Hamil di Malam Pertama
Bab 57 : Makan Cinta
Tiba-tiba, terdengar suara yang keluar dari perut Zaki.
"Kak, itu bunyi perutmu? Lapar kok nggak bilang-bilang sih?" Vaulin menahan tawa.
"Kirain bisa kenyang makan cinta, nyatanya masih lapar aja .... " Zaki tertawa kecil sambil memegangi perutnya.
"Ayo, Kak, kita makan dulu! Habis itu istirahat. Oh iya, udah ketemu Fatin belum?" Vaulin menggandeng Zaki menuju pintu.
"Hmm ... Fatihah, Dek, bukan Fatin!" bantah Zaki.
"Fatin aja deh, enak nyebutnya!" sanga Vaulin.
"Enak aja ngubah-ngubah nama putrinya kakak!"
"Isshh ... makanya ngas
Hamil di Malam PertamaBab 58 : Kangen-kangenanZaki langsung merentangkan tangannya saat Vaulin membalikkan badannya hendak berbaring dengan posisi di tengah-tengah. Fatihah di samping kanan, sedangkan Zaki di samping kirinya."Kakak kangen banget sama kamu, Dek." Zaki langsung meraih Vaulin ke dalam pelukannya."Sama, Kak, aku juga kangen banget sama kamu." Vaulin membenamkan kepalanya di dada suaminya, hatinya begitu terharu sehingga air mata langsung meluncur begitu saja.Zaki mendaratkan kecupannya di dahi Vaulin dan langsung mengangkat wajah istrinya itu saat mendengar isakan pelan."Kok malah nangis lagi?" Zaki menghapus air mata di wajah istrinya."Air mata bahagia ini, Kak, terharu banget ... akhirnya bisa memelukmu lagi .... " jawab Vaulin."Udah ah, jangan nangis gitu! Ayo, tidur!" Zaki membalikan tubuh Vaulin untuk menghadap ke arah Fatihah yang sudah tertidur pulas dengan memeluk boneka hello kitty hadiah dari Will
Hamil di Malam PertamaBab 59 : Sah!Hari pernikahan pun tiba juga. Kali ini tak hanya ada Pak Penghulu dan dua saksi saja yang hadir, tapi semua tetangga, kerabat juga rekan bisnis. Malik dan Della tak merasa malu lagi atas cibiran para tetangga, lagipula Vaulin dan Zaki juga hanya saudara angkat yang memiliki ikatan darah, jadi sah-sah saja untuk menikah.Acara ijab kabul berlangsung khidmat, acara resepsi juga berlangsung meriah. Semua anggota kelurga bersuka cita dan mendoakan untuk kelanggengan pernikahan Vaulin dan Zaki."Zaki, Vaulin, ini kunci kamar hotel kalian. Dan ini tiket pesawat untuk besok, nanti langsung berangkat saja," ujar Malik saat acara resepsi sudah selesai."Ahhaaa ... yahyahh ... Bun ... bun .... " oceh Fatihah di gend
Hamil di Malam PertamaBab 60 : Malam Pertama“Kena!” Vaulin menyentuh tangan kakaknya dan segera berlari masuk ke kamar.“Jahil banget sih, Dek!” Zaki menghembuskan napas kesal.Terdengar tawa puas dari arah kamar mandi. Zaki melengos lalu tersenyum atas ulah nakal istrinya itu kemudian melangkah menuju lemari untuk mencari pakaian. Mau tak mau, ia harus menunggu istrinya selesai mandi, barulah ia wudhu kembali.Beberapa saat kemudian, kedua sudah selesai melaksanakan sholat subuh berjamaah. Vaulin mengulurkan tangannya ke arah sang suami.“Semoga jadi istri sholeha, dan Bunda yang baik untuk anak-anak kita.” Zaki mengecup dahi istrinya
Hamil di Malam PertamaBab 61 : HukumanHmm ... pasti ketinggalan pesawat ini, gara-gara keasyikan bermalam pertama?” Della menahan tawa.Zaki menahan malu karena ledekan sang mertua.“Kangen Fatihah, Ma, makanya kita putuskan untuk bulan madu di rumah saja,” jawab Zaki sambil memindahkan Fatihah ke dalam gendongannya dan melangkah meninggalkan dua mertuanya.“Kak, tungguin!” Vaulin mengejar suami dan anaknya.Della dan Malik hanya bisa geleng-geleng kepala saja dengan tingkah anak dan menantunya itu. Keduanya saling lirik dan melangkah masuk pula.“Fatihah udah bobo, Dek?” tanya Zaki saat istrinya itu sudah naik ke atas tempat tidur.
Hamil di Malam PertamaBab 62 : Balasan Tuhan“Kak, kayaknya Caroline benaran hamil deh .... “ ujar Vaulin saat mereka mampir di sebuah rumah makan pinggir laut karena keduanya memang sama-sama menyukai makanan jenis seafood.“Mungkin aja,” jawab Zaki sambil mencomot udang krispy ke saus sambal di hadapannya.“Kena karma deh dia, rasain .... “ Vaulin melengos puas walau tadi ia terkesan kecewa atas masa hukuman yang tak bisa maksimal itu.“Iya, Dek, pasti itu. Sebelum mendapatkan balasan di akhirat, Allah memberikan balasan di dunia juga. Dia menuai apa yang telah dilakukannya kepadamu dulu.” Zaki menatap istrinya itu.“Iya, Kak, Allah memang adil.
Hamil di Malam PertamaBab 63 : NgidamMargareta membawa pulang bayi yang baru dilahirkan kliennya itu, ia tak tega jika harus membuangnya di sembarang tempat. Lebih baik ia rawat, dan siapa tahu ketika sudah bebas nanti, Caroline mau mengambilnya. Ia berharap suatu hari nanti bayi mungil itu bisa mendapatkan kasih sayang mamanya.Ditatapnya lekat bayi berjenis kelamin laki-laki itu, dia mirip dengan Willy, berhidung mancung dan beralis tebal. Ia yakin bayi malang ini akan tumbuh menjadi anak yang baik jika dididik dengan baik pula.“Akan kuberi nama Crisly, anaknya Caroline dan Willy.” Margareta mengangguk mantap sambil menatap bayi yang masih tertidur di pangkuannya itu setelah ia beri susu formula tadi.Taklama kemudian, pengaca
Hamil di Malam PertamaBab 64 : Gara-gara Mangga“Kak, turunin, udah sampai di dapur ini .... “ ujar Vaulin.“Eh iya, Sayang. Kamu duduk di sini dulu, Kakak mau bongkar isi kulkas Bik Ijah. Mudah-mudahan saja, semua bahan yang kita perluin ada di sana.” Zaki menurunkan Vaulin di dekat meja makan, lalu menarikkan kursi untuknya.Vaulin segera duduk dan menatap suaminya yang kini sedang mengobok-obok isi kulkas persediaan bahan makanan yang biasanya tahan tiga hari atau lebih itu.“Gimana, Kak?” tanya Vaulin tak sabar.“Ada timun dan bengkoang aja, Dek.” Zaki membawa dua sayuran itu dan memasukkannya ke dalam piring. “Oh iya, apel juga ada ini. Kacang tanah juga ada, gula merah dan cabe juga. Untuk bumbunya udah oke ini,” sambung Zaki sambil meletakkan semua bahan yang sudah ia sebutkan tadi.“Terus mangganya?” tanya Vaulin dengan sedikit kecewa.“Kita
Hamil di Malam PertamaBab 65 : Sate KepitingSedangkan di dalam rumah, Malik dan Della yang mendengar suara nyaring Pak RT langsung membuka pintu dan menatap ke arah pagar. Zaki yang juga mendengar suara ngebas sang pria berambut jarang itu langsung berlari keluar dan bersiap untuk mengakui kesalahannya walau dengan konsekuensi apa pun.“Ada apa, Pak RT? Ayo masuk!” Malik menghampiri sang RT yang masih memasang wajah sangar.“Pak Malik, saya Cuma mau bertanya ... apakah sandal ini mikil satu anggota di rumah ini?” tanya Pak RT, ia tak mau berbelit-belit, maunya langsung menangkap si maling mangga.“Pak RT, saya mau minta maaf ... itu ... sandal saya ... saya mohon maafkan saya ... tadi malam ..
Hamil di Malam PertamaExtra Part 5 (Kisah Caroline)Setelah berhasil membobol berangkas milik Erlin, Caroline segera memindahkan uang dan perhiasan itu ke dalam tasnya. Senyum mengembang sambil menatap suami dan madunya yang tertidur dengan pulas karena pengaruh obat tidur racikannya, mantan dokter ahli kandungan. Ia tak menyangka kalau madunya itu menyimpan uangnya di rumah dan kodenya berangkas itu tanggal lahir Rendy—suami mereka.Taklama kemudian, Caroline sudah berada di dalam mobil Erlin dan memacunya pelan untuk keluar dari perkarangan rumah bertingkat dua itu. Tak lupa ia tutup kembali pintu pagar, lalu mulai melajukan mobil hitam itu membelah jalanan. Hatinya begitu puas karena sudah berhasil merampok seluruh uang dan perhiasan milik Erlin, madunya yang tajir melintir namun pelit itu.“Selamat tinggal Erlin, Mas Rendy kuberikan kepadamu. Milikilah dia seutuhanya, sedangkan aku akan memiliki uang, perhiasan juga mobilmu,” lirih
Hamil di Malam PertamaExtra Part 4 (Kisah Caroline)Saat Rendy dan Caroline kembali ke meja mereka, ada seorang pria yang duduk di sana, bersama Erlin.“Nah ini dia Caroline, Mas Rohit. Gimana, dia cantik ‘kan? Cocok ‘kan dia kalau kerja sama Mas Rohit?” Erlin menyunggingkan senyum sambil menunjuk ke arah sang madu yang terlihat sedang kesal itu.“Hmm ... sangat cocok. Mana berkas yang saya suruh siapakan kemarin? Saya akan urus pasport juga kelengkapan lainya,” jawab Rohit, yang bekerja sebagai agen TKW untuk dikirim ke Hongkong. Tatapan matanya menatap Caroline dari atas hingga bawah, ia terpesona akan kecantikan wanita blasteran Jerman itu.“Kalian sedang membicarakan apa ini, Er? Siapa dia?” Rendy menatap sang istri dan pria di hadapannya.“Ini berkasnya sudah saya siapkan, Mas Rohit. Semoga prosesnya cepat.” Erlin segera menyerahkan berkas yang ia keluarkan dari dalam ta
Hamil di Malam PertamaExtra Part 3 (Kisah Caroline)Pukul 13.00, Rendy berserta dua istrinya juga anak kembarnya sudah berangkat menuju restoran. Ternyata Erlin mau merayakan ulang tahun pernikahan mereka sekalian bertemu agency yang menangani tentang TKW yang akan dikirim ke Hongkong dan Rendy tak mengetahui tentang hal itu, dia tahunya mereka akan makan siang bersama hanya untuk merayakan anniversary mereka saja.“Mbak Car, tolongin antar Mona dan Moni ke toilet dong!” perintah Erlin kepada Caroline yang saat itu baru saja hendak menikmati makanan di hadapannya.Caroline meletakkan kembali sendok makanannya lalu menuruti perintah madunya itu, digandengnya dua anak kembar Erlin dan suaminya yang kini berusia 4 tahun itu. Ia menyayangi Mona dan Moni walau membenci mamanya, sebab ia ikut andil dalam merawatnya sejak baru dilahirkan.Taklama kemudian, Caroline sudah menggandeng kedua anak kembar suaminya itu keluar dari toilet. Ia lantas
Hamil di Malam PertamaExtra Part 2 (Kisah Caroline)“Mas, aku nggak minta kamu kerja, aku cuma mau kamu menceraikan Caroline!” pekik Erlin kesal.“Aku tak mau menceraikan siapa pun, aku takkan mau melakukan hal yang dibenci Allah itu. Maafkan aku, Er .... “ Rendy pura-pura sedih sambil duduk di pinggir tempat tidur.“Mas, aku nggak sanggup lagi ... kalau harus terus begini, aku nggak sanggup harus berbagi suami begini. Hatiku sakit, Mas.” Erlin tak dapat lagi menahan tangisnya.Rendy mendekati istri keduanya itu, yang wajahnya tak secantik Caroline. Erlin hanya memiliki tinggi 150 cm saja, sedangkan Caroline 168 cm. Warna kulit keduanya pun jauh berbeda, Caroline berkulit putih, sedangkan Erlin sawo matang. Itu juga alasan Rendy tetap mempertahankan Caroline, ia menikahi Erlin si janda kaya raya itu hanya demi kesejahteraan hidupnya karena Erlin mempuny
Hamil di Malam PertamaExtra Part 1 (Kisah Caroline)Caroline menyeka keringat di dahinya setelah selesai membersikan rumah yang akan mereka kontrakan, yang letaknya berada tepat di sebelah rumah madunya yang kini juga menjadi tempat tinggalnya. Ia tak punya pilihan lain, selain harus menuruti keinginan suaminya yang ingin berpoligami agar mereka bisa tetap hidup. Semua ia lakukan karena rasa cinta yang teramat sangat, yang membuatnya rela diperlakukan seperti pembantu sejak beberapa tahun terakhir ini.“Car, aku lapar.” Pria pengangguran tapi memiliki dua istri itu menghampiri Caroline lalu duduk di depan meja makan.“Hmm ... Mas ... maaf ... aku belum sempat masak,” jawab Caroline.“Ah ... kamu ini, kok belum masak sih?” Rendy—sang suami terlihat berang karena sudah menjadi kebiasaannya setelah bangun tidur, makanan harus sudah terhidang di atas meja.“Aku baru selesai bersihin rumah sebelah,
Hamil di Malam PertamaBab 84 (Tamat)Dengan percaya diri, Willy langsung membeli sebuah cincin dan buket bunga untuk ia berikan kepada Margareta, Mama dari Cris, anak laki-laki yang ia sayangi itu dan ingin menjadi sosok ayah yang baik untuknya. Ia tak peduli akan umur mereka yang terpaut hampir sepuluh tahun itu, yang ia inginkan hanya menyempurnakan agamanya. Ia berharap ridho dan keberkahan dari Yang Maha Kuasa, ia ingin menjadi pelindung untuk keduanya apalagi Cris pernah berkata kepadanya, kalau ia ingin punya ayah meski mamanya sudah baik, namun tetap saja ia menginginkan keluarga yang lengkap.“Mar, maaf ... jika saya lancang tapi ... saya tetap harus mengatakan semua ini, agar kamu tahu kesungguhan ini. Saya ... ingin melamarmu jadi istri, saya ingin menjadi ayah untuk Cris, putramu. Saya ... ingin ... kita bisa
Hamil di Malam PertamaPart 83 : Hilang CintaCinta alias Yuta kembali ke rumahnya dengan perasaan yang tak menentu, ia sudah lelah menangis dan semuanya takkan kembali seperti semula. Walau menangis darah pun, fisiknya takkan bisa kembali lagi seperti semula.“Apa yang harus kulakukan dengan tubuh ini?” Yuta menatap dirinya di depan cermin, penyesalannya begitu mendalam atas perbuatan yang hanya karena emosi sesaat namun berakibat sangat fatal.Pria dengan bentuk fisik wanita itu menghela napas berat lalu duduk di tempat tidur. Diraihnya ponsel dari dalam tas lalu mulai berselancar di sosial media, mencari informasi tentang pesantren yang dapat ia datangi untuk memulai tobatnya.***Sedan
Hamil di Malam PertamaPart 82 : Putraku Sudah Mati“Kalau Yuta meninggal nanti ... Yuta harap ... bisa diproses sebagai pria walau bentuk tubuh ini sudah berubah. Yuta menyesal melakukan ini semua, Ma.” Cinta alias Yuta kembali menyeka air matanya. “Papa mana, Ma? Yuta mau minta maaf sama dia. Setelah ini, Yuta akan pergi.”“Nak, maafkan Mama juga ... yang tak mensupportmu ketika di penjara ... sehingga kamu menjadi seperti ini. Andai mama tak ikut papamu ke luar negeri dan tetap memperhatikanmu, mungkin kamu takkan mengalami hal-hal buruk itu. Maafkan Mama, Yuta.” Utami memeluk putra tunggalnya itu.“Mama nggak salah, terima kasih sudah mengenali Yuta, Ma.” Cinta alias Yuta mengusap bahu mamanya.Aulian yang sejak beberapa menit yang lalu mendengarkan pembicaraan Utami dan wanita muda yang mengaku Yuta itu mengerutkan dahi, sambil menatap adegan tangis-tangisan itu.“Kamu sakit kanker l
Hamil di Malam PertamaPart 81 : PulangUntuk beberapa saat, kedua Ibu dan anak itu saling tatap.“Mau cari siapa, ya?” tanya Utami, wanita paruh baya yang sudah melahirkan anak laki-laki yang diberi nama Prayuta Aulian yang kini telah meninggal, begitu kabar yang ia dengan walau tak diketahui di mana makamnya.Cinta alias Yuta langsung menangis dan berlutut di depan kaki mamanya. Utami yang tak mengenali lagi putra semata wayangnya tentu saja keheranan.“Kamu ini siapa? Dan ada apa?” tanya Utami sambil menarik kaki mundur ke belakang.Cinta masih saja berjongkok dengan air mata yang terus mengalir, perasaannya semakin mudah tersentuh layak seorang wanita sejak fisiknya berubah total.“Bangun, Mbak, jangan berjongkok seperti ini! Kamu ini siapa dan ada keperluan apa?” tanya Utami dengan sebuah praduga di kepalanya.Cinta alias Yuta segera bangkit sambil menyeka air matanya, ia menggigit