Home / Pernikahan / Hamil di Malam Pertama / Bab 27 : Persaingan

Share

Bab 27 : Persaingan

Author: Evhae Naffae
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Hamil di Malam Pertama

Bab 27 : Persaingan

Yuta menelan ludah mendengar permintaan Vaulin, ia menggaruk dahi bingung. Ia takkan berani menyeret pelakunya itu ke penjara sebab tak cukup bernyali akan ancaman Caroline tempo hari. Ia sangat takut jika semuanya terungkap.

“Aku pergi dulu, Mas.” Vaulin melambaikan tangannya pada taxi lalu segera naik dan pulang.

Yuta masih berdiri di tempatnya semula, menatap taxi yang sudah menjauh pergi. Ia melangkah lunglai menuju mobilnya dan terlihatlah Willy yang ternyata mengamatinya dari belakang dengan kedua tangan dilipat di dada.

“Apa maumu, kenapa kamu mengacaukan semuanya, Wil?” Yuta menatap tajam ke arah Willy.

“Aku juga menginginkan apa yang kamu mau, Dokter Prayuta Aulian,” jawab Willy dengan senyumnya.

“Maksudmu apa, hah?! Kamu sudah membuat pernikahanku dengan Vaulin berantakan, lalu mau apa lagi kamu?!” Yuta mengepalkan tangannya, ia masih

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Hamil di Malam Pertama   Bab 28 : Mencari Ayah Anakku

    Hamil di Malam PertamaBab 28 : Mencari Ayah Anakku“Agh!” Yuta berdecak kesal mengetahui pesannya malah dibalas Zaki dan bukannya Vaulin.Yuta tersenyum kecut dan tetap bertekad untuk bisa merebut hati Vaulin kembali.***“Kak, ponselku kok ada sama kamu?” Vaulin yang baru saja keluar dari kamar mandi mendapati Zaki sedang memainkan ponselnya.“Bunyi melulu nih ponsel, ada chat rupanya. Udah Kakak balasin,” jawab Zaki sambil memberikan ponsel ke tangan Vaulin, ia melengos kesal lalu merebahkan diri.Vaulin melihat chat Yuta yang dibalas Zaki, ia menahan senyum, apalagi saat melihat Kakaknya itu berbaring dengan membelakanginya.“Kak, marah, ya?” Ia mencolek punggung Zaki, ia jadi merasa bersalah karena tadi siang telah pergi menemui Yuta tanpa memberi tahu sang suami.“Nggak,” jawab Zaki.“Nggak marah kok ... tidurnya gitu?” Vaulin menatap pu

  • Hamil di Malam Pertama   Bab 29 : Jalan-jalan

    Hamil di Malam PertamaBab 29 : Jalan-jalan“Masalah siapa yang telah menghamili Vaulin gimana? Sampai di mana penyeledikan orang suruhanmu itu?” tanya Della lagi.“Mereka payah, Ma, sampai hari ini tak juga menemui hasil apa pun. Apa kita hentikan saja penyelidikan tanpa hasil ini?” Zaki berdecak kesal jika mengingat detektif swasta sewaannya yang tak bisa memberikan informasi apa pun tentang penyelidikannya kepada Yuta.“Ganti orang saja, cari yang lebih profesional. Suruh orang itu membuntuti Yuta ke mana pun, soalnya Mama curiga semua ini ada hubungannya dengannya. Masa dengan mudahnya ia mau mengajak Vaulin balikan setelah dengan mudahnya juga dia mencampakkannya!” Della mulai menegang jika teringat perlakuan Yuta kepada Vaulin di malam pengantin mereka beberapa bulan silam. “Benar-benar mencurigakan dokter kandungan itu!”“Iya, Ma, hari ini juga Zaki akan mencari orang baru, yang lebih ges

  • Hamil di Malam Pertama   Bab 30 : Omong Kosong

    Hamil di Malam PertamaBab 30 : Omong Kosong“Pergi kamu dari sini, Wil!” Yuta mendorong kasar tubuh Willy.“Kenapa kamu, Yut, kok jadi kebakaran jenggot begini? Katakan saja semuanya sama Vaulin! Sudah saatnya dia tahu kalau janin yang ia kandung tempo hari adalah benih manusia, bukan benih setan!” Willy tersenyum jahat.Vaulin turun dari saung dan menengahi dua pria yang sedang saling tatap dalam kebengisan.“Mas, biarkan Dokter Willy mengatakan apa yang ia ketahui tentang masalah ini! Jangan mengusirnya dari sini!” Vaulin menatap tajam Yuta lalu beralih menatap Willy.“Dia tak tahu sama sekali atas masalah ini, Vau, dia hanya sok tahu saja. Jadi, kamu jangan percaya dengan apa yang dikatakannya!” kata Yuta dengan raut wajah cemas sebab ia tak mau Willy membongkar semuanya.“Dokter Willy, katakan saja apa yang kamu tahu tentang kehamilan anehku, siapa pelakunya?!” tanya Vau

  • Hamil di Malam Pertama   Bab 31 : Tugas Luar Kota

    Hamil di Malam PertamaBab 31 : Tugas Luar Kota“Ishh ... gila nih orang, mana berani aku datang sendirian menemui dia dan malam-malam pula, bisa-bisa hamil untuk yang kedua kalinya aku, ogah! Fix, nggak waras nih orang!” Vaulin bergumam kesal sambil mengemasi tasnya lalu memasukkan ponselnya.Ia segera turun dari saung itu lalu melangkah menuju meja kasir untuk membayar bill makanannya. Ia merasa jadwal bersatainya telah dirusak Yuta dan Willy, dua dokter tak beres menurutnya.Vaulin segera memacu mobilnya menuju pulang, hari juga sudah mulai sore. Suasana hatinya mendadak suram karena ulah Yuta dan Willy, dua orang yang aneh menurutnya.***Pukul 15.50, Vaulin sudah tiba di rumah. Di halaman, sudah terparkir mobil Zaki juga Papanya, itu artinya semua orang sudah ada di rumah ini.Di ruang tengah, terlihat ada Mama, Papanya juga Bik Ijah yang sedang bermain dengan bayi kakaknya. Ia hanya melewati saja tiga orang itu tanpa

  • Hamil di Malam Pertama   Bab 32 : Membuka Hati

    Hamil di Malam PertamaBab 32 : Membuka Hati[Bagaimana, Vau? Apa kita bisa bertemu malam ini?]Willy mengirimkan chat kepada Vaulin dan menunggu balasan dari wanita yang telah ia nodai dengan kejinya, karena ia melakukan itu tanpa sepengetahuan mantan istri dari Dokter Yuta itu.[Maaf, tidak bisa. Katakan lewat chat saja, siapa orang itu?]Begitulah balasan dari Vaulin, Ibu dari bayi perempuannya yang paling sangat ingin ia jumpai itu. Ia hanya melihatnya saat baru lahir, selebihnya bayi itu hanya ia jumpai di alam mimpi, lebih tepat disebut menerornya.Willy menghembuskan napas berat, padahal ia ingin berbicara dari hati ke hati sekaligus melamar Vaulin untuk menjadi istrinya jika berkenan, setelah ia membeberkan duduk permasalahan yang sebenarnya. Ia tak peduli dengan ancaman Caroline, yang jelas ia ingin memperbaiki kesalahannya yang mau saja diperalat mantan pacar dari Yuta itu.[Saya ingin berbicara langsung denganmu.]Wi

  • Hamil di Malam Pertama   Bab 33 : Kangen

    Hamil di Malam PertamaBab 33 : KangenVaulin mulai memejamkan matanya, walau ia merasa tak nyaman untuk tidur malam ini sebab ia merasa kesepian tanpa Zaki. Biasanya ia akan dipeluk sepanjang malam atau juga mendengar gombalan tak romantis kakaknya itu, tapi kini ia merasa hampa.[Kak .... ]Ia mengetik sebuah pesan dan segera mengirimkannya kepada Zaki.[Iya, Dek, ada apa? Buruan tidur, udah pukul 22.00 ini. Fatihah ada nangis gak? Dia biasa bangun tengah malam, minta mimik. Jadi, siapin aja susunya di dalam botol, kalau dia nangis tinggal dikasih air saja. Siapkan pampersnya juga, ia akan ganti pampers setiap tengah malam sebab akan bocor jika tak diganti, kasihan dia.]Vaulin menarik napas panjang sambil menoleh ke arah bayi kakaknya, ia beharap bayi itu tak bangun malam ini dan besok saja baru bangun, ia tak mau repot karenanya. Hingga detik ini, ia masih merasa berat untuk menerima bayi tak bertuan itu.Ia mengurungkan nia

  • Hamil di Malam Pertama   Bab 34 : Mereka Sangat Mirip

    Hamil di Malam PertamaBab 34 : Mereka Sangat Mirip“Fatin, kamu di mana?” teriak Vaulin panik dengan mengedarkan pandangan ke sekeliling halaman rumahnya, lalu berlari menghampiri roda berwarna pink di mana bayinya tadi berada.Debaran di dada Vaulin semakin tak terkontrol, raut wajahnya langsung memucat. Walau ia tak menginginkan bayi itu sejak dari dalam perut, tapi hatinya terasa menjerit juga saat bayi yang paling disayangi kakaknya itu kini menghilang.“Ya tuhan, ke mana bayinya Kak Zaki?” Deru napasnya semakin memburu, air matanya seakan berlomba untuk berjatuhan. “Tolongg ... bayiku diculik!” teriaknya kesal.Bik Ijah yang mendengar teriakan Vaulin dari luar pagar segera berlari dengan membawa kantong belanjaannya, ia bergegas membuka pagar dan menatap Vaulin yang panik. Dari arah teras, terlihat seorang pria sedang menggendong Fatihah mendekat ke arah Vaulin yang kini terlihat kebingungan.“

  • Hamil di Malam Pertama   Bab 35 : Aneh

    Hamil di Malam PertamaBab 35 : Aneh"Hmm ... saya ini penyuka anak kecil loh, dan anak kecil juga pada suka sama saya. Sayangnya ... Tuhan belum ngasih istri, jadi belum bisa punya anak kecil deh," ujar Willy yang sebenarnya menyadari tatapan aneh Vaulin terhadapnya.Vaulin hanya melengos dan tak menanggapi perkataan Willy."Buruan katakan apa yang mau kamu bicarakan!" ujar Vaulin dengan memutar bola matanya."Hmm ... saya minum dulu, ya, tenggorokan jadi kering ini .... " Willy meraih gelas jus di hadapannya sambil memikirkan kata-kata yang akan ia lontarkan kepada ibu dari putrinya itu."Buruan, Dokter Willy, saya tak punya waktu lama. Dokter juga pastinya mau ke rumah sakit 'kan? Biar cepat selesai, jadi cepat katakan!" Vaulin menatap tajam pria dengan jambang tipis di wajahnya itu yang mungkin tak sempat cukuran.Willy mengeluarkan ponselnya dan pura-pura mendapatkan chat dari seseorang."Vau, kayaknya saya belum bisa bica

Latest chapter

  • Hamil di Malam Pertama   Extra Part 5

    Hamil di Malam PertamaExtra Part 5 (Kisah Caroline)Setelah berhasil membobol berangkas milik Erlin, Caroline segera memindahkan uang dan perhiasan itu ke dalam tasnya. Senyum mengembang sambil menatap suami dan madunya yang tertidur dengan pulas karena pengaruh obat tidur racikannya, mantan dokter ahli kandungan. Ia tak menyangka kalau madunya itu menyimpan uangnya di rumah dan kodenya berangkas itu tanggal lahir Rendy—suami mereka.Taklama kemudian, Caroline sudah berada di dalam mobil Erlin dan memacunya pelan untuk keluar dari perkarangan rumah bertingkat dua itu. Tak lupa ia tutup kembali pintu pagar, lalu mulai melajukan mobil hitam itu membelah jalanan. Hatinya begitu puas karena sudah berhasil merampok seluruh uang dan perhiasan milik Erlin, madunya yang tajir melintir namun pelit itu.“Selamat tinggal Erlin, Mas Rendy kuberikan kepadamu. Milikilah dia seutuhanya, sedangkan aku akan memiliki uang, perhiasan juga mobilmu,” lirih

  • Hamil di Malam Pertama   Extra Part 4

    Hamil di Malam PertamaExtra Part 4 (Kisah Caroline)Saat Rendy dan Caroline kembali ke meja mereka, ada seorang pria yang duduk di sana, bersama Erlin.“Nah ini dia Caroline, Mas Rohit. Gimana, dia cantik ‘kan? Cocok ‘kan dia kalau kerja sama Mas Rohit?” Erlin menyunggingkan senyum sambil menunjuk ke arah sang madu yang terlihat sedang kesal itu.“Hmm ... sangat cocok. Mana berkas yang saya suruh siapakan kemarin? Saya akan urus pasport juga kelengkapan lainya,” jawab Rohit, yang bekerja sebagai agen TKW untuk dikirim ke Hongkong. Tatapan matanya menatap Caroline dari atas hingga bawah, ia terpesona akan kecantikan wanita blasteran Jerman itu.“Kalian sedang membicarakan apa ini, Er? Siapa dia?” Rendy menatap sang istri dan pria di hadapannya.“Ini berkasnya sudah saya siapkan, Mas Rohit. Semoga prosesnya cepat.” Erlin segera menyerahkan berkas yang ia keluarkan dari dalam ta

  • Hamil di Malam Pertama   Extra Part 3

    Hamil di Malam PertamaExtra Part 3 (Kisah Caroline)Pukul 13.00, Rendy berserta dua istrinya juga anak kembarnya sudah berangkat menuju restoran. Ternyata Erlin mau merayakan ulang tahun pernikahan mereka sekalian bertemu agency yang menangani tentang TKW yang akan dikirim ke Hongkong dan Rendy tak mengetahui tentang hal itu, dia tahunya mereka akan makan siang bersama hanya untuk merayakan anniversary mereka saja.“Mbak Car, tolongin antar Mona dan Moni ke toilet dong!” perintah Erlin kepada Caroline yang saat itu baru saja hendak menikmati makanan di hadapannya.Caroline meletakkan kembali sendok makanannya lalu menuruti perintah madunya itu, digandengnya dua anak kembar Erlin dan suaminya yang kini berusia 4 tahun itu. Ia menyayangi Mona dan Moni walau membenci mamanya, sebab ia ikut andil dalam merawatnya sejak baru dilahirkan.Taklama kemudian, Caroline sudah menggandeng kedua anak kembar suaminya itu keluar dari toilet. Ia lantas

  • Hamil di Malam Pertama   Extra Part 2

    Hamil di Malam PertamaExtra Part 2 (Kisah Caroline)“Mas, aku nggak minta kamu kerja, aku cuma mau kamu menceraikan Caroline!” pekik Erlin kesal.“Aku tak mau menceraikan siapa pun, aku takkan mau melakukan hal yang dibenci Allah itu. Maafkan aku, Er .... “ Rendy pura-pura sedih sambil duduk di pinggir tempat tidur.“Mas, aku nggak sanggup lagi ... kalau harus terus begini, aku nggak sanggup harus berbagi suami begini. Hatiku sakit, Mas.” Erlin tak dapat lagi menahan tangisnya.Rendy mendekati istri keduanya itu, yang wajahnya tak secantik Caroline. Erlin hanya memiliki tinggi 150 cm saja, sedangkan Caroline 168 cm. Warna kulit keduanya pun jauh berbeda, Caroline berkulit putih, sedangkan Erlin sawo matang. Itu juga alasan Rendy tetap mempertahankan Caroline, ia menikahi Erlin si janda kaya raya itu hanya demi kesejahteraan hidupnya karena Erlin mempuny

  • Hamil di Malam Pertama   Extra Part 1

    Hamil di Malam PertamaExtra Part 1 (Kisah Caroline)Caroline menyeka keringat di dahinya setelah selesai membersikan rumah yang akan mereka kontrakan, yang letaknya berada tepat di sebelah rumah madunya yang kini juga menjadi tempat tinggalnya. Ia tak punya pilihan lain, selain harus menuruti keinginan suaminya yang ingin berpoligami agar mereka bisa tetap hidup. Semua ia lakukan karena rasa cinta yang teramat sangat, yang membuatnya rela diperlakukan seperti pembantu sejak beberapa tahun terakhir ini.“Car, aku lapar.” Pria pengangguran tapi memiliki dua istri itu menghampiri Caroline lalu duduk di depan meja makan.“Hmm ... Mas ... maaf ... aku belum sempat masak,” jawab Caroline.“Ah ... kamu ini, kok belum masak sih?” Rendy—sang suami terlihat berang karena sudah menjadi kebiasaannya setelah bangun tidur, makanan harus sudah terhidang di atas meja.“Aku baru selesai bersihin rumah sebelah,

  • Hamil di Malam Pertama   Bab 84 (Tamat)

    Hamil di Malam PertamaBab 84 (Tamat)Dengan percaya diri, Willy langsung membeli sebuah cincin dan buket bunga untuk ia berikan kepada Margareta, Mama dari Cris, anak laki-laki yang ia sayangi itu dan ingin menjadi sosok ayah yang baik untuknya. Ia tak peduli akan umur mereka yang terpaut hampir sepuluh tahun itu, yang ia inginkan hanya menyempurnakan agamanya. Ia berharap ridho dan keberkahan dari Yang Maha Kuasa, ia ingin menjadi pelindung untuk keduanya apalagi Cris pernah berkata kepadanya, kalau ia ingin punya ayah meski mamanya sudah baik, namun tetap saja ia menginginkan keluarga yang lengkap.“Mar, maaf ... jika saya lancang tapi ... saya tetap harus mengatakan semua ini, agar kamu tahu kesungguhan ini. Saya ... ingin melamarmu jadi istri, saya ingin menjadi ayah untuk Cris, putramu. Saya ... ingin ... kita bisa

  • Hamil di Malam Pertama   Bab 83 : Hilangnya Cinta

    Hamil di Malam PertamaPart 83 : Hilang CintaCinta alias Yuta kembali ke rumahnya dengan perasaan yang tak menentu, ia sudah lelah menangis dan semuanya takkan kembali seperti semula. Walau menangis darah pun, fisiknya takkan bisa kembali lagi seperti semula.“Apa yang harus kulakukan dengan tubuh ini?” Yuta menatap dirinya di depan cermin, penyesalannya begitu mendalam atas perbuatan yang hanya karena emosi sesaat namun berakibat sangat fatal.Pria dengan bentuk fisik wanita itu menghela napas berat lalu duduk di tempat tidur. Diraihnya ponsel dari dalam tas lalu mulai berselancar di sosial media, mencari informasi tentang pesantren yang dapat ia datangi untuk memulai tobatnya.***Sedan

  • Hamil di Malam Pertama   Bab 82 : Putraku Sudah Mati

    Hamil di Malam PertamaPart 82 : Putraku Sudah Mati“Kalau Yuta meninggal nanti ... Yuta harap ... bisa diproses sebagai pria walau bentuk tubuh ini sudah berubah. Yuta menyesal melakukan ini semua, Ma.” Cinta alias Yuta kembali menyeka air matanya. “Papa mana, Ma? Yuta mau minta maaf sama dia. Setelah ini, Yuta akan pergi.”“Nak, maafkan Mama juga ... yang tak mensupportmu ketika di penjara ... sehingga kamu menjadi seperti ini. Andai mama tak ikut papamu ke luar negeri dan tetap memperhatikanmu, mungkin kamu takkan mengalami hal-hal buruk itu. Maafkan Mama, Yuta.” Utami memeluk putra tunggalnya itu.“Mama nggak salah, terima kasih sudah mengenali Yuta, Ma.” Cinta alias Yuta mengusap bahu mamanya.Aulian yang sejak beberapa menit yang lalu mendengarkan pembicaraan Utami dan wanita muda yang mengaku Yuta itu mengerutkan dahi, sambil menatap adegan tangis-tangisan itu.“Kamu sakit kanker l

  • Hamil di Malam Pertama   Bab 81 : Pulang

    Hamil di Malam PertamaPart 81 : PulangUntuk beberapa saat, kedua Ibu dan anak itu saling tatap.“Mau cari siapa, ya?” tanya Utami, wanita paruh baya yang sudah melahirkan anak laki-laki yang diberi nama Prayuta Aulian yang kini telah meninggal, begitu kabar yang ia dengan walau tak diketahui di mana makamnya.Cinta alias Yuta langsung menangis dan berlutut di depan kaki mamanya. Utami yang tak mengenali lagi putra semata wayangnya tentu saja keheranan.“Kamu ini siapa? Dan ada apa?” tanya Utami sambil menarik kaki mundur ke belakang.Cinta masih saja berjongkok dengan air mata yang terus mengalir, perasaannya semakin mudah tersentuh layak seorang wanita sejak fisiknya berubah total.“Bangun, Mbak, jangan berjongkok seperti ini! Kamu ini siapa dan ada keperluan apa?” tanya Utami dengan sebuah praduga di kepalanya.Cinta alias Yuta segera bangkit sambil menyeka air matanya, ia menggigit

DMCA.com Protection Status