Keesokan harinya.Rumah Lelang Dorian.Jason pergi ke rumah Keluarga Dirgantara untuk menjemput Pamela pagi-pagi sekali dan membawanya ke tempat pelelangan bersamanya.Vani bersikeras untuk ikut ibunya, tetapi Pamela tidak tega menolak kemanjaan putrinya, jadi dia terpaksa membawa Revan dan Heri bersamanya.Begitu memasuki rumah lelang, manajer menyambut mereka dengan hormat, "Pak Jason, selamat datang. Ruanganmu sudah dipesan dan sekarang aku akan mengantarmu ke sana!"Jason menggendong Vani dan mengangguk ringan sebelum mengikuti manajer itu ke dalam perlahan ....Pamela mengikuti kedua putranya.Ruangan mereka lebih pribadi daripada lantai dua dan mereka bisa melihat aula lelang di lantai bawah penuh dengan orang.Sebelum memasuki ruangan, Jason melihat ke bawah dan berkata, "Ada cukup banyak orang yang datang ke pelelangan ini. Sepertinya nanti akan ada sesuatu yang bagus untuk kalian tawar."Manajer rumah lelang mengangguk dan tersenyum. "Benar! Kebanyakan dari mereka datang ke si
Heri menoleh dan mengerucutkan bibir. "Aku cuma agak sakit perut dan takutnya akan menunda urusan Ibu! Ibu, suruh Kakak menemaniku. Aku tahu di mana WC!"Tentu saja, Revan dengan senang hati menemani adiknya dan melompat turun dari kursi. "Ibu, izinkan aku mengantar Heri ke kamar mandi! Aku janji nggak akan mengajak Heri berlarian. Kami akan segera kembali setelahnya!"Walaupun ada Revan yang bijaksana yang mengikutinya, Pamela tidak bisa membiarkan kedua anak itu keluar sendiri dengan tenang.Jadi, dia berkata kepada Calvin yang sedang berdiri di sampingnya, "Nggak pantas bagiku untuk memasuki toilet pria. Kak Calvin, tolong bantu aku mengawasi mereka."Calvin mengangguk dengan hormat tanpa berkata apa-apa. "Baik, Nona Pamela!"Calvin membawa Revan dan Heri ke kamar kecil. Tidak lama setelah dia pergi, manajer rumah lelang membawa banyak camilan impor dan minuman susu dengan beberapa pelayan dengan hormat.Jason bertanya dengan santai, "Hari ini siapa yang ada di lantai dua?"Mendenga
Calvin membuka pintu bilik toilet dan melihat tangan Revan basah serta wajah mungilnya berkerut.Heri terlihat menyesal dan berkata, "Maaf! A ... aku nggak sengaja! Paman, aku nggak sengaja membuat Kakak tersandung sampai terjatuh dan menekan kedua tangannya ke toilet ...."Calvin, "..."Anak-anak benar-benar suka membuat masalah saat tidak diawasi sedetik saja.Melihat Revan mengangkat kedua tangan mungilnya dengan jijik, Calvin juga agak tercengang dan menghibur, "Nggak masalah! Cuci saja tanganmu dan tanganmu akan bersih! Ayo, aku akan membawamu ke wastafel untuk cuci tangan!"Revan suka kebersihan dan merasa tidak nyaman karena tangannya ternoda air toilet. Dia pun mengangguk dan langsung mengikuti Calvin untuk mencuci tangannya ....Setelah Calvin mengajak Revan untuk mencuci tangannya, dia menoleh ke belakang dan melihat Heri telah hilang.Calvin mengerutkan kening dan merasa ada yang tidak beres.Gawat!...Saat itu di ruangan lain, Heri yang asli sedang digendong Sophia.Heri t
Maka karena itu, Sophia terpaksa menahan diri dan menunggu saat pulang untuk mengobrol dengan sepasang ayah dan anak itu.Akan tetapi, tidak mungkin Sophia bisa mencerna emosinya sekaligus, jadi dia berdiri dan berkata, "Awasi Kevin, aku akan ke toilet dulu!"Setelah mengatakan itu, Sophia mengambil langkah dengan marah dan pergi ....Dia tidak akan pernah menanggung amarah seperti itu dari siapa pun, tetapi di depan ayah dan anak ini, dia sama sekali tidak punya hak untuk berbicara.Menyebalkan sekali.Setelah Sophia keluar, pria itu menunduk ke arah anak di pelukannya dengan keraguan di wajahnya dan bertanya, "Kenapa barusan kamu berbicara seperti itu padanya?"Kevin sama sekali tidak merasa ada yang salah dengan dirinya. Dia hanya tidak menyukai wanita itu dari lubuk hatinya dan benci wanita itu menyentuhnya.Dia pun mengatakan yang sebenarnya, "Karena aku nggak suka digendong olehnya!"Pria itu mengerutkan kening. "Bagaimanapun, dia adalah ibumu. Kamu nggak boleh berbicara seperti
"Kenapa kamu menangis ..." kata Sophia dengan marah kepada orang itu. Saat mendongak, ternyata orang yang jatuh ke lantai sambil menangis adalah Kevin!?"Sakit ...." Kevin menutupi lututnya yang terluka dan meringis kesakitan.Sophia sangat terkejut, kapan Kevin keluar bersamanya?Ini tidak benar! Walaupun Kevin mengikutinya keluar, mengapa dia baru bertemu dengannya?Sophia mengusap pergelangan kakinya yang terkilir dan berdiri. "Kevin, dari mana saja kamu? Kok kamu bisa datang dari sana?"Anak yang bertemu Sophia adalah Kevin yang asli.Kevin baru saja berlari keluar dari kamar kecil. Karena takut ketahuan oleh Kakak Revan dan Paman Calvin, langkahnya sedikit tergesa-gesa dan langsung menabrak Sophia.Saat si kecil ditanyai pertanyaan ini, dia berhenti menangis dan merasa agak bersalah. Dia tidak tahu bagaimana menjelaskannya, jadi dia mengatakan yang sebenarnya, "A ... aku baru dari toilet ...."Anak itu pergi ke toilet?Akan tetapi, Sophia jelas-jelas keluar ke toilet terlebih dahu
Dia pasti berlari begitu cepat untuk menyusulnya ....Sophia sedikit tersanjung karena Kevin keluar untuk mengejarnya. Ternyata anak ini tahu harus meminta maaf padanya? Ini tidak mudah!Di hadapan Alex, Sophia juga harus bersikap toleran dan murah hati. "Kevin, sebenarnya Ibu nggak menyalahkanmu, tapi sebaiknya kelak kamu jangan bicara seperti itu pada Ibu. Ibu akan sedih."Kevin tidak mengerti lagi apa yang dibicarakan Sophia, tetapi sekarang dia telah merasakan perasaan memiliki bibi cantik itu sebagai ibunya, dia lebih tidak menyukai Sophia yang munafik ini ....Mengabaikan Sophia, Kevin memalingkan muka darinya dan diam-diam bersandar di samping ayahnya.Sophia tidak mendapat jawaban dan raut wajahnya menjadi kaku lagi, tetapi kali ini dia hanya mengira Kevin-lah yang baru saja jatuh dan terluka, juga sedang dalam suasana hati yang buruk. Maka dari itu, dia pun akan mengabaikan masalah ini....Di sisi lain.Lelang belum resmi dimulai, Pamela dan Jason sedang mengobrol tentang per
Kevin tinggal bersama ayahnya untuk beberapa saat, kemudian dia merasa sudah hampir waktunya untuk kembali mencari bibi cantik ....Kevin belum menghabiskan cukup waktu dengan bibi cantik sebelum akan kembali ke ayahnya dalam beberapa hari.Jadi, Kevin mengulangi trik yang sama dan menengadahkan kepalanya untuk menatap ayahnya sambil berkata, "Ayah, aku mau buang air kecil!"Alex bergumam, kemudian meletakkan tangannya di kursi roda dan berkata, "Ayo pergi, Ayah akan mengantarmu ke sana."Kevin menggelengkan kepalanya. "Ayah nggak perlu menemaniku. Kevin sudah besar dan tahu sendiri di mana kamar mandinya!"Alex mengangkat tangannya dan menyentuh kepala putranya. "Hm, kamu sudah dewasa. Ayah bukannya mau menemanimu, ayah juga mau pergi ke toilet."Kevin terdiam. "Eh ... oke ...."Melihat ayah dan anak itu hendak keluar, Sophia langsung berdiri dan berkata, "Alex, kalau kamu kesulitan, aku akan pergi bersamamu!"Pria itu mengangkat tangannya dan menghentikan Sophia dengan tenang, "Nggak
"Heri! Kamu di mana? Kalau nggak segera keluar, jangan salahkan Ibu karena jahat sama kamu!"Heri merasakan hawa dingin di punggungnya dan bulu kuduknya berdiri.Dia tahu suara dan nada suara Ibu jelas-jelas sedang marah ....Bertindak berdasarkan naluri seorang anak, Heri langsung mundur ke dalam bilik toilet tanpa banyak berpikir dan langsung menutup sebelum mengunci pintu.Menakutkan sekali!Dari suaranya, Ibu pasti sangat marah. Kalau saat ini Ibu menemukannya, dia pasti akan dihajar habis-habisan ....Melihat putranya mundur ke dalam bilik toilet seolah baru melihat hantu, alis Alex berkerut dan dia menyipitkan matanya karena bingung. Apa yang terjadi dengan anak itu?Pada saat ini suara seorang wanita di luar masuk melalui pintu kamar mandi ...."Maaf, apakah ada orang di dalam?"Alex menoleh dan melihat ke arah pintu kamar mandi, tetapi tidak melihat wanita itu.Mungkin karena tidak ingin melihat hal tidak sepantasnya, wanita itu hanya berdiri di depan pintu sambil berbicara tan