Bab 10~Bertemu Kakek
Zhang Yuze terpesona ketika melihat Xia Lien mengenakan gaun seksi yang memperlihatkan lekuk tubuhnya. Gaun berwarna putih bersih memiliki belahan dada rendah dengan panjang bagian depan hanya di atas lutut hingga memperlihatkan kaki jenjangnya sungguh membuat Zhang Yuze bergairah.Netra elang itu tak berkedip sedikitpun ketika Xia Lien memutar tubuh meminta komentar dari Zhang Yuze.Astaga, bisa mati jika seperti ini."Yuze, bagus tidak?" Xia Lien tidak tahu jika sesuatu terjadi kepada pria arogan yang akan menjadi calon suami kontraknya. Bahkan gadis itu berjalan menghampiri lalu menundukkan tubuh karena yang diajak bicara tidak merespon. "Yuze, kamu tidak apa-apa?" Gundukan yang menonjol itu malah kian terlihat jelas oleh kedua mata Yuze sampai membuatnya semakin bungkam karena gugup. "Yuze!" serunya kesal.Zhang Yuze terperanjat karena tepukan Xia Lien mengenai keningnya. "Gadis kurang ajar. Berani sekali kamu memBab 11~Restu Kakek"Xia Lien!" desis Zhang Yuze sembari mencengkram lengan gadis itu. "Ingat, kita sudah membicarakan ini sebelumnya!" tatapan tajam pria arogan itu tersirat sebuah ancaman.Kakek Zhang menghampiri sembari tersenyum mencemooh. "Kamu setuju untuk pergi? Bagus, gadis pintar. Baiklah, berapa total yang harus saya keluarkan untuk mengganti rugi semuanya?" tanyanya mengejek.Xia Lien mengangkat lima jari tangannya di depan wajah tanpa menyebutkan nominal uang membuat kakek Zhang menebaknya sendiri. Pria tua itu berdecak sebelum bicara, "Hanya lima juta? Atau lima puluh juta? Kamu akan mendapatkan sepuluh__" belum sempat kakek Zhang melanjutkan, Xia Lien sudah menyela."Hanya lima," gadis itu melipat satu persatu jari sembari menyebutkan kata-katanya. "Cinta, kasih sayang, kesetiaan, pengorbanan, dan juga kehormatan. Apakah Kakek bisa menggantinya?"Ketiga pria beda usia itu terdiam seketika mendengar ucapan Xia Lien, sedangkan
Bab 12~Mie RebusTok ... Tok ... TokSuara ketukan di pintu terdengar nyaring. Xia Long yang tengah menonton serial drama kesukaannya seketika mengalihkan atensi dari layar televisi ke arah pintu."Permisi!" kini terdengar suara seorang pria dari luar membuat Xia Long penasaran. Pasalnya, selama ini tidak pernah ada yang berkunjung ke rumahnya di waktu petang.Mungkinkah seseorang yang membutuhkan pertolongan?Gegas tungkai jenjangnya itu terayun menuju pintu. Dibukanya pintu sesegera mungkin karena tamu yang berkunjung ternyata tidak sabar ingin bertemu. "Ya, cari siapa?" bertanya penasaran ketika pintu terbuka dan menampakan seorang pria muda dengan kacamata.Penampilannya sangat sopan. Dia terlihat tampan walaupun rambutnya sedikit berantakan karena tertiup angin. "Maaf, apa benar ini rumah Nona Xia?"Xia Long lekas mengangguk. "Benar. Tapi, Anda ini siapa? Kenapa mencari adik saya?""Oh, Anda Kakaknya Nona X
Bab 13~Pertemuan KeluargaSensasi luar biasa dirasakan di mulut saat kuah mie panas tersebut masuk. Matanya berbinar seiring gerakan menyendok lagi dan lagi. "Kenapa kamu menyembunyikan makanan enak ini dariku? Seharusnya kamu menyuguhkannya sedari tadi," desisnya dengan mulut penuh.Xia Lien menatap tak percaya. Gadis itu bertanya-tanya dalam hati, apakah Zhang Yuze benar-benar belum pernah makan mie instan sebelumnya? Bukankah banyak pedagang yang menjual mie rebus maupun mie goreng? Bukankah dia pemilik perusahaan makanan terbesar di Asia? Mengapa dia terlihat antusias saat mencicipinya?Oh, ayolah! Pertanyaan-pertanyaan itu ingin sekali segera dilontarkan Xia Lien kepada pria di hadapannya yang sedang bersemangat melahap mie rebus buatannya.Saat sedang memperhatikan Zhang Yuze, tiba-tiba pria itu malah merebut mangkuk berisi mie yang sedang disantap Xia Lien. "Hei!" serunya tak dihiraukan. Pria menyebalkan itu malah sengaja menghabiskan makan
Bab 14~Teman SekolahXia Long mengerutkan kening saat panggilan masuk di gawai pintarnya tertera nomor tidak dikenal. Tanpa berlama-lama ia pun menjawab panggilan tersebut.Orang di seberang sana mengatakan ingin bertemu Xia Long secara pribadi di suatu tempat. Dia ingin membahas sesuatu penting tentang adiknya, Xia Lien. Bergegas Xia Long pergi setelah orang itu mengatakan sesuatu tentang adik kesayangannya karena khawatir. Jika bukan masalah yang berhubungan dengan adiknya atau Rumah Sakit, mungkin Xia Long malas untuk pergi.Sesampainya di tempat yang dituju, Xia Long disambut seorang pria tua yang dikenalinya, Kakek Zhang Bei. Walaupun tidak mengerti maksud kakek tua tersebut, tapi Xia Long tetap bersikap santai.Sebelum berbicara pada intinya, Kakek Zhang Bei bercerita tentang cucunya yang baru datang dari luar negeri. Ia menceritakan semua kebaikan, prestasi yang diraih sampai kinerja cucunya di bidang bisnis dengan bangga, kemudian bertanya
Bab 15~PernikahanSebuah taman dihias sedemikian apik agar terlihat indah. Kursi-kursi tamu berjejer rapi berbalut kain putih, meja-meja disusun memanjang penuh makanan terlihat lengkap beserta kue pengantin, meja penerima tamu pun tak luput dari pandangan.Hari ini adalah hari pernikahan Zhang Yuze dengan Xia Lien. Sebuah kebahagiaan untuk kepala keluarga Zhang, namun tidak bagi mereka yang menjadi mempelai.Tamu undangan sebagian besar terdiri dari kerabat, rekan kerja, dan orang terdekat lainnya dari kedua belah pihak. Rata-rata hanya orang-orang penting saja.Tuan Zhang Bei tersenyum menyambut para tamu yang datang memberikan ucapan selamat dan kado pernikahan. Begitupun Xia Long. Walaupun pria itu masih tak rela adiknya menikah dengan teman satu sekolahnya dulu, tapi tidak ada yang bisa ia lakukan untuk menghentikannya.Xia Long tahu bagaimana sifat dan sikap Zhang Yuze semasa sekolah menengah, si playboy yang sombong. Entah mengapa
Bab 16~Salah pahamTok ... Tok ... TokSuara ketukan di pintu menyita perhatian Zhang Yuze dan Xia Lien yang sedari tadi ribut pasal tempat tidur. Tak ada yang mau mengalah dari keduanya, tetap teguh pada pendirian serta keinginan.Pasangan yang baru menikah itu sedang tarik-menarik selimut sembari saling dorong_berharap melumpuhkan lawan agar bisa menguasai daerah kekuasaan, yaitu ranjang empuk milik Zhang Yuze."Siapa?" Zhang Yuze bertanya dengan tangan masih menahan dorongan kuat Xia Lien. Seketika aksi mereka terhenti karena ketukan tersebut.Terdengar suara seorang pelayan wanita menyahut, "Tuan Muda, saya membawakan susu hangat untuk kalian. Tuan Besar berpesan untuk segera menghabiskannya,""Baiklah, tunggu sebentar!" Zhang Yuze segera bangkit untuk membukakan pintu. "Sini, biar aku yang membawanya masuk. Bibi istirahat saja, sudah malam." ujarnya ramah."Baik, Tuan Muda!" Bibi Wang tersenyum sembari mengangguk la
Bab 17~KebahagiaanKeesokan paginya Xia Lien terbangun dengan wajah cerah, sedangkan Zhang Yuze kebalikannya, berwajah kusut seperti tidak disetrika."Pagi, Kek!" sapa Xia Lien ketika sampai di ruang makan. Penampilannya saat ini terlihat rapi seakan hendak pergi.Kakek Zhang tersenyum hangat menyambut cucu menantunya itu. "Oh, Lien'er sayang, kamu sudah bangun. Kemari, duduk dekat Kakek!" ajaknya sembari menepuk kursi di samping kirinya."Baik, Kek!" Kaki Xia Lien melangkah menghampiri kursi samping Kakek Zhang. Namun, sebelum duduk sempurna, Kakek Zhang juga bertanya perihal cucunya yang belum terlihat batang hidungnya pagi ini. "Sebentar lagi juga turun, Kek." Itulah jawaban Xia Lien mengenai pertanyaan kakeknya tersebut.Zhang Bei terkikik mengingat kejadian semalam yang membuatnya canggung tapi kegirangan. Kakek tua itu mengira jika apa yang dilihatnya semalam adalah sesuatu yang terjadi antara suami-istri di malam pertama. Padahal k
Bab 18~TerlukaMeminta izin kepada kakek Zhang tidak semudah yang dikira. Kakek dari suaminya itu ternyata masih mencurigai pernikahan cucunya sebab mengenal betul sifat Zhang Yuze yang sesungguhnya. Demi menghindari perjodohan, bocah nakal itu bisa melakukan apapun untuk mengelabui kakeknya, pikir Kakek Zhang yakin.Walaupun begitu, tetap saja ia terkecoh oleh sikap baik Yuze terhadap istrinya. Perlakuan Zhang Yuze terhadap Xia Lien jauh berbeda ketika di depan kakeknya dan ketika mereka berdua saja. Sebetulnya kakek Zhang sangat senang mendapatkan cucu menantu seperti Xia Lien dari pada gadis lain. Selain adik kandung dari dokter pribadinya, Xia Long, kakek Zhang juga mengagumi sikap tegas gadis itu. Menurut pemikiran kakek, Xia Lien bisa merubah sifat dan sikap cucunya menjadi lebih baik."Kenapa kamu ngotot ingin pindah? Lien'er saja nyaman tinggal di sini bersama Kakek. Benar 'kan, Lien'er?!" Berharap mendapatkan pembelaan dari Xia