Home / Romansa / Happy Ending / BAb 9 Kehamilan

Share

BAb 9 Kehamilan

Author: nanaluvie
last update Last Updated: 2024-05-09 21:37:20

Seperti biasa di hari pagi – pagi sebelumnya Tamara sudah akan memulai aktifitasnya di dapur membuat sarapan dibantu dengan beberapa pelayan lain. Kehidupanya terus berjalan sebagai seorang istri yang tak pernah di anggap oleh suaminya, tepatnya hari ini pernikahan mereka sudah berjalan empat bulan. Namun tiada yang berubah sama sekali, yang ada hanya keduanya semakin mengacuhkan satu sama lain. Kedua suami istri itu seakan memiliki kehidupan mereka masing – masing, apa lagi sekarang Tamara resmi bekerja sebagai seorang guru di taman kanak- kanak yang tak jauh dari rumah.

Tamara menyajikan nasi goreng buatannya di atas kedua piring lalu kemudian meletakkan di atas meja makan, juga disana Damian sudah duduk dan menunggu sarapannya. Pelayan yang menyaksikan interaksi mereka berdua hanya bisa diam dan menatap miris kedua majikannya ini yang bersikap seperti orang asing. Makan berdua di meja makan namun tak ada sedikit pun pembicaraan yang dapat menjembatangi terjadi sebuah interaksi kecil di antara mereka.

Tara fokus pada sarapannya sementara Damian lebih fokus pada ponselnya, entah hal menarik apa yang ia lihat disana Tamara pun tidak peduli.

“Aku akan segera berangkat” Ujar Damian mendorong sarapannya yang masih tersisa banyak.

Sementara Tamaar hanya diam dan memilih lanjut untuk menghabisi sarapannya.

Kehamilan Tamara kini sudah menginjak usia lima bulan dan selama ini juga Tamara selalu melalui semuanya sendiri, Tamara sama sekali tidak pernah keberatan atau mempermasalah jika sang suami tidak dapat menemaninya untuk Check up kedokter. Tamara sudah terbiasa melalui semuanya sendiri dan juga karena ia tahu Damian akan selalu memiliki alasan untuk dia tidak pergi. Tamara hanay tidak ingin menghabiskan waktu berharap pada pria yang memang sudah sejak dulu tidak ingin bersamanya.

“Hari ini jadwalmu cek kandungan kan, tapi sepertinya aku tidak bisa mengantarmu. Aku ada urusan mendadak jadi kau pergilah sendiri.” Ucap Damian dengan begitu terburu – buru untuk pergi.

Harry datang dan membawakan susu khusus ibu hamil yang telah ia buat untuk majikannya itu. “Nona, ini susunya.”

“Terimah kasih bibi.”

Terkadang Harry merasa kasihan melihat Tamara yang seharusnya mendapatkan banyak dukungan dan kasih sayang dari orang – orang terdekatnya layaknya sorang ibu hamil pada umumnya. Namun tak satu pun teman atau pun keluarga yang hadir untuk itu, Harry melihat jika Tamara berjuang dan melalui semuanya sendiri.

Bahkan taak jarang ia melihat majikannya itu diam – diam menangis saat sauna rumah sedang sepi, ia sendiri begitu takjub dengan bagimana kuatnya mental dari majikannya itu yang selalu memendam semuanya sendiri. Harry juga tidak habis pikir dengan Damian yang statusnya sebagai seorang suami namun sama sekali tidak pernah memperdulikan keadaan istrinya, mau bagaimana pun Tamara tetaplah orang yang sedang mengandung dan akan melahirkan penerusnya. Jiak pun tidak cinta, namun setidaknya berikanlah sedikit perhatian pada sang istri.

“Nona, jika anda tidak keberatan saya bisa mengantar nona kerumah sakit. Saya akan segera menyeesaikan pekerjaan saya.” Ujar Harry pada Tamara.

“Tidak perlu bibi, aku juga biasa selalu pergi sendiri. Lagi pula rumah sakitnya tidak jauh dan aku juga harus ke taman kanak – kanak setelah dari rumah sakit.”

Tamara beranjak dari duduknya setelah menghabiskan sarapan dan susunya, tak ingin membuang – buang waktu Tamara dengan cepat bersiap untuk segera kerumah sakit.

***

Tamara duduk diantara beberapa wanita hamil yang suka sedang menunggu gilirannya untuk melakukan Check up, Tamara menatap iri beberapa wanita hamil yang ditemani oleh suaminya beberapa dari mereka terus menjaga dan memberikan segala perhatian dan dukungan kepada istri mereka.

Tidak lama setelah itu datang seorang anak kecil yang memberikan setangkai bunga padanya, Tamara pun bingung mengapa anak ini memberikan bunga. Namun karena tidak ingin membuat anak kecil itu berkecil hati dan sedih Tamara menerima itu dengan melemparkan senyum yang tulus.

“Terimah kasih.”

“Anda sangat santik, maka dari itu saya memberikan anda bunga.”

“Kamu sangat manis, belajar dari mana kamu bisa bersikap manis seperti ini.” Tanya Tamara gemas mencubit lembut pipi gembul anak laki – laki itu.

“Ayah sering melakukannya itu dengan ibu, ayah memberikan ibu bunga lalu ayah akan mengatakan jika ibu sangat cantik.” Balas anak itu dengan cerdasnya.

Tamara tersenyum lalu mengelus puncuk kepala anak itu, anak kecil yang terlihat bahagia. “Nama kamu siapa?”

Anak kecil itu tersenyum bahagia sambil mengulurkan tangannya untuk memperkenalkan diri. “Namaku Dino, kalau nama anda siapa?”

“Nama kakak Tamara.”

“Suami kakak tidak marah kan karena Dino kasih bunga.”

Tamara terdiam sejenak mencerna pertanyaan dari Dino lalu menggeleng pelan. “Tentu saja tidak, soalnya dia tidak datang jadi dia tidak akan lihat kalau Dino kasih kakak bunga.”

“Kak Tamara cantik sekali, pasti suami kakak juga sering kasih bunga kan?”

Jangankan bunga berbicara dan menanyakan kabar saja tidak pernah, ucap Tamara dalam hati. “Ya, tentu saja.”

“Kalau begitu kenapa sendirian saja, ayah dan ibu mana?” Tanya Tamara lagi, takutnya anak ini berpisah dari kedua orang tuanya.

“Ayah dan ibu ada diruangan dokter, mereka sedang melihat adik.”

Adik?! Tamara mengeryitkan keningnya sejenak. “Adik?”

Anak kecil itu menganguk dengan semangat. “Iya adik, sebentar lagi aku akan segera punya adik.”

“Haa begitu yah, jadi kamu juga akan segera jadi seorang kakak.”

Anak kecil itu seketika tertunduk murung, Tamara yang melihatnya pun jadi bingung. Begitu cepatnya suasana hati anak itu berubah yang tadi begitu ceria dan semangat seketika betubah jadi murung begini.

“Kenapa? Kok mukanya kayak gitu.”

“Nanti kalau adiknya sudah lahir ayah dan ibu tidak akan sayang sama aku lagi, ayah dan ibu pasti akan lebih sayang sama adik.”

Tamara terkejut sebab tidak menyangka jika anak kecil ini akan berkata seperti itu, jadi hal ini yang pikirkannya tadi sehingga terlihat murung dan sedih.

“Teman aku bilang, kalau punya adik ayah dan ibu tidak sayang sama kita lagi.” Ujar Dino.

Tamara menghembuskan nafas pelan, jika posisi yang ia rasakan memang seperti itu tapi tidak semua orang tua juga sama seperti orang tuanya. Tamara hanya kurang beruntung saja sampai ia tidak mendapat kasih sayang dan perhatian ketimbang adiknya yang selalu menjadi hal prioritas.

“Dino…., kamu tidak boleh berpikir seperti itu. Itu namanya Dino seperti meragukan kedua orang tua Dino sendiri, ayah dan ibu pasti akan selalu sayang sama Dion. Asal Dino jadi anak yang baik dan juga sayang sama adik, Dino tidak boleh nakal dan dengarkan ayah dan ibu. Justru kalau punya adik akan lebih seru, Dino punya teman bermain dirumah kalau ayah dan ibu sedang ada kerjaan. Jadi Dino jangan sedih, yah.” Jelas Tamara yang berusaha menenagkan dan meyakinkan Dino.

“Dino!!”

Tamara dan Dino kompak berbalik ke arah suara yang memanggil nama itu, Dion segera berlari kerah sang ibu dan memeluk ibunya dengan erat.

“Ibu, Dino menunggu ibu dan ayah bersama kakak itu.” Ujarnya dengan menunjuk Tamara.

Kedua orang tua Dino saling memandang dan tersenyum kemudian menghampiri Tamara.

“Hai, ingin Check up kehamilan juga.” Sapa ibu Dino.

Tamara menganguk dan tersenyum ramah. “Iya, saya senang karena ada Dino saya tidak merasa bosan dan kesepian. Dia anak yang ramah dan ceria, bahkan juga memberi saya bunga.”

“Tapi Dino tidak merepotkan anda bukan, soalnya Dino begitu aktif makanya Dino keluar dari ruangan dokter karena mungkin bosan berada didalam. Terima kasih sudah menemani putra saya.” Ucap ibu Dino.

“Tidak masalah sama sekali.”

“Kalau begitu saya, suami dan anak saya pamit untuk segera pergi. Karena suami saya sedang ada urusan.”

“Ahh iya, semoga kandungan anda sehat – sehat terus yah sampai diwaktu persalinan.” Balas Tamara yang beranjak dari duduknya.

“Begitu pun dengan anda, semoga kehamilan anda tetap sehat juga dengan ibunya.” Ibu Dion tersenyum ramah dengan mengelus lembut perut buncit Tamara.

Related chapters

  • Happy Ending    Bab 10 makan malam

    “Kandungan anda baik – baik saja, dia sehat.”Tamara menatap haru gambaran bayinya di layar monitor sana, setiap kali ia melihatnya hatinya seakan menerima sebuah sentuhan. Sentuhan yang begitu tulus sampai Tamara tak mampu untuk menahan rasa bahagia campur haru dalam hatinya.Tamara dengan cepat menghapus air matanya setelah dokter itu berbalik padanya dan berpura – pura tampak terlihat biasa saja, padahal raut wajah bahagia tiada tara diwajahnya itu terlihat begitu jelas percuma saja ia sembunyikan seperti itu.“Anda tidak perlu malu – malu seperti itu, justru ini adalah hal yang wajar. Lagi pula wanita mana yang tidak akan bahagia jika mengetahui bayi dalam kandungannya tumbuh dengan baik dan sehat. Saya malah senang jika anda terlihat menjaganya dengan baik.” Ujar dokter itu sambil tersenyum melihat Tamara.Tamara mulai beranjak dan kembali merapikan penampilannya. “Suami anda tidak pernah datang menemani anda yah, padahal saya berharapnya suami anda juga bisa datang dan melihat

    Last Updated : 2024-05-10
  • Happy Ending    Bab 11 mertua

    Tak lama pelayan datang dengan membawa kursi yang sama dan meletakkannya di antara nyonya Diego dan Gabriella adik dari pada Damian. Itu semuanya berkat Tuan Marlon yang tidak enak hati membiarkan menantunya berdiri sementara anggota keluarga yang lain tengah duduk nyaman.“Tamara, ayah dan semua anggota keluarga lainnya mengra jika kau tidak akan hadir malam ini.” Ujar Marlon pada Tamara saat melihat dan bernafas lega karena menantunya itu sudah mendapatkan kursi yang sama dengan anggota keluarga lainnya.Tamara tersenyum tipis. “Aku juga tidak tahu, aku di undang atau tidak di acara makan malam keluarga ini. Saya mohon maaf kepada semuanya karena keterlambatan saya atau mungkin kedatanagn saya yang secara tiba – tiba mengganggu acara makan malam yang hangat ini.”Tamara megutarakan permohonan maafnya di hadapan semua orang, namun taka da satu pun yang mengubris itu. semuanya seakan tidak peduli dengan apa yang dilakukan Tamara.Nenek Hanna hanya bisa menghela nafas kasar, ia tahu si

    Last Updated : 2024-05-11
  • Happy Ending    Bab 12 Permen manis

    Awalnya ingin naik taksi saja, tapi orang yang tengah asik mengemudi sambil mendengarkan siaran radio begitu memaksa ingin mengantarku pulang. Aku ingin menolak tapi juga tidak ingin berbuat jahat dengan menolak niatan tulusnya itu, karena mau bagaimana pun dialah orang yang memaksaku untuk pergi.Aku sudah tidak ingin mengingat apa saja yang terjadi dan aku lalui beberapa menit yang lalu setelah aku pergi meninggalkan rumah. Maka dari itu aku menghabiskan waktuku selama diperjalanan dengan terus melihat arah luar, pemandangan kota yang indah karena dihiasi oleh daun – daun yang banyak berguguran juga dengan orang – orang yang menikmati malam bersama.Aku terlalu menikmati semua hal indah yang aku lihat sampai tidak menyadari jika pipiku ini sudah basah karena air mata yang terus berjatuhan, angin malam terus menerpa wajahku dan aku sangat menikmati itu.Dua kali bola mata pria itu melirik pada cermin mobilnya untuk memastikan wanita yang duduk diam dibelakang, ternyata memang bukan h

    Last Updated : 2024-05-12
  • Happy Ending    Bab 13 ibu guru

    Dengan kesibukanku sekarang yang sebagai seorang guru di taman kanak, senang rasanya aku bisa berinteraksi dengan banyak orang utamanya dengan anak – anak manis dengan rasa kaingintahuan mereka. Aku senang karena diriku mampu untuk menyesuaikan dengan mereka, rasanya berinteraksi dengan anak – anak dan mengajarkan mereka banyak hal perlahan membuatku sedikit melupakan betapa beratnya hidup yang aku jalani. Aku mungkin percaya dengan apa yang pernah aku dengar jika bahagia itu kita sendirilah yang ciptakan. Sekarang aku jadi banyak teman, yah meskipun mereka semua anak – anak. Tapi bersama mereka aku jadi lebih leluasa, ceria dan bersemangat. Aku menutup pintu ruangan kelas setelah waktu jam pembelajaran selesai, anak – anak yang lain pun semuanya sudah dijemput oleh orang tua mereka masing – masing. Menghabiskan waktu dengan bermain dan belajar bersama anak – anak sedikit menguras tenagaku, belum lagi jika salah satu diantara mereka ada yang menangis terkadang satu anak bisa memeng

    Last Updated : 2024-05-13
  • Happy Ending    Bab 14 Ibu hebat

    Sebagai manusia kita hanya selalu punya rencana dan memilih jalan keman akita akan pergi, tapi terkadang apa yang kita rencanakan terjadi tidak seperti apa yang telah pikirkan seperti apa jadinya nanti. Seperti saat ini aku dan seorang gadis kecil yang sedang nyamannya tertidur pulas di dekatku tengah menaiki bus yang akan mengantarkan kami berdua ketaman bermain. Aku dengan senang hati membiarkan gadis kecil itu tidur dengan bersandar ditubuhku, bahkan aku berbuat agar gadis tetap tertidur nyenyak. Dia begitu puas bermain denganku diwahana permain yang ada dipusat perbelanjaan mewah dan aku membiarkannya bermain apa pun yang dia sukai. Memang seperti ini yah rasanya mempunya seorang putri yang manis seperti Narumi, melihatnya tidur saja hati seakan jauh lebih tenang. Kurasa ini mungkin adalah salah satu alasan mengapa ibunya begitu menyanyangi putrinya. Selama diperjalanan aku terus memandangi wajah Narumi yang begitu tenang, gadis kecil keturunan jepang ini begitu manis dan baik h

    Last Updated : 2024-05-14
  • Happy Ending    Bab 15 nenek Hanna

    Sang nenek melirik sang cucu yang terlihat gelisah, rasa tak nyaman terlihat jelas di wajahnya. Jarak membentang diatara posisi mereka, setelah beberapa bulan tidak pernah bertemu dengan sang cucu. Tapi setelah bertemu hari ini ia melihat beberapa sedikit perubahan di diri cucunya itu.“Ingin pulang yah, sudah mulai nyaman dirumah kalian?” “Apa kurang jelas, aku lelah dan ingin segara pulang.” Sarkas Tamara.Nenek Hanna tersenyum tipis, dia suka ketegasan dari cucunya itu. “Padahal nenek pikir kau sudah tidak ada rumah untuk pulang.”Cukup!!! Tamara sudah tidak tahan dengan nenek Hanna yang terus saja bertele – tele dengannya. Karenanya perasaan baik dan ceria yang tadi ia rasakan perlahan – lahan memudar, apa lagi dengan nenek Hanna yang terus saja berkata – kata seakan tengah menyinggung segala kesedihannya.“Nenek tidak tahu apa pun tentang diriku dari dulu sampai dengan sekarang. Sekarang pun aku sudah punya kehidupanku sendiri, nenek sendiri kan yang dulu bilang seperti itu pad

    Last Updated : 2024-05-15
  • Happy Ending    Bab 16 Bibi Harry

    “Nona hari ini pulang dari jam biasanya, nona ada pekerjaan lain yah tadi?” Bibi Harry adalah orang yang paling awal menyambut saat aku pulang kerumah, selalunya dia bertanya tentang bagaimana pekerjaanku hari ini dan apakah aku merasa baik dalam menjalaninya. Sebelumnya tidak ada orang yang memperlakukan aku seperti itu, bahkan pada bibi pengasuhku dulu tak melakukan sama seperti apa yang bibi Harry lakukan.Jika bukan bibi Harry aku mungkin akan sepenuhnya melalui kehidupanku yang begitu kesepian dirumah ini.“Nona pasti lelah karena bekerja seharian, lain kali nona tidak perlu begitu keras sekarang kan kandungan nona sudah membesar takutnya nanti terjadi apa – apa.” Bahkan dia mengkhawatirkan aku dan juga kandunganku, yang bahkan tak satu pun anggota keluarga yang mau menghawatirkanku seperti itu. Karena bibi Harry aku jadi bisa merasakan sedikit bagaimana rasanya dikhawatirkan oleh orang lain.“Bibi tahu, tadi itu aku bepergian dengan seorang teman baru.” Ujar sambil menetap bib

    Last Updated : 2024-05-16
  • Happy Ending    Bab 17 Perusahaan

    DO Company mengalami peningkatan saham berturut – turut dalam waktu enam bulan.DO Company digadang gadang akan memimpim pasar global.Damian Frendrick Diego kini resmi menjad Ceo DO Company menggantikan Marlon Laksama Diego.Sejumlah perusahaan besar global berusaha untuk menjalin kerja sama bersama DO Company.DO Company mengakuisisi sejumlah perusahaan ditanah air.Begitulah berita yang tersiar hari ini, semuanya membahas tentang kesuksesan dan kepopuleran perusahaan yang dipimpin oleh seorang Damian Frendrick Diego. Pria tampan dengan sejuta pesona dan kharismanya.“Sedang naik daun rupanya.” “Ya tuan, DO Company tengah menjadi perbincangan hangat karena saham mereka naik secara drastis dalam waktu yang cukup singkat. Dan menjadi perusahaan yang berhasil mencetak rekor tercepat.” Seorang pria dengan busana rapihnya begitu asik memandang semua portal berita diponselnya dan mendengar setiap penjelasan dari pria didekatnya tentang semua berita yang ia baca.“Tapi itu semua tidak le

    Last Updated : 2024-05-17

Latest chapter

  • Happy Ending    Bab 37 nenek dan cucu

    Prangg!!!Suara bising terdengar ruang kamar rumah sakit itu, perawat yang berada disana dengan buru keluar setelah meliat dokter mereka marah dan membanting kotak makanan itu ke lantai.“Kamu gila!!” Marahnya pada wanita yang duduk itu.“Kamu tahu kan, makanan selain dirumah sakit itu tidak boleh untuk pasien. Lagi pula tidak ada yang bisa menjamin makanan itu sehat atau tidak dan kamu memberikannya pada pasien yang sedang sakit.” Lanjutnya lagi.Tamara hanya terdiam mendengar amukan Queen padanya, saat tadi ia sedang menyuapkan makan makan untuk nenek Hanna Queen tiba – tiba masuk melihatnya dan membanting kotak makan itu.“Sekarang kamu pergi!!” Ujar Queen sembari menunjuk kea rah pintu.“Pergi!! Aku bilang, aku akan kasih tahu ibu dan ayah kalau kamu berani mengganggu nenek.”Tamara tak ada pilihan lain, meskipun Queen langcang padanya tapi saat ini ia tidak ada kekuatan untuk membalas Queen. Ia beranjak mematuhi Queen yang memintanya untuk segera keluar, namun tangan nenek Hanna

  • Happy Ending    Bab 36 Kau saja bisa, kenapa aku tidak bisa

    “Apa maksudnya tadi itu?” Satu pertanyaan dari rentetan pertanyaan yang sebelumnya diajukan oleh Damian pada sang isteri, layaknya seorang isteri yang tertangkap basah berselingkuh oleh suaminya Tamara hanya bisa diam dengan posisinya duduk di sofa sementara Damian berdiri mengintrogasi dirinya.“Kamu pergi dengan laki – laki lain, apa menurutmu itu baik? Kamu mau mempermalukan aku lagi, mempermalukan keluarga kita lagi?”“Ini tidak seperti yang kamu pikirkan, kami bertemu di taman dan dia berbaik hati mengantarkan aku pulang karena kondisiku yang tidak memungkinkan.” Jelas Tamara.“Tapi kenapa harus bersama dia, selama ini juga kamu selalu memesan taksi. Apa kamu tidak tahu siapa Kenzo itu, kalau ada ada media yang melihat kalian bersama menurutmu akan seperti apa reaksi mereka. Posisi kamu sekarang ini adalah sebagai seorang isteri, isteriku.” Damian.Tamara menganguk puas dengan itu, tak ingin lagi berlama – lama ia segera perlahan beranjak dari duduknya. Tak ingin terus mendengar

  • Happy Ending    Bab 35 Ditaman

    “Apa ini, kamu melukis calon bayimu?” Tamara lantas berbalik melihat seseorang itu yang tak lain adalah Kenzo.“Kamu.”Kenzo tersenyum melihat Tamara, ia sudah tahu jika wanita hamil itu akan terkejut melihatnya. Bagamana tidak terkejut jika ia secara tiba – tiba datang dan menanyakan soal lukisannya.“Kupikir siapa wanita hamil yang duduk sendiri dibawah pohon.” Ujar Kenzo.“Bukan urusanmu, lagi pula untuk apa kamu disini. Ingin menggangguku?” Sembur Tamara mendengus kesal pada Kenzo.“Tadinya sedang lari sore dan tak sengaja melihatmu disini. Aku tidak ganggu lo yah, aku cuna bertanya tentang lusikanmu itu. Tidak kusangka kalau kau pandai melukis, kau pasti seorang seniman.” Jelas Kenzo.“Bukan urusanmu.” Ucap Tamara berbalik, ia enggan untuk mempedulikan Kenzo apa lagi ia bertanya tentang lukisan bayi kecil yang dibuatnya. Kenzo menarik nafas dan menghembuskannya, cukup menguras mental berbicara dengan Tamara. Apa karena mereka sebelumnya tidak pernah berinteraksi, waktu masih se

  • Happy Ending    Bab 34 janji & impian

    “Dia adalah salah satu guru yang sempat bengajar disini selama tiga bulan, sekarang ia mengajukan cuti dengan alasan kondisi kehamilannya yang semakin tua. Namun kami belum menerima kejelasan apakah ia akan kembali mengajar atau tidak.” Jelas seorang pria tua yang merukan kepala taman kanak – kanak.Pria itu mengaguk puas sambil membolak balikkan berkas mengenai ibu guru Tamara, tentu ada rasa kepuasan tersediri baginya setelah mengatahui dengan jelas bahwa Tamara adalah salah satu guru ditaman kanak – kanak ini.“Baiklah, kurasa itu cukup.” Ujarnya dengan mengembalikkan berkas itu kepada kepala taman kanak – kanak.“Apa ada saran dari anda tuan, anda kan sekarang adalah pemilik sah taman kanak – kanak ini.”“Aahh tidak, kau urus saja sendiri.”*** Sore hari yang cerah itu sekitar pukul 15:33, Tamara keluar dari rumah dengan menenteng keranjang kecil entah apa yang ia bawa. Setelah bermapitan kepada bibi Harry, Tamara langsung saja berjalan keluar dari gerbang rumahnya menghampiri mo

  • Happy Ending    Bab 32 Hotel di pagi hari

    Pintu lift hotel terbuka untuk seorang pria yang sudah menunggu disana, sejenak ia me melihat arlojinya dan memutuskan untuk masuk kedalam lift bersama dengan asisten pribadinya.“Apa jadwal hari ini?” Tanya pada sang asisten wanitanya.Mendengar atasannya menanyakan jadwal dengan sigap wanita itu membuka tabnya dan mengecek jadwal untuk hari ini.“Pagi ini jam 09:00 kita akan menghadiri taman kanak – kanak untuk peresmian bagunan baru disana.”Pria bernama Ammanuel Kenzo Algatra itu kembali melirik arlojinya yang sudah menunjukkan pukul 08:10 pagi, baru ingat jika ia akan meresmikan gedung baru untuk taman kanak – kanak yang dibangun oleh keluarganya dan itu juga salah satu alasan mengapa Kenzo kembali ke negara ini.Pintu lift terbuka lagi untuk orang yang akan turun menuju lantai bawah, namun yang membuat alisnya terankat dan tersenyum tipis adalah seorang pria yang ia kenal disana bersama dengan seorang wanita yang memeluk lengan si pria. Pria yang tak lain adalah Damian Frendrick

  • Happy Ending    31 Hari kurang beruntung

    Damian PovAku melirik arlogiku dan sudah menunjukkan pukul 10 malam, ini sudah waktunya jam kerja selesai melihat juga area parkiran sudah banyak yang kosong dan hanya ada beberapa mobil saja. Kantor yang pada jam awal begtu adat dan sibuk dengan pekerjaan masing – masing karyawan, kini terasa begitu senyap dengan langkah kakiku bersama Erlando terdengar begitu nyaring menyentuh lantai.Beberapa langkah aku melewati beberapa bagian kantor menuju ruanganku, terdengar juga suara seperti entakal heels seorang wanita. Aku yang akan mengarah ke kiri dan dia yang sebaliknya, bertemulah aku dengan wanita yang sudah dua minggu ini kami tidak ernah bertukar kabar.“Damian!!”Aku sedikit terkejut dan merasa hangat sekaligus saat merasakan nyamannya pelukan dari wanita itu, wanita bernama Queensha Nathallya Noa kekasihku, cintaku.Aku melepaskan pelukan kami dan beralih menatapnya dengan senang, melihat wajahnya yang lucu dan polos super menggemaskan ini membuat perasaanku perlahan membaik. Waj

  • Happy Ending    Bab 30 Mengingat

    Queen menatap tajam penuh kebencian pada kakaknya yang sudah berjalan jauh darinya, ia merasa kesal karena sampai sekarang Tamara masih saja bisa terlihat kuat padanya. Padahal ia begitu ingin melihat Tamara memujanya dan menghormatinya, tapi justru Tamara semakin membangkang padanya bahkan bersikap kurang hajar padanya seperti tadi.Tidak!! Queen tidak bisa terima dirinya diperlakukan seperti itu, ia mau semu orang memujanya dan mencintainya termasuk Tamara harus bisa tunduk patuh tak berdaya dihadapannya. Tidak bisa dibiarkan jika seperti ini terus, Tamara harus mengambil tindakan yang lebih keras lagi agar ia bisa membuat Tamara menangis dan memohon padanya. Harus lebih keras lagi dibanding dengan malam pesta itu. Tapi mengingat Tamara, pikiran Queen jadi terbesit dengan Damian.Sekarang ia jadi penasaran apa yang pria itu lakukan dan dimana pria itu sekarang, belakangan ini komunikasi mereka tidak berjalan dengan baik. Akhir – akhir ini mereka jarang sekali berkomunikasi, terakhir

  • Happy Ending     Ammanuel Kenzo Algatra

    Keduanya berbalik kesumber suara laki – laki yang kini telah berada di dekat mereka berdua, dengan santainya tersenyum dan menyapa mereka.“Senang bisa bertemu kembali dengan anda tuan George,” Salamnya.Vladimir lantas mengalihkan perhatiannya pada sosok pria yang kini menyapa dengan penuh hormat, Ammanuel Kenzo Algatra.”Vladimir terbelalak senang melihat sosok partner bisnis itu, tanpa menunggu lama ia langsung membalas uluran tangan dan menyapanya kembali. “Ooohhh hahahaha….. Algatra, rupanya anda juga menhadiri acara saya, saya pikir yang akan datang hanya orang perwakilan anda. Saya benar – benar tidak menyangkan.”Diam, kaku dan dingin.Begitulah reaksi Damian saat melihat seseorang yang baru saja muncul dihadapannya ini, Ammanuel Kenzo Algatra. Ia masih begitu jelas mengingat wajah orang itu, orang yang dulu begitu ia benci dan sekarang kini mereka kembali bertemu.Kenzo diam – diam menyunggingkan senyuman dan mengedipkan mata jahil pada orang yang ada didekatnya ini, memang t

  • Happy Ending    Bab 28 Pesta Vladimir

    Queen menatap kagum melihat pantulan dirinya sendiri di cermin meja riasnya, setelah tadi ia merasa kesal dengan ibunya ia pun memutuskan untuk segera bersiap sebelum waktunya ia pergi ke rumah sakit. Penampilannya yang feminim memang tidak pernah gagal, tak heran jika ia bisa mencapai tingkat popularitas sebagai anak pengusaha terkenal di kota ini. Bahkan tak banyak orang yang merasa iri dengannya karena hidupnya yang begitu SEMPURNA, memang selalu sempurna dimana ia bisa mendapatkan apa pun yang dia inginkan. Dan hal itu akan terus ia pertahankan dan tidak akan pernah ia sia – siakan.Queen beranjak dari meja riasnya dan melangkah keluar dari kamar, ia melihat jika suasana rumahnya sudah sepi dan hanya ada pelayan yang sedang bekerja itu artinya sekarang ibunya sudah tidak berada dirumah.Queen sedikit berdecak kesal padahal ia sangat berharap jika ibunya itu tetap berada dirumah dan menunggunya keluar dari kamar untuk meminta maaf langsung padanya. Suasana hatinya jadi sediki buru

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status