Share

Bab 7 Ambisi Raymond

Author: XENA
last update Last Updated: 2025-04-09 10:05:21

Raymond meninggalkan rumah dengan membawa amarahnya pada sang istri. Dia merasa hina di mata istrinya. Memanglah benar dia telah berselingkuh dan berhubungan badan dengan wanita lain. Akan tetapi, hanya dengan satu wanita saja, tidak lebih.

Namun, bagaimanapun dia telah berselingkuh dari istrinya, dan dia menyadari hal itu. Awalnya dia hanya bersenang-senang dengan Sandra, tapi hubungan panas mereka membuat keduanya ketagihan. Sehingga ingin mengulangnya lagi dan lagi. Tanpa sadar mereka berdua saling terikat oleh kebutuhan biologis yang telah mereka lakukan.

"Shit!" umpatnya ketika mengingat tatapan mata sang istri pada saat bertanya padanya.

"Apa mungkin dia mengetahuinya?" gumamnya sembari mengemudi.

"Tidak. Aku rasa dia tidak mungkin mengetahuinya. Ini semua karena Mama," sambungnya kembali.

Beberapa detik kemudian, dia teringat akan sesuatu yang akan dilakukannya ketika bertemu dengan istrinya. Seketika dia mengerem mobilnya.

"Sial! Bukankah aku harus menanyakan padanya tentang keberadaannya semalam?" umpatnya kesal.

Tanpa berpikir panjang, dia pun merogoh kantong celananya, dan mengambil ponsel miliknya. Setelah itu, dia menghubungi nomor sang istri untuk menanyakannya. Sekali, dua kali, hingga tiga kali dia menghubungi istrinya, tapi panggilan teleponnya hanya berakhir sebagai panggilan tidak terjawab.

"Ke mana dia?!" gumamnya kesal sembari mengulang kembali panggilan teleponnya.

Tiba-tiba saja raut wajahnya berubah setelah beberapa kali panggilan teleponnya berdering.

"Apa yang sedang kamu lakukan? Kenapa lama sekali mengangkatnya?" tanyanya penasaran.

'Apa yang kamu inginkan dariku? Sepertinya mendesak sekali. Jika kamu ingin membawaku untuk dipermalukan, lebih baik urungkan niatmu. Aku sedang tidak bisa melakukannya,' ucap Velicia dari seberang.

"Mempermalukan mu? Apa maksudmu? Lagi pula, sejak kapan kamu punya pilihan? Ingatlah tugasmu sebagai istri. Kamu harus mendukung karir suamimu, dan tidak boleh membantah perintahnya!" ujar Raymond menggebu-gebu.

'Sudahlah. Aku tidak mau berdebat,' sahut sang istri yang sedang kesal. Setelah itu, dia mengakhiri panggilan telepon dari suaminya tanpa mendengarkan ucapannya.

"Sial! Berani sekali dia menutup teleponnya!" umpat Raymond sambil memukul kemudi yang ada di hadapannya.

Raymond mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Kini, amarah yang sedang merajai hatinya itu dilampiaskan pada jalanan. Harga dirinya merasa telah diinjak-injak oleh sang istri. Hal itu membuatnya marah dan tidak terima. Baginya, hanya dialah yang mempunyai hak untuk memerintah, dan diperlakukan layaknya seorang raja. Sedangkan istrinya hanyalah seorang budak yang tidak mempunyai hak menyuarakan pendapatnya.

Namun, suara dering telepon membuatnya seketika menghentikan mobilnya. Dalam pikirannya saat ini istrinya lah yang sedang menelponnya. Dia bersiap-siap untuk memaki dan memarahinya.

Dahinya mengernyit melihat nama yang tertera pada layar ponselnya. Tanpa menunggu lama, dia pun bergegas menjawab panggilan telepon tersebut.

"Selamat pa--"

'Cepat datang ke ruanganku sekarang juga!' bentak seseorang dari seberang sana, hingga membuat Raymond bergidik ngeri.

Setelah panggilan telepon tersebut berakhir, Raymond melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju kantornya. Dalam hatinya merapal doa agar tidak mendapatkan masalah dengan pekerjaannya. Sedangkan otaknya berpikir keras untuk menerka-nerka alasan kemarahan atasannya.

Hanya beberapa saat saja mobil Raymond sudah mamasuki area parkir kantornya. Dia bergegas keluar dari mobilnya dan berlari menuju ruangan atasannya. Dengan tergesa-gesa diketuknya pintu ruangan tersebut. Setelah ketukan yang ketiga, dia pun masuk ke dalam ruangan tanpa menunggu dipersilahkan oleh si pemilik ruangan.

"Selamat pagi, Pak. Maaf jika saya terlambat da--"

"Apa saya hanya menjadi bahan lelucon bagimu, Ray?" tanya seorang pria paruh baya yang sedang duduk di kursi kebesarannya.

Dahi Raymond mengernyit. Dia menatap bingung pada pria tersebut.

"Bagaimana bisa anda berkata seperti itu, Tuan? Sedikit pun saya tidak pernah berpikir seperti itu," ucapnya membela diri.

Pria berkacamata itu tersenyum miring. Dia beranjak dari duduknya, dan berpindah duduk di sofa. Kemudian dia mempersilahkan Raymond untuk duduk di sofa yang ditunjuk menggunakan dagunya.

"Kamu tahu jika kami tidak akan rugi apabila kamu mempermainkan kami, bukan?" tanyanya dengan tatapan menyelidik.

"Apa yang telah saya lakukan sehingga anda semarah ini, Tuan?" tanya balik Raymond setelah duduk menghadapnya.

Pria berperut buncit itu memajukan badannya, sehingga wajahnya berjarak lebih dekat dengan wajah Raymond dan menatap serius padanya.

"Bukankah kamu sendiri yang mengatakan padaku, jika kamu akan menyuguhkan istri cantikmu itu untuk melayaniku dan menghabiskan malam indah bersamaku?"

'Shit! Aku lupa!' batinnya mengumpat pada dirinya sendiri.

"Apa kamu meremehkan ku, Ray?" tanyanya kembali dengan menyipitkan matanya, seolah sedang mencari kebenaran dari wajah Raymond yang sedang berusaha keras memikirkan alasan.

"Tidak. Bukan begitu, Tuan. Saya hanya--"

Pria yang dahinya lebar dan terlihat sangat licin itu tersenyum miring melihat raut kebingungan yang berusaha ditutupi oleh Raymond. Bahkan terdapat keringat dingin yang menetes di pelipisnya.

"Cukup! Kembalilah ke ruangan mu," perintahnya dengan tegas seraya beranjak dari duduknya.

"Tapi, Tuan. Saya--"

"Banyak pekerjaan yang harus saya kerjakan," sahut si pemilik ruangan dengan ekspresi dinginnya, sedingin ruangan tersebut.

Tidak ada lagi yang bisa dilakukan oleh Raymond. Dia tidak bisa mengatakan sepatah katapun untuk membela dirinya. Bahkan dia belum sempat mengatakan alasan kenapa sang istri tidak bisa melayani atasannya itu untuk bersenang-senang pada pesta semalam.

Raymond keluar dari ruangan tersebut dengan membawa kemarahan yang teramat besar.

"Semua ini karena kamu, Velicia!" gumamnya dengan mengeratkan gigi-giginya. Tangannya mengepal kuat sambil berjalan menyusuri koridor kantor untuk menuju ruangannya.

Brak!

Pintu ruangannya menjadi korban pelampiasan kemarahan sang pemilik. Emosi seorang Raymond Davis terkenal buruk. Karena itulah bawahannya selalu meminimalisir kesalahan mereka dan berusaha membuatnya tidak marah.

"Aku harus mencari cara agar Tuan Alfredo tidak dendam padaku," ucapnya dengan amarahnya yang menggebu-gebu.

Tiba-tiba saja telepon yang ada di meja kerjanya berbunyi. Sontak saja dia bergegas mengangkat telepon tersebut dan menjawabnya.

"Selamat pa--"

'Selamat pagi, Tuan Raymond. Saat ini juga ada pertemuan mendadak di ruang pertemuan utama. Mohon secepatnya datang agar acara bisa secepatnya dimulai,' tutur seorang wanita yang sedang berbicara di telpon dengannya.

"Di ruang utama?" tanya Raymond seolah meragukan pendengarannya.

'Benar, Tuan. Semua anggota direksi telah hadir. Hanya Presdir yang belum hadir.'

"Presdir?!" celetuknya. Kemudian dia teringat akan event tahunan yang diselenggarakan oleh kantor tersebut.

'Jangan-jangan pertemuan ini membahas tentang kenaikan jabatan karyawan teladan yang dijanjikan oleh Tuan Alfredo waktu itu,' batinnya dengan mata berbinar.

'Benar, Tuan. Mohon untuk datang sekarang juga.'

"Tentu. Saya akan datang sekarang juga. Apa ini tentang karyawan yang akan mendapatkan kenaikan jabatan? Bisakah memberitahu saya, siapa yang akan mendapatkannya?" tanya Raymond penasaran.

'Pasti aku yang mendapatkannya,' sambungnya dalam hati sambil tersenyum miring membayangkan dirinya dinobatkan menjadi karyawan teladan, serta mendapatkan promosi kenaikan jabatan dalam pertemuan itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Hanya Istri Hiasan: Manisnya Hasrat Tuan Mantan   Bab 8 Ambisi Menyesatkan

    "Ternyata anda hanya berpura-pura saja, Tuan Alfredo. Pasti anda sangat puas dengan pelayanan dari istriku, Velicia. Berarti semalam Velicia berada di dalam kamar Tuan Alfredo. Seperti dugaanku, kamu sangat bisa diandalkan, Velicia," gumamnya sambil tersenyum melewati koridor menuju ruang pertemuan.Raymond melangkah dengan sangat percaya diri. Dia sangat yakin jika pertemuan itu diadakan untuk peresmian kenaikan jabatannya yang disaksikan oleh seluruh anggota direksi dan juga Presdir perusahaan tersebut. Rasa percaya dirinya yang begitu besar membuat Raymond lupa akan permintaan konyol atasannya. Senyuman Raymond mengembang tanpa henti, hingga membuat sang atasan tersenyum miring melihatnya. Tidak ada kekhawatiran yang terlihat dari wajah seorang Raymond Davis. Bagi keluarga Davis, Raymond sangatlah hebat dan sangat bisa diandalkan. Sehingga membuat Raymond semakin angkuh dan arogan."Karyawan terbaik dan patut menjadi teladan untuk karyawan lainnya di perusahaan ini adalah ...."De

    Last Updated : 2025-04-09
  • Hanya Istri Hiasan: Manisnya Hasrat Tuan Mantan   Bab 9 Menjadi Budak Suami Laknat

    "Kenapa? Sejak kapan kamu penasaran dengan apa yang aku lakukan? Bukankah semalam kamu mempunyai kesibukan sendiri, sehingga tidak mengingatku sama sekali?" tanya balik Velicia sembari tersenyum miring pada pria yang berstatus suaminya dan berdiri di hadapannya.Seketika mata Raymond terbelalak. Sebisa mungkin dia menyembunyikan ekspresi terkejutnya agar sang istri tidak mengetahuinya."Apa maksudmu?" tanyanya dengan sedikit gugup." Apa kamu bersenang-senang tanpa istrimu?" tanya Velicia kembali sambil tersenyum miring.Raymond terkesiap. 'Apa dia mengetahuinya?' tanyanya dalam hati.Velicia mengetahui kegugupan suaminya. Dia pun kembali menyerangnya dengan berbagai macam pertanyaan untuk menyerangnya."Benar begitu, bukan? Kamu sibuk bersenang-senang hingga meninggalkan istrimu bersama para lelaki hidung belang untuk menghibur mereka. Kamu sama sekali tidak ingat pada istrimu. Kamu egois! Kamu hanya mementingkan dirimu sendiri!" Ujarnya menggebu-gebu."Apa buktinya?!" tanya Raymond

    Last Updated : 2025-04-10
  • Hanya Istri Hiasan: Manisnya Hasrat Tuan Mantan   Bab 10 Menjual Istri

    Kedua tangan Velicia mencengkeram erat kain penutup ranjang yang sedang didudukinya. 'Manusia biadab! Aku pastikan kamu akan mendapatkan hukuman dari semua perbuatanmu padaku!' batinnya menggerutu."Tunggu apalagi?! Cepat ganti baju lusuh mu itu dengan gaun mahal yang aku belikan!" Perintah Raymond dengan suara meninggi.Velicia tidak bergerak. Dia mencoba memberontak dengan tidak melakukan perintah suaminya. Akan tetapi, hal itu justru memicu kemarahan sang suami. Raymond kembali meraih pergelangan tangan wanita lemah itu dan menariknya."Kamu benar-benar menguji kesabaranku, Velicia!" bentaknya sambil menyeret sang istri ke arah lemari.Tidak ada perlawanan dari Velicia. Wanita lemah yang kini mulai bangkit itu hanya diam seperti sebelumnya. Dia menunggu waktu yang tepat untuk menghancurkan sang suami ketika mulai lengah dan tidak berdaya."Aku beri waktu sepuluh menit untuk mengganti pakaianmu dan berdandanlah secantik mungkin, seperti malam kemarin, hingga bisa membuat semua oran

    Last Updated : 2025-04-11
  • Hanya Istri Hiasan: Manisnya Hasrat Tuan Mantan   Bab 11 Gagal Menjadi Wanita Penghibur

    'Cukup!' teriak Velicia dalam hati. Dia berlalu pergi tanpa mengatakan apa pun pada suaminya. Air matanya menetes begitu saja mengiringi langkahnya yang membawa rasa malu dan juga sakit hatinya.Tiba-tiba tangan Velicia ditarik oleh seseorang dari arah belakang. Sepertinya orang tersebut berniat untuk menghentikannya. Kaki Velicia pun berhenti melangkah, tapi dalam hatinya dia tidak akan kembali meskipun sang suami mengancam untuk menghabisinya."Berhenti!" Suara itu sangat dikenalnya. Benar dugaannya. Pemilik suara tersebut adalah Raymond Davis, suaminya. "Jalankan sesuai rencana. Bagaimanapun caranya kamu harus bisa membuat Tuan Alfredo memihak ku, agar menaikkan jabatanku seperti janjinya," sambungnya lirih di samping telinga sang istri.Velicia menghempaskan tangan suaminya, berusaha untuk lepas darinya. Cukup sudah dia mempermalukan dirinya selama ini di hadapan rekan kerja dan atasan suaminya. Sekarang dia mendengar sendiri dari bibir pria botak berperut buncit itu. Harga diri

    Last Updated : 2025-04-11
  • Hanya Istri Hiasan: Manisnya Hasrat Tuan Mantan   Bab 12 Pasangan Selingkuh

    "A-apa?!" Velicia terhenyak. Tinggal bersama sang mantan? Tidak pernah terbersit sedikit pun di benaknya. Andai saja kondisinya tidak seperti sekarang, mungkin dia akan menyetujuinya tanpa banyak pertimbangan. Kenapa tidak pada saat perjodohan dengan Raymond saja dia kabur dan tinggal bersama dengan Arion, daripada hidup tersiksa dan menanggung beban perasaan, pikiran serta emosional seperti saat ini? Pikiran inilah yang terbersit saat ini di benak Velicia."Maksudku kamu bisa tinggal di apartemenku. Aku tinggal di tempat lain," ucap Arion gugup meralat perkataannya."Meskipun aku menginginkan kita bisa hidup bersama," sambungnya lirih.Velicia menundukkan kepalanya menyembunyikan rona merah yang menghiasi pipinya. Jauh dalam lubuk hatinya menginginkan hal yang sama. Tiba-tiba saja dia teringat akan sesuatu. Seketika dia menghadap ke arah si pengemudi mobil tersebut."Bagaimana dengan istrimu? Apa kalian tidak tinggal di apartemen?" tanyanya penasaran.Arion menggelengkan kepalanya.

    Last Updated : 2025-04-12
  • Hanya Istri Hiasan: Manisnya Hasrat Tuan Mantan   Bab 13 Kekasih Gelap dari Keluarga Konglomerat

    "Tuan Alfredo yang buncit itu?" tanya sandra menyelidik.Raymond menganggukkan kepalanya menanggapi pertanyaan dari kekasihnya yang telah dimintai tolong olehnya."Pria botak yang sedang berbicara dengan Papa di restoran hotel ini?" tanyanya kembali.Lagi-lagi Raymond menganggukkan kepalanya. Wajahnya terlihat sedih. Sorot matanya memperlihatkan kekecewaannya pada seseorang yang namanya sedang mereka bahas."Kenapa kamu diam saja diperlakukan seperti itu?!" tanya sandra dengan meninggikan suaranya."Bagaimana lagi, aku hanya seorang bawahan. Sedangkan dia adalah atasanku. Jadi sudah sewajarnya dia memanfaatkan aku. Dia juga berhak tidak menepati janjinya untuk menaikkan jabatanku. Pasti dia berpikiran seperti itu," ujar Raymond seolah telah menjadi korban semena-mena dari atasannya.Sandra termakan oleh semua ucapan kekasihnya. Dia menjadi geram pada sosok Tuan Alfredo yang telah membodohi Raymond sebagai bawahannya. "Lihat saja, aku akan membuat si botak berperut buncit itu meminta

    Last Updated : 2025-04-13
  • Hanya Istri Hiasan: Manisnya Hasrat Tuan Mantan   Bab 14 Ketahuan

    Raymond terhenyak. 'Apa dia mengetahuinya?' tanyanya dalam hati."Kamu ... apa yang kamu ketahui?" Tanyanya dengan tatapan menyelidik.Velicia semakin mengetahui nilai dirinya di mata sang suami. Bahkan dirinya tidak berharga sama sekali ketika tidak dapat dimanfaatkan oleh suaminya."Jadi kamu tidak keberatan jika wanitamu ditiduri oleh pria lain?" tanya Velicia sambil tersenyum miring.'Jadi dia sudah tahu. Bagaimana bisa dia tahu? Apa aku harus mempertanyakannya?' batin Raymond bertanya-tanya.Velicia terkekeh melihat ekspresi bingung wajah suaminya yang berusaha disembunyikannya. "Kamu pasti biertanya-tanya, dari mana aku mengetahuinya," ucapnya setelah menghentikan tawanya.Amarah Raymond kembali tersulut. Kedua tangannya mengepal kuat untuk menahannya. Dia sangat lelah, sehingga tidak ingin menggunakan tenaganya saat ini."Dia putri dari keluarga kaya raya. Tidak seperti kamu yang hanya bisa membantu dengan tubuhmu," ujar Raymond sembari tersenyum miring melihat tubuh sang istr

    Last Updated : 2025-04-14
  • Hanya Istri Hiasan: Manisnya Hasrat Tuan Mantan   Bab 15 Penasaran

    Tepat pada saat itu, terdengar suara dering telpon yang berasal dari dalam tas yang dipangku oleh Velicia. Dengan segera Velicia mengambil ponselnya agar tidak menambah kekesalan sang mantan.Dengan terpaksa dia menerima panggilan telpon tersebut setelah melihat nama yang tertera pada layar ponselnya. 'Pulang sekarang juga! Jika tidak, orang tuamu lah yang akan menerima akibatnya!'"Putar balik sekarang juga!" ujarnya tanpa berpikir panjang.Arion melihat kepanikan Velicia. Dia segera menghentikan mobilnya di tepi jalan." Ada apa? Siapa yang menelponmu?" tanya Arion penasaran."Tolong antarkan aku kembali ke rumah sekarang juga," jawabnya dengan panik.Arion mengerutkan dahinya. Dia menatap curiga pada wanita masa lalunya itu."Kenapa? Apa dia yang menelponmu? Apa dia mengancammu?" tanyanya bertubi-tubi."Cepat antarkan aku pulang sekarang juga, sebelum dia kembali menelponku. Aku hanya tidak ingin dia mengganggu ketenangan orang tuaku," jawab Velicia dengan tatapan memohon padanya

    Last Updated : 2025-04-15

Latest chapter

  • Hanya Istri Hiasan: Manisnya Hasrat Tuan Mantan   Bab 17 Antara Menantu dan Calon Menantu

    Seketika Raymond dan mamanya menoleh ke arah Velicia. Ibu dan anak tersebut menatap bingung padanya.'Apa dia tidak memperkenalkan diri pada Tania?' batin Anna.'Berarti Velicia tidak mengatakan siapa dirinya pada Tania,' batin Raymond."Kenapa semuanya diam? Apa ada yang salah dengan pertanyaanku?" tanya Tania seraya melihat Raymond dan mamanya secara bergantian.Anna tersenyum kikuk pada wanita yang akan dijodohkan dengan putranya. Raymond pun demikian. Dia melihat ke arah sang ibu tanpa berani menjawabnya. Sedangkan Velicia, dia tersenyum miring mengetahui bahwa sang suami takut salah menjawab. Dia sangat tahu betul jika suaminya takut pada mamanya."Bukankah kalian sudah berkenalan?" tanya wanita paruh baya itu sembari memaksakan senyumnya."Kalian tenang saja, aku tidak memperkenalkan diriku padanya. Bahkan aku tidak mengatakan sepatah kata pun padanya," tutur Velicia dengan memperlihatkan wajah datarnya.Kemudian dia meninggalkan ruangan tersebut untuk menenangkan hatinya. Bagai

  • Hanya Istri Hiasan: Manisnya Hasrat Tuan Mantan   Bab 16 Kedatangan Calon Istri

    Sontak saja Velicia mengalihkan pandangannya pada pintu kamar mandi. Tubuhnya menegang melihat sang suami yang masih dalam keadaan polos dan basah di sekujur tubuh, serta kepalanya yang penuh busa hingga menutupi kedua matanya. Namun, detik berikutnya dia bernafas lega setelah menyadari bahwa kedua mata suaminya terpejam. Secepat kilat dia meletakkan kembali ponsel milik suaminya ke tempat semula."Cepat buka pintunya! Gendang telingaku bisa pecah mendengarnya!' seru Raymond yang masih berdiri di tempat tersebut dengan mata yang terpejam.Velicia berjalan santai ke arah pintu kamarnya sembari menertawakan suaminya dalam hati.'Sekarang kamu baru bisa merasakan apa yang aku rasakan,' batinnya sambil tersenyum miring.Setelah mendengar suara pintu kamar yang ditutup oleh istrinya, Raymond kembali masuk ke dalam kamar mandi untuk membasuh busa yang ada di kepalanya. Tadinya dia ingin berlama-lama mengguyur kepalanya dengan air yang keluar dari shower untuk mengenyahkan Velicia dari isi

  • Hanya Istri Hiasan: Manisnya Hasrat Tuan Mantan   Bab 15 Penasaran

    Tepat pada saat itu, terdengar suara dering telpon yang berasal dari dalam tas yang dipangku oleh Velicia. Dengan segera Velicia mengambil ponselnya agar tidak menambah kekesalan sang mantan.Dengan terpaksa dia menerima panggilan telpon tersebut setelah melihat nama yang tertera pada layar ponselnya. 'Pulang sekarang juga! Jika tidak, orang tuamu lah yang akan menerima akibatnya!'"Putar balik sekarang juga!" ujarnya tanpa berpikir panjang.Arion melihat kepanikan Velicia. Dia segera menghentikan mobilnya di tepi jalan." Ada apa? Siapa yang menelponmu?" tanya Arion penasaran."Tolong antarkan aku kembali ke rumah sekarang juga," jawabnya dengan panik.Arion mengerutkan dahinya. Dia menatap curiga pada wanita masa lalunya itu."Kenapa? Apa dia yang menelponmu? Apa dia mengancammu?" tanyanya bertubi-tubi."Cepat antarkan aku pulang sekarang juga, sebelum dia kembali menelponku. Aku hanya tidak ingin dia mengganggu ketenangan orang tuaku," jawab Velicia dengan tatapan memohon padanya

  • Hanya Istri Hiasan: Manisnya Hasrat Tuan Mantan   Bab 14 Ketahuan

    Raymond terhenyak. 'Apa dia mengetahuinya?' tanyanya dalam hati."Kamu ... apa yang kamu ketahui?" Tanyanya dengan tatapan menyelidik.Velicia semakin mengetahui nilai dirinya di mata sang suami. Bahkan dirinya tidak berharga sama sekali ketika tidak dapat dimanfaatkan oleh suaminya."Jadi kamu tidak keberatan jika wanitamu ditiduri oleh pria lain?" tanya Velicia sambil tersenyum miring.'Jadi dia sudah tahu. Bagaimana bisa dia tahu? Apa aku harus mempertanyakannya?' batin Raymond bertanya-tanya.Velicia terkekeh melihat ekspresi bingung wajah suaminya yang berusaha disembunyikannya. "Kamu pasti biertanya-tanya, dari mana aku mengetahuinya," ucapnya setelah menghentikan tawanya.Amarah Raymond kembali tersulut. Kedua tangannya mengepal kuat untuk menahannya. Dia sangat lelah, sehingga tidak ingin menggunakan tenaganya saat ini."Dia putri dari keluarga kaya raya. Tidak seperti kamu yang hanya bisa membantu dengan tubuhmu," ujar Raymond sembari tersenyum miring melihat tubuh sang istr

  • Hanya Istri Hiasan: Manisnya Hasrat Tuan Mantan   Bab 13 Kekasih Gelap dari Keluarga Konglomerat

    "Tuan Alfredo yang buncit itu?" tanya sandra menyelidik.Raymond menganggukkan kepalanya menanggapi pertanyaan dari kekasihnya yang telah dimintai tolong olehnya."Pria botak yang sedang berbicara dengan Papa di restoran hotel ini?" tanyanya kembali.Lagi-lagi Raymond menganggukkan kepalanya. Wajahnya terlihat sedih. Sorot matanya memperlihatkan kekecewaannya pada seseorang yang namanya sedang mereka bahas."Kenapa kamu diam saja diperlakukan seperti itu?!" tanya sandra dengan meninggikan suaranya."Bagaimana lagi, aku hanya seorang bawahan. Sedangkan dia adalah atasanku. Jadi sudah sewajarnya dia memanfaatkan aku. Dia juga berhak tidak menepati janjinya untuk menaikkan jabatanku. Pasti dia berpikiran seperti itu," ujar Raymond seolah telah menjadi korban semena-mena dari atasannya.Sandra termakan oleh semua ucapan kekasihnya. Dia menjadi geram pada sosok Tuan Alfredo yang telah membodohi Raymond sebagai bawahannya. "Lihat saja, aku akan membuat si botak berperut buncit itu meminta

  • Hanya Istri Hiasan: Manisnya Hasrat Tuan Mantan   Bab 12 Pasangan Selingkuh

    "A-apa?!" Velicia terhenyak. Tinggal bersama sang mantan? Tidak pernah terbersit sedikit pun di benaknya. Andai saja kondisinya tidak seperti sekarang, mungkin dia akan menyetujuinya tanpa banyak pertimbangan. Kenapa tidak pada saat perjodohan dengan Raymond saja dia kabur dan tinggal bersama dengan Arion, daripada hidup tersiksa dan menanggung beban perasaan, pikiran serta emosional seperti saat ini? Pikiran inilah yang terbersit saat ini di benak Velicia."Maksudku kamu bisa tinggal di apartemenku. Aku tinggal di tempat lain," ucap Arion gugup meralat perkataannya."Meskipun aku menginginkan kita bisa hidup bersama," sambungnya lirih.Velicia menundukkan kepalanya menyembunyikan rona merah yang menghiasi pipinya. Jauh dalam lubuk hatinya menginginkan hal yang sama. Tiba-tiba saja dia teringat akan sesuatu. Seketika dia menghadap ke arah si pengemudi mobil tersebut."Bagaimana dengan istrimu? Apa kalian tidak tinggal di apartemen?" tanyanya penasaran.Arion menggelengkan kepalanya.

  • Hanya Istri Hiasan: Manisnya Hasrat Tuan Mantan   Bab 11 Gagal Menjadi Wanita Penghibur

    'Cukup!' teriak Velicia dalam hati. Dia berlalu pergi tanpa mengatakan apa pun pada suaminya. Air matanya menetes begitu saja mengiringi langkahnya yang membawa rasa malu dan juga sakit hatinya.Tiba-tiba tangan Velicia ditarik oleh seseorang dari arah belakang. Sepertinya orang tersebut berniat untuk menghentikannya. Kaki Velicia pun berhenti melangkah, tapi dalam hatinya dia tidak akan kembali meskipun sang suami mengancam untuk menghabisinya."Berhenti!" Suara itu sangat dikenalnya. Benar dugaannya. Pemilik suara tersebut adalah Raymond Davis, suaminya. "Jalankan sesuai rencana. Bagaimanapun caranya kamu harus bisa membuat Tuan Alfredo memihak ku, agar menaikkan jabatanku seperti janjinya," sambungnya lirih di samping telinga sang istri.Velicia menghempaskan tangan suaminya, berusaha untuk lepas darinya. Cukup sudah dia mempermalukan dirinya selama ini di hadapan rekan kerja dan atasan suaminya. Sekarang dia mendengar sendiri dari bibir pria botak berperut buncit itu. Harga diri

  • Hanya Istri Hiasan: Manisnya Hasrat Tuan Mantan   Bab 10 Menjual Istri

    Kedua tangan Velicia mencengkeram erat kain penutup ranjang yang sedang didudukinya. 'Manusia biadab! Aku pastikan kamu akan mendapatkan hukuman dari semua perbuatanmu padaku!' batinnya menggerutu."Tunggu apalagi?! Cepat ganti baju lusuh mu itu dengan gaun mahal yang aku belikan!" Perintah Raymond dengan suara meninggi.Velicia tidak bergerak. Dia mencoba memberontak dengan tidak melakukan perintah suaminya. Akan tetapi, hal itu justru memicu kemarahan sang suami. Raymond kembali meraih pergelangan tangan wanita lemah itu dan menariknya."Kamu benar-benar menguji kesabaranku, Velicia!" bentaknya sambil menyeret sang istri ke arah lemari.Tidak ada perlawanan dari Velicia. Wanita lemah yang kini mulai bangkit itu hanya diam seperti sebelumnya. Dia menunggu waktu yang tepat untuk menghancurkan sang suami ketika mulai lengah dan tidak berdaya."Aku beri waktu sepuluh menit untuk mengganti pakaianmu dan berdandanlah secantik mungkin, seperti malam kemarin, hingga bisa membuat semua oran

  • Hanya Istri Hiasan: Manisnya Hasrat Tuan Mantan   Bab 9 Menjadi Budak Suami Laknat

    "Kenapa? Sejak kapan kamu penasaran dengan apa yang aku lakukan? Bukankah semalam kamu mempunyai kesibukan sendiri, sehingga tidak mengingatku sama sekali?" tanya balik Velicia sembari tersenyum miring pada pria yang berstatus suaminya dan berdiri di hadapannya.Seketika mata Raymond terbelalak. Sebisa mungkin dia menyembunyikan ekspresi terkejutnya agar sang istri tidak mengetahuinya."Apa maksudmu?" tanyanya dengan sedikit gugup." Apa kamu bersenang-senang tanpa istrimu?" tanya Velicia kembali sambil tersenyum miring.Raymond terkesiap. 'Apa dia mengetahuinya?' tanyanya dalam hati.Velicia mengetahui kegugupan suaminya. Dia pun kembali menyerangnya dengan berbagai macam pertanyaan untuk menyerangnya."Benar begitu, bukan? Kamu sibuk bersenang-senang hingga meninggalkan istrimu bersama para lelaki hidung belang untuk menghibur mereka. Kamu sama sekali tidak ingat pada istrimu. Kamu egois! Kamu hanya mementingkan dirimu sendiri!" Ujarnya menggebu-gebu."Apa buktinya?!" tanya Raymond

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status