, Veren merasa sangat tertekan. Selama bertahun-tahun dia mengenalnya, Veren belum pernah melihat Jason tampak begitu kuyu, seperti hewan terperangkap yang tidak dapat menemukan jalan keluar.Veren berjalan beberapa langkah ke depan untuk menghiburnya. Namun, setelah mendengar percakapan mereka, dia berjalan mundur.Akhirnya, Veren mengumpulkan keberanian untuk mengemukakan pendapatnya dengan hati-hati, "Nenek sudah tua, kecelakaan seperti itu bisa saja terjadi.""Meski aku tahu ini sulit diterima. Jason, kamu juga harus tahu kalau mereka sudah nggak muda lagi.""Tentu saja, aku nggak mengatakan bahwa nggak ada kemungkinan terjadinya kecelakaan. Tapi, aku hanya ingin memberitahumu meskipun nenek benar-benar terjatuh secara nggak
Jason masih ingin menolaknya, tapi tak menyangka, setelah berpikir sejenak, Aylin malah meminta mereka berdua untuk tetap di sana.Aylin berkata, "Benar kata Veren, sekarang kita kekurangan tenaga, kita juga butuh bantuan untuk mencari bukti.""Setelah Nenek siuman, kita harus membantu Kakek merawat Nenek di rumah sakit, banyak yang harus diurus di rumah, kita nggak akan sempat mengurus semuanya."Meski Anisa masih terbaring di rumah sakit dan kondisinya belum diketahui, ketika Aylin berkata demikian, perasaan Jason menjadi stabil, seolah Anisa pasti akan bangun."Kamu benar. Setelah Nenek bangun, Kita harus menemani Kakek. Lagipula, Kakek sudah tua, nggak bisa menemani Nenek di rumah sakit sepanjang waktu," kata Jason.Setelah berpikir seperti itu, Jason mengangkat kepalanya, memandang Veren dan Selina dengan rasa terima kasih."Mohon bantuan kalian," kata Jason lagi.Selina tersenyum sedikit tersanjung, lalu melambaikan tangannya berulang kali sambil berkata, "Sungguh kejutan yang ta
Aylin tidak bersalah, tapi mereka malah melemparkan kesalahan padanya tanpa moral.Latar belakang keluarga yang menyedihkan membuatnya berubah menjadi wabah oleh mulut mereka!Jelas-jelas Aylin tidak pernah menggunakan masalah keluarganya untuk dijadikan berita. Kecuali terakhir kali dia tertangkap oleh wartawan, selain itu, dia tidak pernah berinisiatif membeberkan hubungannya dengan Keluarga Yanuar.Mengapa ketika hal seperti ini terjadi pun menjadi kesalahannya?Para penggemar merasa tidak adil untuk Aylin, tapi saat ini terjadi keributan besar di media sosial, semua orang percaya adanya aura ketidakberuntungan pada Aylin.Dan Levina muncul di saat seperti ini.Sejak kejadian terakhir, kariernya anjlok.Meskipun dia dan Veren bekerja sama untuk menjebak Aylin dan meminta sejumlah besar reporter diam-diam memotret Aylin dan Jason, dia tidak menyangka sebagian besar orang justru melihat mereka sebagai pasangan yang cantik dan tampan sekaligus berbakat.Begitu berita itu keluar, dia se
"Belajarlah bersabar dan mundur untuk sementara, kalau sampai dia sembarangan bicara dan orang-orang percaya padanya, bagaimana dengan Aylin?"Banyak orang mengirimkan pesan pribadi kepada penggemar ini, memintanya untuk tidak membuat Levina marah lagi.Akan tetapi, penggemar ini memutar matanya, bukan dia yang duluan membuat wanita gila ini kesal!Dia sudah lama membenci Aylin. Dari kalimatnya sudah terlihat bahwa sejak Aylin lahir, Levina mendekati adiknya itu dengan perasaan benci.Mana mungkin orang seperti itu akan berhenti menjelekkan Aylin hanya dengan penggemar berdiam diri?Mereka terlalu naif.Setelah mengikuti Aylin melalui begitu banyak hal, mereka seharusnya menjadi lebih kuat, tetapi mungkin sifat baik Aylin telah menarik teman-teman yang naif.Bahkan saat menghadapi Levina, mereka membujuknya dengan kata-kata yang baik dan tidak pernah menyerangnya secara aktif.Sangat disayangkan, di mata Levina, para penggemar itu hanya mengikuti Aylin, berpura-pura menyedihkan.Aylin
Namun, bagaimanapun juga, hasil penyelamatan Anisa belum juga keluar, Johan masih menemaninya di rumah sakit. Bagaimana bisa kedua pemuda itu menunda apa yang harus mereka lakukan karena kesedihan.Mereka harus memikul beban keluarga ini."Kamu cemas, kamu pikir aku nggak cemas?"Mata Aylin juga memerah, dia tidak sanggup melanjutkan ucapannya. Dia takut satu kata lagi saja keluar dari mulutnya, tangisannya akan pecah.Dia tidak sanggup mengingatnya. Kalau saja dia tidak minum segelas anggur terakhir itu, Anisa tidak akan naik ke atas untuk mengunjunginya. Apakah itu berarti semua ini tidak akan terjadi?Tadinya, Anisa dan Tamara sedang mengobrol dengan gembira. Hari ini adalah hari ulang tahun Anisa, jarang ada begitu banyak teman lama yang berkumpul bersama.Mereka mengadakan pesta ulang tahun ini dengan begitu meriah karena ingin Anisa bahagia, tapi malah berakhir seperti ini.Jika tahu akan seperti ini, lebih baik mereka makan bersama sekeluarga dengan tenang saja.Namun, sekarang
"Apa?"Veren mendongak, menatap Aylin dengan bingung, entah mengapa dia tiba-tiba bertanya, sementara Aylin malah memanfaatkan kesempatan ini untuk mengajukan pertanyaan lanjutan."Kenapa kamu ngotot bilang Nenek jatuh karena kecelakaan? Apa kamu melihat sesuatu yang sulit diceritakan?" tanya Aylin.Veren menjawab, "Aku nggak melihat apa pun, aku cuma merasa Nenek sudah berumur. Meski kita semua nggak menginginkan kejadian ini, kecelakaan pasti akan terjadi pada siapa saja, bukan?""Aku tahu, sekarang Jason hanya mendengarkanmu, apa pun yang kukatakan selalu salah di mata kalian.""Ini nggak masalah, tapi justru karena itu kamu harus membantu membujuknya. Apa kamu mau melihatnya terus khawatir seperti ini?"Veren bereaksi dengan cepat dan memasang raut wajah sedih."Benarkah? Itu yang kamu pikirkan?"Aylin tidak akan mudah tertipu olehnya. Jika dijumlahkan dengan kejadian sebelumnya, Veren sudah cukup mencurigakan dalam pikirannya.Hanya saja, sesuatu yang tanpa bukti itu tidak boleh s