Share

Bab 43. Disappointed

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Waktu menunjukan pukul dua belas siang. Miracle yang duduk di kursi kerjanya seraya menatap tumpukan dokumen di hadapannya benar-benar tampak begitu lelah. Pasalnya, dia masih harus terus mempelajari tentang perusahaan Mateo. Dia pun mempelajari teknik penjualan, pemasaran serta produksi.

Terakhir Miracle mempelajari tentang laporan perusahaan dan melihat grafik saham dari De Luca Group. Jujur saja, Miracle sering jenuh jika mempelajari materi yang begitu banyak. Dia lebih menyukai praktik langsung. Sebenarnya, Mateo juga meminta Miracle untuk praktik langsung. Hanya saja Mateo meminta Miracle paling tidak memahami teori meski hanya gambarannya saja dan tidak menyeluruh.

"Aku lapar sekali." Miracle merentangkan kedua tangannya. Dia memijit pelan tengkuk lehernya yang mulai lelah. "Makan sekarang saja, nanti Mateo pasti berisik kalau aku menunda makan."

Miracle sudah tahu Mateo pasti akan mengomel padanya jika dia terlambat makan. Entah kenapa pria itu suka sekali berisik jika mengenai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Hanya Wanita Pengganti    Bab 44. Meminta Pisah Kamar

    "Miracle? Kau dari mana?" Mateo yang baru saja tiba, dia melihat Miracle berjalan terburu-buru masuk ke dalam kamar."Dari dapur, aku habis mengambil minum," Miracle menjawab dingin. Kemudian, melanjutkan langkahnya masuk ke dalam kamar dan mengabaikan Mateo.Mateo mengerutkan keningnya, melihat sifat Miracle yang berbeda dari biasanya. Dia langsung berjalan menyusul Miracle masuk ke dalam kamar. Namun, seketika Mateo menatap Miracle dengan tatapan tak mengerti saat Miracle hanya mengambil ponselnya di dalam kamar lalu hendak kembali meninggalkan kamar. Dengan cepat Mateo menahan lengan Miracle. Hingga membuat langkah wanita itu terhenti."Kau mau kemana, Miracle?" tanya Mateo dengan tatapan yang begitu lekat.Miracle mengangkat wajahnya. Dia mengatur napasnya untuk tenang kemudian menjawab dengan tegas, "Kau memintaku tidur di kamar yang sama denganmu hanya karena orang tuaku datang. Sekarang orang tuaku sudah pulang, aku rasa sudah tidak ada alasan aku harus tetap tidur di kamarmu."

  • Hanya Wanita Pengganti    Bab 45. Wanita Yang Cerdas

    Mateo melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, menuju pabrik parfume perusahaannya yang jauh dari pusat kota. Sesaat Mateo mengalihkan pandangannya, pada Miracle yang sejak tadi melihat keluar jendela tanpa berbicara sepatah katapun."Miracle," panggil Mateo dengan nada serius."Ya?" Miracle mengalihkan pandangannya, menatap Mateo. "Ada apa?" tanyanya dingin dan raut wajah datar."Apa hal yang membebani pikiranmu?" Mateo balik bertanya dengan tatapan yang begitu menginterogasi. Pasalnya sejak kemarin Miracle tampak berbeda. Wanita itu cenderung diam dan tidak banyak bicara. Tidak seperti biasanya.Miracle terdiam sesaat kala mendengar pertanyaan Mateo. Jujur saja Miracle bukan takut untuk menjawab, hanya saja dia lelah untuk berdebat. Dia menyadari sifatnya keras. Begitu pun dengan Mateo yang memiliki sifat egois. Itu kenapa dia memilih menunggu Mateo mengatakan yang sebenarnya. Tapi sepertinya menunggu Mateo mengatakan yang sebenarnya adalah hal yang tidak mungkin."Mateo, aku ing

  • Hanya Wanita Pengganti    Bab 46. Istrimu Sempurna

    "Hah?" Miracle berusaha mencerna maksud dari perkataan Gerald. Dia tampak bingung dan tidak mengerti. Namun didetik selanjutnya, dia mulai menyadari maksud dari ucapan Gerlad. "Maksudmu, hutangku yang harusnya mentraktirmu makan?" tanyanya memastikan seraya tersenyum.Gerald tersenyum penuh arti. "Iya, tapi tentu jika kau tidak keberatan.""Hmmm...." Miracle tampak berpikir. Dia mengingat dirinya memang memiliki hutang akan mentraktir Gerald makan. Tapi ingatannya kembali mengingat Mateo yang melarang dirinya dekat dengan Gerald. Miracle bukan takut nanti Mateo akan marah padanya, dia hanya tidak ingin Mateo harus mencari masalah dengan bertengkar dengan Gerald. Padahal selama ini dirinya dan Gerald tidak memiliki hubungan apapun."Miracle?" panggil Gerald kala melihat Miracle sejak tadi diam dan tidak menjawabnya. "Apa kau tidak bisa? Jika memang kau tidak bisa aku tidak apa-apa," jawabnya berusaha untuk mengerti."Aku mau, Gerald. Tapi apa kau tahu restoran terdekat dari sini?" Mira

  • Hanya Wanita Pengganti    Bab 47. Pertengkaran

    "Gerald, kau tahu restoran ini dari mana? Atau kau sering mengunjungi restoran ini?" tanya Miracle seraya menikmatik Rib Eye Steak yang terhidang di atas meja. Saat iniMiracle dan Gerald berada disebuah restoran yang tidak jauh dari pabrik parfume milik Mateo. Restoran ini tampak begitu kental dengan design Italia. Meski restoran ini terbilang kecil, tapi tempatnya sangat nyaman. Bahkan Miracle menikmati suasana di restoran ini."Aku pernah beberapa kali ke restoran ini, Miracle. Tadi aku berpikir kau tidak menyukai makan di restoran ini. Restoran yang mewah biasanya lebih jauh dari lokasi pabrik," jelas Gerald sambil menatap Miracle dengan lekat. Terlihat dia tersenyum ketika Miracle melahap makanannya."Aku tidak terlalu mempermasalahkan besar kecilnya restoran. Jika restoran itu memiliki makanan yang enak aku menyukainya." Miracle mengambil orange juicenya dan menimunnya perlahan. Kemudian melanjutkan kembali perkataanya, "Ibuku sering mengajakku berlibur ke Indonesia. Di sana, Ibu

  • Hanya Wanita Pengganti    Bab 48. Memilih Pergi

    BrakkkkMateo mendorong tubuh Miracle masuk ke dalam kamar. Terlihat tatapannya begitu tajam pada Miracle yang kini terduduk di sofa. Mateo menggeram. Kilat kemarahan di wajahnya begitu terlihat."Kenapa kau tidak mendengarkan perkataanku, Miracle! Aku sudah bilang padamu jangn lagi dekat dengan Gerald! Jauhi dia!" seru Mateo meninggikan suaranya.Miracle beranjak berdiri, dia menatap tajam Mateo. Kini Amarah dalam diri Miracle sudah tidak bisa lagi tertahan. "Kenapa kau selalu melarangku dekat dengan Gerald? Aku dan dia hanya berteman!" jawabnya menekankan."Berteman apa? Dia jelas-jelas mengatakan menyukaimu! Kenapa kau sulit sekali mndengarkanku?" Mateo semakin menghuskan tatapan tajamnya. Rahangnya mengetat. Tangannya terkepal begitu kuat."Kau itu berlebihan! Kau tidak bisa membantasi dengan siapa yang aku berteman! Menyukai adalah hak bebas setiap orang! Meski dia menyukai sekalipun, itu tidak pernah ada yang menjadi perubahan!" Miracle menjawab tegas. Dia mulai lelah dengan sem

  • Hanya Wanita Pengganti    Bab 49. Menenangkan Diri

    "Miracle, sebenarnya kau ada masalah apa?" Charlotte memberikan secangkir teh hangat, agar Miracle jauh lebih tenang. Kini dia duduk di samping Miracle seraya mengambil kotak obat yang baru saja diantar pelayan. Kemudian Charlotte membantu mengobati luka yang ada di leher Miracle. "Kenapa kau bisa terluka seperti ini, Miracle?""Aku dan Mateo bertengkar." Miracle memegang cangkir yang berisikan teh, dengan pandangan yang menerawang ke depan. Dia sedikit merintih kala Charlotte memberikan alkohol di lukanya. Namun beberapa detik selanjutnya wajah Miracle tampak begitu muram. Matanya sembab merah. Meski tangisnya sudah mereda, tapi terlihat kepedihan begitu mendalam di matanya.Charlotte menutup luka Miracle dengan perban. Beruntung luka Miracle tidaklah dalam. "Sebenarnya ada apa, Miracle? Kenapa kau bisa bertengkar dengan Mateo?" tanyanya lagi."Apa kau masih ingat wanita yang ada difoto bersama Mateo yang aku tunjukan waktu itu?" Miracle bersuara dengan parau.Charlotte menarik napas

  • Hanya Wanita Pengganti    Bab 50. Apa Tujuanmu?

    Sudah tiga hari Mateo tidak bertemu dengan Miracle. Dia pun meninggalkan semua pekerjaannya. Setiap harinya dia merasakan kesepian tanpa Miracle. Jika biasanya dia melihat senyum dan suara Miracle, kini semuanya lenyap.Tiga hari, Mateo benar-benar kehilangan sosok Miracle yang selalu berada disisinya. Bahkan dia tidak bisa menghubungi Miracle karena wanita itu memblokir nomor ponselnya. Sungguh Mateo merasakan penyiksaan yang mendalam.Selama ini diam-diam Mateo meminta anak buahnya berjaga di rumah Charlotte, melihat aktivitas Miracle. Dan nyatanya dia tidak mendapatkan hasil apapun. Karena dalam tiga hari ini Miracle tidak keluar rumah. Mateo benar-benar tidak sanggup lagi menahan penderitaannya. Dia mengabaikan pekerjaannya, dia tidak lagi mempedulikan bisnisnya sejak Miracle jauh darinya. Berkali-kali dia ingin menjemput Miracle pulang, tapi dia takut dirinya melukai hati Miracle lagi."Shit!" Mateo mengumpat kasar. Dia memejamkan matanya sesaat. Pikirannya terus berputar perkata

  • Hanya Wanita Pengganti    Bab 51. I Need You

    Mata Miracle berkaca-kaca mendengar pengakuan Mateo. Bagai sebilah pisau yang tertancap di hatinya. Begitu menyakitkan. Bahkan rasanya Miracle tidak mampu lagi menahan air matanya. "Jadi kau menjemputku hanya ingin mengatakan kau memilih Heera?" tanyanya dengan bulir air mata yang mulai menetes membasahi pipinya."Miracle dengarkan aku." Mateo hendak melangkah mendekat ke arah Miracle, namun Miracle langsung mundur menghindar darinya."Jangan mendekat!" Miracle mulai terisak. Dia mati-matian menahan tangisnya, tapi nyatanya dia tetap lemah."Bisakah kau mendengarku lebih dulu?" Mateo berseru dengan nada yang sedikit tinggi dan tersirat penuh ketegasan."Apa lagi yang kau ingin katakan? Bukankah sudah jelas kau tidak bisa hidup tanpa bayang-bayang mantan kekasihmu itu?" jawab Miracle dengan nada bergetar. Menahan isak tangisnya. Napasnya memburu. Air matanya terus mengalir membasahi pipinya."Tapi aku tidak bisa kehilanganmu! Berhenti membahas tentang Heera!" balas Mateo menegaskan."B

Bab terbaru

  • Hanya Wanita Pengganti    Bab 195. Ending Scene (TAMAT)

    Paris, Prancis. Beberapa bulan kemudian… “Marcel… Moses… Jangan berlari terlalu kencang. Kasihan kakakmu.” Suara Miracle berseru pada kedua putra kembarnya yang terus berlari kencang. “Sayang. Kau tidak perlu khawatir. Anak buahku selalu mengikuti anak kita. Lebih baik kita duduk.” Mateo menarik tangan Miracle, mengajaknya untuk duduk seraya menikmati keindahan kota Paris. Musim semi salah satu musim yang terbaik. Cuaca dingin yang menyejukan. Miracle mengembuskan napas kasar. “Marcel dan Moses itu sering sekali berlari-lari. Aku tidak ingin mereka terjatuh, Sayang. Ditambah mereka mengajak Michaela berlari,” ujarnya kala sudah duduk di samping sang suami. “Marcel dan Moses pasti akan menjaga kakak mereka. Aku ingin memberikan mereka tanggung jawab menjaga Michaela. Sebagai anak laki-laki, mereka harus melindungi kakak perempuan mereka,” ujar Mateo menjelaskan. Miracle mencoba mengerti. Dia menyandarkan kepalanya di dada bidang sang suami. Memeluk suaminya itu dengan erat. “Mate

  • Hanya Wanita Pengganti    Bab 194. Extra Part II 

    “Mommy….” Suara bocah laki-laki dan perempuan berlari menghampiri Charlotte yang tengah menata foto-foto di ruang keluarga. Charlotte langsung mengalihkan pandangannya kala mendengar suara yang begitu dia kenal. Seketika senyuman di wajah Charlotte terukir melihat kedua anaknya melangkah mendekat padanya. Charlotte segera memberikan pelukan hangat pada kedua anaknya itu. “Sayang, kalian sudah pulang.” Charlotte bersimpuh, mensejajarkan tubuhnya pada kedua anaknya itu. Dia tersenyum hangat melihat kedua anaknya yang masih lengkap dengan seragam sekolah. “Bagaimana hari kalian di sekolah? Apa menyenangkan?” tanyanya dengan tatapan kelembutan seorang ibu dan tersirat penuh kasih sayang. Austin Geovan Romano dan Carmella Geovan Romano adalah anak kembar Charlotte dan Arsen. Sungguh, Charlotte tidak menyangka akan memiliki anak kembar laki-laki dan perempuan. Persis seperti dirinya dan Kelvin yang kembar. Kehidupan Charlotte dan Arsen kini benar-benar sempurna. Kehadiran buah cinta mere

  • Hanya Wanita Pengganti    Bab 193. Extra Part I 

    Lima tahun kemudian… “Mommy….” Dua anak laki-laki berusia empat tahun berlari menghampiri Mirale yang tengah menata bunga-bunga di taman megah mansionnya itu. Miracle mengalihkan pandangannya kala mendengar suara kedua putranya. Benar saja. Kedua putranya itu tengah berlari menghampirinya. Miracle langsung menundukan tubuhnya, memeluk erat kedua putranya itu. “Sayang… Kalian sudah pulang? Mommy pikir kalian masih menginap di rumah Grandpa dan Grandma,” ujar Miracle seraya mengurai pelukannya dan mengelus lembut pipi kedua putranya itu.Ya, Imanuel Marcellino Geovan De Luca dan Imanuel Moses Geovan De Luca adalah kedua anak laki-laki kembar Mateo dan Miracle. Kehamilan kedua, Miracle mengandung bayi laki-laki kembar. Namun, Moses dan Marcel tidak kembar indentik. Keduanya memiliki wajah yang berbeda. Sama seperti Miracle dan Selena yang tidak kembar identik. “Kami sudah pulang, Mommy. Tadi sopir mengantar kami. Daddy bilang katanya hari ini kita akan makan diluar bersama,” ujar Mar

  • Hanya Wanita Pengganti    Bab 192. Perfect Ending 

    Katedral Milano, Milan, Italia. “Sayang… Ayo berfoto lagi. Aku ingin kita memiliki banyak foto bersama,” seru Charlotte dengan riang. Tampak raut wajahnya begitu bahagia. Arsen menghela napas panjang. “Sayang, apa kau tidak lelah? Fotografer sudah memotret ratusan foto kita hari ini. Nanti juga kau pasti hanya memajang dinding hanya beberapa saja. Tidak semuanya,” katanya yang mulai kesal. Bibir Charlotte tertekuk. Dia mengusap perut Charlotte yang membuncit itu. “Ini keinginan anak kita, Sayang. Kau tega tidak menuruti keinginan anak kita?” Arsen berdecak kesal. Semua keinginan istrinya itu selalu saja mengatas namakan keinginan anak mereka. Kandungan Charlotte memasuki minggu ke tiga puluh lima. Tepatnya hari ini Charlotte ingin melakukan fotoshoot dengan Arsen. Mengingat perut Charlotte kini sudah semakin membesar, tentu saja Charlotte ingin mengabadikan moment itu. Namun, bayangkan saja Charlotte tidak pernah lelah sedikit pun. Sudah banyak mereka berpindah-pindah tempat di M

  • Hanya Wanita Pengganti    Bab 191. Pada Akhirnya Takdir yang Akan Mempertemukan 

    “Sayang… Lapar, ya? Anak Mommy yang cantik pintar sekali.” Miracle berucap lembut pada putri kecilnya seraya memberikan ASI pada putri kecilnya itu. “Michaela, Namamu sangat indah. Daddy-mu memang yang terbaik. Dia memberikan nama yang indah untukmu, Nak.” Miracle tengah duduk di sofa kamar seraya memberikan ASI untuk putri kecilnya. Saat itu, Kini Miracle dan Mateo telah pindah ke mansion baru mereka yang megah. Seperti apa yang direncanakan oleh Miracle, bahwa mereka akan pindah jika sudah melahirkan. Saat ini usia Michaela sudah tiga bulan. Waktu berjalan begitu cepat. Miracle seperti baru saja melahirkan putri kecilnya. Namun, kenyataan putrinya ini sudah berusia tiga bulan. Tubuh Michaela gemuk. Kulit putih. Rambut cokelat tebal. Ditambah mata biru, membuat Michaela seperti boneka barbie hidup. Setiap harinya Michaela begitu menggemaskan. Tingkah-tingkah gemas Michaela membuat Mateo dan Miracle selalu dipenuhi tawa setiap harinya. Banyak orang mengatakan seorang putri akan jau

  • Hanya Wanita Pengganti    Bab 190. Kehamilan Charlotte

    Huee…. Huee….Charlotte memuntahkan semua isi perutnya ke wastafel. Kepalanya memberat. Pandangannya sedikit buram. Charlotte memutar keran wastafel, lalu membasuh mulutnya dengan air bersih. Sesaat Charlotte memijat pelipisnya kala rasa sakit di kepalanya begitu menyerang. “Astaga, kenapa aku pusing sekali seperti ini. Ada apa denganku.” Charlotte bergumam pelan. “Sudahlah lebih baik aku istirahat saja.” Charlotte melangkah keluar dari kamar mandi, tetapi tatapannya teralih pada suara pintu terbuka. Seketika mata Charlotte tampak terkejut melihat Arsen yang membuka pintu kamar. Padahal tadi baru saja suaminya itu berpamitan untuk berangkat ke kantor. “Arsen? Kenapa kau kembali?” Charlotte hendak mendekat. Namun pandangan Charlotte semakin buram. Rasa sakit dikepalanya begitu menyerang. Tiba-tiba tubuh Charlotte tidak seimbang. Tepat di saat Charlotte terjatuh, Arsen langsung menangkap tubuhnya. “Sayang kau kenapa?” Arsen menjadi panik saat menangkap tubuh Charlotte yang hampir te

  • Hanya Wanita Pengganti    Bab 189. Welcome to Baby Girl

    Di ruang persalinan, suasana begitu mencekam. Suara jeritan dan rintihan sakit Miracle membuat Mateo semakin panik. Berkali-kali Mateo membiarkan istrinya itu menggigit lengannya dan menarik rambutnya hanya demi sang istri bisa mengurangi rasa sakitnya. Sekitar satu jam lalu dokter baru saja memeriksa Miracle. Sang dokter mengatakan harus menunggu sebentar karena kepala bayi masih belum terlihat. Mateo sudah menawarkan Miracle untuk melakukan proses persalinan dengan operasi sesar. Sayangnya Miracle menolak itu dengan tegas. Miracle berkali-kali menekankan pada Mateo bahwa ingin melahirkan secara normal. Well… Keras kepala Miracle membuat jantung Mateo ingin berhenti. Bagaimana tidak? Sudah cukup lama mereka di rumah sakit tapi dokter masih memgatakan harus menunggu. Sedangkan Mateo tidak tega melihat Miracle yang sejak tadi merintih kesakitan. “Mateo…” Miracle menatap sang suami dengan wajah yang masih pucat. “Iya, Sayang. Aku di sini. Bertahanlah.” Mateo menghapus keringat sang

  • Hanya Wanita Pengganti    Bab 188. Kontraksi 

    Kandungan Miracle mulai memasuki tiga puluh delapan minggu. Perutnya kian membesar. Mateo sudah melarang Miracle berpergian. Hari demi hari, Miracle lewati dengan bersantai di rumah. Atau kalau pun bosan, biasa Miracle menonton film di rumah dan emminta Charlotte untuk menemaninya. Miracle sungguh bersyukur karena di Milan tidak tinggal seorang diri. Ada Charlotte—sepupunya yang selalu menemani dirinya. Seperti saat ini, Miracle pun tengah duduk di sofa empuk kamarnya sembari menonton film action kesukaannya. Tadi pagi Mateo mengatakan akan pulang terlambat hari ini. Mengingat banyaknya tanggung jawab Mateo, membuat Miracle paling tidak mengerti. Lagi pula Miracle pun masih belum merasakan apa apa. Terakhir saat konsultasi dengan dokter, kandungan Miracle sehat dan baik-baik saja. Kelahiran bayinya diperkirakan baru minggu depan. Itu kenapa Miracle masih duduk bersantai di rumah. “Ah, kenapa wanita itu lemah sekali. Harusnya dia menghajarnya dari sisi kiri. Gunakan pisaumu dengan b

  • Hanya Wanita Pengganti    Bab 187. Kejutan Manis 

    Miracle melihat sebuah gaun indah berwarna merah yang sangat cantik. Baru saja anak buah suaminya mengantarkan gaun untuknya. Gaun yang tepat untuk wanita hamil. Bagian perut terlihat longgar, membuat Miracle yakin dirinya akan merasa nyaman. Jujur, Miracle masih bingung ke mana Mateo akan membawanya. Biasanya kalau ada jamuan makan malam maka suaminya itu akan mengatakan padanya. Namun kenyataannya Mateo tidak mengatakan apa pun. Membuat dirinya benar-benar semakin penasaran. Miracle menghela napas panjang. Dia mengalihkan pandangannya ke jam dinding—waktu menunjukan pukul lima sore. Sudah waktunya, dia untuk bersiap-siap. Kini Miracle memilih untuk merias wajahnya. Semenjak hamil, Miracle memang menyukai bersolek. Bahkan kemampuan Miracle dalam merias wajah sangatlah hebat. Seperti saat ini, nyatanya Miracle begitu hebat merias wajahnya dengan riasan bold. Dia memadukan make up bold dengan gaun warna merah yang diantarkan oleh anak buah suaminya itu. Setelah selesai berias, Mira

DMCA.com Protection Status