****
Aroma kopi menyambutnya saat membuka pintu apartment miliknya. Lelaki itu tersenyum miring saat tahu siapa yang membuat apartmentnya dipenuhi aroma kopi.
Dia melepas sepatunya lalu meletakkan nya dirak sepatu. Kakinya melangkah menuju sumber aroma kopi ini.
Langkahnya terhenti didapur. Dihadapannya ada seorang gadis yang tengah sibuk membuat sesuatu.
Dia tersenyum dan langsung memeluk gadis itu dari belakang. Gadis itu terlonjak kaget, dia memukul pelan lengan lelaki itu. Bukannya marah lelaki itu malah terkekeh.
"Kamu tuh ngagetin aja tau enggak! Aku kira tadi siapa," ucap gadis itu.
Lelaki itu tersenyum lalu menciumi leher sang gadis membuat sang empu kesal karena kerjaannya sedikit terganggu.
"Lio jangan gini ah!" kesal gadis itu.
Lelaki yang dipanggil Lio itu tidak menggubrisnya dia malah semakin menciumi leher gadis tersebut.
"Hmm... Wangi...," ujarnya.
"Aku atau roti nya yang wangi?" tanya gadis itu yang kembali sibuk dengan adonan roti nya.
"Roti," jawab lelaki yang dipanggil Lio itu.
"Kalau emang roti nya yang wangi kenapa nyiumin aku terus sih? Risih tau!" sungut gadis itu.
Lelaki yang dipanggil Lio itu hanya terkekeh, dia sangat senang membuat gadisnya kesal.
"Mending kamu mandi deh, bau tau enggak!" perintah gadis itu.
"Laper," bukannya melaksanakan perintah gadis itu, lelaki itu malah merengek.
"Ya makanya mandi dulu baru kita makan," ucap sang gadis. Lelaki itu menggeleng membuat sang gadis geram.
"Dengar ya Adelino Kenan Matteo, kamu itu bau entah habis darimana jadi lebih baik kamu mandi baru makan! Ngerti?!" kata gadis itu.
Lelaki itu mengangguk pasrah sebelum pergi masih sempat-sempat nya dia mencium pipi sang gadis. Gadis hanya mampu menggeleng dan terkekeh melihat tingkah kekasihnya.
Lelaki itu bernama Adelino Kenan Matteo, jangan pernah memanggilnya dengan nama Lio karena hanya Oceana Aafreeda Fedora lah yang boleh memanggilnya dengan sebutan itu.
Lelaki itu kerap disapa Kenan. Lelaki tampan yang hanya akan bersikap manja kepada kekasihnya yaitu Oceana. Lelaki yang sangat ditakuti karena tidak berperikemanusiaan dan tidak memiliki hati.
Oceana yang biasa dipanggil Ana itu menyajikan makanan dimeja makan. Dia menoleh kearah pintu kamar Kenan. Mengapa Kenan belum keluar juga?.
Baru saja dia berniat untuk menjemput Kenan, lelaki itu sudah keluar dari kamarnya hanya dengan celana pendek tanpa atasan.
Kenan duduk dikursi, memejamkan mata dan menghirup aroma makanan yang dimasak sendiri oleh Ana.
Ana terkekeh melihat tingkah Kenan, itu sudah menjadi kebiasaan Kenan saat Ana lah yang memasak makanan.
Tangan Ana terulur untuk mengacak rambut Kenan membuat Kenan menoleh kearah nya dia tersenyum lalu menunjukkan raut manja nya.
Kenan mengangkat tinggi-tinggi piring kosong. "Laper babe," rengeknya membuat Ana terkekeh melihatnya.
Ana mengambil piring kosong itu lalu menaruh nasi serta lauk pauknya. Kenan langsung mengambilnya dan memakannya dengan lahap.
"Pelan-pelan, astaga!" ucap Ana tak habis pikir dengan kelakuan Kenan.
Kenan sama sekali tidak mendengarkan nya. Ana menghela napas lalu ikut makan bersama Kenan.
Ana membereskan piring kotor bekas mereka makan tadi. Sedangkan Kenan berjalan menuju ruang tengah menghidupkan televisi.
Dia menoleh kesamping saat kembali menghirup aroma kopi. Ternyata itu adalah Ana yang membawa roti dan beberapa cemilan lainnya.
Ana duduk disamping Kenan, dia mengambil dua roti kopi yang tadi dia buat. Dengan lincah tangannya menyuapi roti itu kedalam mulut Kenan.
Kenan menarik pinggang Ana sehingga semakin dekat dengannya. Ana terus menyuapi roti itu kedalam mulut mereka masing-masing.
"Kamu habis darimana tadi?" tanya Ana.
"Menurut kamu?" tanya balik Kenan.
Ana menghela dia mengerti maksud dari perkataan Kenan. "Lio mau sampai kapan sih kayak gini?" tanya Ana sedih.
Wajah Kenan berubah menjadi datar pelukan dipinggang Ana berubah menjadi cengkraman.
Tangan Ana mengelus rahang Kenan yang mengeras. "Aku enggak mau kamu sampai kenapa-kenapa. Aku enggak mau kamu ditangkap polisi. Aku mohon tolong hentikan ini demi aku," kata Ana.
"Jangan melewati batas Ana, ini hidup ku dan biarkan aku yang menjalani nya," ucap Kenan dingin.
"Aku bukan ingin mencampuri hidupmu hanya saja aku mencintaimu dan aku enggak mau kamu sampai kenapa-kenapa," ujar Ana lirih.
Kenan menyentuh tangan Ana yang masih berada dipipinya. "Kamu percaya sama aku kan?" tanya Kenan.
Ana mengangguk dengan cepat. "Dasar cengeng," ejek Kenan saat melihat air mata Ana sudah mengucur deras.
Ana mendengus kesal dan langsung menubruk tubuh Kenan memeluk nya dengan erat dan menangis dengan tersedu-sedu.
Kenan menghela napas dia mengelus punggung Ana, manciumi rambut Ana berulang kali.
Ana selalu seperti ini saat membahas tentang kekurangan Kenan. Cinta Ana membuat Ana sendiri lemah.
"Jangan nangis sayang, kamu percaya kan sama aku? Aku bakal baik-baik aja," ucap Kenan berusaha untuk menenangkan Ana.
Ana menampar pipi Kenan. "Aku emang percaya sama kamu tapi tetep aja aku khawatir, mikir dong!" sungut Ana dengan napas terengah-engah.
Kenan memegang pipinya yang tadi ditampar oleh Ana rasanya sangat perih hanya Ana yang berani melakukan ini terhadap nya.
Dia mencium bibir Ana sekilas membuat Ana semakin menangis dan menendang-nendang perut Kenan.
Kenan tertawa melihat itu dia mengangkat Ana keatas pangkuannya. Dia terus menciumi wajah Ana hingga Ana berhenti memberontak. "I love you," ucap Kenan.
"I hate you!" Balas Ana.
"Really honey?" tanya Kenan tak percaya.
Ana mengangguk dengan semangat. Lalu tertawa saat melihat raut kesal diwajah Kenan.
"Kayak nya kamu bener-bener minta dihukum deh," kata Kenan.
Ana menggeleng lalu menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Kenan tersenyum miring melihat itu.
"Kenapa tutup mulut?" tanya Kenan geli.
Ana terus menggeleng lalu dia menurunkan tangannya dan memasang raut memohon.
"Maaf," ujar Ana.
Kenan menggeleng lalu tangan kekar nya terulur untuk mengambil keripik kentang. Dia membuka bungkus nya kemudian memasukkan keripik kentang itu kedalam mulutnya tanpa memperdulikan raut memohon dari Ana.
"Ih.... Aku minta maaf!" ucap Ana yang sudah mulai kesal karena diabaikan.
Kenan sama sekali tidak memperdulikan Ana dia tetap fokus pada televisi dan keripik kentang nya.
"Kalau enggak dimaafin aku ngambek nih!" ancam Ana kepada Kenan.
Kenan mendengus sebal dia menatap Ana kemudian mencium bibir Ana tanpa melepaskan nya. Ana sedikit terkejut mendapat serangan dadakan.
Ana membuka mulutnya dan membalas ciuman Kenan. Kenan melepaskan ciuman nya saat Ana kehabisan napas.
Napas Ana memburu. Kenan mengelus rambut Ana dan tersenyum miring. "Jangan pakai jurus itu lagi ya," pinta Kenan.
Ana mengangguk mengerti. "Aku udah dimaafin kan?" tanya nya.
"Menurut kamu?" tanya Kenan sambil menaikkan satu alis nya.
"I LOVE YOU SO MUCH ADELINO KENAN MATTEO!!" jerit Ana. Kemudian mereka tertawa dan saling berpelukan menyalurkan kasih sayang.
****
****Di dekat tangga menuju kelas dua belas terdapat tiga lelaki dan dua perempuan. Salah satu dari lelaki itu menggoda salah satu perempuan."Lo tau enggak?" tanya lelaki itu kepada sang perempuan."Apa?" tanya balik perempuan itu."Lo itu seperti mutiara, cantik, langka dan susah buat dapetin nya," ucap sang lelaki sambil mengedipkan sebelah matanya menggoda.Mereka yang mendengar gombalan itu mendecih jijik sedangkan perempuan yang digoda malah tertawa.Perempuan itu menepuk kepala sang lelaki lalu berkata, "Gombalan lo keren tapi sorry gue enggak tergoda, semoga beruntung dilain hari," ujar perempuan itu.Sang lelaki memanyunkan bibirnya dia menatap teman-temannya. Sedangkan teman-temannya membuang muka malas melihat drama."ADNAN!!!!"Teriakan yang menggelegar itu membuat mereka serentak menoleh bersamaan kearah sumber teriakan.Disana terdapat seorang perempuan yang bernama Oceana dengan di belak
Ditempat ini tepatnya dirooftop sekolah terjadi aksi tatap-tatapan antara Kenan dan Bryan. Diantara mereka berdua tidak ada yang mau memulai pembicaraan.Tatapan mereka berdua bagai belati yang tubuh mereka satu sama lain. Awalnya teman-teman mereka khawatir untuk meninggalkan Kenan Bryan berdua karena mereka sama kuatnya dan sama berani nya untuk membunuh satu sama lain.Bryan membasahi bibirnya menggunakan lidah. Dia menghela napas dan menatap kearah lain. Tidak butuh waktu lama Bryan kembali menatap mata Kenan."Apa maksud lo nyuruh Oceana untuk enggak terlalu menuruti perkataan lo?" tanya Bryan membuka percakapan.
****Kenan memberhentikan mobil nya di basement apartmentnya. Dia keluar dan membukakan pintu untuk Gladys.Gladys merasa tersanjung saat Kenan menjaga kepalanya agar tidak terantuk. "Hati-hati kalo kena nanti sakit,"Kata Kenan dengan senyuman manisnya.Mereka berjalan masuk kedalam lift. Setelah lift sampai dilantai yang dituju mereka keluar dan masuk ke apartment Kenan.Kenan menekan sandi apartmentnya membuat pintu itu terbuka. Kenan mempersilahkan Gladys untuk masuk dan langsung membawanya kekamar.Gladys menatap Kenan dengan malu-malu sedangkan Kenan menatap Gladys penuh hasrat.Kenan menarik pinggang Gladys, otomatis tubuh mereka menjadi sangat dekat tanpa jarak. Kenan mendekatkan bibirnya ketelinga Gladys."Hug me!" bisik Kenan ditelinga Gladys.Gladys langsung memeluk Kenan dengan erat dan menyembunyikan wajahnya dileher Kenan. Kenan menurunkan ritsleting baju Gladys."AAKKHH!!!"Gladys menjerit deng
****Kenan memarkirkan motornya diparkiran sekolah. Dia membuka helmnya dan turun dari motornya.Mata Kenan menelusuri parkiran ini. Dia sedang mencari Oceana tadi malam Oceana tidak bisa dihubungi.Kenan mengepalkan tangannya penuh emosi saat netra biru nya melihat teman-temannya dan Oceana dengan seorang lelaki asing.Mereka membiarkan Oceana pergi bersama lelaki asing itu bahkan dengan berani nya lelaki asing itu menggenggam tangan gadisnya.Kenan melangkahkan kakinya menuju teman-temannya. "Kenapa kalian membiarkan Oceana pergi sama laki-laki asing?" tanya Kenan saat sudah tiba didekat mereka semua.Mereka semua tersentak kaget. Adera yang kaget dan memang memiliki kepribadian yang asal ceplas-ceplos itu pun langsung menunjuk Bryan."Bryan.... Bryan yang nyuruh Ana pergi sama Romeo," ucap Adera dengan cepat.Bryan yang mendengar itu langsung menatap Adera dengan tajam. Adera yang takut dengan tatapan itu bersembunyi d
****Motor Kenan melaju membelah jalanan ibukota. Kenan menurunkan kecepatan motornya dan melihat Oceana dari kaca spion."Sayang, aku udah minta supir rumah kamu untuk bawa barang-barang kamu ke apartment aku," kata Kenan.Oceana mengangguk Kenan yang melihat iti menghela napas. "Mau jalan-jalan dulu enggak?" tanya Kenan.Oceana yang mendengar itu langsung memeluk perut Kenan dengan erat mengangguk dengan semangat. "Beli es krim ya?" tanya Oceana.Sudah Kenan duga. Kenan pun hanya bisa mengangguk lalu menambah kecepatan motornya mengarah ke kedai es krim.Oceana mengerutkan dahinya bingung, dia meminta es krim tapi mengapa Kenan membawanya ketaman? Kenan benar-benar menyebalkan."Ayo turun!" ucap Kenan.Oceana turun dengan perasaan dongkol. Setelah kakinya menginjak tanah Oceana langsung membuang muka dan menghentakkan kakinya ketanah.Kenan yang melihat itu terkekeh geli. Dia mengacak rambut Oceana ta
****"Selamat tidur honey, semoga mimpi indah."Kenan mencium kening Oceana saat Oceana sudah memejamkan matanya masuk ke alam mimpi. Oceana tidak bisa tidur dikamar yang baru maka dari itu Kenan menemani Oceana hingga tertidur.Saat Kenan berniat beranjak dari ranjang fokus nya mengarah pada handphone Oceana yang menyala yang berada diatas nakas. Kenan mengambil handphone itu dan melihat layar utamanya yang dipenuhi oleh pesan dari Bryan dan Romeo.Bryan|Kenan enggak ngapain-ngapain lo kan Ana?|Semoga lo baik-baik aja disana|Kalau Kenan nyakitin lo kasih tau gue ya gue bener-bener khawatir.Romeo|Na lo beneran tinggal sama Kenan?|Lo kenapa masih mau bertahan sih sama iblis itu?|Na lo udah tidur ya? Ya udah deh have a nice dream Na.Kenan mengepalkan tangannya dengan kuat saat
****Angin berhembus dengan kencang. Siang ini udara tidak terasa begitu panas sehingga enak untuk dinikmati. Langit biru yang dipenuhi oleh awan terlihat indah jika dilihat dari tempat ini."Gue bener-bener enggak habis pikir, Romeo berani banget," ucap Galan sambil menyugar rambutnya karena terkena hembusan angin.Kenan menatap kearah Galan dia menaikkan satu alis nya. Galan yang melihat reaksi Kenan mengolo tak percaya."Lo belum tau?" tanya Galan tak percaya.Kenan menggeleng pertanda bahwa dia memang tidak tahu apapun. Galan menghela napas dan berkata, "Tadi Romeo meluk Oceana."Kenan yang sebelumnya menatap langit lepas kini menatap Galan dengan tajam tak percaya dengan apa yang Galan katakan. "Maksud lo apa?" tanya Kenan dengan emosi yang siap untuk dilampiaskan.Galan menarik napas lalu menghembuskan nya dia menatap Kenan dengan serius. "Jadi tadi Oceana masuk ke kelas sambil nangis, terus Romeo main meluk Oceana t
****"Kamu istirahat aja dulu biar enggak lemes lagi."Kenan menuntun Oceana untuk berbaring diranjang nya. Oceana baru saja pulang dari rumah sakit karena luka nya yang tak seberapa maka dari itu Oceana dipulangkan."Aku udah sehat Lio!" ucap Oceana dengan kesal.Kenan mengacak rambut Oceana. "Sehat dari mana? Masih pucet gini juga," kata Kenan membantah perkataan Oceana."Yang seharusnya istirahat tuh kamu bukannya aku," ujar Oceana sedih sambil mengelus lebam dipipi Kenan.Kenan menyentuh tangan mungil Oceana yang berada dipipinya. "I'm okay," Ucap Kenan mencium punggung tangan Oceana."Jangan lakuin ini lagi ya .... "Kenan mengangguk dan kembali menuntun Oceana untuk tertidur. "Aku keluar dulu ya sayang, kamu tidur biar cepat pulih!" Kenan mencium kening Oceana kemudian melangkah pergi meninggalkan kamar.Baru keluar dari kamar Oceana Kenan sudah didatangi oleh Romeo. Teman-temannya dan teman
Hai, semuanya! Makasih buat yang udah baca cerita aku ini. Aku enggak tahu harus bilang apa lagi. Pokoknya makasih banyak udah luangin waktu kalian cuma untuk membaca cerita ku ini. Jujur sebelumnya aku enggak yakin kalau cerita aku ada yang baca, tapi berkat dukungan dari segala pihak aku bisa yakin dan kembali semangat buat tamatin cerita ini. Banyak suka duka yang aku lewati. Banyak pembelajaran dan dilema yang aku dapatkan dalam pembuatan cerita ini. Harapan aku ke depannya cerita ini akan menjadi trending dan diminati banyak orang. Semoga cerita ini bermanfaat bagi banyak orang. Dan ya, kalau ada kata-kata yang tidak disukai aku minta maaf yang sebesar-besar nya. Aku mohon untuk tidak mengikuti ataupun mencontoh adegan berbahaya dan yang tidak pantas di dalam cerita ini. Cukup ambil sisi positif nya saja. Aku enggak mau banyak bacot, jadi sampai sini aja sampai jumpa dicerita aku selanjutnya!! Byee
****Setelah menempuh perjalanan cinta yang panjang, akhirnya hari sakral bagi kedua kekasih tiba. Hari yang ditunggu-tunggu oleh sepasang kekasih untuk menempuh kehidupan pernikahan.Berpacaran lama dan menghabiskan waktu bersama ternyata tidak dapat menghilangkan rasa gugup dan malu bagi Kenan dan Oceana.Seperti saat ini di kamar rias Oceana. Oceana terlihat sangat gugup dan berulang kali mengipasi wajahnya."Na, santai dong!" Zanna terkekeh melihat wajah pucat Oceana.Oceana mendengus sebal. "Ini AC nya kalian matiin ya?" tanya Oceana yang terus mengipasi wajahnya.Adera, Zanna dan Vanetta saling tatap, kemudian mereka tertawa dan membuat Oceana menatap mereka tajam. "Kenapa kalian ketawa?" tanya Oceana dengan kesal.Mereka bertiga menggeleng sambil menahan tawa. "Lo udah siap? Pernikahan akan di lakukan sebentar lagi," kata Vanetta sambil menatap wajah Oceana dari cermin.Oceana menghela napas
****Setiap malam minggu semua orang selalu berkumpul di rumah Kenan. Mereka berbincang, berpesta dan bercanda bersama."Om, Fio mana?" tanya Lalisa sambil menatap ke kanan dan ke kiri. Mereka semua terkejut mendengar pertanyaan Lalisa, mereka baru sadar kalau ternyata Fiorella tidak ada di rumah."Lah iya ya, gue baru sadar," ucap Adnan sambil menyengir.Kenan meminum jus anggur nya. "Dia sama mommy nya," jawab Kenan membuat mereka semua melongo."Mommy? Maksud lo Oceana?" tanya Galan terkejut. Kenan mengangguk. "Kok bisa?" tanya Galan lagi."Gue kasih Fio sama dia," jawab Kenan membuat mereka mengerti."Tadi Dera lihat rumah Oceana gelap, sepi juga," kata Adera sambil menatap mereka semua."Iya, Oceana bawa Fio kemana?" tanya Zanna kepada Kenan. Kenan hanya mengedikkan bahunya acuh tak acuh."Gue capek diikuti terus sama Fio. Mumpung mommy nya ada disini jadi ya udah gue kasih sama d
****"Apa klien nya masih lama Ryan?"Kenan bertanya sambil menyuapi es krim kepada Fiorella. Hari ini dia ada pertemuan khusus di sebuah Cafe. Seperti biasa Fiorella selalu ikut dengan nya dan hal ini sudah menjadi hal yang lumrah bagi klien nya."Sebentar lagi tuan," jawab Ryan yang fokus dengan handphonenya tanpa menatap Kenan.Kenan mendengus sebal dan kembali menyuapi es krim kepada Fiorella. "Dad, Fio mau makan pudding nya," ucap Fiorella sambil menunjuk sebuah pudding.Kenan mengambil pudding itu tanpa bertanya milik siapa. Dia menyuapi pudding itu kepada Fiorella yang sudah menunggu dengan perasaan senang.Ryan menghela napas dan menegakkan tubuhnya. Dia menaruh handphone miliknya di atas meja. Dahinya berkerut saat merasa kehilangan sesuatu. Dia menatap Kenna dan Fiorella, matanya langsung melotot saat melihat apa yang dia cari."Heh! Itu pudding punya om!" teriak Ryan dan menarik piring pudding itu.
****Suasana sunyi di rumah baru ini membuat Angelo merinding. Dia berjalan kearah dapur untuk sarapan, kebiasaan angelo adalah sarapan sebelum mandi.Angelo terdiam saat tidak menemukan siapapun atau apapun. Angelo berdecak sebal saat Oceana belum memasak apapun.Angelo berjalan menuju kamar Oceana. Saat tiba dia langsung masuk ke dalam dan tidak menemukan siapapun. Angelo menggeram dan memilih untuk mencari Oceana lagi.Saat melewati balkon utama di lantai dua, langkah kaki angelo berhenti. Di sana dia melihat Oceana yang sedang serius menatap ke depan. Tak butuh waktu lama angelo langsung menghampiri Oceana."Kakak ngapain sih di sini?! Aku lapar loh ...," rengek Angelo, namun tidak mendapatkan respon.Angelo yang kesal pun ikut menatap apa yang sedang di lihat oleh kakaknya itu. Angelo menutup mulutnya terkejut saat melihat Kenan yang tengah memberikan Fiorella kepada Vanetta. Ya, angelo tahu mereka semua karena O
3 tahun kemudian *** BRAK!! BRAK!! BRAK!! PROK!! PROK!! Kenan menutup telinganya dengan bantal karena suara yang begitu berisik. Dia menggeram saat suara berisik itu semakin besar dan nyaring. Suara tawa anak-anak menghancurkan tidurnya. Kenan menghela napas dan dengan terpaksa membuka matanya. Dia menatap sekeliling kamar dan menghela napas saat tak menemukan siapapun. Kenan turun dari atas ranjang dan berjalan menuju kearah tirai. Kenan membuka tirai itu dan tidak menemukan apapun, dia menghela napas kesal dan membalikkan badannya menatap sekeliling kamarnya. "Sayang ...," panggil Kenan sambil berjalan menuju sebuah lemari yang berisi mainan. Kenan membuka pintu lemari itu dan tetap tidak menemukan siapapun. Kenan menghela napas bersabar. "Kamu dimana sih?! Cepat keluar!" titah Kenan namun hanya di sambut oleh suara tawa. Kenan mengantuk, dia lelah dan ingin tidu
****4 tahun kemudianKehidupan Kenan berlalu begitu saja bahkan dia tidak merasakan waktu berjalan begitu cepat. Kini dia telah memiliki perusahaan sendiri yang dia bangun sendiri dengan kerja keras dan harapan tentang Oceana. Kenan juga sudah lulus kuliah dengan cepat.Kenan berdiri di dekat jendela kaca yang berada di ruangan nya. Dia menyereput kopi hangat dengan pelan, lalu menatap ke luar jendela. Dia menghela saat harapannya tidak pernah tercapai.Semua tak terasa seperti berjalan dengan begitu cepat. Oceana sudah pergi selama 4 tahun. Di pikiran Kenan saat ini, apa Oceana–nya akan kembali?Kenan menghela napas dan berjalan menuju meja kerja nya. Dia duduk di kursi dan mengambil foto Oceana yang terleltak diatas meja kerjanya."Honey, kamu dimana? Kamu tahu? Sebentar lagi kak Raquel akan melahirkan, aku udah sabar buat gendong keponakan aku." Kenan menatap foto itu dengan tatapan lembut.Soal Raquel, mem
****Dua bulan berlalu semenjak kepergian Oceana. Dihari itu, Kenan pulang seperti tanpa jiwa. Dia lebih banyak diam dan membatasi diri.Kenan mengunci diri di dalam apartemen nya. Mematikan handphone, sehingga tidak ada yang bisa menghubungi nya. Semua orang setiap harinya memasukkan surat dari celah pintu untuk mengabari atau sekedar menanyai kabarnya.Kenan sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mencari keberadaan Oceana, namun semua usaha nya gagal. Dia tidak dapat menemukan Oceana bahkan semua data tentang Oceana dan keluarga hilang bagaikan di telan bumi. Oceana benar-benar pergi dari nya dan tak akan pernah kembali.Hidup Kenan sekarang hancur, dia tidak memiliki tujuan lagi. Tidak tahu harus melakukan apa. Meminum alkohol, merokok dan makan sekali sehari sudah menjadi rutinitas Kenan saat ini.Bel apartemen berbunyi dan menandakan bahwa seseorang baru saja mengirim nya surat. Kenan mengucek matanya dan menggeliat di
****"Oceana salah. Seharusnya —""TUNGGU!!"Semua orang terkejut saat ada seseorang yang menghentikan ucapan Oceana. Mereka melihat kearah pintu, disana terdapat papi Galan yang berdiri di barisan depan bersama dengan istri dan putranya, namun yang membuat bingung dibelakang mereka juga terdapat Vanetta.Papa Kenan maju mendekati sang adik dengan bingung. "Gilbert, ada apa ini?" tanya papa Kenan kepada papi Galan."Kakak, aku mau Kenan bertanggung jawab," ucap papi Galan membuat semua orang terkejut.Oceana memilih untuk menjauh dan mendekati kedua orang tuanya. "Kamu tenang sayang, semua pasti akan baik-baik aja," ucap mama Oceana menenangkan Oceana. Oceana hanya tersenyum dan kembali menatap ke depan."Bertanggung jawab untuk apa?" tanya papa Kenan tidak mengerti."Vanetta," panggil papi Galan. Vanetta berjalan maju dengan kepala yang tertunduk."Jangan takut sayang, papi ada disini