Beranda / Romansa / Happy Ending / Bab 4 Suami istri?

Share

Bab 4 Suami istri?

Penulis: nanaluvie
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-05 23:15:21

Memang sudah tidak ada yang bisa Tamara lakukan untuk ia bisa terlepas dari semua ini, karena kenyataanya sekarang ia tengah berdiri tapt didepan altar dengan mengenggam sebuket bunga putih yang akan menjadi simbol dari suci dan sakralnya acara pernikahannya ini, dibelakang sana sudah dihadiri banyaknya tamu undangan dari pihak keluarga Noa dan keluarga Diego juga dari kalangan kolage bisnis keluarga mereka.

Seperti yang dikatakan neneknya tadi Tamara harus bisa tersenyum dihadapan semua orang, sama halnya dengan anggota keluarga lain yang terlihat tersenyum bahagia namun sebenarnya dibalik senyum bahagia mereka itu terdapat rasa marah dan tidak suka yang sangat besar. Karena bagaimana pun yang merea inginkan adalah Queen, adiknya yang seharusnya di posisi Tamara.

Tamara berjalan menuju altar dengan didampingin oleh ayahnya, bisa ia lihat bagaimana tampannya Damian di sana yang sudah menunggunya. Sekejab Tamara terpukau dengan ketampanan calon suaminya itu, memang sudah momen inilah yang paling ia tunggu. Impiannya sedari kecil Tamara ingin menikah dengan pria yang ia cintai.

Tuan Arzano melepaskan gandengan sang putri dan memberikannya pada Damian yang juga dengan sigap menggandeng Tamara menuju atas altar pernikahan mereka.

Tamara menetap semua tamu yang hadir dari atas altar dan tanpa sengaja mengangkap sosok nenek Hanna yang tersenyum padanya, dengan senyum yang tak dapat diartikan. Nenek dan cucu itu saling bertatapan barang beberapa detik sang nenek menganguk pelan padanya seakan dimata nenek Hanna, sang cucu telah melakukan yang terbaik sesuai dengan permintaannya.

Segala proses dari acara pernikahan itu berhasil dilalui dengan baik dan ditutup dengan kecupan manis dibibir Tamara dari Damian, ciuman pertama bagi Tamara. Ciuman pertamanya diambil oleh cinta pertamanya Damian Frendrick Diego.

***

Sebuah mobil hitam mewah dan elegan dimalam itu membelah jalan kota dengan leluasanya, setelah semua rangkaian acara pernikahan selesai Damian dan Tamara yang sudah resmi menjadi pasangan suami istri pun bergegas pulang ke rumah mereka.

“Kamu senang?”

Dari sejak acara pernikahan kalimat pertanyaan dari Damian inilah yang menjadi awal dari percakapan mereka, sebelumnya jangankan ada interaksi lebih bertatapan pun mereka tidak sudi.

Tamara tak berpaling sedikitpun dari pandangan kerah luar menikmati pemandangan kota yang terlihat mulai sepi setelah mereka melewati area dengan pandangan tanaman bunga lavender yang memenuhi tanah lapang itu. “Apa aku terlihat senang sekarang?”

“Bukankah ini bagian dari rencanamu? Kau membenci Queen maka dari itu kau ingin membuatnya menderita dengan merusak pernikahannya denganku.” Jawab Damian.

Mendengar itu Tamara hanya bisa tertawa miris dalam hati, bisa – bisanya pria itu berkata seperti itu dengan mudahnya. Sudah seburuk dan sejahat ini kah ia dimata pria itu.

“Aku lelah, sedang tidak ingin berdebat.” Balas Tamara tanpa sedikit pun berbalik menatap Damian.

Damian yang seakan tidak dianggap berarti oleh wanita itu lantas menaikkan kecepatan mobilnya, ia sungguh tidak nyaman dengan Tamara dan ingin segera sampai dirumah.

***

Damian memarkirkan mobilnya saat telah tiba dirumah mereka, keduanya sama – sama keluar dari mobil tanpa sedikiput melirik satu sama lain dengan Damian yang berjalan lebih dulu sementara Tamara berjalan dibelakang dengan sedikit susah payah karena gaunnya.

Damian membuka pintu rumah dan langsung di sambut oleh beberapa kepala pelayan dan beberapa pekerja rumah lainnya yang akan membantu mengurus rumah itu.

“Selamat datang tuan muda Damian dan nona Tamara, perkenalkan saya Harry Nart. Saya dipekerjakan oleh tuan Marlon juga dengan beberapa pelayan dan pekerja lainnya disini.” Ucap kepala pelayan itu.

Damian menganguk paham dan lekas berjalan pergi menuju kamar untuk segera beristirahat lebih dulu meninggalkan sang istri yang tampak sedikit kesulitan berjalan karena gaunnya, Harry dan pelayan lainnya pun dibuat bingung bagaiman bisa pasangan pengantin baru terlihat seperti orang asing yang tidak saling kenal. Begitu menjaga jarak apa lagi dengan Damian yang terlihat begitu acuh meninggalkan Tamara.

“Biar saya bantu nona.” Ucap Harry yang membantu mengankat gaun Tamara.

***

“Kenapa?” Tanya Damian setelah melepas tuksedonya dan hanya menyisakan kemeja putih dengan semua kancing yang sudah terbuka.

“Apa?” Tanya balik Tamara bingung.

“Kenapa kesini?”

Tamara diam sejenak baru setelahnya ia paham. “ Baiklah, aku akan mencari kamar untukku sendiri.”

Tamara berbalik berniat meninggalkan kamar itu, sudah jelas Damian tidak akan mau sekamar dengan wanita yang dianggapnya sebagai waniat tidak tahu malu dan perusak pernikahannya dengan wanita yang ia cintai.

“Tunggu!!”

Tamara berhenti diambang pintu sana menunggu Damian mengutarakan apa maksud darinya itu.

“Semua keperluanmu sudah disiapkan didalam lemari, aku ingin kau membereskan semua itu dan silahkan bawa ke kamarmu sendiri.”

Tamara tidak memperdulikan itu dan membiarkan pria itu lebih dulu masuk kedalam kamar mandi, Tamara melirik setiap sudut kamar yang tanpaknya telah dihias layaknya kamar pasangan pengantin baru dengan sekumpulan kelopak bunga mawar berbentuk hati diatas ranjang.

Jika saja mereka berdua saling mencintai mungkin malam ini akan menjadi malam yang paling berarti bagi mereka berdua, sungguh mirisnya nasib Tamara harus menikah dengan pria yang tidak mencintainya.

Bab terkait

  • Happy Ending    Bab 5 Istri dan suami yang baik

    Pagi hari itu seorang wanita sudah begitu sibuk bergulat dengan berbagai peralatan dapur, ikut bebaur dengan beberapa pelayan disana. “Nona tidak perlu repot – repot seperti ini, biar saya saja yang menyiapkan sarapan pagi.” Ujar Harry pada sang majikan. “Jika bibi tidak keberatan bibi bisa membantu saya atau pun menyuruh pelayan lain, karena saya tidak dapat berhenti dari pekerjaan yang sedang saya lakukan.” Balas Tamara dengan begitu fokusnya menyusun beberapa toping di atas lapisan roti itu.” “Tapi bagaimana jika tuan muda keberatan.” “Pria itu tidak akan pernah peduli dengan apa yang saya lakukan, jadi tidak perlu khawatir.” Ucap Tamara dengan melempar senyuman pada Harry. Melihat majikannya itu yang tetap kekeuh dengan pendiriannya, Harry tidak dapat berbuat apa pun selain dengan ikut membantu sang majikan seperti apa yang diperintahkan. Namun siapa sangka jika jika majikannya itu begitu telaten memotong segala bahan yang dibutuhkan dan menyusunnya dengan rapih. Seperti jik

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-07
  • Happy Ending    Bab 6 Mencuri

    Ditengah suasana hangatnya kebersamaan keluarga yang tengah menikmati sarapan pagi di meja makan mereka, seketika berubah saat melihat putri pertama dari keluarga itu datang dan tengah menyaksikan betapa bahagianya mereka.Beberapa menit setelah Damian pergi ke kantor, aku sendiri memutuskan untuk kerumah orang tuaku berniat mengambil beberapa barang – barangku yang bagiku sangatlah penting. Namun nyatanya disana tak ada sambutan hangat melainkan hanya sebuah tatapan risih, ntah bagaimana lagi harus menjelaskan seperti apa yang aku rasakan melihat keluarganya itu seakan terganggu dengan kehadirannya, haruskah mereka menatap aku seperti orang asing yang tiba – tiba datang, layaknya seorang tamu yang tak di undang. Mereka semua menatapku dengan tatapan yang tak layak, pribadi siapa yang tak sakit hati dengan perlakuan yang seperti itu.“Ada apa, pagi – pagi ke kesini?” Tanya tuan Arzano setelah ia meneguk habis kopi hangatnya.“Aku datang untuk mengambil beberapa barang saja, maaf jika

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-07
  • Happy Ending    Bab 7 apa yang aku miliki?

    “Aku dengar kau pulang kerumah dan membuat masalah lagi disana.”Aktifitasku yang sedang menata makanan di atas meja terhenti saat mendengar suara dari atensi itu, seperti suamiku ini memang sangatlah peduli dengan keluargaku.“Masalah?.... Masalah apa yah?”Damian yang baru saja pulang kantor itu tak langsung mengistirahatkan dirinya melainkan langsung menghampiri sang istri yang sedang sibuk di dapur bersama dengan pelayan – pelayan disana.“Kau mengatakan sesuatu yang buruk pada Queen.”Tamara tersenyum simpul mendengar itu, memangnya pria mana yang tidak keberatan jika kekasih tercintanya diperlakukan tidak baik oleh orang lain, tapi Tamara tidak melakukan hal seperti yang apa yang tuduhkan.“Sesuatu yang buruk, seperti apa yah aku tidak merasa melakukan itu. memang benar aku pulag kerumah orang tuaku dan hanya mengambil beberapa barangku yang ketinggalan saja.”“Tapi Queen tidak mungkin berbohong.”Tamara menyunggingkan senyumanm, tentu Damian akan lebih memilih percaya dengan ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-07
  • Happy Ending    Bab 8 mimpi buruk & kenyataan

    “Tamara, untuk kali ini kau harus mengalah dengan adikmu.”“Ibu aku ingin gaun ulang tahunku jelek, aku gaun milik kak Tamara.”“Tapi ibu, gaun ini Tamara yang pilih Tamara suka dengan gaun ini bu.”“Tamara, gaunnya untuk Queen saja yah, nanti kamu pakai gaun punya Queen. Kasihan Queen.”....“Ibu ayah, Queen juga mau jadi juara satu disekolah.”“Kalau begitu belajar yang rajin yah seperti kak Tamara.”“Tapi Queen tidak bisa seperti kak Tamara.”“Tamara, mulai sekarang kamu yang harus mengerjakan tugas sekolah Queen. Kasihan Queen dia tidak bisa terus – terus belajar karena takutnya kelelahan.”“Tapi ayah, Tamara juga ada banyak tugas sekolah.”“Tugas sekoalh Queen lebih penting, pokoknya ayah tidak mau tahu mulai sekarang tugas sekolah Queen kamu yang kerja sama juga kamu harus bantu Queen saat ujian. Kasihan Queen ingin dapat juara satu di sekolah.”....“Tamara, kamu itu adalah kakak. Jadi kamu harus mengalah pada Queen.”“Kak Tamara jahat ayah, dia tidak mau mengalah padaku.

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-08
  • Happy Ending    BAb 9 Kehamilan

    Seperti biasa di hari pagi – pagi sebelumnya Tamara sudah akan memulai aktifitasnya di dapur membuat sarapan dibantu dengan beberapa pelayan lain. Kehidupanya terus berjalan sebagai seorang istri yang tak pernah di anggap oleh suaminya, tepatnya hari ini pernikahan mereka sudah berjalan empat bulan. Namun tiada yang berubah sama sekali, yang ada hanya keduanya semakin mengacuhkan satu sama lain. Kedua suami istri itu seakan memiliki kehidupan mereka masing – masing, apa lagi sekarang Tamara resmi bekerja sebagai seorang guru di taman kanak- kanak yang tak jauh dari rumah. Tamara menyajikan nasi goreng buatannya di atas kedua piring lalu kemudian meletakkan di atas meja makan, juga disana Damian sudah duduk dan menunggu sarapannya. Pelayan yang menyaksikan interaksi mereka berdua hanya bisa diam dan menatap miris kedua majikannya ini yang bersikap seperti orang asing. Makan berdua di meja makan namun tak ada sedikit pun pembicaraan yang dapat menjembatangi terjadi sebuah interaksi kec

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-09
  • Happy Ending    Bab 10 makan malam

    “Kandungan anda baik – baik saja, dia sehat.”Tamara menatap haru gambaran bayinya di layar monitor sana, setiap kali ia melihatnya hatinya seakan menerima sebuah sentuhan. Sentuhan yang begitu tulus sampai Tamara tak mampu untuk menahan rasa bahagia campur haru dalam hatinya.Tamara dengan cepat menghapus air matanya setelah dokter itu berbalik padanya dan berpura – pura tampak terlihat biasa saja, padahal raut wajah bahagia tiada tara diwajahnya itu terlihat begitu jelas percuma saja ia sembunyikan seperti itu.“Anda tidak perlu malu – malu seperti itu, justru ini adalah hal yang wajar. Lagi pula wanita mana yang tidak akan bahagia jika mengetahui bayi dalam kandungannya tumbuh dengan baik dan sehat. Saya malah senang jika anda terlihat menjaganya dengan baik.” Ujar dokter itu sambil tersenyum melihat Tamara.Tamara mulai beranjak dan kembali merapikan penampilannya. “Suami anda tidak pernah datang menemani anda yah, padahal saya berharapnya suami anda juga bisa datang dan melihat

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-10
  • Happy Ending    Bab 11 mertua

    Tak lama pelayan datang dengan membawa kursi yang sama dan meletakkannya di antara nyonya Diego dan Gabriella adik dari pada Damian. Itu semuanya berkat Tuan Marlon yang tidak enak hati membiarkan menantunya berdiri sementara anggota keluarga yang lain tengah duduk nyaman.“Tamara, ayah dan semua anggota keluarga lainnya mengra jika kau tidak akan hadir malam ini.” Ujar Marlon pada Tamara saat melihat dan bernafas lega karena menantunya itu sudah mendapatkan kursi yang sama dengan anggota keluarga lainnya.Tamara tersenyum tipis. “Aku juga tidak tahu, aku di undang atau tidak di acara makan malam keluarga ini. Saya mohon maaf kepada semuanya karena keterlambatan saya atau mungkin kedatanagn saya yang secara tiba – tiba mengganggu acara makan malam yang hangat ini.”Tamara megutarakan permohonan maafnya di hadapan semua orang, namun taka da satu pun yang mengubris itu. semuanya seakan tidak peduli dengan apa yang dilakukan Tamara.Nenek Hanna hanya bisa menghela nafas kasar, ia tahu si

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-11
  • Happy Ending    Bab 12 Permen manis

    Awalnya ingin naik taksi saja, tapi orang yang tengah asik mengemudi sambil mendengarkan siaran radio begitu memaksa ingin mengantarku pulang. Aku ingin menolak tapi juga tidak ingin berbuat jahat dengan menolak niatan tulusnya itu, karena mau bagaimana pun dialah orang yang memaksaku untuk pergi.Aku sudah tidak ingin mengingat apa saja yang terjadi dan aku lalui beberapa menit yang lalu setelah aku pergi meninggalkan rumah. Maka dari itu aku menghabiskan waktuku selama diperjalanan dengan terus melihat arah luar, pemandangan kota yang indah karena dihiasi oleh daun – daun yang banyak berguguran juga dengan orang – orang yang menikmati malam bersama.Aku terlalu menikmati semua hal indah yang aku lihat sampai tidak menyadari jika pipiku ini sudah basah karena air mata yang terus berjatuhan, angin malam terus menerpa wajahku dan aku sangat menikmati itu.Dua kali bola mata pria itu melirik pada cermin mobilnya untuk memastikan wanita yang duduk diam dibelakang, ternyata memang bukan h

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-12

Bab terbaru

  • Happy Ending    Bab 37 nenek dan cucu

    Prangg!!!Suara bising terdengar ruang kamar rumah sakit itu, perawat yang berada disana dengan buru keluar setelah meliat dokter mereka marah dan membanting kotak makanan itu ke lantai.“Kamu gila!!” Marahnya pada wanita yang duduk itu.“Kamu tahu kan, makanan selain dirumah sakit itu tidak boleh untuk pasien. Lagi pula tidak ada yang bisa menjamin makanan itu sehat atau tidak dan kamu memberikannya pada pasien yang sedang sakit.” Lanjutnya lagi.Tamara hanya terdiam mendengar amukan Queen padanya, saat tadi ia sedang menyuapkan makan makan untuk nenek Hanna Queen tiba – tiba masuk melihatnya dan membanting kotak makan itu.“Sekarang kamu pergi!!” Ujar Queen sembari menunjuk kea rah pintu.“Pergi!! Aku bilang, aku akan kasih tahu ibu dan ayah kalau kamu berani mengganggu nenek.”Tamara tak ada pilihan lain, meskipun Queen langcang padanya tapi saat ini ia tidak ada kekuatan untuk membalas Queen. Ia beranjak mematuhi Queen yang memintanya untuk segera keluar, namun tangan nenek Hanna

  • Happy Ending    Bab 36 Kau saja bisa, kenapa aku tidak bisa

    “Apa maksudnya tadi itu?” Satu pertanyaan dari rentetan pertanyaan yang sebelumnya diajukan oleh Damian pada sang isteri, layaknya seorang isteri yang tertangkap basah berselingkuh oleh suaminya Tamara hanya bisa diam dengan posisinya duduk di sofa sementara Damian berdiri mengintrogasi dirinya.“Kamu pergi dengan laki – laki lain, apa menurutmu itu baik? Kamu mau mempermalukan aku lagi, mempermalukan keluarga kita lagi?”“Ini tidak seperti yang kamu pikirkan, kami bertemu di taman dan dia berbaik hati mengantarkan aku pulang karena kondisiku yang tidak memungkinkan.” Jelas Tamara.“Tapi kenapa harus bersama dia, selama ini juga kamu selalu memesan taksi. Apa kamu tidak tahu siapa Kenzo itu, kalau ada ada media yang melihat kalian bersama menurutmu akan seperti apa reaksi mereka. Posisi kamu sekarang ini adalah sebagai seorang isteri, isteriku.” Damian.Tamara menganguk puas dengan itu, tak ingin lagi berlama – lama ia segera perlahan beranjak dari duduknya. Tak ingin terus mendengar

  • Happy Ending    Bab 35 Ditaman

    “Apa ini, kamu melukis calon bayimu?” Tamara lantas berbalik melihat seseorang itu yang tak lain adalah Kenzo.“Kamu.”Kenzo tersenyum melihat Tamara, ia sudah tahu jika wanita hamil itu akan terkejut melihatnya. Bagamana tidak terkejut jika ia secara tiba – tiba datang dan menanyakan soal lukisannya.“Kupikir siapa wanita hamil yang duduk sendiri dibawah pohon.” Ujar Kenzo.“Bukan urusanmu, lagi pula untuk apa kamu disini. Ingin menggangguku?” Sembur Tamara mendengus kesal pada Kenzo.“Tadinya sedang lari sore dan tak sengaja melihatmu disini. Aku tidak ganggu lo yah, aku cuna bertanya tentang lusikanmu itu. Tidak kusangka kalau kau pandai melukis, kau pasti seorang seniman.” Jelas Kenzo.“Bukan urusanmu.” Ucap Tamara berbalik, ia enggan untuk mempedulikan Kenzo apa lagi ia bertanya tentang lukisan bayi kecil yang dibuatnya. Kenzo menarik nafas dan menghembuskannya, cukup menguras mental berbicara dengan Tamara. Apa karena mereka sebelumnya tidak pernah berinteraksi, waktu masih se

  • Happy Ending    Bab 34 janji & impian

    “Dia adalah salah satu guru yang sempat bengajar disini selama tiga bulan, sekarang ia mengajukan cuti dengan alasan kondisi kehamilannya yang semakin tua. Namun kami belum menerima kejelasan apakah ia akan kembali mengajar atau tidak.” Jelas seorang pria tua yang merukan kepala taman kanak – kanak.Pria itu mengaguk puas sambil membolak balikkan berkas mengenai ibu guru Tamara, tentu ada rasa kepuasan tersediri baginya setelah mengatahui dengan jelas bahwa Tamara adalah salah satu guru ditaman kanak – kanak ini.“Baiklah, kurasa itu cukup.” Ujarnya dengan mengembalikkan berkas itu kepada kepala taman kanak – kanak.“Apa ada saran dari anda tuan, anda kan sekarang adalah pemilik sah taman kanak – kanak ini.”“Aahh tidak, kau urus saja sendiri.”*** Sore hari yang cerah itu sekitar pukul 15:33, Tamara keluar dari rumah dengan menenteng keranjang kecil entah apa yang ia bawa. Setelah bermapitan kepada bibi Harry, Tamara langsung saja berjalan keluar dari gerbang rumahnya menghampiri mo

  • Happy Ending    Bab 32 Hotel di pagi hari

    Pintu lift hotel terbuka untuk seorang pria yang sudah menunggu disana, sejenak ia me melihat arlojinya dan memutuskan untuk masuk kedalam lift bersama dengan asisten pribadinya.“Apa jadwal hari ini?” Tanya pada sang asisten wanitanya.Mendengar atasannya menanyakan jadwal dengan sigap wanita itu membuka tabnya dan mengecek jadwal untuk hari ini.“Pagi ini jam 09:00 kita akan menghadiri taman kanak – kanak untuk peresmian bagunan baru disana.”Pria bernama Ammanuel Kenzo Algatra itu kembali melirik arlojinya yang sudah menunjukkan pukul 08:10 pagi, baru ingat jika ia akan meresmikan gedung baru untuk taman kanak – kanak yang dibangun oleh keluarganya dan itu juga salah satu alasan mengapa Kenzo kembali ke negara ini.Pintu lift terbuka lagi untuk orang yang akan turun menuju lantai bawah, namun yang membuat alisnya terankat dan tersenyum tipis adalah seorang pria yang ia kenal disana bersama dengan seorang wanita yang memeluk lengan si pria. Pria yang tak lain adalah Damian Frendrick

  • Happy Ending    31 Hari kurang beruntung

    Damian PovAku melirik arlogiku dan sudah menunjukkan pukul 10 malam, ini sudah waktunya jam kerja selesai melihat juga area parkiran sudah banyak yang kosong dan hanya ada beberapa mobil saja. Kantor yang pada jam awal begtu adat dan sibuk dengan pekerjaan masing – masing karyawan, kini terasa begitu senyap dengan langkah kakiku bersama Erlando terdengar begitu nyaring menyentuh lantai.Beberapa langkah aku melewati beberapa bagian kantor menuju ruanganku, terdengar juga suara seperti entakal heels seorang wanita. Aku yang akan mengarah ke kiri dan dia yang sebaliknya, bertemulah aku dengan wanita yang sudah dua minggu ini kami tidak ernah bertukar kabar.“Damian!!”Aku sedikit terkejut dan merasa hangat sekaligus saat merasakan nyamannya pelukan dari wanita itu, wanita bernama Queensha Nathallya Noa kekasihku, cintaku.Aku melepaskan pelukan kami dan beralih menatapnya dengan senang, melihat wajahnya yang lucu dan polos super menggemaskan ini membuat perasaanku perlahan membaik. Waj

  • Happy Ending    Bab 30 Mengingat

    Queen menatap tajam penuh kebencian pada kakaknya yang sudah berjalan jauh darinya, ia merasa kesal karena sampai sekarang Tamara masih saja bisa terlihat kuat padanya. Padahal ia begitu ingin melihat Tamara memujanya dan menghormatinya, tapi justru Tamara semakin membangkang padanya bahkan bersikap kurang hajar padanya seperti tadi.Tidak!! Queen tidak bisa terima dirinya diperlakukan seperti itu, ia mau semu orang memujanya dan mencintainya termasuk Tamara harus bisa tunduk patuh tak berdaya dihadapannya. Tidak bisa dibiarkan jika seperti ini terus, Tamara harus mengambil tindakan yang lebih keras lagi agar ia bisa membuat Tamara menangis dan memohon padanya. Harus lebih keras lagi dibanding dengan malam pesta itu. Tapi mengingat Tamara, pikiran Queen jadi terbesit dengan Damian.Sekarang ia jadi penasaran apa yang pria itu lakukan dan dimana pria itu sekarang, belakangan ini komunikasi mereka tidak berjalan dengan baik. Akhir – akhir ini mereka jarang sekali berkomunikasi, terakhir

  • Happy Ending     Ammanuel Kenzo Algatra

    Keduanya berbalik kesumber suara laki – laki yang kini telah berada di dekat mereka berdua, dengan santainya tersenyum dan menyapa mereka.“Senang bisa bertemu kembali dengan anda tuan George,” Salamnya.Vladimir lantas mengalihkan perhatiannya pada sosok pria yang kini menyapa dengan penuh hormat, Ammanuel Kenzo Algatra.”Vladimir terbelalak senang melihat sosok partner bisnis itu, tanpa menunggu lama ia langsung membalas uluran tangan dan menyapanya kembali. “Ooohhh hahahaha….. Algatra, rupanya anda juga menhadiri acara saya, saya pikir yang akan datang hanya orang perwakilan anda. Saya benar – benar tidak menyangkan.”Diam, kaku dan dingin.Begitulah reaksi Damian saat melihat seseorang yang baru saja muncul dihadapannya ini, Ammanuel Kenzo Algatra. Ia masih begitu jelas mengingat wajah orang itu, orang yang dulu begitu ia benci dan sekarang kini mereka kembali bertemu.Kenzo diam – diam menyunggingkan senyuman dan mengedipkan mata jahil pada orang yang ada didekatnya ini, memang t

  • Happy Ending    Bab 28 Pesta Vladimir

    Queen menatap kagum melihat pantulan dirinya sendiri di cermin meja riasnya, setelah tadi ia merasa kesal dengan ibunya ia pun memutuskan untuk segera bersiap sebelum waktunya ia pergi ke rumah sakit. Penampilannya yang feminim memang tidak pernah gagal, tak heran jika ia bisa mencapai tingkat popularitas sebagai anak pengusaha terkenal di kota ini. Bahkan tak banyak orang yang merasa iri dengannya karena hidupnya yang begitu SEMPURNA, memang selalu sempurna dimana ia bisa mendapatkan apa pun yang dia inginkan. Dan hal itu akan terus ia pertahankan dan tidak akan pernah ia sia – siakan.Queen beranjak dari meja riasnya dan melangkah keluar dari kamar, ia melihat jika suasana rumahnya sudah sepi dan hanya ada pelayan yang sedang bekerja itu artinya sekarang ibunya sudah tidak berada dirumah.Queen sedikit berdecak kesal padahal ia sangat berharap jika ibunya itu tetap berada dirumah dan menunggunya keluar dari kamar untuk meminta maaf langsung padanya. Suasana hatinya jadi sediki buru

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status