Share

Bab 29

"Mana Bima! Tak becus mengurus pembangunan gedung. Harusnya Seno yang handle semuanya."

Aku diam sesaat, mengatur kesal yang tiba-tiba hadir tanpa permisi. Lelaki itu tak mengerti arti adab dalam bertamu. Kata salam saja belum terucap, tapi justru makin yang keluar dari bibirnya.

"Mari masuk, Pak. Kita selesaikan di dalam."

Aku memutar badan, kembali melangkah masuk ke dalam rumah. Ruang tamu dengan sofa yang berjajar rapi menjadi tujuanku kini.

"Silakan duduk, Pak!"

Lelaki itu pun duduk tepat di hadapanku. Tak ada senyum ramah layaknya seorang tamu. Hanya tatapan tajam dan kemarahan yang dia berikan kepadaku, tuan rumah.

"Mana Bima!"

"Maaf ada perlu apa Bapak datang kemari?"

"Bukan urusan kamu! Panggilkan Bima SE-KA-RANG!"

Aku menghela napas. "Baiklah, tunggu sebentar."

Aku beranjak dari sofa. Dengan sedikit kesal aku melangkah meninggalkan ruang tamu. Satu persatu anak tangga aku pijak hingga akhirnya sampai di kamar kami.

Perlahan aku dorong gagang pintu. Tatapan pertama tertuj
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status