Beranda / Pernikahan / Hamil Untuk Suamiku / 72. Delizah Tidak Mengakui

Share

72. Delizah Tidak Mengakui

Penulis: El GeiysyaTin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-23 15:40:54

Namun, Riti tidak menggubris ucapan Listi dan pergi ke halaman Haruna lagi.

Di mobil, Listi terus mengumpat.

“Kurang ajar sekali dia!” katanya, pada teman yang duduk di depannya.

“Aku tidak akan bisa tenang kalau punya saudara ipar seperti dia!”

“Ya, aku juga begitu untuk saja kami tidak dekat!”

“Lalu apa ya kan kamu lakukan sekarang, dia tidak mau mengakuinya!”

Listi menggelengkan kepala, dan pindah posisi duduknya ke depan. Awalnya ia hanya ingin membuktikan tentang, apa yang dia dengar bahwa, gadis itu menikah dengan Tama karena terpaksa. Lalu, setelah Riti mengaku, maka ia akan membuat gadis itu pergi dengan suka rela.

Namun setelah berbicara dengannya hari ini, Listi melihat jika Riti tidak selemah yang ia kira. Bisa jadi apa yang dia katakan kepada ayahnya adalah kebohongan belaka.

Seandainya Riti hamil, maka itu akan menjadi ancaman bagi ibunya yang memiliki saham 20 persen, pada tanah yang akan diwariskan kepada Tama.

Beberapa hari setelah kejadian itu, Riti mendapatk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Hamil Untuk Suamiku    73. Riti Menghilang

    “Oke! Kabari aku kalau kamu sudah pulang!”Keesokan harinya di kantor, Riti kembali bertemu dengan Tina dan seperti biasa, ia mengingatkan tentang Tama.Rina melakukan ancaman itu sesuai perintah Listi, temannya yang sudah memberikan banyak barang bagus padanya. Ia diberi informasi yang salah oleh Listi hingga mau saja mengikuti keinginannya.“Kamu berani juga, ya, tetap bertahan di sini? Dasar tidak tahu malu!” kata Rina.“Menurutmu, aku harus pergi ke mana?” tanya Riti sambil melipat kedua tangannya di depan dada.“Kamu tidak takut mati, kalau nanti kamu hamil dan mereka akan membunuh bayimu!”“Aku akan melindunginya!” kata Riti sambil berbalik badan, dan saat itu Rina menarik tangannya dengan kuat.Riti secara reflex memegang tangan Rina yang mencengkeram tangannya, dalam sekali gerakan. Hal itu membuat Rina tercengang.“Apa yang kamu yang mencoba membunuhku?” kata Riti sambil melancarkan satu totok tubuh, ke tulang pundak Rina sebelah kiri.“Kalau kamu yang diutus keluarg

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-23
  • Hamil Untuk Suamiku    73. Dia Pergi?

    “Oke! Kabari aku kalau kamu sudah pulang!” kata Jojo, sebelum telepon mereka benar-benar terputus. Dalam hati pria itu senang, punya kesempatan bertemu Riti walau dalam rangka membersihkan rumah.Keesokan harinya di kantor, Riti kembali bertemu dengan Tina dan seperti biasa, ia mengingatkan tentang Tama. Rina melakukan ancaman itu sesuai perintah Listi—temannya yang sudah memberikan banyak barang bagus padanya. Ia mendapat informasi yang salah dari Listi hingga mau saja mengikuti keinginannya, untuk mengintimidasi Riti. “Kamu berani juga, ya, tetap bertahan di sini? Dasar tidak tahu malu! Seharusnya kamu berhenti bekerja!” kata Rina. “Menurutmu, aku harus pergi ke mana?” tanya Riti sambil melipat kedua tangannya di depan dada. “Ke mana saja asal jangan di sini!” “Tempat ini dan di mana pun di duni bukanlah hakmu!” “Apa? Kamu tidak takut mati? Hah! Seharusnya pikirkan bagaimana kalau nanti kamu hamil, apa kamu mau mereka membunuh bayimu?” “Aku akan melindunginya!” kata Riti samb

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-01
  • Hamil Untuk Suamiku    74. Rumahku Juga Rumahmu

    Tanpa berpikir panjang, Tama langsung pergi menemui Riti“Kamu tahu, kan di mana dia sekarang? Katanya pada Jasin begitu keluar dari rumahnya.“Ya!” Jasin menjawab dengan penuh rasa bersalah.Sementara Sima bisa bernafas lega sebab Tama tidak melakukan apa-apa padanya. Meskipun, ia tahu kalau Tama kecewa pada dirinya, tapi setidaknya pria itu bisa bersikap cukup bijaksana. Ia tidak menyalahkannya atas apa yang terjadi pada Riti. Mulai sekarang ia harus lebih hati-hati.Jasin mengantarkan bosnya itu ke tempat yang di mana Riti berada. Tama tidak salah memberikan kepercayaan, karena hanya pada Jasin, Riti memberitahu tentang yang.Waktu itu, Jasin tidak bisa menolak keinginan Riti untuk pergi, saat ia menjemputnya pulang kantor beberapa hari yang lalu. Sementara Tama masih sibuk memproses akuisisi perusahaan yang diinginkannya. Setelah hari itu, Riti menolak untuk dijemput.Kepergian Riti, bukan ingin kabur dari Tama selamanya, akan tetapi demi kepentingan Tama juga, begitu alasan

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-02
  • Hamil Untuk Suamiku    75. Mengakui keadaan yang dialami

    “Kamu masih bertanya seperti itu, apa kamu masih meragukan aku?”Tanyakan Tama, membuat Riti tertegun sejenak dan berpikir, mungkin Tama hanya salah bicara, pria itu tidak mungkin benar-benar mengharapkan kepercayaannya. Selama ini, Riti sebenarnya masih penasaran dengan kekayaan dan juga kepribadiannya. Ia memang sudah menyerahkan dirinya pada Tama, tapi bukan berarti pria itu bisa mendapatkan hatinya.Dahulu ia pernah memberikan hatinya kepada Lery sampai rela membiarkan pria itu bahagia. Meskipun ia harus, kehilangan harga diri dan juga sahabatnya. Jadi, ia sekarang dalam dilema, apakah harus benar-benar mencintai Tama atau sebaliknya.“Aku bukannya meragukan kamu tapi, aku tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk di antara kita!” kata Riti kemudian setelah terdiam sekian lama.“Apa maksudmu?”“Aku tidak ingin memecah belah hubungan antara dirimu dan keluargamu hanya karena kamu menikah denganku!” Saat berkata, Riti turun dari pangkuan Tama dan ia duduk di sebelahnya.“Kamu pun

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-04
  • Hamil Untuk Suamiku    76. Tidak bisa tidur

    Mendengar ucapan itu, Tama hanya diam walau ia sebenarnya ingin banyak bicara, tentang segala rencana dan keinginannya pada Riti. Namun, ia memilih menelan kata-katanya sendiri. Sebagai seorang laki-laki ia harus lebih banyak memahami. Kalaupun ibu tirinya dan Listi hendak berbuat buruk pada Riti, ia sudah mempersiapkan segala sesuatunya. Ia tidak akan memaksa Riti untuk tetap tinggal di rumahnya kalau memang gadis itu merasa tidak nyaman di sana.Lalu, Tama memeluk Riti lebih erat lagi sambil menciumi kepalanya.“Baiklah, sekarang aku mengerti kalau begitu aku akan sering-sering datang ke sini!” katanya.“Apa tidak apa-apa kalau kamu sering ke sini bagaimana urusan pekerjaanmu?”“Aku bisa mengaturnya Jangan pikirkan soal itu, sekarang tidurlah!”Tidak lama kemudian, Riti mendengar suara halus dari nafas Tama yang teratur, menandakan laki-laki itu sudah tidur. Sementara dirinya belum bisa memicingkan mata. Gadis itu sama sekali tidak berniat mengatakan tentang kehamilannya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-06
  • Hamil Untuk Suamiku    77. Menjadi Tertuduh

    Tama tahu siapa laki-laki yang sedang berdiri dengan canggung di tepi jalan itu. Lalu, ia menoleh pada Riti yang sedang menyiapkan sarapan. “Apa ada laki-laki yang sering menemanimu di sini?” katanya, sambil memakai pakaiannya. Dalam hatinya kesal, karena tidak ada laporan yang datang, tentang Riti yang bersama laki-laki di rumahnya. Soal keberadaan Jojo, sebenarnya Jasin sudah mengetahuinya. Semua sudah dilaporkan oleh para pengawalnya. Namun, pria itu menganggap Jojo bukanlah ancaman bagi Tama. Jadi, ia merasa tidak perlu melaporkannya. Ia pikir justru akan membuat konsentrasi Tama terganggu karenanya. Lagi pula pria muda itu datang hanya untuk menemani Ritu saja. Walaupun, terkadang Jojo membelikan sesuatu yang menyenangkan, tapi ia tahu diri dan tidak akan berbuat lebih pada Riti karena ia sudah berjanji pada Tama. “Siapa maksudmu?” tanya Riti sambil membereskan pakaiannya, lalu membantu Tama mengancingkan kemejanya. Tama memakai pakaian yang baru saja di antar oleh Jasin ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-23
  • Hamil Untuk Suamiku    78. Tidak dihargai

    “Bu Wendy tenang saja karena masalahnya bukan soal pekerjaan tapi masalah pribadi, Riti sama Rina, ini juga kebetulan, kan?” kata Salu sambil melirik meja Riti –temannya yang sekarang kosong.“Iya, tidak mungkin kalau bus juga ikut menghukum anggota divisi kita, jadi ayo kita kerja lagi!” kata Tia.Lalu, Wendy, Tia dan Salu, kembali ke tempatnya masing-masing sedangkan, Rina hanya mengangkat kedua bahu, dan melangkah juga ke ruangannya.Sampai di sana, Rina mengirimkan beberapa pesan panjang kepada Listi, untuk menceritakan keberhasilannya dalam mempengaruhi Riti, hingga ia yakin, jika gadis itu tidak akan mengulangi perbuatannya serta menjauh dari keluarga Brawijaya. Bahkan, ia sedikit melebih-lebih kan jika Riti sangat tidak kooperatif dan juga menuduhnya macam-macam, hingga ia meminta sesuatu pada temannya itu sebagai kompensasi nya.Rina merasa dirinya berada di atas awan karena sudah berhasil melakukan sebuah misi yang awalnya ia pikir tidak mungkin.Kemudian mereka berjan

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-24
  • Hamil Untuk Suamiku    79. Memilih Untuk Memusuhi

    Wisa menghubungi kekasihnya Wisa menghubungi kekasihnya, dan mengatakan semua perbuatan Listi pada istri dari anak tirinya, yaitu Riti—istrnya Pratama.Lalu, laki-laki itu memberi beberapa pandangan jika kemungkinan ada dua hal yang bakal terjadi dalam keluarga Brawijaya. Seandainya keluarga itu menyetujui maka mereka akan membiarkan perbuatan Listi, tapi juga mereka tidak menyukainya maka bisa jadi anak itu akan mendapatkan akibatnya.“Tapi menurutku, Listi tidak akan mendapatkan kerugian apapun dari mereka, sebaliknya gadis jalanan itu yang akan mendapatkan sesuatu!” kata Wisa dengan telepon genggam nya.Laki-laki di seberang telepon kembali membicarakan jika bisa jadi pikiran wanita itu benar. Mereka hanya bisa menunggu apa yang akan terjadi pada Pratama dan istrinya selanjutnya. Pria itu juga memikirkan jika pratama sudah siap dengan segalanya apapun yang akan dilakukan oleh keluarganya pada istrinya itu jika dia benar-benar mencintainya.“Sepertinya kita bisa membuat sebuah

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-25

Bab terbaru

  • Hamil Untuk Suamiku    TAMAT

    “Apa aku salah menjadi orang seperti itu?” Tama dia meski dia tidak tahan, ia hanya melirik istrinya yang tertawa geli di sampingnya. Riti menahan tawanya saat melihat ibu dan anak yang beradu argumen karena berbeda pandangan. “Riti, bagaimana pendapatmu kalau suamimu kehilangan semua kekayaannya dan kamu terpaksa hidup di desa seperti yang kemarin-kemarin kamu lakukan?” tanya Deliza dengan tatapan serius kepada menantunya. Riti tahu bahwa Tama memang kehilangan kekayaannya selama mereka bersembunyi di desa. Namun, Iya juga tahu bahwa sekarang Tama kembali memiliki semua perusahaannya. “Apa Ibu kira hidup di desa itu susah? Itu tidak sulit, lebih sulit lagi saat aku harus hidup sendiri dan mengurus ibuku!” “Oh!” gumam Deliza, “Maafkan aku soal ibumu, Riti, Aku senang bertemu denganmu, dan aku lebih senang lagi setelah tahu bahwa kamu adalah, anak dari saudaraku!” “Aku mengerti! Tapi, Bu! hidup di desa itu sangat menyenangkan dan di sana semua orang hidup seperti

  • Hamil Untuk Suamiku    Kesalahan Wisa

    Tama kembali menemui Riti dan ibunya di rumah sakit yang menjadi rumah mereka. Sementara itu Jasin sudah kembali ke perusahaan dan menenangkan semua pemegang saham. Lalu, ia menyelesaikan masalah di sana satu persatu. Tentu saja ia bekerja sama dengan semua teman dan orang-orang kepercayaan Tama, hingga keadaan Grup Unitama dan perusahaan-perusahaan Pratama, kembali seperti semula. Hando sebentar lagi akan mendapatkan jadwal sidangnya, dan sudah dipastikan hukuman seumur hidup yang akan diterimanya. Kerusakan yang dilakukannya di berbagai tempat, juga memberatkan pasal-pasal yang dituduhkan padanya. Demikian juga Sony ia mendapatkan pengadilan juga, tapi ia tidak di hukum dengan hukuman seumur hidup. Ia mendapatkan hukuman 20 tahun penjara. Wisa sangat bersedih, karenanya, secara tidak sengaja wanita itu mengucapkan kekhawatirannya, “Sony, Bagaimana kalau kamu dihukum selama itu Bagaimana jika terjadi apa-apa denganku dan anakmu Listi?” katanya sambil menangis. Dari

  • Hamil Untuk Suamiku    Mengembalikan Kekayaan

    “Kalau begitu, aku tarik kata-kataku kalau dia baik!” kata Riti dan Tama tertawa.“Tidak boleh bilang laki-laki lain itu baik, kecuali aku, oke?” kata Tama sambil mencium istrinya.Setelah itu Tama mengajak Dion pergi ke tempat yang pernah ia gunakan untuk menyekap Sony. Mereka pergi diiringi dengan beberapa pengawal Tama. Tentu saja Jasin ikut bersama dengan mereka. Sony terlihat kurus dan luka-lukanya belum sembuh sempurna, masih banyak bekas luka yang diakibatkan oleh pukulan dari Tama. Pria itu hanya diam dan pasrah akan dibawa ke mana pun juga.Tama langsung membawa Sony ke lokasi yang sudah dibagikan, oleh orang tak di kenal yang menghubunginya. Ternyata ia adalah seorang pria bertubuh kurus yang mengaku sebagai adik sepupu ibunya.Di tempat itu mereka merekam pengakuan Sony dan mengirimkannya pada Brawijaya. Tentu saja disertai ancaman.Mereka ingin agar Hando, anak bungsunya itu, mau mengaku dan mengembalikan semua aset milik Tama yang sudah diambilnya. Jika tidak, maka

  • Hamil Untuk Suamiku    Sony Menyukaimu

    Keesokan harinya, Tama memuaskan istrinya hingga seharian penuh, dengan berbelanja di kota. Ia membeli apa pun yang diinginkannya. Terakhir mereka menyewa sebuah salon dan memanjakan tubuh hanya berdua dengan pelayanan VIP yang pernah ada.Riti sangat bahagia dan bersyukur dengan kemanjaan yang diberikan Tama. Sungguh, menghabiskan sepanjang sore dengan dipijat, itu hal yang luar biasa. Apalagi ia melakukannya berdua dengan suami tercinta.Mereka selesai dipijat dan melakukan rangkaian pelayanan di salon sampai puas. Baik Tama dan Riti kini terlihat segar kembali, dan acara di akhiri dengan makan malam. Setelah itu, mereka memutuskan untuk menginap di hotel karena besok akan melanjutkan perjalanan menengok Delizah.Keesokan harinya, saat sepasang suami istri itu tiba di kamar Delisa, yang terdapat di sebuah rumah sakit swasta, mereka melihat wanita paruh baya itu, dalam keadaan baik-baik saja. Riti ingin menghabiskan beberapa hari bersama ibu mertuanya dan sang suami pun setuj

  • Hamil Untuk Suamiku    Ancaman Lagi

    “Bukannya kamu mau berhenti peduli? Atau sebenarnya kamu ini terlalu cerdik, sengaja membuat syarat-syarat itu, karena kamu tahu Hando akan membuat kekacauan?” Jasin balik bertanya.“Jas, aku hanya penasaran! Awalnya aku hanya tidak mau keuntungan proyek kita berada di tangannya semuanya! Enak saja dia!”Jasin pergi dari rumah itu dan kembali ke kota seorang diri, demi memuaskan keinginan Tama untuk mencari informasi. Ia juga untuk sementara tidak mengaktifkan ponselnya. Oleh karena itu ia menemui beberapa orang secara langsung. Dari pertemuan dengan mereka, ia tahu bahwa ada beberapa investor yang ternyata akrab dengan anggota keluarga Prapanca. Mereka ini yang memiliki ide untuk menarik uangnya dan mereka tahu bersamaan dengan kejadian Hando yang pergi ke kantor pusat grup Pratama.Mengetahui hal itu, Jasin senagaja makan malam sambil mengikuti salah satu anggota keluarga Prapanca yang mengadakan pertemuan dengan para pemegang saham ini.Jasin mendengar sendiri strategi mereka

  • Hamil Untuk Suamiku    Kesalahan Hando

    “Ibuku itu sama seperti aku! Jadi untuk apa aku berharap pada keluarga itu?”Tiba-tiba perang kesedihan di hati Tama, dirinya dan istrinya tidak jauh berbeda. Mereka sama-sama dikucilkan dari keluarganya.“Tapi, Tama! Apa kira-kira yang dilakukan oleh ibu dan Dion, saat kalian bertemu sebulan yang lalu?” Jasin berusaha menginformasikan dugaannya tentang, sikap Dion dan Delizah saat mereka bertemu dikuburan Tina.“Memangnya apa yang bisa dilakukan dua orang itu? Baru kemarin kamu bilang kalau Dion itu bekerja menjadi satpam!”“Ya, dia itu bukan satpam biasa, dia seorang informan juga!”“Kenapa baru bilang sekarang?”“Aku pikir itu tidak penting!” kata Jasin sambil mengingat kembali informasi tentang Dion. Tidak banyak yang ia dapatkan, selain informasi tentang tanggal lahir, orang tua, tempat tinggal dan pekerjaannya. Namun, setelah menyelidiki lebih lanjut, ternyata Dion orang yang hampir sama dengan dirinya. Dahulu, mereka juga pernah bekerja sama, tapi kemudian Dion membat

  • Hamil Untuk Suamiku    Teror Dari Keluarga

    “Apa Ibu dan Ayah masih mengingatku?” tanya Deliza, dengan menahan air matanya sekuat tenaga.Ibunya menghambur dalam pelukannya, mana ada ibu yang rela melihat kondisi anaknya hingga terlihat lebih tua dari dirinya. Delizah tahu jika ilmunya sangat merasa bersalah karena penampilannya itu. “Ibu jangan kuatir aku baik-baik saja aku tidak selama yang ibu kira, selama ini aku sudah bertahan tanpa kalian jadi apa yang aku alami sekarang bukanlah apa-apa!” kata Delizah sambil menepuk bahu ibu yang sedang memeluknya. “Maafkan Ibu dan Ayahmu yang tak berguna ini, yang tidak mampu membela di hadapan kakakmu saat itu!”“Ibu tidak perlu meminta maaf padaku, aku tetap akan menjadi anak ibu untuk selamanya! Sekarang lihatlah, mungkin kita tidak akan lama lagi kembali bersatu seperti dulu, kita hanya perlu menyelesaikan masalah ini bukan?”Sang ibu mengangguk dan mengusap air matanya, setelah itu Deliza melambaikan tangan. Ia dan Dion terus berlalu, sambil mendorong kursi rodanya sampai ke

  • Hamil Untuk Suamiku    Menghadap Keluarga Prapanca

    Tanpa sepengetahuan Tama dan Riti, dua orang itu pergi menuju ke rumah keluarga Prapanca.Saat Delizah dan Dion tiba di kediaman keluarga itu, mereka tidak mengalami hambatan yang berarti. Para pengawal yang ada di sana mempersilahkan mereka, karena Deliza dan Dion memakai tanda kebesaran keluarga itu di pakaiannya. Mereka memang orang-orang terbuang dan memilih untuk, keluar dari keanggotaan keluarga terpandang. Namun, bukan berarti kedua belah pihak saling melupakan. “Sudah aku duga, kalian akan datang ke sini juga pada akhirnya!” kata Prapanca, ia muncul setelah dua tahunnya menunggu satu jam lamanya. Namun, Deliza dan Dion merasa lega karena orang tua itu, akhirnya mau menemui mereka setelah sekian lama.“Kakek! Haruskah aku berlutut padamu, untuk meminta maaf atas kekeliruanku?” kata Deliza.“Ya! Memohonlah dan berlututlah!” kata Prapanca.Deliza berlagak begitu kesulitan turun dari kursi roda, hingga dua orang pengawalnya membantunya untuk, bisa berlutut dengan posisi

  • Hamil Untuk Suamiku    Permusuhan Antara Sepupu

    Setelah kedatangan Dion hari itu, Tama dan istrinya pergi ke kota di mana ibunya berada. Namun, setelah sampai di sana para penjaga mengatakan jika ibunya sedang berkunjung ke rumah keluarganya. Riti khawatir jika ibu mertuanya pergi ke keluarga besar Prapanca. Sehingga ia mencoba menghubungi Dion untuk menanyakan kebenarannya.“Halo! Dion, apa kamu tahu, ibu Deli pergi ke keluarga Prapanca?” “Aku tidak tahu, aku belum siap mengatakan semuanya pada Bibi Deliza!” Kata dion dari balik telepon.“Jadi kamu belum menemui Ibu Deliza?” “Riti, seharusnya kamu dan suamimu lah yang harus mengatakan secara langsung pada ibu mertuamu itu! Bilang padaku kalau kamu menemuinya aku akan datang juga!”Sementara Tama masih mencoba menghubungi ibunya tapi tidak bisa juga.Akhirnya Rity mengusulkan agar mereka pergi menengok makam ibunya. Kebetulan ia sudah lama tidak ke sana. Laki-laki itu pun setuju dan langsung mengadakan perjalanan ke pemakaman Ibu mertuanya. Tak lupa mereka membawa rangk

DMCA.com Protection Status