Karena, aku ingin membalas mereka semua. Jika tidak memungkinkan, maka aku tidak akan ragu untuk menyakiti mereka secara fisik. Ya, itulah alasanku untuk tetap bertahan, batin Jenna.
Namun, itu semua tidak diucapkan.
"Anda tidak perlu tahu. Aku mohon, jangan mencampuri masalah pernikahan kami," ujar Jenna. Ya, biasanya ia akan memanggil Logan dengan sebutan Tuan. Namun, situasi saat ini tidak memungkinkan bagi Jenna untuk bertindak sopan.
Logan, terdiam. Padahal ia datang dengan berbagai persiapan, termasuk jalur hukum. Jika ingin membebaskan Jenna, maka hal pertama adalah mengurus perceraian wanita itu dengan Leonel kim. Saat ini, pengacaranya sudah dalam perjalanan menuju rumah sakit. Namun tanpa persetujuan Jenna, ia tidak dapat melakukan apa pun.
"Kamu yakin? Kau tahu, aku tidak akan berada lama di kota ini," tanya Logan, untuk memastikan sekali lagi.
"Aku yakin," jawab Jenna pasti.
Leo yang menyentuh rahang
Sepuluh hari. Ya, Jenna menghabiskan waktu selama sepuluh hari di rumah sakit, untuk pemulihan.Beruntung, Yura mendampinginya dan Jenna berterima kasih kepada Logan yang membuat keputusan tersebut. Sedangkan Amelia, perawat yang dipekerjakan oleh Leonel, diabaikan Jenna begitu saja.Di sudut kota yang lain, mobil sport mewah milik Leo membelah jalanan kota. Belakangan ini pikirannya kacau, ia sering diam-diam pergi ke rumah sakit hanya untuk melihat keadaan Jenna dari kejauhan, tentunya. Leo yakin apa yang mendorongnya melakukan hal tersebut adalah karena rasa bersalah. Jika tidak, maka ia tidak mungkin memberi perhatian kepada Jenna Ren. Tidak mungkin. Bahkan ia sama sekali tidak memiliki keinginan untuk bertemu dengan Anya. Ya, mereka kembali bertengkar dan perkataan Anya cukup menghantuinya. Anya berkata ia sudah gila, tergila-gila kepada istrinya itu.Kedua tangan Leo mencengkeram kemudi begitu kuat, sampai buku-buku tangan memutih. Setela
Kediaman Kim begitu sibuk, para pelayan berlalu lalang, mempersiapkan altar untuk upacara Tuan Besar Kim.Rosa yang telah berganti pakaian berkabung, mengangkat ponsel dan menghubungi Logan. Yura tidak ada di kediaman, jadi tidak ada mata atau mulut yang akan melaporkan segala sesuatu yang terjadi di kediaman, kepada Logan. Rosa menggunakan kesempatan ini untuk menghubungi calon suami berikutnya.Seperti biasa, panggilannya sering diabaikan. Tidak patah semangat, sebab ada kabar penting yang harus dikabarkan. Saudara tiri Logan telah meninggal dan yang paling penting, saat ini ia berstatus janda. Namun, Rosa akan bersabar dan menjaga sikap, sampai pembagian harta warisan selesai. Setelah itu, ia akan meraih mimpinya sendiri dan hidup bahagia.Akhirnya, panggilan kelima kalinya, dijawab oleh Logan Kim.[Halo.]Rosa menangis tersedu-sedu dan mulai berbicara, "Oh, Logan.... Suamiku, suamiku sudah meninggal. Kamu harus datang un
Tiga hari berlalu dan prosesi pemakaman pun selesai. Semua anggota keluarga berkumpul di ruang tengah.Rosa duduk di sofa, tepat di samping Logan."Jadi, kapan kamu akan menceraikan istrimu? Tidak ada anak, maka tidak ada tanggung jawab yang harus kamu pikul!" ujar Rosa ketus, kepada Leo.Jenna hanya diam, dalam hati ia berkata, surat cerai tidak akan pernah ditandatangani. Ia akan tetap berada di kediaman ini dan membuat mereka membayar semuanya."Tolong, diam! Ini masih dalam masa berkabung dan apa yang akan aku lakukan terhadap Jenna, sama sekali bukan urusanmu!" balas Leo, dingin.Rosa ingin membalas ucapan putra tirinya itu, tetapi karena keberadaan Logan, ia harus menjaga sikap."Bukankah alasanmu menikahi Jenna, karena tanggung jawab? Karena itulah, aku menanyakan pertanyaan tadi," ujar Rosa, menimpalkan kesalahan kepada Leo.Leo yang hendak menjawab, segera mengurungkan niatnya, saat m
Rosa yang kehilangan akal, langsung merebut map kulit yang berada dalam genggaman Tuan Xu. Kemudian, membuangnya ke lantai."PALSU! Aku yakin ini palsu! Tidak masuk akal, jika wanita itu menerima warisan dengan nilai yang melebihi darah dagingnya!" seru Rosa, marah.Asisten Tuan Xu, langsung memungut map yang tadi dibuang oleh Rosa."Surat wasiat itu dibuat berdasarkan hukum yang berlaku! Jika Anda merasa ini palsu, maka buktikan melalui jalur hukum!" tegas Tuan Xu dan melangkah hendak meninggalkan ruang tengah ini.Rosa menangkap lengan Tuan Xu yang membuat langkah kaki sang pengacara, terhenti."Setidaknya, katakan padaku alasan mengapa surat wasiat diubah menjadi seperti ini!" ujar Rosa, tergagap.Tuan Xu terdiam sejenak. Ia sendiri juga heran dengan keputusan terakhir mendiang Tuan besar Kim."Beliau berkata, kehidupan itu layaknya roda yang berputar. Di saat kita menghargai apa yang kita
Hari itu juga, kamar utama yang dahulu ditempati Tuan Besar Kim dan Rosa, dibongkar. Mulai dari perabotan, kertas dinding, karpet dan tirai, ditukar dengan yang baru.Rosa melihat itu semua dengan gigit jari, di dekat pintu kamar utama."Mulai hari ini, kamu gunakan kamar pengantin kami. Aku sudah memerintah untuk mengganti semuanya dengan yang baru," ujar Leo yang berdiri di samping Rosa."Apakah itu artinya, kamu akan tidur di kamar ini bersama wanita jalang itu?" tanya Rosa, terkejut."Bukankah seharusnya alasan wanita itu memilih kamar ini, agar tidak berbagi kamar denganmu?" tanya Rosa, penasaran."Suami istri harus berbagi kamar bukan? Lagipula dengan semua yang dia terima, ia harus bersedia terikat denganku!" jawab Leo dingin. Ia tidak pernah menyukai Rosa, tetapi saat ini ia dan ibu tirinya itu, berdiri di sisi yang sama."Bagus! BAGUS! Buat dia tidak tahan tinggal di rumah ini. Buat dia mengangkat kakin
Jenna memalingkan wajah dan berjalan, menjauhi Leo.Leo, menurunkan tangan dan memasukkan kedua tangan di saku celana, menunggu bagaimana reaksi Jenna."Apakah kamu keberatan, jika aku tidur di kamar ini?" tanya Leo.Jenna yang berusaha menenangkan perasaannya, memasang raut wajah tenang dan berbalik menatap Leonel seraya berkata, "Tidak! Silakan."Ada atau tidak, keberadaan Leo tidak akan memperngaruhinya. Ya, begitulah yang terjadi selama ini.Leo mengangguk puas dan berjalan ke arah kamar mandi.Jenna berjalan ke arah ruang pakaian yang lain dan melihat ke dalam, ternyata semua pakaian suaminya sudah memenuhi ruangan itu. Jenna sadar ini akan sulit, tetapi ia akan bertahan.Naik ke atas ranjang dan menarik selimut, untuk menutup tubuhnya. Jenna berusaha memejamkan mata. Leo setelah selesai mandi, meninggalkan kamar.Seperti biasa, Jenna akan memeluk botol kaca itu dan berusaha tidur.
Punggung Jenna, menegang. Kedekatan ini amat mengganggu, tetapi Jenna tidak ingin menunjukkan bahwa ia terpengaruh."Tentu," jawab Jenna."Bisakah, lepaskan aku sekarang?" tanya Jenna langsung, dengan punggung yang masih menempel pada dada bidang Leonel Kim."Tentu," jawab Leo, sambil melepaskan lengan Jenna. Namun, sebelum istrinya melangkah pergi, Leo menyusupkan lengannya di pinggang ramping itu."Ayo," ajak Leo yang menuntun Jenna agar berjalan bersama dengannya.Menekan amarah yang mulai menjalari punggung, Jenna akhirnya melangkah dengan lengan Leo yang memeluk pinggangnya.Di depan kediaman, supir sudah menunggu dan membukakan pintu mobil untuk mereka.Leo mempersilakan Jenna masuk terlebih dahulu dan ia yang menutup pintu mobil, sebelum melangkah ke sisi pintu yang lain, duduk di samping Jenna.Siku tangan Leo disandarkan pada sisi pintu mobil dan menopang wajahnya yang menatap
"Selamat siang," sapa Jenna, saat melangkah ke dalam ruang rapat.Meja panjang dengan deretan kursi di kedua sisi meja yang sebagian sudah ditempati, oleh para dewan direksi. Jenna mengenal mereka semua, sebelumnya ia sering mendampingi Leonel Kim saat rapat penting seperti ini, diadakan.Dengan penuh percaya diri, Jenna melangkah ke arah di mana kursi utama berada. Kursi yang dulu ditempati oleh mendiang Tuan Besar Kim. Saat ini, Jenna berhak. Sebab, ia memiliki porsi saham terbesar.Yura menarik kursi dan mempersilakan Jenna, untuk duduk.Jenna duduk dengan Leonel sudah duduk di sebelah kanannya."Selamat siang dan terima kasih, atas kehadirannya. Tidak banyak yang perlu disampaikan, aku yakin kalian semua sudah mendapatkan pemberitahuan terkait warisan yang aku terima."Jenna langsung ke inti permasalahan. Ia tidak ingin berlama-lama, sebab tatapan semua orang terlihat jelas sedang menilai dirinya. Jika itu s