Share

BAB 38 Kabur

"Mas? Kamu sudah ucap talak. Apa aku masih boleh melayanimu? Kalau masih boleh, aku akan melayanimu, tapi sepertinya sudah tak boleh."

Ah, aku sudah kalap. Hanya itulah ideku supaya ia fikir aku mau melayaninya. Jadi aku bisa lebih tenang. Pun dengannya.

Benar saja. Kepalan tangannya yang erat menggenggam kini sedikit melonggar. Aku harap ini berhasil.

"Ya! Kita belum talak tiga. Jadi kamu masih berkewajiban melayaniku." Dia bicara sambil menatap dua bola mata ini dengan liar.

"Benarkah? Bukannya ada yang bilang sudah tak boleh?" ujarku. Sejenak kuhela nafas panjang lalu tanpa sepengetahuan dirinya nafas ini berhembus.

"Ayok Hanah! Berfikir!" Bathin ini terus berkata kalau aku harus lebih tenang dan berfikir menghadapi laki-laki hidung belang seperti Mas Jimy.

Air mataku menetes kembali. "Huhuhu. Mas ... aku sebenarnya masih ingin melayani kamu. Tapi aku ragu dan malu. Dan aku fikir setelah kamu talak aku, aku sudah tak bisa lagi melayani kamu. Huhuhu." Air mata buaya kumunculkan.

"He
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status