Share

Hanya Karena Sebuah Rumah
Hanya Karena Sebuah Rumah
Author: Ulfah Salsabila

Bab 1

Author: Ulfah Salsabila
last update Last Updated: 2024-12-16 19:32:54
Saat Boni pulang, aku menelan satu butir mifepristone sambil memakan kue ulang tahun.

Ini adalah obat yang harus dimakan di hari keguguran.

Hari ini adalah hari ulang tahunku, aku sudah membeli kue lebih awal dan menunggu Boni pulang untuk merayakannya. Aku ingin memberitahunya bahwa aku hamil.

Namun, aku menunggu sampai pukul tujuh malam, dia juga tak mengangkat telepon dan membalas pesan.

Hingga aku mengomentari unggahan Sofie tentang sertifikat rumah. Boni langsung meneleponku dengan nada marah, memarahiku tanpa henti.

Aku baru saja ingin menjelaskan, tapi teleponnya langsung dimatikan dan aku pun diblokir. Aku begitu marah hingga keguguran.

Saat pulang, Boni melihat obat dan kue di meja makan.

Dia mengernyit dan bertanya, "Siapa yang ulang tahun? Kamu?"

Aku diam-diam menyimpan obat itu dan membuang kue itu ke tempat sampah,

Lalu menjawab dengan tenang, "Bukan aku, temanku yang ulang tahun."

Dia menghela napas lega.

"Aku ingat ulang tahunmu itu 28 September, hari ini baru tanggal 8 September."

Selama lima tahun menikah, Boni selalu salah mengingat ulang tahunku.

Ironisnya, ulang tahun orang itu selalu diingat dengan jelas.

Boni duduk di sampingku dan menyerahkan sebuah boneka beruang kecil.

Lalu berkata, "Ini dari Sofie. Dia merasa ketakutan dengan sikap sarkastismu tadi, kamu harus minta maaf padanya."

Ada logo mobil Mercedes-Benz di badan boneka itu.

Sepertinya itu hadiah dari pembelian mobil, bahkan masih ada noda minyak yang terlihat jelas.

Dengan datar, aku berkata,

"Aku nggak mau."

Boni mengerutkan kening, menjawab kesal,

"Sok angkuh apa sih? Dia bahkan ketakutan, tapi masih berusaha berdamai denganmu, kamu masih nggak mau minta maaf?"

Melihatku tidak peduli, Boni berusaha menarikku untuk menelepon Sofie.

Dia menarikku dengan keras hingga aku terhuyung. Kaki kananku yang terluka terbentur meja yang dingin.

Itu adalah luka bakar dari seminggu lalu.

Waktu itu, Boni keluar dari dapur membawa bubur panas sambil sibuk membalas pesan Sofie. Tak sengaja, bubur itu tumpah ke kakiku, membakar kulitku hingga melepuh.

Melihat lukaku kembali berdarah, Boni panik.

"Ayo, ke rumah sakit."

Aku tidak menolak.

"Iya."

Begitu masuk ke mobil, terdengar suara speaker bluetooth. Itu suara manja Sofie.

"Selamat datang kembali direkturku. Jangan lupa kerja keras supaya aku bisa terus belanja, ya~"

Ekspresi Boni langsung berubah.

Dia buru-buru menjelaskan, "Sofie membelinya waktu beli mobil kemarin, dia lupa mengambilnya kembali, aku buang langsung."

"Nggak perlu," jawabku datar.

Mobil kembali sunyi.

Boni menatapku dengan heran.

"Kamu nggak marah?"

Aku hanya mengatupkan bibir.

Dulu, aku sangat terganggu dengan keberadaan Sofie.

Namun sekarang, aku bahkan tidak peduli pada Boni, apalagi semua perempuan di sekitarnya?

"Ayo cepat jalan, sudah malam."

Perjalanan ke rumah sakit hanya membutuhkan satu kilometer lurus setelah putar balik. Namun, tiba-tiba telepon Boni berdering. Saat dia mengangkatnya, bibirnya melengkung tersenyum.

Aku mendengar suara Sofie lagi. Dia sedang bermanja, meminta Boni mengajarinya menyetir mobil Mercedes dengan satu tangan.

"Sofie butuh bantuan darurat, aku akan menurunkanmu di sini, ya. Hanya perlu menyeberang saja dan jalan lima puluh meter."

Boni bahkan enggan putar balik. Dia tidak sabar ingin bertemu Sofie.

Aku menatapnya dengan datar dan berkata, "Aku nggak bisa jalan."

Ekspresinya langsung berubah dingin.

"Bisa nggak jangan begitu manja? Kakimu hanya luka, bukan cacat!"

Boni membuka pintu penumpang, memaksaku turun dari mobil dan menyuruhku meneleponnya setelah mengganti perban.

Mobil melaju kencang, percikan air kotor mengenai lukaku.

Hujan mulai turun, aku yang basah kuyup merasakan mataku mulai berkaca-kaca.

Perjalanan lima puluh meter ... aku bahkan sudah berkeringat dingin hanya dengan berjalan beberapa langkah. Tiba-tiba, perutku terasa sakit luar biasa. Aku pun terjatuh di tengah zebra cross.

Banyak mobil melaju dengan kecepatan tinggi. Kalau bukan karena petugas keamanan rumah sakit yang baik hati, aku mungkin sudah tertabrak.

Dengan susah payah, aku kembali ke rumah. Saat sedang berbaring, tiba-tiba Boni masuk dengan penuh amarah.

"Bukannya sudah kubilang, langsung hubungi aku setelah ganti perban! Aku menunggu satu jam di depan rumah sakit, tapi ponselmu malah mati!"

Aku menatapnya kosong.

Related chapters

  • Hanya Karena Sebuah Rumah   Bab 2

    Aku menghabiskan dua jam untuk infus di rumah sakit, tapi saat keluar, aku tidak menemukan mobil Boni di mana pun.Aku merasa sangat tidak nyaman, hingga akhirnya terpaksa memesan taksi untuk pulang.Padahal ponselku baru saja mati dua menit yang lalu.Dengan kata lain, Boni sama sekali tidak datang menjemputku.Padahal ... dia selalu perhatian padaku dulu. Sejak kapan sikap hangatnya berubah menjadi dingin seperti ini?"Karena kamu memblokirku, jadi aku nggak bisa menghubungimu."Boni sempat terdiam, sedikit terkejut. Wajah marahnya pun sedikit melunak."Aku tahu kamu pasti lapar, jadi aku bawakan bubur ayam dan telur pitan untukmu."Aku menatap bubur itu.Hanya ada taburan daun bawang di atasnya, tidak terlihat sedikitpun telur pitan dan potongan daging. Bubur itu lebih mirip sisa makanan orang lain.Setengah jam sebelumnya, aku sempat melihat unggahan Sofie di instagram.Foto itu menunjukkan Boni sedang memasak bubur di dapur, dengan tulisan,"Siapa bilang nggak ada pria baik di dun

    Last Updated : 2024-12-16
  • Hanya Karena Sebuah Rumah   Bab 3

    Christian menendang pemuda tadi sambil memarahinya karena tidak peka dengan situasi."Aku ke kamar mandi sebentar."Aku berdiri perlahan, memilih untuk tidak marah di depan semua orang. Aku hanya ingin menjaga harga diri kami berdua.Boni melirikku sebentar, lalu menoleh ke Sofie. Pada akhirnya, dia juga tidak mengejarku.Saat aku kembali, semua orang sudah selesai makan dan duduk di tepi pantai.Sofie duduk di samping Boni, posisi keduanya sangat dekat. Aku memilih tempat di sudut lain untuk duduk.Christian mencoba mencairkan suasana."Baiklah, karena sudah lengkap semua, ayo waktunya main game! Kita main jujur atau tantangan!"Putaran pertama, Boni menang sementara Sofie kalah.Sofie memilih jujur dan Boni memberi pertanyaan yang mudah. "Apa hal yang paling membuatmu bahagia belakangan ini?"Sofie mengedipkan mata sambil menatap Boni dengan penuh makna.Lalu menjawab, "Aku bertemu dengan seorang pria yang luar biasa. Hanya dalam waktu sehari, aku langsung punya rumah dan mobil. Oh i

    Last Updated : 2024-12-16
  • Hanya Karena Sebuah Rumah   Bab 4

    Entah berapa lama berlalu, aku tersadar kembali dan mendengar suara sahabatku, Vina yang terdengar sedang memarahi seseorang."Boni, kamu sudah gila? Bisa-bisanya memaksanya berenang? Kamu tahu nggak dia baru saja keguguran?""Keguguran? Kapan dia hamil? Kenapa aku nggak tahu ... ?"Suara Boni terdengar serak, penuh penyesalan yang mendalam."Kamu buta? Kamu nggak lihat dia begitu lemah beberapa hari ini? Kamu nggak lihat? Atau matamu hanya fokus ke Sofie?"Vina sangat marah hingga menggertakkan giginya.Jika bukan karena di rumah sakit, dirinya mungkin sudah menampar Boni."Aku benar-benar nggak tahu ... "Nada suara Boni mulai melemah."Cih, kamu nggak tahu? Tapi kamu bisa urus sertifikat rumah dan belikan mobil untuk wanita itu, kamu berani bilang nggak tahu semuanya? Kamu pikir dia keguguran karena apa? Dia kehilangan bayinya karenamu, dasar bajingan!""Aku ... ""Cukup, aku malas melihat mukamu, pergi saja."Suasana sekitar menjadi hening, aku perlahan membuka mata.Vina langsung

    Last Updated : 2024-12-16
  • Hanya Karena Sebuah Rumah   Bab 5

    Boni mengambil speaker itu dan hendak melemparkannya keluar. Tidak seperti sebelumnya yang tampak bersalah, kali ini wajahnya penuh rasa jengkel."Menjengkelkan sekali, kubuang sekarang juga."Saat speaker itu hampir dilempar keluar, aku mengulurkan tangan menghentikannya.Aku menghela napas, "Nggak perlu dibuang, aku benar-benar nggak peduli.""Sayang ... ""Lagipula kalian akan bersama juga, dia pasti akan marah kalau kamu buang ini."Usai aku bicara, wajah Boni langsung pucat. Aku memalingkan wajah, memilih melihat pemandangan di luar jendela.Sesampainya di rumah, Boni memberitahuku bahwa dia sudah memesan tiket pesawat untuk ke Edin bulan november.""Kamu suka melihat salju di Edin,' 'kan? Kamu harus jaga kesehatan akhir-akhir ini, kita akan berangkat di bulan november nanti. Aku sudah mengatur semuanya."Dulu, aku selalu bermimpi untuk mengesampingkan semua pekerjaan sejenak, lalu pergi ke Edin bersama orang yang kucintai. Menginap di sana selama setengah bulan dan menikmati kein

    Last Updated : 2024-12-16
  • Hanya Karena Sebuah Rumah   Bab 6

    Malam itu, aku memohon padanya untuk mempertimbangkan kembali hubungan kami dan demi cinta, memintanya untuk memutuskan hubungan dengan Sofie.Saat itu, Boni sedang duduk di sofa dan sibuk memainkan ponselnya.Entah apa pesan yang dikirimkan Sofie, tapi sudut bibirnya melengkung, senyumnya lembut penuh kasih sayang.Lalu, dia menatapku dengan dingin dan berkata, "Sherlyn, kenapa kamu selalu merusak kesenangan orang lain? Bisa nggak kamu berhenti menganggap cinta itu segalanya? Nggak ada orang yang nggak bisa hidup tanpa siapapun. Kalau kamu terus seperti ini, aku benar-benar tertekan." Malam itu, aku tidak tidur semalaman."Sayang, nggak bisakah kamu memaafkanku?"Boni memohon dengan matanya yang berkaca-kaca, suaranya penuh penyesalan."Bisa.""Benarkah? Kamu mau memaafkanku? Sayang ... ""Aku memaafkanmu, tapi itu nggak akan menghentikanku untuk menggugat cerai. Sampai bertemu di pengadilan."Usai bicara, aku berbalik dan pergi tanpa melihat wajahnya lagi. Boni terduduk di lantai d

    Last Updated : 2024-12-16
  • Hanya Karena Sebuah Rumah   Bab 7

    "Iya, rasanya nggak salah kalau kita menyimpulkan seperti itu."Aku berhenti sejenak saat sedang melihat berkas dan tiba-tiba tersadar, "Jangan-jangan Boni memutuskan Sofie setelah punya pacar baru?"Di balik telepon, Vina tertawa pelan dan menjawab, "Bingo~ benar sekali! Pria yang kecanduan selingkuh mana bisa puas hanya dengan satu wanita?""Tapi jujur saja, selain kamu, selera wanita Boni nggak pernah berubah. Mahasiswi ini baru magang di perusahaan mereka, gayanya sama persis dengan Sofie yang dulu, angkuh sekali seperti ratu."Aku agak terkejut, tapi malah jadi penasaran dengan Sofie."Vina, Sofie sudah menyerahkan rumah itu ke Boni?"Vina mencibir, "Sofie nggak bodoh, mana mungkin dia mau menyerahkan rumah ke Boni? Dia malah sengaja menyemprotkan darah anjing dan kucing ke dalam mobil Mercedesnya, lalu menyuruh orang membawanya ke bawah apartemen Boni dan mobil itu langsung rusak. Dan soal anak itu, Sofie nggak terlalu peduli.""Boni lihat Sofie bertindak sekejam itu, jadi dia

    Last Updated : 2024-12-16

Latest chapter

  • Hanya Karena Sebuah Rumah   Bab 7

    "Iya, rasanya nggak salah kalau kita menyimpulkan seperti itu."Aku berhenti sejenak saat sedang melihat berkas dan tiba-tiba tersadar, "Jangan-jangan Boni memutuskan Sofie setelah punya pacar baru?"Di balik telepon, Vina tertawa pelan dan menjawab, "Bingo~ benar sekali! Pria yang kecanduan selingkuh mana bisa puas hanya dengan satu wanita?""Tapi jujur saja, selain kamu, selera wanita Boni nggak pernah berubah. Mahasiswi ini baru magang di perusahaan mereka, gayanya sama persis dengan Sofie yang dulu, angkuh sekali seperti ratu."Aku agak terkejut, tapi malah jadi penasaran dengan Sofie."Vina, Sofie sudah menyerahkan rumah itu ke Boni?"Vina mencibir, "Sofie nggak bodoh, mana mungkin dia mau menyerahkan rumah ke Boni? Dia malah sengaja menyemprotkan darah anjing dan kucing ke dalam mobil Mercedesnya, lalu menyuruh orang membawanya ke bawah apartemen Boni dan mobil itu langsung rusak. Dan soal anak itu, Sofie nggak terlalu peduli.""Boni lihat Sofie bertindak sekejam itu, jadi dia

  • Hanya Karena Sebuah Rumah   Bab 6

    Malam itu, aku memohon padanya untuk mempertimbangkan kembali hubungan kami dan demi cinta, memintanya untuk memutuskan hubungan dengan Sofie.Saat itu, Boni sedang duduk di sofa dan sibuk memainkan ponselnya.Entah apa pesan yang dikirimkan Sofie, tapi sudut bibirnya melengkung, senyumnya lembut penuh kasih sayang.Lalu, dia menatapku dengan dingin dan berkata, "Sherlyn, kenapa kamu selalu merusak kesenangan orang lain? Bisa nggak kamu berhenti menganggap cinta itu segalanya? Nggak ada orang yang nggak bisa hidup tanpa siapapun. Kalau kamu terus seperti ini, aku benar-benar tertekan." Malam itu, aku tidak tidur semalaman."Sayang, nggak bisakah kamu memaafkanku?"Boni memohon dengan matanya yang berkaca-kaca, suaranya penuh penyesalan."Bisa.""Benarkah? Kamu mau memaafkanku? Sayang ... ""Aku memaafkanmu, tapi itu nggak akan menghentikanku untuk menggugat cerai. Sampai bertemu di pengadilan."Usai bicara, aku berbalik dan pergi tanpa melihat wajahnya lagi. Boni terduduk di lantai d

  • Hanya Karena Sebuah Rumah   Bab 5

    Boni mengambil speaker itu dan hendak melemparkannya keluar. Tidak seperti sebelumnya yang tampak bersalah, kali ini wajahnya penuh rasa jengkel."Menjengkelkan sekali, kubuang sekarang juga."Saat speaker itu hampir dilempar keluar, aku mengulurkan tangan menghentikannya.Aku menghela napas, "Nggak perlu dibuang, aku benar-benar nggak peduli.""Sayang ... ""Lagipula kalian akan bersama juga, dia pasti akan marah kalau kamu buang ini."Usai aku bicara, wajah Boni langsung pucat. Aku memalingkan wajah, memilih melihat pemandangan di luar jendela.Sesampainya di rumah, Boni memberitahuku bahwa dia sudah memesan tiket pesawat untuk ke Edin bulan november.""Kamu suka melihat salju di Edin,' 'kan? Kamu harus jaga kesehatan akhir-akhir ini, kita akan berangkat di bulan november nanti. Aku sudah mengatur semuanya."Dulu, aku selalu bermimpi untuk mengesampingkan semua pekerjaan sejenak, lalu pergi ke Edin bersama orang yang kucintai. Menginap di sana selama setengah bulan dan menikmati kein

  • Hanya Karena Sebuah Rumah   Bab 4

    Entah berapa lama berlalu, aku tersadar kembali dan mendengar suara sahabatku, Vina yang terdengar sedang memarahi seseorang."Boni, kamu sudah gila? Bisa-bisanya memaksanya berenang? Kamu tahu nggak dia baru saja keguguran?""Keguguran? Kapan dia hamil? Kenapa aku nggak tahu ... ?"Suara Boni terdengar serak, penuh penyesalan yang mendalam."Kamu buta? Kamu nggak lihat dia begitu lemah beberapa hari ini? Kamu nggak lihat? Atau matamu hanya fokus ke Sofie?"Vina sangat marah hingga menggertakkan giginya.Jika bukan karena di rumah sakit, dirinya mungkin sudah menampar Boni."Aku benar-benar nggak tahu ... "Nada suara Boni mulai melemah."Cih, kamu nggak tahu? Tapi kamu bisa urus sertifikat rumah dan belikan mobil untuk wanita itu, kamu berani bilang nggak tahu semuanya? Kamu pikir dia keguguran karena apa? Dia kehilangan bayinya karenamu, dasar bajingan!""Aku ... ""Cukup, aku malas melihat mukamu, pergi saja."Suasana sekitar menjadi hening, aku perlahan membuka mata.Vina langsung

  • Hanya Karena Sebuah Rumah   Bab 3

    Christian menendang pemuda tadi sambil memarahinya karena tidak peka dengan situasi."Aku ke kamar mandi sebentar."Aku berdiri perlahan, memilih untuk tidak marah di depan semua orang. Aku hanya ingin menjaga harga diri kami berdua.Boni melirikku sebentar, lalu menoleh ke Sofie. Pada akhirnya, dia juga tidak mengejarku.Saat aku kembali, semua orang sudah selesai makan dan duduk di tepi pantai.Sofie duduk di samping Boni, posisi keduanya sangat dekat. Aku memilih tempat di sudut lain untuk duduk.Christian mencoba mencairkan suasana."Baiklah, karena sudah lengkap semua, ayo waktunya main game! Kita main jujur atau tantangan!"Putaran pertama, Boni menang sementara Sofie kalah.Sofie memilih jujur dan Boni memberi pertanyaan yang mudah. "Apa hal yang paling membuatmu bahagia belakangan ini?"Sofie mengedipkan mata sambil menatap Boni dengan penuh makna.Lalu menjawab, "Aku bertemu dengan seorang pria yang luar biasa. Hanya dalam waktu sehari, aku langsung punya rumah dan mobil. Oh i

  • Hanya Karena Sebuah Rumah   Bab 2

    Aku menghabiskan dua jam untuk infus di rumah sakit, tapi saat keluar, aku tidak menemukan mobil Boni di mana pun.Aku merasa sangat tidak nyaman, hingga akhirnya terpaksa memesan taksi untuk pulang.Padahal ponselku baru saja mati dua menit yang lalu.Dengan kata lain, Boni sama sekali tidak datang menjemputku.Padahal ... dia selalu perhatian padaku dulu. Sejak kapan sikap hangatnya berubah menjadi dingin seperti ini?"Karena kamu memblokirku, jadi aku nggak bisa menghubungimu."Boni sempat terdiam, sedikit terkejut. Wajah marahnya pun sedikit melunak."Aku tahu kamu pasti lapar, jadi aku bawakan bubur ayam dan telur pitan untukmu."Aku menatap bubur itu.Hanya ada taburan daun bawang di atasnya, tidak terlihat sedikitpun telur pitan dan potongan daging. Bubur itu lebih mirip sisa makanan orang lain.Setengah jam sebelumnya, aku sempat melihat unggahan Sofie di instagram.Foto itu menunjukkan Boni sedang memasak bubur di dapur, dengan tulisan,"Siapa bilang nggak ada pria baik di dun

  • Hanya Karena Sebuah Rumah   Bab 1

    Saat Boni pulang, aku menelan satu butir mifepristone sambil memakan kue ulang tahun.Ini adalah obat yang harus dimakan di hari keguguran.Hari ini adalah hari ulang tahunku, aku sudah membeli kue lebih awal dan menunggu Boni pulang untuk merayakannya. Aku ingin memberitahunya bahwa aku hamil.Namun, aku menunggu sampai pukul tujuh malam, dia juga tak mengangkat telepon dan membalas pesan.Hingga aku mengomentari unggahan Sofie tentang sertifikat rumah. Boni langsung meneleponku dengan nada marah, memarahiku tanpa henti.Aku baru saja ingin menjelaskan, tapi teleponnya langsung dimatikan dan aku pun diblokir. Aku begitu marah hingga keguguran.Saat pulang, Boni melihat obat dan kue di meja makan. Dia mengernyit dan bertanya, "Siapa yang ulang tahun? Kamu?"Aku diam-diam menyimpan obat itu dan membuang kue itu ke tempat sampah, Lalu menjawab dengan tenang, "Bukan aku, temanku yang ulang tahun."Dia menghela napas lega."Aku ingat ulang tahunmu itu 28 September, hari ini baru tanggal

DMCA.com Protection Status