Share

Hanna (Bukan Gadis Biasa)
Hanna (Bukan Gadis Biasa)
Author: MikaArayu

1. Tawuran

Author: MikaArayu
last update Last Updated: 2020-10-14 21:25:42

Author Pov

"Hanna!" seru seorang cowok ganteng memanggil.

Gadis berambut sebahu itu lantas menoleh. Dia menaruh toples cemilannya ke atas meja saat melihat kakak cowoknya muncul dari arah tangga.

"Bang Milo?"

"Lagi ngapain lo?" tanya Milo, cowok itu sudah meluncur ke arah sofa.

"Lagi gini aja. Kenapa?" tatap Hanna datar.

"Besok sekolah kita ditantang berantem sama sekolah tetangga. Lo mau ikut gak?" tawar Milo, tangannya sudah menjulur hendak mengambil toples di atas meja.

Plok.

Pukulan Hanna tepat sasaran. Milo pun mencebik karena gagal mengambil toples keripik singkong itu.

"Punya gue, nih...." kata Hanna mengamankan camilan favoritnya.

"Pelit lo!" delik Milo sebal.

Hanna menjulingkan mata bertanda mencela. Tapi tidak lama, dia keburu ingat sama perkataan kakaknya beberapa detik yang lalu.

"Eh, terusin dong! Tadi maksudnya apaan?" tanya Hanna menuntut penjelasan.

Milo mendesah, "Jadi ... besok pulang sekolah bakal ada tawuran gila-gilaan. Gue sebagai pentolan SMA Saruna Bakti gak mungkin diem aja, kan?" ujarnya menggebu-gebu.

Apa yang dikatakan oleh Milo emang gak salah. Kakak Hanna itu memang sudah lama dipercaya sebagai pentolan sekolahan. Hanna sendiri yang notabene adiknya bakalan ikut serta buat mendamping sang kakak.

Hanna pun manggut-manggut.

"Emangnya lo tau dari mana kalo SMA tetangga ngasih tantangan?" tatap Hanna ingin tahu.

"Tau lah. Gue kan banyak informan handal, lo lupa?" jawab Milo tersenyum bangga.

Hanna memutar bola mata. Lalu, ia pun membayangkan apa yang akan terjadi besok sepulang sekolah? Sepertinya, akan menjadi momen yang mengesankan. Pikir Hanna tak sabar.

Duh, gue gak sabar nih. Tangan gue udah gatel-gatel gimana gitu pengen buru-buru hajarin anak-anak SMA Bimantara. Jerit Hanna dalam hati.

****

Hanna Devila Aleandro. Cewek cantik berambut sebahu. Bertubuh mungil dan gak pernah berpenampilan nyentrik.

Dia cuek. Biarpun anak seorang pengusaha besar dan terkenal di mana-mana, tapi Hanna gak terlalu suka sama gaya berlebihan.

Cewek itu hanya ingin menjadi apa yang dia mau saja! Bukan tipe manusia yang akan berpenampilan sesuai yang orang lain harapkan.

"Thanks, Bro!!" ucap Hanna menepuk pundak Milo, kemudian ia melompat turun dari ninja hitam milik sang kakak.

"Entar, balik sekolah gue tunggu lo di kantin. Kita brifing dulu sebelum ngadepin para bandit SMA Bimantara," Milo mengingatkan.

"Siap, Kapten!" ujar Hanna memberikan gerakan hormat dengan kaki kanan dihentak.

Milo mengacungkan jempol, lalu menyuruh Hanna untuk jalan duluan. Berhubung gedung kelas 2 dan kelas 3 berbeda tempat jadi Hanna pun menurut patuh.

Cewek itu langsung berlari meninggalkan kakaknya.

"Hanna!" sebuah suara cempreng memanggilnya.

Hanna pun berhenti tepat saat ia hendak masuk ke koridor khusus siswa kelas 2. Dia menoleh, seorang cewek cantik tinggi semampai melambaikan tangan ke arahnya.

"Kamu bareng sama Kak Milo?" tegur cewek itu sesampainya di depan Hanna.

Mendengar pertanyaan itu Hanna pun tersenyum jahil memainkan kedua alisnya naik-turun.

"Emm, cie cie cie ... yang pagi-pagi udah nanyain abang gue cieee," goda Hanna mencolek-colek bahu temannya.

Yang digoda pun mulai menunjukkan rona merah di kedua pipinya. Zola, nama cewek itu. Dia teman sekelas sekaligus teman sebangku Hanna sejak mereka naik ke kelas 2 dan memilih jurusan yang sama--IPA.

"Ciee, mukanya meraah...." tunjuk Hanna semakin gencar menggoda.

Zola pun lekas menangkup kedua pipinya. Dia benar-benar mati kutu sekarang. Salahkan mulutnya yang langsung nyerocos begitu saja menanyakan kakak teman dekatnya itu.

"Iih, apaan sih kamu, Han. Nyebelin, ah!" Zola malu sehingga dia langsung melenggang jalan duluan.

"Lah, Zo ... tungguin!" seru Hanna mengejar.

Ia masih terus menggoda Zola di sepanjang perjalanan. Hanna tahu kalo teman dekatnya itu sudah lama menyimpan rasa untuk kakaknya yang ganteng. Cuman Zola terlalu malu saja untuk sekadar mengungkapkannya.

Tapi gak tahu kenapa, belakangan ini Zola justru sering keceplosan soal bertanya tentang Milo ke Hanna. Bikin Zola merutuk bodoh dan ujung-ujungnya digodain Hanna lagi deh sampai muka Zola merah bak kepiting rebus.

**MYBEAUTIFULLDEVIL**

Bel pulang sekolah sudah berbunyi lima menit yang lalu. Sebagian anak Saruna Bakti dimulai dari kelas 1 sampai kelas 3 sudah bubaran meninggalkan sekolah.

Mereka yang buru-buru membubarkan diri cuman pengin nyari aman dari tawuran yang akan terjadi gak lama lagi saja. Mereka gak mau jadi korban, jadi lebih baik segera pulang saja daripada kena pukul yang lagi tawuran.

Akan tetapi, hal itu gak berlaku buat Milo and the gank. Justru mereka malah sudah siap sedia buat menghadapi musuh bebuyutannya yang tak lain adalah para bandit SMA Bimantara.

Maka dari itu, Milo pun mengadakan rembukan persiapan di kantin utama yang mencakup 3 angkatan secara sekaligus.

"Jadi gimana? Lo semua udah siap, kan?" tanya Milo menatap anak buahnya satu persatu.

"Siap lah. Kalo enggak, itu namanya pecundang...." sahut Hanna bersedekap, dia satu-satunya cewek yang mau ikut tawuran.

"Bener kata my Hanna, kalo kita gak siap, ada kemungkinan kita bakal dijajah sama bandit Bimantara," timpal Gori mengalungkan lengan di pundak Hanna.

Bugh. Sikut Hanna spontan menyodok perut Gori.

"Akh!" pekik Gori memegang perut, "Sakit, Han...." keluhnya meringis.

Hanna memasang senyum devil. Ia menatap lelaki berambut pirang itu dengan sorot mengejek, "Baru segitu udah ngeluh. Main barbie aja lo sana!" delik Hanna sinis.

"Itu kan dadakan, gue mana punya persiapan buat ngadangnya...." bela Gori mendengus.

"Halah, ngeles aja lo kayak bajuri!"

"Eh, udah udah! Kenapa jadi kalian yang debat?" Milo melerai.

Hanna dan Gori saling membuang muka ke arah Milo. Dua manusia itu memang paling sering berantem. Meskipun sesekali mereka bisa saja akur, tapi ujung-ujungnya pasti selalu berakhir dengan saling memukul atau adu mulut.

Milo geleng-geleng, dia cukup jengkel juga pada dua orang di hadapannya. Tapi demi melancarkan kesiapan untuk melawan musuh yang akan dihadapi, Milo harus mengesampingkan dulu rasa jengkelnya.

Brifing pun berlanjut. Milo mengatur strategi, dia membagi tugas pada seluruh anak buahnya. Tentu saja dia berada di paling depan sebagai ketua.

Hanna pun terpilih sebagai pendamping Milo. Walaupun dia cewek, tapi kemampuan bertarungnya melebihi Gori yang memiliki tenaga lebih besar seharusnya.

Hanna bangga, dia memang selalu mendapat bagian itu. Setiap ada tawuran Hanna pasti mengalahkan banyak lawan. Karena itulah Milo pun selalu mempercayai adiknya untuk menjadi partner bertarungnya.

****

Jam sudah berjalan ke angka 2, itu artinya gerombolan bandit Bimantara sudah datang ke wilayah Saruna Bakti.

Mereka sengaja mengulur waktu, alasannya karena di jam itu para guru sudah bubar dari sekolah. Dan kesempatan itu pun tidak disia-siakan. Tanpa kehadiran guru, mereka bisa puas beradu otot.

Geng Milo mulai bermunculan. Ternyata rombongan Saruna Bakti sama kuatnya dengan Bimantara. Hanna berdiri angkuh di sisi Milo, rambut sebahunya dia cepol ke atas.

Dari tim Bimantara, seorang cowok yang berperan sebagai pentolan pun tersenyum miring melihat satu-satunya cewek yang ikut bergabung di antara musuh-musuhnya.

"Elo!" pentolan Bimantara menunjuk ke arah Hanna "Yakin, mau ikut tawuran?" tanyanya meragukan.

Hanna pun menggertakkan gigi. Emosinya langsung tersulut oleh ucapan pentolan Bimantara.

Hanna tahu siapa dia. Bahkan Hanna sangat hafal luar dalamnya. Devano Abraham, kakak dari Zola Abraham teman sebangkunya di kelas. Cowok tampan yang sangat ia benci karena beberapa alasan. Salah satunya mungkin karena Devano yang sering dipanggil Dev itu merupakan pentolan terkuat di Bimantara.

"Gue rasa ... sebaiknya lo pikir ulang lagi deh sebelum tawuran ini dimulai." cetus Dev seakan sengaja memancing emosi cewek itu.

Di tempatnya, kedua tangan Hanna terkepal kuat. Napasnya mulai memburu, tatapan iblis pun ia pancarkan ke arah Dev.

"Han, tahan emosi lo!" bisik Milo, dia tahu Dev tengah sengaja membuat Hanna emosi.

Dengan begitu, tenaga Hanna akan terkuras di awal perkelahian. Dan itu sangat tidak diinginkan oleh Milo.

"Cepet lo komando anak buah lo buat nyerang duluan bandit Bimantara," desis Hanna tajam dengan pandangan yang masih fokus ke arah Dev.

"Tapi--"

"Lo turutin apa kata gue! Atau gue sendiri yang bakal maju duluan buat hajar si keparat Devano," potong Hanna geram menatap kakaknya tak main-main.

Melihat Hanna yang sudah dikuasai amarah, Milo pun akhirnya mengalah. Tak mau Hanna bertindak sesukanya, Milo pun bersiap untuk memulai.

"Semuanya, serang!!" teriak Milo mengomando.

Dan detik itu pun semua anak buahnya berlarian menyerang bagiannya masing-masing.

****

Bugh.

Duagh.

Bugh.

Duagh.

Pukulan demi pukulan sudah Milo dapatkan, begitu pun dengan Hanna. Dia kebagian melawan wakil dari pentolan Bimantara.

Sebenarnya, Hanna ingin melawan Dev, tapi ketua bagiannya ketua juga. Akhirnya Hanna pun merelakan Dev ke tangan Milo

Semuanya saling memukul. Mengerahkan kemampuannya masing-masing. Bahkan sudah banyak yang tumbang gara-gara tidak kuat diberondong tonjokan dari masing-masing lawannya yang memiliki aura dominan.

Dan sejauh ini, Saruna Bakti masih memimpin.

Hanna, cewek itu sudah mendapatkan beberapa luka lebam di sudut bibir dan pelipis. Akibat emosi yang menguasai di awal perkelahian ia mulai kehilangan fokus di pertengahan, hal itu membuat ia kecolongan. Maka sang lawan pun berhasil menciptakan luka lebam di beberapa bagian wajah cantik Hanna.

"Lo masih kuat ternyata...." ucap Adam di tengah aksi pukul-memukulnya.

Sebenarnya ia tidak mau melawan Hanna, alasannya karena Hanna seorang perempuan. Tapi keadaan yang mengharuskan Adam melawan Hanna. Maka tidak ada pilihan lain bagi Adam Sinclair, selain melawan dan menerima bagiannya.

Hanna pun tersenyum sinis sambil menghalau serangan Adam yang ingin menonjok ulu hatinya.

"Gue gak selemah yang lo bayangin," balas Hanna berhasil menendang balik lutut kanan Adam.

Kaki kanannya tertekuk, dan kesempatan itu digunakan Hanna untuk menyerbu tubuh serta wajah beraksen bulenya Adam dengan pukulannya.

Blam.

Tubuh kekar Adam terempas ke aspal. Mukanya babak belur dan Hanna tersungging puas melihat hasil karyanya.

"Bos! Adam tumbang," teriak salah satu bandit Bimantara yang melihat Adam dikalahkan Hanna.

Dev yang tengah beradu ketangkasan dengan Milo berpaling ke sumber suara. Melihat lawannya lengah, Milo pun tak segan-segan melancarkan pukulan ke ulu hati Dev. Membuat cowok itu memekik dengan badan yang refleks membungkuk.

Rasa nyeri pun menjalar di ulu hati.

**MYBEAUTIFULLDEVIL**

Sirine khas polisi bergema di jalanan sepi yang digunakan arena tawuran antar 2 sekolah itu.

Semua pihak mulai panik dibuatnya. Milo langsung menarik tangan Hanna dari arena tawuran, mereka berlari menghindari kejaran polisi yang sudah mulai menyebar.

Adam yang tak sadarkan diri langsung digiring oleh Dev dan kawan-kawannya sebelum polisi datang. Beberapa siswa lainnya berhasil ditangkap sang penegak hukum.

Entah bagaimana dengan nasib mereka yang tertangkap, semoga saja mereka tidak sampai membuka mulut pada pihak polisi tentang siapa saja yang ikut andil dalam tawuran tersebut.  Karena kalau sampai itu terjadi, maka pihak polisi akan melaporkannya pada pihak sekolah dan dari sana masalah pun akan merembet ke para orang tua.

Jika sampai kabar itu terdengar oleh Juan Marcello Aleandro, ayah dari kakak-beradik Milo dan Hanna. Maka siap-siap saja mereka menerima amukan dari sang papa tercinta.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
goodnovel sugik1
ntar nangess wkwk
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Hanna (Bukan Gadis Biasa)   2. Sidang

    Hanna PovSeperti yang aku dan bang Milo takutkan, kalo berita tawuran kemarin sampai ke telinga Papa, bisa habis kita diberi ceramah. Bukan hanya itu saja, mungkin papa juga bakalan kasih hukuman yang--emm setimpal?Dan apa yang dikhawatirkan pun benar-benar terjadi siang ini. Tepatnya sepulang kami--Aku dan Bang Milo--sekolah. Bahkan sebelumnya, di sekolahan pun kami sempat dipanggil Bu Jenny untuk masuk ke ruang BK.Kalian tahu?Kami disidang habis-habisan sampai telinga berwarna merah saking lamanya jadi terdakwa. Apa yang dituduhkan tidak bisa dibantah, karena bukti nyata ada di depan mata.Luka lebam yang menghiasi mukaku dan bang Milo sukses membuat Bu Jenny puas menghakimi. Walaupun sesekali aku masih meringis perih, t

    Last Updated : 2020-10-14
  • Hanna (Bukan Gadis Biasa)   3. Murid Pemberani

    Author POVHanna, gadis itu memang mudah akrab. Belum 2 jam dia menempati kelas barunya, tapi dia sudah pandai menarik perhatian teman barunya yang langsung menyapanya seolah sudah kenal lama.Kebanyakan kaum cowok yang menyapanya. Tapi cewek-ceweknya juga lumayan banyak kok yang suka sama sosok Hanna. Meskipun ada beberapa spesies perempuan yang mendelik sinis dan iri sih, tapi Hanna gak peduli.Bodo amat! Kalo kata Hanna.Layaknya di Saruna Bakti, Hanna tetap menjadi murid baik hati dan low profil. Tapi ini baru hari pertama, di hari selanjutnya entah apa yang akan terjadi?Cuman Hanna yang tahu apa yang akan dilakukannya nanti!"Kamu mau ke kantin?" tawar Bintang, teman sebangku sekaligus teman baru unt

    Last Updated : 2020-10-15
  • Hanna (Bukan Gadis Biasa)   4. Devano Abraham

    Author Pov"Welcome to the my land, Mrs Devil...." Dev, cowok itu menunjukkan seringaian iblisnya. Berharap gadis di hadapannya memiliki rasa takut karena melihatnya di depan mata. Namun sepertinya, Hanna tidak gentar melihat salah satu amunisi yang Dev tunjukkan.Alih-alih takut, gadis di hadapannya justru malah mengangkat dagu berani menatap Dev sengit. Seperti apapun keadaannya, Hanna memang tidak akan pernah takut pada musuh bebuyutannya itu. Bahkan dihadapkan dengan seribu orang semacam Dev pun, Hanna akan sanggup meladeninya.Dev menarik kembali rentangan tangannya. Ia memajukan lagi langkahnya hingga kini tubuh tegapnya berada tepat di hadapan Hanna. Gadis itu harus sedikit menengadah karena tubuh Dev lebih tinggi darinya. Maklum, tubuh Hanna yang mungil hanya mampu mencapai bahu si cowok itu saja."Selamat datang di Bimantara. Gue harap, lo akan betah ya

    Last Updated : 2020-10-15
  • Hanna (Bukan Gadis Biasa)   5. Bara-Barie

    Hanna Pov"HANNA HOME'S!" Aku berteriak lantang sesampainya di dalam rumah. Walaupun hanya desauan angin yang menyahut tapi tidak mengapa, itu sudah biasa. Suasana sepi yang menyambut bahkan sudah menjadi hal lumrah di rumah ini. Memang benar adanya, setiap aku pulang duluan, pasti hanya keheningan yang mendominasi.Hari ini cukup melelahkan, terlebih ketika pertama kalinya aku bertemu dengan cowok sialan itu di sekolah baruku. Devano Abraham, iblis itu sepertinya tidak pernah mau untuk sekadar tidak mengusikku."KAK HANHAN!" Wajahku yang semula menunduk lesu, seketika terangkat semangat saat mendengar suara seruan dari arah tangga. Mataku lantas berbinar tatkala mendapati dua bocah lucu nan menggemaskan kini tengah berlarian ke arahku. Mereka adalah si kembar Bara dan Barie. Karena inisial namanya dari hurup B, aku pun menjulukinya dengan sebutan Duo B.Dan se

    Last Updated : 2020-10-15
  • Hanna (Bukan Gadis Biasa)   6. Insiden kantin

    Hanna PovSendi lututku terasa hampir copot. Upacara baru saja selesai. Akhirnya, rutinitas di senin pagi yang membosankan itu berhasil kulewati juga.Aku mendaratkan bokong di bangku kelas. Lega banget rasanya, setelah berdiri kurang lebih satu jam di bawah sengatan sinar mentari pagi yang membuat keringat mengguyur di sekujur tubuh, akhirnya selesai juga.Bintang, teman baruku itu mencolek bahuku hingga aku menoleh."Kenapa, Bin?""Temenin ke kantin yuk, Han! Aku haus nih...."Duh, Bintang mengajakku ke kantin di tengah rasa mager yang melanda. Ya ampun! Kalo gue nolak dia kecewa gak ya?"Ayo dong, Han! Tenggorokan aku kering nih, masa kamu tega biarin aku kehausan kayak gini sih...." lanjutnya membujuk, tangannya kini sibuk mengguncang bahuku."Duh, Bin, gue--""Aku traktir deh," selanya cepat,

    Last Updated : 2020-10-15
  • Hanna (Bukan Gadis Biasa)   7. Teman Baru

    Author PovHari libur yang membosankan.Hanna menguap untuk ke sekian kalinya. Dia sedang rebahan santai di sofa malas yang ada di ruangan tengah. Sambil menonton kartun favoritnya yang tayang di tanggal merah selain hari minggu, dia lantas mencomot keripik kentang di dalam toples yang dipangkunya."Hanna, lo leha-leha mulu dari tadi pagi, gak joging lo?"Kepala gadis itu lantas menoleh ke asal suara. Milo, kakaknya kini berjalan menghampiri Hanna dan lekas duduk di sofa sebelah sofa malas yang ditempati Hanna."Mau ke mana lo, Bang?" alih-alih menjawab pertanyaan Milo, Hanna justru malah bertanya balik sambil meneliti penampilan sang kakak yang mengenakan pakaian casual dengan ransel kecil tersampir

    Last Updated : 2020-10-15
  • Hanna (Bukan Gadis Biasa)   8. Tragedi di Siang Bolong

    Hanna Pov "Iblis sialan...."Cowok itu, si iblis Devano menuruni motornya. Dan sekarang dia melangkah ke arahku yang juga udah melompat turun dari ninja milik Juna."Lo kenal sama dia?" tanya Juna berbisik, teman baruku ini ikut turun juga dari motornya."Dia musuh gue," balasku tanpa mengalihkan tatapan yang aku sorotkan ke arah iblis itu.Langkah cowok itu udah semakin dekat, dan di saat Juna yang siap menghalangi agar Dev tidak mendekatiku. Aku pun meliriknya lantas menggeleng, "Gue bisa handle dia kok," ucapku mantap."Tapi, Han--""Lo gak percaya sama gue?" potongku menatapnya serius.Akh

    Last Updated : 2020-10-15
  • Hanna (Bukan Gadis Biasa)   9. Terperangkap di sarang iblis

    Author PovTerdampar di sarang iblis. Di luar hujan deras. Berniat pulang pun tidak diizinkan. Alhasil? Hanna terdampar di kasur Queensize Zola yang berseprai motif cewek banget. Berbaring tengkurap dengan wajah dibenamkan ke bantal.Drrt drrt drrt,Hanna terperenyak, ponselnya bergetar. Mungkin ada telepon masuk atau bisa saja cuman pesan dari aplikasi Whatsaap dan BBM-nya. Tangan Hanna pun lekas merogoh ke saku celana belakang.Setelah benda tipis itu Hanna genggam, ia pun menjauhkan wajah dari bantal putih empuk milik Zola yang harum aroma mawar kesukaan gadis yang menyukai kakaknya itu.Hanna mengerutkan dahi, rupanya ada BBM masuk, dan saat dibuka nama Arjuna Baratayudha pun muncul beri

    Last Updated : 2020-11-04

Latest chapter

  • Hanna (Bukan Gadis Biasa)   45. Pulih dari Trauma - END

    Satu bulan telah berlalu. Sejak kejadian mengenaskan yang menimpa Hanna di malam itu, pada akhirnya Arjuna digiring juga ke balik jeruji. Ya, perbuatannya tidak bisa ditoleransi oleh sekadar kata maaf. Dia sudah melakukan tindakan asusila terhadap seorang gadis tak berdosa. Meski tidak sampai ke tahap yang lebih mengerikan, tapi Arjuna tetap bersalah. Untuk itu, setelah Milo dan Panca puas menghajarnya hingga babak belur, mereka pun lantas menjebloskan Arjuna ke kantor polisi untuk dihakimi. Tidak ada yang bisa menolongnya. Hukum telah berbicara dan saksi serta korban pun sudah ada di depan mata.Milo tidak menyangka, kenapa Arjuna bisa sampai sebajingan itu. Padahal dulu Milo selalu menganggap Arjuna sebagai teman baiknya. Malah ia pun sempat mempunyai niatan untuk mendekatkan Arjuna dengan Hanna seandainya tidak keburu ada petisi dari orangtuanya yang menyatakan bahwa Hanna akan dijodohkan dengan Devano.Lalu malam itu, Arjuna nyaris merenggut kehormata

  • Hanna (Bukan Gadis Biasa)   44. Malam Nahas

    Untuk pertama kalinya, Hanna meluruhkan air mata di tengah dirinya yang merasa dilecehkan oleh perlakuan Arjuna. Gadis itu tak berdaya ketika kedua tangannya telah Arjuna genggam kuat dalam satu cekalan tangan besarnya. Sementara satu tangannya lagi berusaha untuk menjelajahi bagian tubuh Hanna di sela bibirnya yang tak henti memagut kasar bibir dari sang gadis. Hanna ingin melepaskan diri dari jeratan Arjuna, tapi bahkan energinya seperti tersedot habis hingga kini ia merasa tak berdaya atas sesuatu yang menimpanya. Hanna tidak menyangka jika Arjuna akan bersikap sejahat ini kepadanya, membuat kedua belah pipi Hanna semakin dibanjiri air mata ketika tangan kanan Arjuna sudah hampir mencapai tujuannya.Tidak! Hanna tidak bisa diam saja. Untuk itu, demi menghentikan gerakan tangan Arjuna yang sudah merayap nakal ke bagian paha sang gadis, dengan sigap Hanna pun menggigit sudut bibir Arjuna sekuat tenaga. Sontak, cowok itu pun memekik. Refleks ia pun melepaskan geng

  • Hanna (Bukan Gadis Biasa)   43. Sifat Asli

    "Jadi, setelah gue ceritain kebusukan si Devano sialan itu, apa tanggapan lo hah?" lontar Arjuna menatap datar. Berharap bahwa Hanna akan berpihak kepadanya untuk melawan orang yang akan ia berikan pelajaran atas perilaku buruknya di masa lalu.Sementara itu, Hanna sendiri tidak mengerti harus berbuat apa. Di satu sisi, Hanna tidak sepenuhnya percaya kepada Arjuna setelah beberapa jam yang lalu Hanna mengetahui kebusukan Arjuna juga yang sengaja mengurungnya di ruangan tersebut. Tapi di sisi lain, Hanna pun takut kalau-kalau Devano memang berbuat seperti apa yang sudah Arjuna ceritakan kepadanya secara gamblang.Ya, Hanna mendengar bahwa Devano adalah penyebab dari meninggalnya sepupu perempuannya. Mirisnya, sepupunya itu meninggal dengan cara tragis alias melenyapkan dirinya sendiri. Kaget memang, tapi apakah semua itu benar? Atau, bisa saja Arjuna sedang mengada-ngada doang kan? Pikir Hanna menebak-nebak.Untuk sesaat, Hanna terdiam. Berusaha mencerna

  • Hanna (Bukan Gadis Biasa)   42. Sebuah Tujuan

    "JUNA, BUKA PINTUNYA!!" teriak Hanna menggedor pintu. Merasa dikhianati oleh cowok yang sudah ia percaya sepenuhnya.Ya, Hanna merasa sangat dongkol sekaligus murka ketika tahu bahwa Arjuna membawanya ke basecamp dirinya hanya untuk mengurung Hanna di dalam sebuah ruangan. Padahal mulanya, Hanna berpikir bahwa cowok itu murni ingin menolongnya tanpa ada niat jahat yang terselubung. Tapi kini, setelah ia tahu siapa Arjuna sebenarnya, Hanna pun merasa marah dan juga ingin sekali rasanya ia meninju muka tampan cowok itu berkali-kali."JUNA, BUKA PINTUNYA! KELUARIN GUE DARI SINI, JUNA SIALAN!" serunya lagi sangat lantang. Membuat ia sampai harus terengah-engah akibat suara teriakannya yang supermenggelegar."JUNA!"Hanna memukul pintu di hadapannya ketika suara teriakannya tak digubris sama sekali. Lalu ia menggeram kesal karena Arjuna sudah menjebaknya seperti ini. "Gue gak nyangka. Ternyata si Juna orang jahat. Tapi kenapa dia memper

  • Hanna (Bukan Gadis Biasa)   41. Menghilangnya Hanna

    Zola mengucek kedua matanya ketika ia dibangunkan oleh bunyi ketukan yang berasal dari balik pintu kamarnya. Sejenak, gadis itu pun menguap sembari menggeliat dengan kedua tangan yang direntangkan ke atas.Tok tok tok.Ketukan itu kembali terdengar, membuat Zola lantas segera beranjak dari tempat tidurnya dan mulai menyeret kedua kakinya dengan malas. Lagi-lagi ia menguap lebar. Saat seharusnya ia sedang tidur nyenyak, tapi justru ketukan itu malah membuatnya terganggu hingga akhirnya ia terbangun.Sampai ketika Zola tiba di depan pintu, ia pun segera membuka kunci sekaligus menarik knop pintu hingga terbuka. Sontak, terpampanglah sosok wanita berdaster biru lusuh yang kini sedang membungkuk santun di hadapannya. Sementara itu, Zola merasa aneh kala mendapati salah satu pembantunya yang saat ini berada di depan matanya."Bik Sum, ada apa?" lontar gadis itu bersuara serak ciri khas orang bangun tidur. Untuk sesaat, Zola pun me

  • Hanna (Bukan Gadis Biasa)   40. Gelisah

    Milo sedang berjalan mondar-mandir di tengah rasa gelisahnya yang melanda. Langit sudah menggelap tapi bahkan Hanna belum pulang sama sekali. Membuat Milo merasa khawatir karena selain itu ponsel adiknya pun tak bisa dihubungi."Ke mana si Hanna. Kenapa udah malem begini dia belum pulang juga," gumam cowok itu mendecak resah. Sesekali, ia pun melayangkan pandangannya ke arah jam raksasa yang tergantung di sudut ruangan tengah rumahnya."Duh bahaya ini sih. Bisa diinterogasi sama ibu negara sama bapak negara kalo misalkan mereka tau anak gadisnya belum pulang. Lagian, tuh anak pergi ke mana sih. Kelewatan banget kalo pergi main. Bikin gue belingsatan aja jadinya," tukas Milo mengembuskan napas gusar. Kemudian, tahu-tahu ponsel yang berada di dalam saku celana kargonya pun berdering. Mengejutkan cowok itu hingga kini ia pun tampak terkesiap di tengah helaan napasnya."Mudah-mudahan ini telepon dari Hanna," harapnya sembari merogoh ponsel. Lantas,

  • Hanna (Bukan Gadis Biasa)   39. Kembalinya Arjuna

    Gadis itu menekan sakelar bel yang terletak di sudut kanan atas pintu di hadapannya. Sepulang sekolah, ia memang langsung ngacir sebelum rencananya berantakan seandainya dihalangi oleh Devano. Apalagi setelah berita perjodohan itu diutarakan oleh pihak orangtua, Hanna yakin, cowok itu pasti akan semakin banyak bertingkah.Setelah menekan sakelar untuk kedua kalinya, tak lama kemudian seseorang muncul dan membukakan pintu tersebut. Seketika, Hanna pun mengulas senyumannya kala ia berhadapan langsung dengan seorang wanita berambut demimor."Eh, Hanna!" serunya menatap berbinar. Selanjutnya, wanita yang tak lain adalah ibunya Arjuna pun lekas memeluk tubuh Hanna dengan senyum yang tak memudar."Apa kabar, Sayang? Udah lama banget ya kita gak ketemu," ujar wanita itu sembari menyudahi pelukannya."Apa kabar, Tante?" tanya Hanna balas tersenyum."Baik. Seperti yang kamu lihat. Kamu sendiri gimana? Duh, Tante kangen banget deh sama kamu...."

  • Hanna (Bukan Gadis Biasa)   38. Berita Perjodohan

    Seminggu telah berlalu tanpa terasa. Kehidupan Hanna seakan terjungkir balik ketika ia mendapat kabar bahwa kedua orangtuanya sudah sama-sama sepakat untuk menjodohkannya dengan cowok yang sampai saat ini masih ia anggap sebagai musuh bebuyutannya.Ya, entah bagaimana ceritanya, tahu-tahu saja tadi malam ibu negara membicarakan perihal yang sangat penting dengannya di depan Milo juga sang papa. Dan sangatlah mengejutkan ketika Milo sudah tahu lebih dulu soal perjodohan ini. Hanna begitu kaget luar biasa.Pantas saja selama ini Milo dan Devano sering bertegur sapa melalui pesan singkat yang tak jarang Hanna temukan ketika ia sedang duduk bersebelahan dengan kakaknya. Rupanya, inilah alasan dari balik sikap akur kedua cowok itu. Tapi yang membuat Hanna semakin dongkol ialah, kenapa Milo selalu menghindar setiap kali dirinya bertanya soal ia yang menjadi begitu akrab dengan Devano.Padahal seingatnya, bukankah selama ini Milo selalu muak jika harus berintera

  • Hanna (Bukan Gadis Biasa)   37. Aneh tapi Nyata

    "WOY, COWOK GAK TAU DIRI. KELUAR LO! BERANI-BERANINYA LO BIKIN ADIK KESAYANGAN GUE NANGIS. KALO LO NGERASA GENTLE, SINI LO BAKU HANTAM AJA SAMA GUE. GAK ADA AHLAK BANGET LO PAKE ACARA NANGISIN ADIK GUE. MINTA GUE HAJAR APA GIMANA LO?"Di siang seterik ini, Hanna yang sedang rebahan santai di atas tempat tidurnya pun seketika terperanjat kaget kala mendengar suara teriakan penuh emosi dari luar sana. Ya, secepat kilat Hanna pun beranjak dari posisinya guna memeriksa keadaan di luar sana melalui balkon kamarnya. Lalu, ketika ia mendapati Devano yang sedang berdiri dari balik pagar rumahnya, matanya pun memelotot kaget sekaligus teringat akan setitik masalah yang ia ketahui telah diciptakan oleh kakaknya sendiri."Bencana besar ini sih. Si iblis Devano jelas gak akan terima kalo tau adiknya punya masalah sama Bang Milo. Sementara itu, emosi Abang gue sendiri pun masih belum stabil setelah gue tegur dia kayak tadi. Wah, bisa-bisa perang dunia ke 3 bakalan pec

DMCA.com Protection Status