Ditempat ini tepatnya dirooftop sekolah terjadi aksi tatap-tatapan antara Kenan dan Bryan. Diantara mereka berdua tidak ada yang mau memulai pembicaraan.
Tatapan mereka berdua bagai belati yang tubuh mereka satu sama lain. Awalnya teman-teman mereka khawatir untuk meninggalkan Kenan Bryan berdua karena mereka sama kuatnya dan sama berani nya untuk membunuh satu sama lain.
Bryan membasahi bibirnya menggunakan lidah. Dia menghela napas dan menatap kearah lain. Tidak butuh waktu lama Bryan kembali menatap mata Kenan.
"Apa maksud lo nyuruh Oceana untuk enggak terlalu menuruti perkataan lo?" tanya Bryan membuka percakapan.
Kenan masih menatap Bryan dengan tajam lalu berkata, "Gue enggak suka orang lain ikut campur dalam hubungan gue dengan Oceana."
Tangan kekar Bryan terkepal dengan kuat bersiap untuk memukul wajah wajah Songong Kenan. "Gue sahabatnya Oceana sejak kecil dan dia juga udah nganggep gue sebagai abang nya itu berarti gue berhak melindungi Oceana kalau ada orang yang berani nyakitin dia," ujar Bryan dengan nada datar dan dingin.
Kenan tersenyum miring meremehkan Bryan. "Lo cuma dianggap sebagai abang nya bukan berarti lo beneran abang nya," celetuk Kenan.
Bugh!!
Bryan memukul wajah Kenan, Kenan yang belum siap jatuh tersungkur dilantai. "Gue bener-bener udah muak sama lo, kalo bukan karena Oceana cinta sama lo gue pasti bakal bunuh lo," kata Bryan sambil mencengkram kearah baju Kenan.
Kenan tertawa terbahak-bahak membuat Bryan bingung namun tiba-tiba Bryan menyesali kebingungan nya. Kenan memukul dirinya tepat dihidungnya.
Bryan memegang hidung nya rasanya begitu perih. Dia melihat telapak tangannya yang terdapat darah dari hidung nya. Bryan menatap Kenan dengan tajam.
"Kenapa hm? Sakit? Bukannya lo bilang tadi kalau lo bakal bunuh gue sekarang kita lihat siapa yang bakal membunuh dan siapa yang akan terbunuh," tantang Kenan.
Bryan merasa tertantang dia mengepalkan tangannya kuat-kuat. Dia pasti akan membunuh Kenan untuk Oceana.
Bryan maju mendekati Kenan dan memukul perut Kenan dengan kuat membuat Kenan mundur beberapa langkah.
Kenan menggeram kesal dan memukul kembali Bryan hingga terjadi perkelahian besar diantar mereka berdua.
Sudah banyak darah yang keluar dari tubuh mereka. "Gue bakal bunuh lo demi Oceana," lirih Bryan dengan napas terengah-engah.
"Gue yang bakal bunuh lo!" ucap Kenan dengan napas yang juga sudah tersendat.
Braakk
Pintu rooftop didobrak dan menampilkan Oceana dan yang lainnya. Mereka terkejut melihat keadaan Bryan dna Kenan. Mereka berdua sudah tepar dilantai dengan keadaan babak belur.
"LIO!! BRYAN!!!" teriak Oceana.
Oceana berlari menghampiri mereka berdua dengan air mata yang bercucuran. Saat tiba dihadapan Kenan Oceana berniat memeluk Kenan namun Kenan malah berusaha untuk berdiri sendiri dan mendorong Oceana.
"Lio kenapa kalian berantem kayak gini sih? Aku obatin luka-luka kamu ya," Kata Oceana cemas.
Kenan yang sudah berdiri menghempaskan tangan Oceana dan pergi meninggalkan mereka semua yang ada dirootop itu.
Mereka semua tak percaya akan hal itu. Biasanya jika Kenan terluka pasti dia akan bersikap sangat manja kepada Oceana.
Oceana menangis dia menoleh kesamping saat seseorang memegang bahu nya. Dia melihat Bryan tersenyum kepadanya. Oceana langsung memeluk Bryan tidak perduli seragam Bryan yang sudah dipenuhi darah.
"Lo tenang aja dia kuat dia pasti bisa obatin dirinya sendiri. Gue minta maaf karena udah ngelukain dia, gue bener-bener enggak bisa nahan diri gue lagi," ujar Bryan.
Salah satu diantara mereka mengeluarkan smirk nya dan senang saat mengetahui kalau hubungan Oceana dan Kenan tengah diambang kehancuran.
****
Sudah tiga hari Kenan berdiam diri diapartment nya untuk menyembuhkan luka ditubuhnya. Dia bahkan tidak bersekolah dan mematikan handphone nya sampai sekarang.
Galan Nalendra Xander—sepupu Kenan selalu datang karena disuruh oleh mamanya untuk melihat keadaannya.
Kenan memakaikan topi hitam dikepalanya. Malam ini dia berencana untuk menaikkan mood nya kembali.
Sebenarnya jika boleh jujur Kenan sangat merindukan Oceana. Biasanya pada malam hari seperti ini dia pasti akan datang ke rumah Oceana untuk menemani nya hingga tertidur karena orang tua Oceana sangat jarang berada dirumah.
Kenan menghela napas, dia tidak bermaksud untuk menghancurkan hubungan mereka berdua dia hanya risih saat Oceana selalu mengikutinya dan selalu menuruti perkataannya.
Sekarang setelah Oceana benar-benar mengabulkan permintaan nya dia malah merasa ada yang kurang.
Oceana memang berhenti mengikutinya dan juga tidak terlalu menurutinya. Namun Oceana malah berpaling dan malah selalu bersama Bryan dan menuruti semua perkataan Bryan, Kenan benci hal itu.
Oceana adalah miliknya Oceana adalah gadis nya. Dia pasti akan mendapatkan kembali apa yang seharusnya menjadi miliknya.
Kenan berjalan keluar dari apartment miliknya. Dia melangkah menuju lift dan turun menggunakan benda itu.
Dia masuk kedalam mobil ya saat sudah tiba dibasement. Kenan mengendarai mobil nya dengan kecepatan diatas rata-rata.
Dia melihat jam tangan yang melingkar dipergelangan tangannya. Jam menunjukkan pukul 21.00 malam, waktu yang tepat untuk mengembalikan mood nya yang hancur selama tiga hari ini.
Mobil nya berhenti tidak jauh dari halte bis. Mata biru terang miliknya menatap tajam objek yang berada dihalte bis.
Salah satu ujung bibirnya naik keatas. Dia merapikan penampilannya kemudian membuka pintu dan keluar menghampiri objek tersebut.
"Hai!" sapanya kepada seorang gadis saat sudah tiba dihalte. Gadis itu mengerutkan dahinya bingung tapi dia tetap tersenyum manis kepada Kenan.
"Gue boleh duduk sini?" tanya Kenan sambil menunjuk tempat duduk disebelah gadis itu.
Gadis itu terkekeh dan berkata, "Duduk aja kali lagian ini juga tempat umum."
Kenan ikut terkekeh lalu duduk disamping gadis itu. "Btw ini udah malem kenapa ko duduk sendiri disini?" tanya dengan memulai pembicaraan.
Gadis itu terdiam seperti memikirkan jawaban atas pertanyaan Kenan. "Lo lagi nunggu pacar lo ya?" tanya Kenan.
Gadis itu menggeleng dengan cepat. "Enggak… Gue enggak nunggu pacar lagian gue juga jomblo kok," ucapnya sambil menyelipkan anak rambut dibelakang telinga.
Kenan tersenyum. "Bagus kalo lo jomblo," Kata Kenan menatap lurus kedepan.
Gadis itu menatap Kenan dari samping. "Kenapa bagus?" tanya gadis itu penasaran.
Kenan menatap gadis itu dalam. "Ya karena ngeliat lo pertama kali gue langsung suka sama lo, so mana tau kita bisa…. Ya you know lah," ujar Kenan.
Pipi gadis itu memerah dia tidak akan pernah membiarkan cowok setampan Kenan pergi begitu saja. Ya memang niat awalnya berada dihalte ini adalah untuk menunggu pacarnya namun malah Kenan yang datang. Dia pasti akan mendapatkan Kenan.
"Apa maksud perkata lo gue enggak ngerti," ucapnya
Kenan memajukan tubuhnya, mendekatkan bibirnya pada telinga gadis itu. "Aku menginginkan mu," ucap Kenan dengan nada yang sexy dan penuh hasrat.
Kenan memundurkan tubuhnya untuk melihat reaksi gadis itu. "Jadi bagaimana?" tanya Kenan.
Gadis itu terkekeh. "Hanya wanita bodoh yang menyia-nyiakan lelaki seperti mu," ujarnya dengan tatapan menggoda.
Kenan tertawa mendengar hal itu. "Kita udah ngomong panjang lebar tapi kita belum tau nama satu sama lain," Kata Kenan.
"Gladys," Ucap gadis itu sambil mengulurkan tangan memperkenalkan diri.
Kenan menyambut uluran tangan gadis itu dengan hangat kemudian memperkenalkan dirinya. "Kenan," ucapnya.
Kenan bangkit dari duduk nya, dia mengulurkan tangannya dihadapan gadis itu yang masih duduk dibangku halte.
"Bisa kita mulai sekarang aku sudah tidak sabar untuk menyicipimu," Kata Kenan.
Gadis itu terkekeh dan menerima uluran tangan Kenan. Kenan membukakan pintu mobil untuk gadis itu setelah mereka sampai dimobil. Dia berjalan memutar sambil bergumam, "Ketampanan adalah senjata yang paling hebat."
****
****Kenan memberhentikan mobil nya di basement apartmentnya. Dia keluar dan membukakan pintu untuk Gladys.Gladys merasa tersanjung saat Kenan menjaga kepalanya agar tidak terantuk. "Hati-hati kalo kena nanti sakit,"Kata Kenan dengan senyuman manisnya.Mereka berjalan masuk kedalam lift. Setelah lift sampai dilantai yang dituju mereka keluar dan masuk ke apartment Kenan.Kenan menekan sandi apartmentnya membuat pintu itu terbuka. Kenan mempersilahkan Gladys untuk masuk dan langsung membawanya kekamar.Gladys menatap Kenan dengan malu-malu sedangkan Kenan menatap Gladys penuh hasrat.Kenan menarik pinggang Gladys, otomatis tubuh mereka menjadi sangat dekat tanpa jarak. Kenan mendekatkan bibirnya ketelinga Gladys."Hug me!" bisik Kenan ditelinga Gladys.Gladys langsung memeluk Kenan dengan erat dan menyembunyikan wajahnya dileher Kenan. Kenan menurunkan ritsleting baju Gladys."AAKKHH!!!"Gladys menjerit deng
****Kenan memarkirkan motornya diparkiran sekolah. Dia membuka helmnya dan turun dari motornya.Mata Kenan menelusuri parkiran ini. Dia sedang mencari Oceana tadi malam Oceana tidak bisa dihubungi.Kenan mengepalkan tangannya penuh emosi saat netra biru nya melihat teman-temannya dan Oceana dengan seorang lelaki asing.Mereka membiarkan Oceana pergi bersama lelaki asing itu bahkan dengan berani nya lelaki asing itu menggenggam tangan gadisnya.Kenan melangkahkan kakinya menuju teman-temannya. "Kenapa kalian membiarkan Oceana pergi sama laki-laki asing?" tanya Kenan saat sudah tiba didekat mereka semua.Mereka semua tersentak kaget. Adera yang kaget dan memang memiliki kepribadian yang asal ceplas-ceplos itu pun langsung menunjuk Bryan."Bryan.... Bryan yang nyuruh Ana pergi sama Romeo," ucap Adera dengan cepat.Bryan yang mendengar itu langsung menatap Adera dengan tajam. Adera yang takut dengan tatapan itu bersembunyi d
****Motor Kenan melaju membelah jalanan ibukota. Kenan menurunkan kecepatan motornya dan melihat Oceana dari kaca spion."Sayang, aku udah minta supir rumah kamu untuk bawa barang-barang kamu ke apartment aku," kata Kenan.Oceana mengangguk Kenan yang melihat iti menghela napas. "Mau jalan-jalan dulu enggak?" tanya Kenan.Oceana yang mendengar itu langsung memeluk perut Kenan dengan erat mengangguk dengan semangat. "Beli es krim ya?" tanya Oceana.Sudah Kenan duga. Kenan pun hanya bisa mengangguk lalu menambah kecepatan motornya mengarah ke kedai es krim.Oceana mengerutkan dahinya bingung, dia meminta es krim tapi mengapa Kenan membawanya ketaman? Kenan benar-benar menyebalkan."Ayo turun!" ucap Kenan.Oceana turun dengan perasaan dongkol. Setelah kakinya menginjak tanah Oceana langsung membuang muka dan menghentakkan kakinya ketanah.Kenan yang melihat itu terkekeh geli. Dia mengacak rambut Oceana ta
****"Selamat tidur honey, semoga mimpi indah."Kenan mencium kening Oceana saat Oceana sudah memejamkan matanya masuk ke alam mimpi. Oceana tidak bisa tidur dikamar yang baru maka dari itu Kenan menemani Oceana hingga tertidur.Saat Kenan berniat beranjak dari ranjang fokus nya mengarah pada handphone Oceana yang menyala yang berada diatas nakas. Kenan mengambil handphone itu dan melihat layar utamanya yang dipenuhi oleh pesan dari Bryan dan Romeo.Bryan|Kenan enggak ngapain-ngapain lo kan Ana?|Semoga lo baik-baik aja disana|Kalau Kenan nyakitin lo kasih tau gue ya gue bener-bener khawatir.Romeo|Na lo beneran tinggal sama Kenan?|Lo kenapa masih mau bertahan sih sama iblis itu?|Na lo udah tidur ya? Ya udah deh have a nice dream Na.Kenan mengepalkan tangannya dengan kuat saat
****Angin berhembus dengan kencang. Siang ini udara tidak terasa begitu panas sehingga enak untuk dinikmati. Langit biru yang dipenuhi oleh awan terlihat indah jika dilihat dari tempat ini."Gue bener-bener enggak habis pikir, Romeo berani banget," ucap Galan sambil menyugar rambutnya karena terkena hembusan angin.Kenan menatap kearah Galan dia menaikkan satu alis nya. Galan yang melihat reaksi Kenan mengolo tak percaya."Lo belum tau?" tanya Galan tak percaya.Kenan menggeleng pertanda bahwa dia memang tidak tahu apapun. Galan menghela napas dan berkata, "Tadi Romeo meluk Oceana."Kenan yang sebelumnya menatap langit lepas kini menatap Galan dengan tajam tak percaya dengan apa yang Galan katakan. "Maksud lo apa?" tanya Kenan dengan emosi yang siap untuk dilampiaskan.Galan menarik napas lalu menghembuskan nya dia menatap Kenan dengan serius. "Jadi tadi Oceana masuk ke kelas sambil nangis, terus Romeo main meluk Oceana t
****"Kamu istirahat aja dulu biar enggak lemes lagi."Kenan menuntun Oceana untuk berbaring diranjang nya. Oceana baru saja pulang dari rumah sakit karena luka nya yang tak seberapa maka dari itu Oceana dipulangkan."Aku udah sehat Lio!" ucap Oceana dengan kesal.Kenan mengacak rambut Oceana. "Sehat dari mana? Masih pucet gini juga," kata Kenan membantah perkataan Oceana."Yang seharusnya istirahat tuh kamu bukannya aku," ujar Oceana sedih sambil mengelus lebam dipipi Kenan.Kenan menyentuh tangan mungil Oceana yang berada dipipinya. "I'm okay," Ucap Kenan mencium punggung tangan Oceana."Jangan lakuin ini lagi ya .... "Kenan mengangguk dan kembali menuntun Oceana untuk tertidur. "Aku keluar dulu ya sayang, kamu tidur biar cepat pulih!" Kenan mencium kening Oceana kemudian melangkah pergi meninggalkan kamar.Baru keluar dari kamar Oceana Kenan sudah didatangi oleh Romeo. Teman-temannya dan teman
****Sudah seminggu sejak pertengkaran antar Romeo dan Kenan. Dan semenjak hari itu disaat Romeo pergi mereka tidak pernah kalau Romeo tidak akan kembali.Romeo pergi menghilang tanpa jejak. Bryan sudah mencari Romeo dimana-mana namun tidak ditemukan entah dimana keberadaan Romeo sekarang.Bryan khawatir akan terjadi sesuatu yang tidak pernah diinginkan. Romeo pergi dengan rasa malu dan amarah. Bryan sangat mengenal Romeo, Romeo adalah orang yang sangat ambisi dan Romeo sangat ingin mengalahkan Kenan."Bryan, Dera bawain nasi goreng buatan mama. Nih!"Lamunan Bryan buyar saat Adera datang dengan sekotak nasi goreng. Bryan menatap Adera yang tengah menyodorkan kotak bekal yang berisikan nasi goreng itu kepadanya.Bryan menghela napas. "Lo kok tau gue kesini?" tanya Bryan sambil memainkan rumput-rumput yang tidak terlalu panjang."Iih.... Ambil dulu nasi goreng nya nanti baru Dera jawab. Pegel tau!" Adera memanyu
**** Motor Kenan memasuki area parkir Diamond High School, dia sedang memboceng Oceana. Oceana turun dari motor saat motor itu berhenti. Kenan melepaskan helm yang tengah bertengger dikepala Oceana. Kenan merapikan rambut Oceana membuat Oceana tersenyum. Kenan membuka helmnya saat akan turun dari motor handphone yang berada disaku celana Kenan bertegar membuat Kenan mau tak mau mengangkat nya. Oceana berjinjit mengintip siapa yang menelepon kekasihnya dan ternyata itu adalah Bryan. "Ada apa?" Tidak ada basa-basi Kenan langsung menanyakan apa maksud Bryan menelepon nya. Terdengar dengusan Bryan dari seberang sana. "Jemput gue!" sahut Bryan. "Gue udah disekolah" "Jemput gue bentar!" "Kenapa lo enggak naik kendaraan sendiri sih?!" "Hm.... Gue lagi males hehe" Sudah Kenan bayangkan kalau Bryan tengah cengengesan tidak jelas. Kenan memutuskan sambungan secara sepihak dan menyimpan handphonenya k
Hai, semuanya! Makasih buat yang udah baca cerita aku ini. Aku enggak tahu harus bilang apa lagi. Pokoknya makasih banyak udah luangin waktu kalian cuma untuk membaca cerita ku ini. Jujur sebelumnya aku enggak yakin kalau cerita aku ada yang baca, tapi berkat dukungan dari segala pihak aku bisa yakin dan kembali semangat buat tamatin cerita ini. Banyak suka duka yang aku lewati. Banyak pembelajaran dan dilema yang aku dapatkan dalam pembuatan cerita ini. Harapan aku ke depannya cerita ini akan menjadi trending dan diminati banyak orang. Semoga cerita ini bermanfaat bagi banyak orang. Dan ya, kalau ada kata-kata yang tidak disukai aku minta maaf yang sebesar-besar nya. Aku mohon untuk tidak mengikuti ataupun mencontoh adegan berbahaya dan yang tidak pantas di dalam cerita ini. Cukup ambil sisi positif nya saja. Aku enggak mau banyak bacot, jadi sampai sini aja sampai jumpa dicerita aku selanjutnya!! Byee
****Setelah menempuh perjalanan cinta yang panjang, akhirnya hari sakral bagi kedua kekasih tiba. Hari yang ditunggu-tunggu oleh sepasang kekasih untuk menempuh kehidupan pernikahan.Berpacaran lama dan menghabiskan waktu bersama ternyata tidak dapat menghilangkan rasa gugup dan malu bagi Kenan dan Oceana.Seperti saat ini di kamar rias Oceana. Oceana terlihat sangat gugup dan berulang kali mengipasi wajahnya."Na, santai dong!" Zanna terkekeh melihat wajah pucat Oceana.Oceana mendengus sebal. "Ini AC nya kalian matiin ya?" tanya Oceana yang terus mengipasi wajahnya.Adera, Zanna dan Vanetta saling tatap, kemudian mereka tertawa dan membuat Oceana menatap mereka tajam. "Kenapa kalian ketawa?" tanya Oceana dengan kesal.Mereka bertiga menggeleng sambil menahan tawa. "Lo udah siap? Pernikahan akan di lakukan sebentar lagi," kata Vanetta sambil menatap wajah Oceana dari cermin.Oceana menghela napas
****Setiap malam minggu semua orang selalu berkumpul di rumah Kenan. Mereka berbincang, berpesta dan bercanda bersama."Om, Fio mana?" tanya Lalisa sambil menatap ke kanan dan ke kiri. Mereka semua terkejut mendengar pertanyaan Lalisa, mereka baru sadar kalau ternyata Fiorella tidak ada di rumah."Lah iya ya, gue baru sadar," ucap Adnan sambil menyengir.Kenan meminum jus anggur nya. "Dia sama mommy nya," jawab Kenan membuat mereka semua melongo."Mommy? Maksud lo Oceana?" tanya Galan terkejut. Kenan mengangguk. "Kok bisa?" tanya Galan lagi."Gue kasih Fio sama dia," jawab Kenan membuat mereka mengerti."Tadi Dera lihat rumah Oceana gelap, sepi juga," kata Adera sambil menatap mereka semua."Iya, Oceana bawa Fio kemana?" tanya Zanna kepada Kenan. Kenan hanya mengedikkan bahunya acuh tak acuh."Gue capek diikuti terus sama Fio. Mumpung mommy nya ada disini jadi ya udah gue kasih sama d
****"Apa klien nya masih lama Ryan?"Kenan bertanya sambil menyuapi es krim kepada Fiorella. Hari ini dia ada pertemuan khusus di sebuah Cafe. Seperti biasa Fiorella selalu ikut dengan nya dan hal ini sudah menjadi hal yang lumrah bagi klien nya."Sebentar lagi tuan," jawab Ryan yang fokus dengan handphonenya tanpa menatap Kenan.Kenan mendengus sebal dan kembali menyuapi es krim kepada Fiorella. "Dad, Fio mau makan pudding nya," ucap Fiorella sambil menunjuk sebuah pudding.Kenan mengambil pudding itu tanpa bertanya milik siapa. Dia menyuapi pudding itu kepada Fiorella yang sudah menunggu dengan perasaan senang.Ryan menghela napas dan menegakkan tubuhnya. Dia menaruh handphone miliknya di atas meja. Dahinya berkerut saat merasa kehilangan sesuatu. Dia menatap Kenna dan Fiorella, matanya langsung melotot saat melihat apa yang dia cari."Heh! Itu pudding punya om!" teriak Ryan dan menarik piring pudding itu.
****Suasana sunyi di rumah baru ini membuat Angelo merinding. Dia berjalan kearah dapur untuk sarapan, kebiasaan angelo adalah sarapan sebelum mandi.Angelo terdiam saat tidak menemukan siapapun atau apapun. Angelo berdecak sebal saat Oceana belum memasak apapun.Angelo berjalan menuju kamar Oceana. Saat tiba dia langsung masuk ke dalam dan tidak menemukan siapapun. Angelo menggeram dan memilih untuk mencari Oceana lagi.Saat melewati balkon utama di lantai dua, langkah kaki angelo berhenti. Di sana dia melihat Oceana yang sedang serius menatap ke depan. Tak butuh waktu lama angelo langsung menghampiri Oceana."Kakak ngapain sih di sini?! Aku lapar loh ...," rengek Angelo, namun tidak mendapatkan respon.Angelo yang kesal pun ikut menatap apa yang sedang di lihat oleh kakaknya itu. Angelo menutup mulutnya terkejut saat melihat Kenan yang tengah memberikan Fiorella kepada Vanetta. Ya, angelo tahu mereka semua karena O
3 tahun kemudian *** BRAK!! BRAK!! BRAK!! PROK!! PROK!! Kenan menutup telinganya dengan bantal karena suara yang begitu berisik. Dia menggeram saat suara berisik itu semakin besar dan nyaring. Suara tawa anak-anak menghancurkan tidurnya. Kenan menghela napas dan dengan terpaksa membuka matanya. Dia menatap sekeliling kamar dan menghela napas saat tak menemukan siapapun. Kenan turun dari atas ranjang dan berjalan menuju kearah tirai. Kenan membuka tirai itu dan tidak menemukan apapun, dia menghela napas kesal dan membalikkan badannya menatap sekeliling kamarnya. "Sayang ...," panggil Kenan sambil berjalan menuju sebuah lemari yang berisi mainan. Kenan membuka pintu lemari itu dan tetap tidak menemukan siapapun. Kenan menghela napas bersabar. "Kamu dimana sih?! Cepat keluar!" titah Kenan namun hanya di sambut oleh suara tawa. Kenan mengantuk, dia lelah dan ingin tidu
****4 tahun kemudianKehidupan Kenan berlalu begitu saja bahkan dia tidak merasakan waktu berjalan begitu cepat. Kini dia telah memiliki perusahaan sendiri yang dia bangun sendiri dengan kerja keras dan harapan tentang Oceana. Kenan juga sudah lulus kuliah dengan cepat.Kenan berdiri di dekat jendela kaca yang berada di ruangan nya. Dia menyereput kopi hangat dengan pelan, lalu menatap ke luar jendela. Dia menghela saat harapannya tidak pernah tercapai.Semua tak terasa seperti berjalan dengan begitu cepat. Oceana sudah pergi selama 4 tahun. Di pikiran Kenan saat ini, apa Oceana–nya akan kembali?Kenan menghela napas dan berjalan menuju meja kerja nya. Dia duduk di kursi dan mengambil foto Oceana yang terleltak diatas meja kerjanya."Honey, kamu dimana? Kamu tahu? Sebentar lagi kak Raquel akan melahirkan, aku udah sabar buat gendong keponakan aku." Kenan menatap foto itu dengan tatapan lembut.Soal Raquel, mem
****Dua bulan berlalu semenjak kepergian Oceana. Dihari itu, Kenan pulang seperti tanpa jiwa. Dia lebih banyak diam dan membatasi diri.Kenan mengunci diri di dalam apartemen nya. Mematikan handphone, sehingga tidak ada yang bisa menghubungi nya. Semua orang setiap harinya memasukkan surat dari celah pintu untuk mengabari atau sekedar menanyai kabarnya.Kenan sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mencari keberadaan Oceana, namun semua usaha nya gagal. Dia tidak dapat menemukan Oceana bahkan semua data tentang Oceana dan keluarga hilang bagaikan di telan bumi. Oceana benar-benar pergi dari nya dan tak akan pernah kembali.Hidup Kenan sekarang hancur, dia tidak memiliki tujuan lagi. Tidak tahu harus melakukan apa. Meminum alkohol, merokok dan makan sekali sehari sudah menjadi rutinitas Kenan saat ini.Bel apartemen berbunyi dan menandakan bahwa seseorang baru saja mengirim nya surat. Kenan mengucek matanya dan menggeliat di
****"Oceana salah. Seharusnya —""TUNGGU!!"Semua orang terkejut saat ada seseorang yang menghentikan ucapan Oceana. Mereka melihat kearah pintu, disana terdapat papi Galan yang berdiri di barisan depan bersama dengan istri dan putranya, namun yang membuat bingung dibelakang mereka juga terdapat Vanetta.Papa Kenan maju mendekati sang adik dengan bingung. "Gilbert, ada apa ini?" tanya papa Kenan kepada papi Galan."Kakak, aku mau Kenan bertanggung jawab," ucap papi Galan membuat semua orang terkejut.Oceana memilih untuk menjauh dan mendekati kedua orang tuanya. "Kamu tenang sayang, semua pasti akan baik-baik aja," ucap mama Oceana menenangkan Oceana. Oceana hanya tersenyum dan kembali menatap ke depan."Bertanggung jawab untuk apa?" tanya papa Kenan tidak mengerti."Vanetta," panggil papi Galan. Vanetta berjalan maju dengan kepala yang tertunduk."Jangan takut sayang, papi ada disini