Share

Bab 1765

Author: Hargai
Kalau dipikir-pikir, Justin sedang menjaga ayahnya, jadi tidak tentu dia akan ikut makan. Oleh karena itu, Pamela berkata, "Ajak saja si Ariel. Kita bisa makan bareng, lalu membantu Adsila memilih gaun pengantin bersama."

Marlon tersenyum dan berkata, "Baiklah, kalau begitu, aku akan menghubunginya sekarang juga!"

Adsila bersandar pada Pamela, seakan-akan dia adalah anaknya Pamela, sambil bergumam, "Bibi, sejujurnya, aku ... aku gugup!"

Pamela mengangkat alisnya dan berkata dengan nada bercanda, "Gugup apanya? Kamu juga bukan pertama kalinya menikah, 'kan?"

Mendengar ucapan ini, Adsila mengangkat kepalanya dan mengernyit sambil berseru, "Bibi! Kenapa kamu mengungkit hal itu?! Itu masa laluku yang memalukan!"

Pamela tertawa sambil mencubit pipi Adsila dan berkata, "Justru itu! Untuk apa kamu merasa gugup? Kali ini nggak akan lebih buruk daripada sebelumnya! Meskipun calon suamimu kali ini juga biasa-biasa saja, dia jauh lebih baik daripada yang sebelumnya! Tenang saja, ada aku, dia ngga
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1766

    Seusai berbicara, Justin langsung berjalan mengikuti mereka, lalu bergegas duduk di kursi utama!Mereka adalah teman-teman dari satu generasi yang pergi makan bersama, jadi tidak ada yang mementingkan posisi utama dan sebagainya. Oleh karena itu, tidak ada yang memperhatikan Justin.Pamela, Adsila dan Ariel memesan makanan, sedangkan Marlon mengambil peran pendukung. Dia duduk bersila dalam diam di samping sambil menunggu arahan.Sampai setelah semua orang memesan makanan mereka masing-masing, tidak ada yang memperhatikan Justin.Justin tidak tahan lagi, dia langsung berseru, "Hei! Aku belum pesan, kenapa kalian mengembalikan menunya ke pelayan?"Ketiga wanita itu hanya mengangkat kepala mereka dan melihat Justin sekilas. Kemudian, mereka menunduk lagi dan melihat foto gaun pengantin di layar tablet yang dibawa Adsila untuk membantu Adsila memilih gaunnya.Justin merasa murka hingga dia hampir menggila. Marlon menepuk-nepuk bahunya untuk menghiburnya, lalu berbisik padanya, "Tuan Justi

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1767

    Begitu dipelototi oleh pacarnya, Justin seketika menjadi patuh. Dengan perasaan kesal, dia tidak mengikuti Ariel dan duduk kembali dengan kaki tersilang di tatami.Adsila berkata, "Haha, kamu kena marah lagi, 'kan? Bu Ariel sama sekali nggak berencana untuk menikah denganmu, tapi kamu malah mau membawanya memilih gaun pengantin, mana mungkin dia mau menghiraukanmu!"Ekspresi Justin menjadi masam. Dia memelototi Adsila dengan penuh amarah dan berkata, "Jangan kira karena kamu bersembunyi di samping kakakku, aku nggak bisa melakukan apa pun padamu!"Namun, Adsila malah berkacak pinggang dengan percaya diri dan berkata, "Aku memang bersembunyi di belakang Bibi. Apa yang bisa kamu lakukan?""Kamu ...." Justin menggertakkan giginya dengan penuh amarah. Dia memang sudah merasa kesal karena dia tidak memahami isi hatinya Ariel, tetapi Adsila masih saja terus memancing amarahnya!'Huh, aku memang nggak bisa melakukan apa pun padanya! Dia seorang wanita, jadi mana mungkin aku memukulnya?!'Just

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1768

    Pamela tersenyum dengan sinis dan berkata, "Kalau kamu begitu memedulikan ayahmu, kenapa kamu nggak menjaganya di rumah sakit? Untuk apa kamu datang ke sini?"Justin menyilangkan tangannya dan berkata, "Bukankah ini jam makan siang, ya?! Kak Jason sedang menjaga Ayah di rumah sakit, jadi aku keluar untuk makan siang dengan Kak Ariel! Oh ya, Kak, nanti, setelah makan siang, pergi jenguk Ayah di rumah sakit, ya?"Pamela menjawab dengan dingin, "Nggak mau. Dia ayahmu, bukan ayahku."Dengan cemberut, Justin berkata, "Kak, anggap saja dia sebagai orang tua biasa dan pedulikan dia dengan perasaan kemanusiaan!"Pamela tertawa dan berkata, "Kalau aku punya waktu untuk melakukan itu, sebaiknya aku memedulikan anjing dan kucing jalanan. Kenapa aku harus memedulikan seorang pria paruh baya yang terlahir kaya dan nggak pernah hidup susah?"Justin seketika tidak bisa berkata-kata.Setelah memakan makanan yang disuapkan oleh Marlon padanya, Adsila berseru, "Kamu ini! Jangan coba-coba membodohi Bibi

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1769

    Dengan wajahnya yang memerah, Adsila berseru, "Kamu ngapain? Bu Ariel dan Bibi berada di sini! Cepat ... cepat lepaskan aku! Jangan main-main!"Marlon tertawa dan berkata, "Nggak apa-apa, mereka juga bukan orang luar. Sudah pilih, belum? Coba pakai, biar aku lihat!"Adsila melepaskan tangan yang melingkari pinggangnya dan berkata, "Jangan macam-macam ...."Ariel hanya melirik Marlon sekilas dengan ekspresi terbiasa. Dia menoleh dan berjalan ke sisi Pamela untuk berbicara dengan bosnya.Marlon pun berkata, "Benar, 'kan? Ariel memang paling peka, dia nggak mengganggu kita!"Adsila merasa sangat malu. "Kalau tahu begini, kamu seharusnya nggak usah ikut!"...Pamela juga tidak memedulikan kemesraan Marlon dan Adsila. Dia membicarakan tentang situasi terkini perusahaannya Theo dengan Ariel. Saat mereka sedang mengobrol, ponselnya tiba-tiba berdering.Ada panggilan masuk dari nomor yang tidak dikenal.Biasanya, Pamela tidak akan menerima panggilan seperti ini. Namun, sekarang, dia memikirkan

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1770

    Ariel tampak waspada. "Putrinya Theo mengajakmu bertemu? Bos, kamu harus berhati-hati, sebaiknya jangan pergi, deh," kata Ariel.Meskipun Pamela juga agak waspada terhadap Sonya, firasatnya mengatakan bahwa Sonya dan ibunya tidak sama dengan Theo dan Sophia."Tenang saja, aku akan hati-hati," kata Pamela.Ariel masih ingin menasihati Pamela, tetapi Justin tiba-tiba membawa satu gaun pengantin padanya dan berkata, "Kak Ariel, coba yang ini, dong! Menurutku, kamu pasti cantik sekali kalau kamu memakai gaun ini di pernikahan kita!"Ariel tidak bisa berkata-kata.Pamela tersenyum sambil mendorong Ariel dan berkata dengan nada bercanda, "Pergilah! Coba gaun itu! Dia bahkan sudah membawanya ke hadapanmu!"Ariel membenarkan kacamatanya dan berkata, "Bos, jangan bergurau!"Pamela membentangkan tangannya dan berkata, "Aku nggak bergurau. Gaun yang dia pilih ini memang sangat bagus, cocok untukmu!"Ariel terdiam.Dia merasa sangat canggung.Karena dipuji kakaknya, Justin makin merasa bahwa penil

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1771

    Justin mengernyit, lalu berkata dengan ekspresi tidak bersalah, "Kenapa aku menyebalkan? Tadi, saat kalian berdua diam-diam berbicara, aku bahkan nggak pergi menguping! Kak Ariel, saat orang lain bilang aku menyebalkan, kamu seharusnya membelaku! Karena aku calon suamimu!"Ariel menarik napas dalam-dalam dan menaikkan kacamatanya, lalu berkata, "Sudahlah, kita sudah makan, kamu mainnya juga sudah cukup, 'kan? Biar aku antarkan kamu ke rumah sakit."Justin tersenyum dan berkata, "Kak Ariel, bagaimana kalau kamu juga naik ke lantai atas untuk menjenguk ayahku?""Bukankah kemarin aku baru pergi? Hari ini, nggak dulu, deh!" jawab Ariel dengan dingin.Kemudian, dia membuka pintu mobil dan duduk di jok pengemudi.Justin bergegas mengikutinya dan duduk di jok penumpang. Sambil memasang sabuk pengaman, dia berkata, "Kemarin itu kemarin, lebih baik lagi kalau hari ini kamu pergi lagi! Bagaimanapun, dia calon ayah mertuamu!"Ariel menginjak gas dan berkata dengan kesal, "Jangan asal bicara, jang

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1772

    Ekspresi Justin seketika menjadi serius. "Nggak akan! Kak Ariel, kalau aku bisa menjadi bajingan, aku nggak akan mendekatimu! Lihatlah dirimu, kamu selalu bersikap dingin padaku, tapi aku tetap nggak tahu malu dan terus mencarimu. Menurutmu, aku memang nggak tahu malu sejak lahir, ya?""Kalau aku bisa pindah hati semudah itu, aku akan mencari wanita yang menyukaiku!"Ariel memegang setir mobil sambil menatap ke depan tanpa berkomentar.Justin berkata lagi, "Selain itu, aku benar-benar nggak mengerti apa yang terjadi pada ayahku. Sebagai putranya, aku juga nggak bisa memarahi ayahku bersamamu. Aku hanya nggak bisa mengabaikannya. Ya sudahlah kalau kamu nggak mau menemaniku menjenguknya! Anggap saja aku nggak bilang apa-apa!"Ariel masih saja membungkam. Dia hanya memutar setir mobil dan keluar dari jembatan layang.Begitu Justin melihat bahwa arahnya tidak benar, dia mengernyit dan bertanya, "Kak Ariel, kenapa kamu jalan ke sini? Ini bukan arah ke rumah sakit!"Sambil mengucapkan kata-k

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1773

    Sonya memiringkan kepalanya dan berkata, "Menurutku, Kak Pamela adalah seseorang dengan mental yang sangat kuat. Dia nggak mungkin nggak bisa menerima kenyataan ini. Sekarang, aku hanya khawatir, kalau kita salah tebak, kita hanya akan memberikan harapan palsu pada Kak Pamela dan juga Bibi Quenne!"Silvia menyesap seteguk kopinya tanpa membalas ucapan putrinya.Sekarang, dia sudah hampir 100% yakin bahwa gadis bernama Pamela itu adalah Rembulan, putrinya Quenne yang menghilang.Alasannya adalah karena gadis itu benar-benar sama persis dengan Quenne di masa mudanya, bukan hanya penampilannya, tetapi juga sikapnya.Kalau dipikir-pikir, tampang Pamela sebenarnya lebih mirip pria dari Keluarga Yanuar itu, tetapi ekspresi yang dia buat dan sikapnya sama persis dengan Quenne di masa mudanya ....Tidak mungkin ada dua orang dengan penampilan yang secara kebetulan sama persis dengan satu sama lainnya!Pamela 100% adalah Rembulan. Sekarang, Silvia hanya sedang memikirkan bagaimana dia harus men

Latest chapter

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2938

    Ketakutan masih melanda Phillip ketika dia membayangkan situasi saat itu, Dian meratakan alis pria itu, "Aku tahu kamu pasti akan datang untuk menyelamatkanku, sama seperti sebelumnya.""Aku mencintaimu, Phillip."Sebelumnya Dian sudah menyatakan cintanya, tapi dia mengatakannya dalam keadaan tidak sadar. Sekarang dia sudah sadar, pikirannya jernih, bahkan sambil tersenyum tipis. Ucapannya membuat Phillip tersipu sejenak."Aku juga mencintaimu," balas Phillip.Dian hanya dirawat sebentar di rumah sakit, tak lama kemudian dia kembali ke Kediaman Sanders.Seperti yang mereka katakan, kondisi Dian tidak serius, dirawat di rumah sakit hanya akan memperlambat pemulihannya.Lebih baik dia dirawat di rumah.Phillip tidak pernah menyinggung pekerjaan Dian. Sebaliknya, Dian langsung pergi ke Surat Kabar Sino untuk mengundurkan diri.Kondisinya saat ini tidak sesuai untuk menyelidiki kasus terkait, lagi pula Phillip langsung menyerahkan barang bukti ke kantor polisi, pihak kepolisian yang akan m

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2937

    "Phillip, aku menyukaimu, aku mencintaimu."Phillip memeluk Dian dengan perasaan sakit yang tiada tara, "Ini salahku, seharusnya aku lebih cepat.""Aku nggak pernah menyalahkanmu. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum. Selama kamu bersedia membiarkanku tetap di sisimu, aku nggak meminta pengakuanmu.""Aku tahu keluargamu menyulitkanmu, aku bisa melihatnya ...."Para pengawal yang ikut menerobos masuk merasa canggung ketika melihat CEO mereka menangis.Namun, yang terpenting saat ini adalah membawa Dian ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik. Setelah lama terikat, aliran darahnya surut, menyebabkan mati rasa yang akan menjadi masalah serius jika tidak bisa pulih.Akhirnya, para pengawal mendorong bos mereka yang sangat pemberani untuk menasihati Phillip. Phillip menundukkan kepala, menyeka air matanya, dia menggendong Dian dengan mudah, tidak membiarkan orang lain turun tangan. Gerakannya sangat lembut, seolah-olah sedang menggendong tuan putri.Untungnya, hasil pemeriksaan menyatakan kon

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2936

    Setelah itu, Lesti pergi tanpa menoleh, sama sekali tidak menunjukkan keraguan.Masa depan dirinya dan Fabian ada dalam kandungannya, tidak mungkin dia menyerahkan semua hartanya pada Ririn.Karena putrinya tidak menurut, maka dia akan mengandalkan putra dalam kandungannya.Bukankah Ririn senang menemui Juko? Kalau begitu, biarkan saja mereka hidup bersama.Lagi pula dia sudah menghabiskan banyak usaha untuk membesarkan putrinya itu.Ririn menghabiskan paruh pertama hidupnya bersama Lesti, paruh kedua hidupnya sudah seharusnya menjadi giliran Juko.Satu-satunya hal yang membuat Phillip bersyukur adalah Juko tidak mempermainkannya, tampaknya dia masih peduli pada putrinya.Phillip bersama para pengawalnya berhasil menemukan rumah bobrok itu.Pelaku cukup waspada, mereka memilih rumah bobrok di pinggiran desa.Setelah pintu didobrak, Phillip menemukan Dian terbaring sendirian di lantai, tanpa ada yang menghiraukannya.Penjahat yang berjaga menunggu instruksi Juko, tanpa perintah darinya,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2935

    Lesti meneteskan air mata, duduk bersila dan terdiam, tidak ingin membela diri.Ririn satu-satunya orang yang masih berusaha memberikan penjelasan, tapi apa pun yang dia katakan, Fabian tidak lagi memercayainya.Hal seperti ini sudah terjadi berkali-kali dan setiap kali Fabian selalu memilih memercayai Lesti dan putrinya.Namun kini dia menyadari bahwa dia sepenuhnya salah.Dian dulunya sangat perhatian dan berperilaku baik, tetapi setelah Lesti dan Ririn memasuki hidup mereka, dia merasa putrinya mulai bermulut tajam dan selalu bertingkah di hadapannya.Sekarang dia baru menyadari, semua itu Dian lakukan untuk mendapatkan lebih banyak perhatian darinya atau setidaknya hanya ingin dia memperlakukan dirinya dan Ririn secara adil.Hanya saja dia tidak pernah menyadarinya. Sebaliknya, dia merasa Dian harus mengalah pada Ririn karena lebih tua."Karena kamu begitu menyukai ayah kandungmu, mulai sekarang kamu bisa hidup bersamanya.""Jangan pernah datang lagi ke rumah ini. Sedangkan ibumu,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2934

    Ririn buru-buru bertanya, "Ibu tertipu?""Kenapa Ibu menghubungi Juko?""Sekarang mereka tahu keberadaan Dian, Ibu mengacaukan rencanaku, apa yang ada di kepala Ibu?"Namun Lesti tidak menggubris, dia menangis dan menampar Ririn, "Kamu membuat Ibu takut setengah mati. Kalau terjadi sesuatu padamu, Ibu harus bagaimana? Susah payah Ibu membesarkanmu, apa Ibu harus melihatmu mati?""Ibu 'kan sudah bilang, jangan menemui Juko Sanders, kenapa kamu masih diam-diam menemuinya, bahkan menyuruhnya melakukan hal seperti ini, apa kamu sudah gila?""Ibu hanya ingin menjalani sisa hidup dengan damai bersamamu, kenapa kamu nggak mau mendengarkan Ibu?"Ririn sangat kecewa pada ibunya. Sejak hamil, Lesti tidak pernah lagi memberi pelajaran pada Dian.Namun, Ririn tidak terima, Dian bagaikan duri yang menancap di matanya, duri itu harus disingkirkan agar dia merasa lega."Apa Ibu nggak tahu aku menyukai Phillip?""Aku yang duluan menyukai Phillip, tapi Dian merampasnya. Mana mungkin aku melepaskannya.

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2933

    Ingin sekali Lesti menamparnya, untuk apa dia bicara seperti itu?Jika dulu pria itu tidak melakukan tindak kekerasan padanya, hubungan mereka tidak mungkin jadi seburuk ini.Sekarang beraninya dia mengatakan berbuat seperti ini demi putrinya, dia kira nyawa Dian bisa diambil semudah itu?Dian adalah Nona Besar Keluarga Sandiga, belum lagi dia sudah menikah dengan Phillip Sanders, sekarang dia adalah istri dari pemilik Perusahaan Sanders. Juko kira siapa dirinya? Beraninya dia menculik Dian!Napas Lesti tidak teratur, dia tersentak, "Kalau kamu nggak percaya, dengarkan saja teriakan putrimu.""Aku nggak bisa menyelamatkannya, nyawanya ada di tanganmu. Lagi pula aku sedang mengandung anak Fabian. Tanpa Ririn sekalipun, aku masih punya anak yang lain, tapi nggak denganmu!"Phillip sangat mengagumi Lesti. Di saat seperti ini, dia tidak lupa mengungkapkan kesetiaannya pada Fabian, secara tidak langsung memberi tahu Fabian bahwa dia selalu berpihak padanya, sungguh hebat.Di ujung telepon,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2932

    Phillip menaikkan alisnya sambil berkata, "Jangan khawatir, paling-paling hanya jari tangannya yang disentuh, nggak akan jadi masalah besar. Cedera otot dan tulang akan pulih dalam beberapa bulan. Kalian bisa merawatnya dengan baik di rumah, dijamin dia akan segera pulih."Lesti tidak tega mendengarnya, dia bergegas ke arah Phillip untuk memukulnya, tetapi sebelum berhasil mendekat, pengawal sudah menghentikannya.Fabian juga khawatir, dia segera memeluk Lesti erat-erat ke sisinya, "Kalau benar nggak ada hubungannya dengan Ririn, dia pasti akan keluar dengan selamat, tetapi kalau sebaliknya, kamu harusnya tahu ...."Suara Fabian tiba-tiba berubah dingin. Dia tidak pernah menyangka penculikan putri kandungnya ternyata berhubungan dengan putri tirinya ini.Namun, dia juga tidak terlalu bodoh dan langsung bertanya, "Bagaimana seorang gadis seperti Ririn bisa membawa Dian?""Bahkan kaca mobilnya pecah, pasti ada yang membantunya.""Mungkinkah ada hubungannya dengan ayah kandung Ririn?"Phi

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2931

    "Benar aku menemui ayah kandungku, tapi hanya satu kali, aku nggak berniat kembali ke sisinya!""Kalau nggak, aku pasti sudah dari dulu meninggalkan Keluarga Sandiga, tapi aku peduli padamu, Ayah. Ayah sudah menjagaku selama bertahun-tahun, aku sudah menganggapmu sebagai ayah kandungku. Kenapa Ayah memperlakukan kami seperti ini?""Sekarang Phillip berbicara nggak bermoral dan melimpahkan semua kesalahan padaku. Ayah harus melihat kebenarannya!"Lesti mengangguk berulang kali, tapi di saat bersamaan, dia penasaran, kapan Ririn menemui Juko?Gadis itu tidak mengatakan apa pun padanya, tapi malah tertangkap oleh Phillip.Sepertinya kejadian yang menimpa Dian memang berhubungan dengannya. Lesti hanya ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya agar Phillip tidak berlama-lama di sana.Dia sama sekali tidak punya pemikiran seperti itu, apalagi untuk rujuk dengan Juko.Dia hanya ingin melahirkan putranya dengan selamat di Keluarga Sandiga. Kelak Keluarga Sandiga akan menjadi milik putranya, d

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2930

    Phillip paling benci ditunjuk orang saat berbicara dengannya. Dia bangkit dari duduknya, seketika tubuhnya lebih tinggi dari Fabian."Kamu masih berani mengaku sebagai ayah kandungnya Dian, kalau aku jadi kamu, aku akan memilih diam dan menyingkir.""Demi putri orang lain, kamu menuduhku mengancam Ririn. Dari ekspresi bersalahnya saja sudah cukup membuktikan kalau masalah ini berhubungan dengannya.""Sekalipun nggak percaya padaku, minimal gunakan otakmu. Pantas saja Perusahaan Sandiga semakin terpuruk, cepat atau lambat akan tamat di tanganmu."Phillip tidak lagi memberi muka. Saat mengucapkan kata-kata ini, dia mundur berulang kali, memegangi dadanya dan hampir kehabisan napas.Lesti melupakan tubuh lemahnya dan maju beberapa langkah, "Begini caramu berbicara dengan ayah mertuamu? Apa Ririn pernah menyinggungmu? Sebelumnya dia bahkan menyukaimu, Ririn masih kecil, kenapa kamu memperlakukannya seperti ini?"Dia mengatakannya berulang kali, tetapi sikap Phillip sudah jelas dan para pen

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status