****
Di dekat tangga menuju kelas dua belas terdapat tiga lelaki dan dua perempuan. Salah satu dari lelaki itu menggoda salah satu perempuan.
"Lo tau enggak?" tanya lelaki itu kepada sang perempuan.
"Apa?" tanya balik perempuan itu.
"Lo itu seperti mutiara, cantik, langka dan susah buat dapetin nya," ucap sang lelaki sambil mengedipkan sebelah matanya menggoda.
Mereka yang mendengar gombalan itu mendecih jijik sedangkan perempuan yang digoda malah tertawa.
Perempuan itu menepuk kepala sang lelaki lalu berkata, "Gombalan lo keren tapi sorry gue enggak tergoda, semoga beruntung dilain hari," ujar perempuan itu.
Sang lelaki memanyunkan bibirnya dia menatap teman-temannya. Sedangkan teman-temannya membuang muka malas melihat drama.
"ADNAN!!!!"
Teriakan yang menggelegar itu membuat mereka serentak menoleh bersamaan kearah sumber teriakan.
Disana terdapat seorang perempuan yang bernama Oceana dengan di belakangnya terdapat lelaki yang sering disapa Kenan.
Raut wajah Oceana sangat menyeramkan. Lelaki yang dipanggil Adnan itu meneguk saliva nya kasar.
"Aakhh..." rintih Adnan saat Oceana menjewer telinganya.
"Sakit Na....,"rintih Adnan kesakitan.
"Mampus lo!" kata Seorang lelaki bernama Bryan Kylee tertawa senang melihat sahabatnya menderita.
Kenan memisahkan Oceana dan Adnan. Dia mengelap tangan Oceana yang digunakan untuk menjewer telinga Adnan tadi.
Adnan bersyukur karena Kenan telah menolong nya. "Makasih bro.... Lo emang sahabat terbaik gue," ucap Adnan sambil menepuk bahu Kenan.
Kenan menyingkirkan tangan Adnan yang berada dibahunya. Dia menatap Adnan tajam dan berkata, "Gue enggak ada niatan buat nolongin lo. Gue cuma enggak mau tangan Oceana kotor dan nyentuh laki-laki lain, selain gue."
Mereka semua mendengus sebal. Kenan benar-benar sangat posesif. Sedangkan Oceana malah tersenyum senang dan merangkul lengan kekar Kenan.
"Dih... dasar bucin!" ejek Adnan.
Oceana yang mendengar itu langsung memelototi Adnan membuat Adnan bersembunyi dibelakang Bryan.
"Cemen lo!" ejek Bryan geli terhadap tingkah Adnan.
"Zanna lo enggak papa kan?" tanya Oceana kepada perempuan yang digoda oleh Adnan tadi.
Zanna terkekeh lalu dia menggeleng. "Gue enggak papa kali lebay banget sih lo," ucapnya.
"Gue bukannya lebay, gue cuma enggak percaya aja sama buaya satu ini," kata Oceana sambil menunjuk Adnan.
Para siswa dan siswi Diamond High School berlarian masuk ke kelas mereka masing-masing saat bel masuk berbunyi.
Oceana dan yang lainnya juga mau tidak mau harus masuk kedalam kelas. Setelah pamit pada Kenan Oceana menarik tangan kedua sahabatnya yaitu Zanna Kirana dan Adera Leta untuk masuk kedalam kelas.
"Masuk kelas nih?" tanya Bryan.
Seorang lelaki dengan rambut yang sedikit panjang berwarna coklat itu menjawab, "Gue laper mau kekantin."
Lelaki itu langsung melangkah pergi meninggalkan mereka dan diikuti oleh Kenan.
"Galan tunggu woy!" teriak Adnan dan berlari mengejar Galan dan Kenan. Bryan mendengus sebal karena ditinggal, dia pun langsung berjalan menuju kantin juga.
****
"Kamu enggak makan makanan pedas lagi kan?" tanya Kenan kepada Oceana yang tengah memakan sandwich.
Oceana menggeleng. "Kan kamu enggak izinin aku makan makanan pedas lagi jadi aku enggak makan itu lagi," jawabnya.
Entah mengapa Kenan merasa aneh, dulu saat Oceana selalu menuruti perkataannya dia sangat bahagia dan senang namun sekarang semuanya terasa berbeda. ia malah merasa Oceana terlalu menurutinya.
"Udah enggak pernah begadang lagi kan?" tanya Kenan lagi.
Oceana menggeleng. "Sekarang aku selalu ngerjain tugas disore hari jadi enggak pernah begadang lagi," jawab Oceana sambil menjilati jarinya.
Kenan mengangguk, hatinya semakin tidak suka saat Oceana selalu menuruti perkataannya. Memang Kenan selalu melarang Oceana untuk melakukan sesuatu yang tidak disukai olehnya dan Oceana selalu menurutinya tidak pernah mau membantah nya padahal Oceana sangat menyukai makanan pedas.
"Sayang kenapa sih kamu selalu nurutin perkataan aku?" tanya Kenan bingung.
Tatapan Oceana berpaling dari bunga-bunga yang ada ditaman menjadi kearah Kenan, dia mengernyit bingung. "Lah kamu kok jadi aneh gini sih? Kan kamu enggak suka kalo membangkang keras kepala kan dulu kamu juga minta aku untuk selalu nurut sama kamu tapi kenapa sekarang kamu kayak gini?" tanya Oceana berturut-turut.
Kenan menghela napas dia menatap Oceana dengan tajam. "Itu dulu sekarang kamu enggak perlu terlalu nurutin aku. Aku enggak mau nanti ujung-ujungnya kamu bilang kalo aku ngekang kamu," ucapnya.
Oceana semakin bingung dengan Kenan. "Kenapa kamu mikir gitu sih? Aku enggak bakal bilang kalo kamu itu ngekang aku karna aku tau kamu ngelakuin itu karna sayang sama aku," ujar Oceana.
"Udah deh kamu enggak bakal ngerti. Aku mau mulai sekarang berhenti untuk selalu nurutin perkataan aku," Kata Kenan dan langsung pergi meninggalkan Oceana sendirian ditaman dengan banyak pertanyaan dikepalanya.
****
Pintu kamar mandi terbuka menampilkan Bryan yang hanya menggunakan celana pendek tanpa atasan dengan handuk yang menyantol dileher nya.
Dia melempar handuk itu kesembarang arah. Dia menjatuhkan tubuhnya diatas ranjang miliknya. Dia meraba kesamping tubuhnya dan menemukan handphone miliknya.
Dia menjelajahi media sosial dengan santai berniat untuk menghilangkan rasa lelah ditubuhnya. Baru saja bersantai, waktu istirahat nya harus terganggu karena ada yang melempar sesuatu kepintu balkon nya.
Bryan berdecak sebal dan bangkit menuju balkon. Dia membuka pintu dan mengelus kepalanya karena terkena lemparan pulpen oleh seseorang.
Disana dia melihat Oceana berdiri dengan wajah yang basah karena air mata. Bryan menghela napas dia menatap Oceana. Tetangga satu ini memang selalu menghancurkan waktu istirahat nya.
"Bryan.... Hiks....," panggil Oceana.
"Ada apa?" tanya Bryan.
"Hiks.... Lio....," ucap Oceana dengan serak.
"Lo yang kesini atau gue yang kesana?" sambung Oceana.
"Lo aja yang kesini gue lagi mager," Kata Bryan.
Oceana menaikkan kakinya pada pembatas balkon bersiap untuk melompat menuju kebalkon Bryan. Bryan yang melihat itu langsung menghentikan Oceana.
"Heh tunggu! Lo mau ngapain?!" tanya Bryan.
"Ya gue mau ke sana lah, gue juga lagi mager tau, " jawab Oceana sambil menghapus air matanya.Bryan berdecak sebal sepertinya Oceana memang sudah gila.
"Udah biar gue aja yang kesana. Lo turun dan tunggu!" titah Bryan.
Bryan berjalan meninggalkan kamarnya menuju rumah Oceana yang berada disebelah rumahnya. Karena Khawatir Bryan tidak menyadari kalau dia tidak memakai baju.
Dia langsung membuka pintu kamar Oceana saat sudah sampai dirumah Oceana. Orang tua Oceana sedang tidak ada dirumah biasanya Kenan lah yang menemani Oceana.
Mata Bryan langsung mengarah pada ranjang mewah yang ada didalam kamar ini. Disana Oceana tidur dengan tengkurap isakan tangis nya masih terdengar walaupun tidak terlalu keras.
Dia melangkah masuk kedalam kamar Oceana. Dia membalikkan tubuh Oceana dan melihat wajah Oceana yang sudah becek. Bryan menghapus air mata Oceana. Dia tidak pernah melihat Oceana menangis karena Kenan, hubungan mereka sangat jauh dari pertengkaran.
Bryan menuntun Oceana untuk duduk karena jika terus tidur Oceana akan sesak napas karena menangis.
Oceana langsung memeluk tubuh Bryan. Bryan mengelus punggung Oceana untuk meredakan tangis nya.
"Apa yang Kenan lakuin sama lo sampai lo nangis kayak gini?" tanya Bryan sedih.
"Lio nyuruh gue untuk enggak terlalu nurutin perkataan dia padahalkan dia enggak suka kalau gue membangkang. Dia juga natap tajam gue. Gue enggak pernah liat dia kayak gitu dia udah beda," Kata Oceana disertai isakan tangis nya.
Bryan mengernyitkan dahinya bingung pasalnya Kenan tidak pernah mau Oceana membangkang dan Kenan akan selalu menatap Oceana dengan tatapan lembut penuh cinta tapi mengapa Kenan melakukan itu semua?.
Bryan menangkap wajah Oceana dan menghapus air matanya dia tersenyum. "Lo tenang aja jangan mikir yang aneh-aneh besok gue bakal ngomong sama Kenan," Ucap Bryan lembut berusaha menenangkan hati Oceana.
Oceana mengangguk dan kembali memeluk Bryan dan menangis kembali. Bryan sudah menganggap Oceana sebagai adiknya sendiri. Mereka sudah berteman sejak kecil maka dari itu dia sangat menyayangi Oceana dan tidak akan pernah membiarkan orang lain menyakiti Oceana. Ini adalah janjinya.
****
Ditempat ini tepatnya dirooftop sekolah terjadi aksi tatap-tatapan antara Kenan dan Bryan. Diantara mereka berdua tidak ada yang mau memulai pembicaraan.Tatapan mereka berdua bagai belati yang tubuh mereka satu sama lain. Awalnya teman-teman mereka khawatir untuk meninggalkan Kenan Bryan berdua karena mereka sama kuatnya dan sama berani nya untuk membunuh satu sama lain.Bryan membasahi bibirnya menggunakan lidah. Dia menghela napas dan menatap kearah lain. Tidak butuh waktu lama Bryan kembali menatap mata Kenan."Apa maksud lo nyuruh Oceana untuk enggak terlalu menuruti perkataan lo?" tanya Bryan membuka percakapan.
****Kenan memberhentikan mobil nya di basement apartmentnya. Dia keluar dan membukakan pintu untuk Gladys.Gladys merasa tersanjung saat Kenan menjaga kepalanya agar tidak terantuk. "Hati-hati kalo kena nanti sakit,"Kata Kenan dengan senyuman manisnya.Mereka berjalan masuk kedalam lift. Setelah lift sampai dilantai yang dituju mereka keluar dan masuk ke apartment Kenan.Kenan menekan sandi apartmentnya membuat pintu itu terbuka. Kenan mempersilahkan Gladys untuk masuk dan langsung membawanya kekamar.Gladys menatap Kenan dengan malu-malu sedangkan Kenan menatap Gladys penuh hasrat.Kenan menarik pinggang Gladys, otomatis tubuh mereka menjadi sangat dekat tanpa jarak. Kenan mendekatkan bibirnya ketelinga Gladys."Hug me!" bisik Kenan ditelinga Gladys.Gladys langsung memeluk Kenan dengan erat dan menyembunyikan wajahnya dileher Kenan. Kenan menurunkan ritsleting baju Gladys."AAKKHH!!!"Gladys menjerit deng
****Kenan memarkirkan motornya diparkiran sekolah. Dia membuka helmnya dan turun dari motornya.Mata Kenan menelusuri parkiran ini. Dia sedang mencari Oceana tadi malam Oceana tidak bisa dihubungi.Kenan mengepalkan tangannya penuh emosi saat netra biru nya melihat teman-temannya dan Oceana dengan seorang lelaki asing.Mereka membiarkan Oceana pergi bersama lelaki asing itu bahkan dengan berani nya lelaki asing itu menggenggam tangan gadisnya.Kenan melangkahkan kakinya menuju teman-temannya. "Kenapa kalian membiarkan Oceana pergi sama laki-laki asing?" tanya Kenan saat sudah tiba didekat mereka semua.Mereka semua tersentak kaget. Adera yang kaget dan memang memiliki kepribadian yang asal ceplas-ceplos itu pun langsung menunjuk Bryan."Bryan.... Bryan yang nyuruh Ana pergi sama Romeo," ucap Adera dengan cepat.Bryan yang mendengar itu langsung menatap Adera dengan tajam. Adera yang takut dengan tatapan itu bersembunyi d
****Motor Kenan melaju membelah jalanan ibukota. Kenan menurunkan kecepatan motornya dan melihat Oceana dari kaca spion."Sayang, aku udah minta supir rumah kamu untuk bawa barang-barang kamu ke apartment aku," kata Kenan.Oceana mengangguk Kenan yang melihat iti menghela napas. "Mau jalan-jalan dulu enggak?" tanya Kenan.Oceana yang mendengar itu langsung memeluk perut Kenan dengan erat mengangguk dengan semangat. "Beli es krim ya?" tanya Oceana.Sudah Kenan duga. Kenan pun hanya bisa mengangguk lalu menambah kecepatan motornya mengarah ke kedai es krim.Oceana mengerutkan dahinya bingung, dia meminta es krim tapi mengapa Kenan membawanya ketaman? Kenan benar-benar menyebalkan."Ayo turun!" ucap Kenan.Oceana turun dengan perasaan dongkol. Setelah kakinya menginjak tanah Oceana langsung membuang muka dan menghentakkan kakinya ketanah.Kenan yang melihat itu terkekeh geli. Dia mengacak rambut Oceana ta
****"Selamat tidur honey, semoga mimpi indah."Kenan mencium kening Oceana saat Oceana sudah memejamkan matanya masuk ke alam mimpi. Oceana tidak bisa tidur dikamar yang baru maka dari itu Kenan menemani Oceana hingga tertidur.Saat Kenan berniat beranjak dari ranjang fokus nya mengarah pada handphone Oceana yang menyala yang berada diatas nakas. Kenan mengambil handphone itu dan melihat layar utamanya yang dipenuhi oleh pesan dari Bryan dan Romeo.Bryan|Kenan enggak ngapain-ngapain lo kan Ana?|Semoga lo baik-baik aja disana|Kalau Kenan nyakitin lo kasih tau gue ya gue bener-bener khawatir.Romeo|Na lo beneran tinggal sama Kenan?|Lo kenapa masih mau bertahan sih sama iblis itu?|Na lo udah tidur ya? Ya udah deh have a nice dream Na.Kenan mengepalkan tangannya dengan kuat saat
****Angin berhembus dengan kencang. Siang ini udara tidak terasa begitu panas sehingga enak untuk dinikmati. Langit biru yang dipenuhi oleh awan terlihat indah jika dilihat dari tempat ini."Gue bener-bener enggak habis pikir, Romeo berani banget," ucap Galan sambil menyugar rambutnya karena terkena hembusan angin.Kenan menatap kearah Galan dia menaikkan satu alis nya. Galan yang melihat reaksi Kenan mengolo tak percaya."Lo belum tau?" tanya Galan tak percaya.Kenan menggeleng pertanda bahwa dia memang tidak tahu apapun. Galan menghela napas dan berkata, "Tadi Romeo meluk Oceana."Kenan yang sebelumnya menatap langit lepas kini menatap Galan dengan tajam tak percaya dengan apa yang Galan katakan. "Maksud lo apa?" tanya Kenan dengan emosi yang siap untuk dilampiaskan.Galan menarik napas lalu menghembuskan nya dia menatap Kenan dengan serius. "Jadi tadi Oceana masuk ke kelas sambil nangis, terus Romeo main meluk Oceana t
****"Kamu istirahat aja dulu biar enggak lemes lagi."Kenan menuntun Oceana untuk berbaring diranjang nya. Oceana baru saja pulang dari rumah sakit karena luka nya yang tak seberapa maka dari itu Oceana dipulangkan."Aku udah sehat Lio!" ucap Oceana dengan kesal.Kenan mengacak rambut Oceana. "Sehat dari mana? Masih pucet gini juga," kata Kenan membantah perkataan Oceana."Yang seharusnya istirahat tuh kamu bukannya aku," ujar Oceana sedih sambil mengelus lebam dipipi Kenan.Kenan menyentuh tangan mungil Oceana yang berada dipipinya. "I'm okay," Ucap Kenan mencium punggung tangan Oceana."Jangan lakuin ini lagi ya .... "Kenan mengangguk dan kembali menuntun Oceana untuk tertidur. "Aku keluar dulu ya sayang, kamu tidur biar cepat pulih!" Kenan mencium kening Oceana kemudian melangkah pergi meninggalkan kamar.Baru keluar dari kamar Oceana Kenan sudah didatangi oleh Romeo. Teman-temannya dan teman
****Sudah seminggu sejak pertengkaran antar Romeo dan Kenan. Dan semenjak hari itu disaat Romeo pergi mereka tidak pernah kalau Romeo tidak akan kembali.Romeo pergi menghilang tanpa jejak. Bryan sudah mencari Romeo dimana-mana namun tidak ditemukan entah dimana keberadaan Romeo sekarang.Bryan khawatir akan terjadi sesuatu yang tidak pernah diinginkan. Romeo pergi dengan rasa malu dan amarah. Bryan sangat mengenal Romeo, Romeo adalah orang yang sangat ambisi dan Romeo sangat ingin mengalahkan Kenan."Bryan, Dera bawain nasi goreng buatan mama. Nih!"Lamunan Bryan buyar saat Adera datang dengan sekotak nasi goreng. Bryan menatap Adera yang tengah menyodorkan kotak bekal yang berisikan nasi goreng itu kepadanya.Bryan menghela napas. "Lo kok tau gue kesini?" tanya Bryan sambil memainkan rumput-rumput yang tidak terlalu panjang."Iih.... Ambil dulu nasi goreng nya nanti baru Dera jawab. Pegel tau!" Adera memanyu
Hai, semuanya! Makasih buat yang udah baca cerita aku ini. Aku enggak tahu harus bilang apa lagi. Pokoknya makasih banyak udah luangin waktu kalian cuma untuk membaca cerita ku ini. Jujur sebelumnya aku enggak yakin kalau cerita aku ada yang baca, tapi berkat dukungan dari segala pihak aku bisa yakin dan kembali semangat buat tamatin cerita ini. Banyak suka duka yang aku lewati. Banyak pembelajaran dan dilema yang aku dapatkan dalam pembuatan cerita ini. Harapan aku ke depannya cerita ini akan menjadi trending dan diminati banyak orang. Semoga cerita ini bermanfaat bagi banyak orang. Dan ya, kalau ada kata-kata yang tidak disukai aku minta maaf yang sebesar-besar nya. Aku mohon untuk tidak mengikuti ataupun mencontoh adegan berbahaya dan yang tidak pantas di dalam cerita ini. Cukup ambil sisi positif nya saja. Aku enggak mau banyak bacot, jadi sampai sini aja sampai jumpa dicerita aku selanjutnya!! Byee
****Setelah menempuh perjalanan cinta yang panjang, akhirnya hari sakral bagi kedua kekasih tiba. Hari yang ditunggu-tunggu oleh sepasang kekasih untuk menempuh kehidupan pernikahan.Berpacaran lama dan menghabiskan waktu bersama ternyata tidak dapat menghilangkan rasa gugup dan malu bagi Kenan dan Oceana.Seperti saat ini di kamar rias Oceana. Oceana terlihat sangat gugup dan berulang kali mengipasi wajahnya."Na, santai dong!" Zanna terkekeh melihat wajah pucat Oceana.Oceana mendengus sebal. "Ini AC nya kalian matiin ya?" tanya Oceana yang terus mengipasi wajahnya.Adera, Zanna dan Vanetta saling tatap, kemudian mereka tertawa dan membuat Oceana menatap mereka tajam. "Kenapa kalian ketawa?" tanya Oceana dengan kesal.Mereka bertiga menggeleng sambil menahan tawa. "Lo udah siap? Pernikahan akan di lakukan sebentar lagi," kata Vanetta sambil menatap wajah Oceana dari cermin.Oceana menghela napas
****Setiap malam minggu semua orang selalu berkumpul di rumah Kenan. Mereka berbincang, berpesta dan bercanda bersama."Om, Fio mana?" tanya Lalisa sambil menatap ke kanan dan ke kiri. Mereka semua terkejut mendengar pertanyaan Lalisa, mereka baru sadar kalau ternyata Fiorella tidak ada di rumah."Lah iya ya, gue baru sadar," ucap Adnan sambil menyengir.Kenan meminum jus anggur nya. "Dia sama mommy nya," jawab Kenan membuat mereka semua melongo."Mommy? Maksud lo Oceana?" tanya Galan terkejut. Kenan mengangguk. "Kok bisa?" tanya Galan lagi."Gue kasih Fio sama dia," jawab Kenan membuat mereka mengerti."Tadi Dera lihat rumah Oceana gelap, sepi juga," kata Adera sambil menatap mereka semua."Iya, Oceana bawa Fio kemana?" tanya Zanna kepada Kenan. Kenan hanya mengedikkan bahunya acuh tak acuh."Gue capek diikuti terus sama Fio. Mumpung mommy nya ada disini jadi ya udah gue kasih sama d
****"Apa klien nya masih lama Ryan?"Kenan bertanya sambil menyuapi es krim kepada Fiorella. Hari ini dia ada pertemuan khusus di sebuah Cafe. Seperti biasa Fiorella selalu ikut dengan nya dan hal ini sudah menjadi hal yang lumrah bagi klien nya."Sebentar lagi tuan," jawab Ryan yang fokus dengan handphonenya tanpa menatap Kenan.Kenan mendengus sebal dan kembali menyuapi es krim kepada Fiorella. "Dad, Fio mau makan pudding nya," ucap Fiorella sambil menunjuk sebuah pudding.Kenan mengambil pudding itu tanpa bertanya milik siapa. Dia menyuapi pudding itu kepada Fiorella yang sudah menunggu dengan perasaan senang.Ryan menghela napas dan menegakkan tubuhnya. Dia menaruh handphone miliknya di atas meja. Dahinya berkerut saat merasa kehilangan sesuatu. Dia menatap Kenna dan Fiorella, matanya langsung melotot saat melihat apa yang dia cari."Heh! Itu pudding punya om!" teriak Ryan dan menarik piring pudding itu.
****Suasana sunyi di rumah baru ini membuat Angelo merinding. Dia berjalan kearah dapur untuk sarapan, kebiasaan angelo adalah sarapan sebelum mandi.Angelo terdiam saat tidak menemukan siapapun atau apapun. Angelo berdecak sebal saat Oceana belum memasak apapun.Angelo berjalan menuju kamar Oceana. Saat tiba dia langsung masuk ke dalam dan tidak menemukan siapapun. Angelo menggeram dan memilih untuk mencari Oceana lagi.Saat melewati balkon utama di lantai dua, langkah kaki angelo berhenti. Di sana dia melihat Oceana yang sedang serius menatap ke depan. Tak butuh waktu lama angelo langsung menghampiri Oceana."Kakak ngapain sih di sini?! Aku lapar loh ...," rengek Angelo, namun tidak mendapatkan respon.Angelo yang kesal pun ikut menatap apa yang sedang di lihat oleh kakaknya itu. Angelo menutup mulutnya terkejut saat melihat Kenan yang tengah memberikan Fiorella kepada Vanetta. Ya, angelo tahu mereka semua karena O
3 tahun kemudian *** BRAK!! BRAK!! BRAK!! PROK!! PROK!! Kenan menutup telinganya dengan bantal karena suara yang begitu berisik. Dia menggeram saat suara berisik itu semakin besar dan nyaring. Suara tawa anak-anak menghancurkan tidurnya. Kenan menghela napas dan dengan terpaksa membuka matanya. Dia menatap sekeliling kamar dan menghela napas saat tak menemukan siapapun. Kenan turun dari atas ranjang dan berjalan menuju kearah tirai. Kenan membuka tirai itu dan tidak menemukan apapun, dia menghela napas kesal dan membalikkan badannya menatap sekeliling kamarnya. "Sayang ...," panggil Kenan sambil berjalan menuju sebuah lemari yang berisi mainan. Kenan membuka pintu lemari itu dan tetap tidak menemukan siapapun. Kenan menghela napas bersabar. "Kamu dimana sih?! Cepat keluar!" titah Kenan namun hanya di sambut oleh suara tawa. Kenan mengantuk, dia lelah dan ingin tidu
****4 tahun kemudianKehidupan Kenan berlalu begitu saja bahkan dia tidak merasakan waktu berjalan begitu cepat. Kini dia telah memiliki perusahaan sendiri yang dia bangun sendiri dengan kerja keras dan harapan tentang Oceana. Kenan juga sudah lulus kuliah dengan cepat.Kenan berdiri di dekat jendela kaca yang berada di ruangan nya. Dia menyereput kopi hangat dengan pelan, lalu menatap ke luar jendela. Dia menghela saat harapannya tidak pernah tercapai.Semua tak terasa seperti berjalan dengan begitu cepat. Oceana sudah pergi selama 4 tahun. Di pikiran Kenan saat ini, apa Oceana–nya akan kembali?Kenan menghela napas dan berjalan menuju meja kerja nya. Dia duduk di kursi dan mengambil foto Oceana yang terleltak diatas meja kerjanya."Honey, kamu dimana? Kamu tahu? Sebentar lagi kak Raquel akan melahirkan, aku udah sabar buat gendong keponakan aku." Kenan menatap foto itu dengan tatapan lembut.Soal Raquel, mem
****Dua bulan berlalu semenjak kepergian Oceana. Dihari itu, Kenan pulang seperti tanpa jiwa. Dia lebih banyak diam dan membatasi diri.Kenan mengunci diri di dalam apartemen nya. Mematikan handphone, sehingga tidak ada yang bisa menghubungi nya. Semua orang setiap harinya memasukkan surat dari celah pintu untuk mengabari atau sekedar menanyai kabarnya.Kenan sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mencari keberadaan Oceana, namun semua usaha nya gagal. Dia tidak dapat menemukan Oceana bahkan semua data tentang Oceana dan keluarga hilang bagaikan di telan bumi. Oceana benar-benar pergi dari nya dan tak akan pernah kembali.Hidup Kenan sekarang hancur, dia tidak memiliki tujuan lagi. Tidak tahu harus melakukan apa. Meminum alkohol, merokok dan makan sekali sehari sudah menjadi rutinitas Kenan saat ini.Bel apartemen berbunyi dan menandakan bahwa seseorang baru saja mengirim nya surat. Kenan mengucek matanya dan menggeliat di
****"Oceana salah. Seharusnya —""TUNGGU!!"Semua orang terkejut saat ada seseorang yang menghentikan ucapan Oceana. Mereka melihat kearah pintu, disana terdapat papi Galan yang berdiri di barisan depan bersama dengan istri dan putranya, namun yang membuat bingung dibelakang mereka juga terdapat Vanetta.Papa Kenan maju mendekati sang adik dengan bingung. "Gilbert, ada apa ini?" tanya papa Kenan kepada papi Galan."Kakak, aku mau Kenan bertanggung jawab," ucap papi Galan membuat semua orang terkejut.Oceana memilih untuk menjauh dan mendekati kedua orang tuanya. "Kamu tenang sayang, semua pasti akan baik-baik aja," ucap mama Oceana menenangkan Oceana. Oceana hanya tersenyum dan kembali menatap ke depan."Bertanggung jawab untuk apa?" tanya papa Kenan tidak mengerti."Vanetta," panggil papi Galan. Vanetta berjalan maju dengan kepala yang tertunduk."Jangan takut sayang, papi ada disini