Mira benar-benar shock melihat itu.Bagaimana bisa ada orang yang mencium kaki suaminya?Bahkan terlihat sekali bahwa di sana, pria itu sedang memohon sesuatu pada sang suami, dan itu sangat memprihatinkan sekali. Tak lama kemudian, Aron keluar dan mendekati Mira yang duduk di sofa yang ada di dekat meja sekretaris dan asisten."Sayang, kenapa kamu ke sini nggak ngabarin aku?" tanya Aron mendekat.Akan tetapi Mira kemudian menggeser duduknya, menjauh darinya."Apa yang terjadi, kenapa dia sampai kayak gitu?" tanya Mira waspada. "Kamu apain dia?" tanyanya langsung."Sayang, aku minta maaf, tapi ini nggak sesederhana itu.""Aku tahu tapi kenapa sampai kayak gitu sih? Ya Allah Mas, dia sampai sujud kayak gitu loh. Menghinakan orang adalah perilaku yang biadab, kenapa sampe segitunya?""Sayang, aku tahu hal ini emang nggak harusnya kamu tahu, tapi apa yang dia lakukan nggak sebanding dengan apa yang mereka perbuat.""Apa yang kamu rencanakan?""Untik sekarang, aku ingin membuat mereka be
Mira pergi ke ruangan sang suami saat makan siang. Ia sangat mengkhawatirkannya. Apalagi suaminya sedang menangani kasus dan juga tidak pulang. Oma Zaenab juga sangat mengkhawatirkannya. Jadi, Mira berinisiatif untuk mengunjunginya sekaligus membawa makanan untuknya. Aron bilang, ia lebih suka makan makanan rumahan daripada makanan restoran yang mahal itu. Namun, saat itu juga, ia kaget karena wajah sang suami yang seperti akan pingsan. "Mas!" Asisten Aron juga terkejut ketika melihat bosnya yang memprihatinkan itu. Maka, sang asisten memanggil dokter agar tidak menimbulkan pertanyaan pada orang-orang. "Kenapa dia jadi kayak gini, emang gak tidur?" tanya Mira pada sang asisten. "Saya rasa tidak, Bu. Saya juga lihat saat saya baru datang, beliau tampak baik-baik saja, tetapi semakin lama wajahnya makin parah." "Ckckckck, kebiasaan memaksakan diri," gumam Mira prihatin. Kini Aron dibawa ke kamar pribadinya yang ada di kantornya, sepertinya Aron hampir pingsan kal
"Tapi kamu tahu kan, mungkin ada banyak pria brengsek di dunia ini yang menyia-nyiakan perempuannya. Sehingga ketika ada kasus yang dibuat seperti itu, orang-orang akan menganggapnya benar. Kalau aku yang salah dalam kasus percintaanku dengan Melka." "Terus gimana kamu ngadepin itu? Pasti orang ngebully kamu dengan sangat kejam kan?" tanya Dea. "Ya, tapi karena aku sudah punya pandangan yang lurus tentang menghadapi masalah. Aku bisa tetap stabil, terutama juga dukungan dari Papi kamu yang sangat bijak. Semuanya jadi mudah aku jalani. Sampai akhirnya, malam itu aku ketemu sama kamu. Orang yang selama ini sebenarnya sudah menarik perhatianku." Dea tersenyum malu karena, bisa-bisanya saat mereka sedang membicarakan hal serius, Juna malah mengalihkan pembicaraan ke arah yang membuatnya tersipu. "Kamu ih, kebiasaan nggak serius," protes Dea. "Aku serius, Sayang. Kan aku udah pernah bilang, kalau aku sebenarnya udah suka lama sama kamu. Cuman karena kamu anaknya Tuan Aaron, jadi m
Maka wawancara pun dimulai, Juna yang mengawasi sementara Dea di dalam kamar, menonton live streamingnya di media sosial. Kasus ini sangat heboh, sampai-sampai banyak yang menunggu wawancara ini. Mira dan Anggun sudah bersiam dan semua crew juga. "Action!" Anggun kemudian membuka percakapan mereka. "Selamat siang, pemirsa dalam acara Wawancara Ekslusive Viral. Siang ini, kita akan membahas sebuah insiden yang sedang menjadi perbincangan publik. Kasusnya, sebuah kecelakaan yang terjadi pada malam hari, tetapi dampaknya terus dibahas hingga sekarang. Yang lebih menarik adalah bagaimana opini publik berkembang. Ada begitu banyak klaim yang beredar, dan kita semua tahu bahwa media sosial bisa menjadi alat yang sangat kuat dalam membentuk persepsi. Hari ini, saya sudah bersama istri dari Tuan Victorius, seorang pengusaha sukses yang disebut-sebut terlibat dalam kecelakaan dengan dua influencer ternama Vincen dan Ellois. Bukan hanya kecelakaan, tetapi ada banyak drama yang meng
"Saya tidak perduli dengan faktor lain, apakah mereka punya banyak followers atau followers mereka akan menyerang saya. Saya sudah terbiasa. Yang sedang saya bicarakan adalah etis dan hukum. Artinya ini tentang dua hal, yakni benar atau salah." Anggun terlihat kaget dengan jawaban Mira yang di luar espektasinya, ini tak terduga. Mira terlihat polos dan tak memiliki ketegasan, ia seolah mudah ditindas, tapi ternyata lebih kuat dari yang ia kira. Bahkan Juna sendiri juga kaget, tatapan Mira benar-benar sangat tajam tetapi bukan yang menakuti, malah memperlihatkan kalau ia tidak lemah. Ia kuat memegang prinsip, dan tidak akan tumbang bahkan jika ditebas sekalipun. Namun, melihat situasinya yang tegang, Mira kembali tersenyum dan melihat ke arah Anggun dengan ramah. "Lalu, saya juga ingin mengajak masyarakat untuk berpikir lebih cerdas. Kritis terhadap informasi apapun yang sampai ke kita. Jangan langsung ditelan mentah-mentah bahkan jika itu idol yng kita sukai." Anggun mengangguk-
Setelah Mira mengantarkan Anggun dan krunya pergi. Ia pun segera masuk ke dalam kamar. Ia melihat Dea dan Aaron menatapnya dengan bangga. "Cie yang abis wawancara, keren banget!" ujar Dea menggoda. Ia merangkul Mira dan memuji-mujinya kalau Mira sangat keren saat wawancara, ia seolah melihat sosok yang berbeda. "Aku gak nyangka loh, orang kalem pendiem kayak kamu bisa bikin Anggun yang belagu itu diem!" ujarnya heboh sendiri. "Apaan sih, lebay." "Serius!" Mira tersenyum kaku dan mendekati suaminya yang duduk di ranjang. "Aku minta maaf kalau hasilnya nggak bagus, Mas," ujar Mira. Ia duduk di tepi ranjang dan menggenggam tangan suaminya yang sedang duduk bersandar di kepala ranjang. Sementara Dea, ia duduk di sofa ruangan itu menatap mereka berdua. Kemudian Juna menyusulnya untuk duduk di sampingnya. Baby Adam dititipkan ke pengasuh tentu saja. Oma dan Opa juga sedang ada di sana, karena mengetahui Dea dan Juna akan ke kantor untuk menemani Mira dan Aron. Keduan
"Tolong Tuan, maafkan anak saya!" ujar pria yang merupakan ayah Vincen. Ia bersujud, bahkan bersama ayah dari Ellois. Mereka benar-benar memohon agar Aron membiarkan anak mereka lolos. "Kalian tak perlu bersujud, sia-sia saja. Lebih baik, cari uang tebusan untuk mereka," ujar Aron sambil memakan memakan permen karet dengan santai. "Tapi Tuan, kami tidak bisa melawan Anda meskipun kamu yang memiliki uang. Kami tidak akan bisa menebus anak kami. Jadi, tolong berikan kami kesempatan." Aron sudah muak dan meminta agar asistennya mengusir kedua orang itu dan memanggil satpam untuk membantunya menyeret mereka. "Kemarin sudah saya kasih waktu, tapi kalian masih tak berhasil membuat mereka diam sehingga mereka masih berisik di media sosial, membuat istri tercinta saya cemas. Jadi, tidak usah manja, kalau kalian tidak bisa mendidik mereka, biarkan saya mendidik." Akhirnya mereka benar-benar diseret keluar, dan membuat kehebohan di kantor. Banyak karyawan yang bergosip tentang k
Di dalam mobil, saat mereka pulang dari pengadilan, Mira menghela nafas.Akhirnya semuanya selesai, sambil membuka banyak berita ia juga menyayangkan sikap kedua influencer itu, agak kasian tetapi, di sisi lain semua itu malah jadi hikmah untuk Mira.Karena yang selama ini, Mira dianggap sebagai pasangan yang tidak layak untuk Aron yang luar biasa itu, sekarang orang-orang mulai sadar bahwa ternyata pilihan Aron tidak main-main.Mira memang sangat biasa dari latar belakangnya dan fisiknya, tapi ia memiliki kualitas yang tidak bisa ditolak oleh orang sukses seperti Aron.Sekarang, followers Mira yang awalnya hanya 2000-an sekarang menjadi ratusan ribu. Seolah-olah,, followers Aron yang sudah mencapai 1 juta lebih itu juga mengikutinya.Meskipun tidak seberapa, tetapi followers Aron juga bertambah menjadi 2 juta lebih. Sebaliknya. followers kedua influencer itu turun drastis menjadi 1 juta. Mereka kehilangan 2 juta followers, tersisa followers yang masih denial membersamaianya.Drama i
Mira merasa takut dengan itu, apakah Dea akan berpihak pada ibunya? Faktanya, Mira menampar pipi orang yang melahirkan Dea, ia pasti marah kan. "Maaf Dea, aku...." "Ngapain minta maaf? Dia pantes digituin sih..." Akan tetapi Mira salah, Dea justru bersikap sebaliknya. "Kamu gak marah?" tanya Mira. "Ngapain marah?" tanya Dea balik. Mira merasa lega, "Takutnya kamu marah karena aku nampar Mami kamu." "Yaelah, Mir. Gue dukung lu banget kali, justru Mami tuh emang sesekali harus digituin.""Hem....""Terus kemarin waktu dia belum ke Cina, dia itu sempat ngobrol sama gue--abis pulang dari Mansion Victorious. Terus pas dia bilang kalau dia udah nyerah sama Papi gue bersyukur banget. Eh ternyata beberapa hari kemudian, Juna bilang kalo Mami ke Cina dan posisi lu dan Papi lagi di sana. Gue curiga dong! Gue kira ya dia udah bener-bener jinak, tapi ternyata gue malah."Mira agak lucu mendengar Dea berkata 'jinakc."Tarus gue nemu berita tentang kalian dan Mami gue adalah penjahat
Mira pun langsung menggeplak bisep suaminya yang kuat itu. Lalu ia mencubit hidung suaminya sampai sang suami sulit bernafas. Mereka pun terus bermain sampai akhirnya suara perut Mira yang lapar pun terdengar, sehingga akhirnya mereka pergi untuk sarapan. Pasca kejadian itu, hubungan mereka jadi lebih baik. Aaron juga meminta staff hotel untuk membuka lagi rekaman video yang dilihat sang istri, kemudian meminta mereka untuk mengirimkan pada asistennya atau yang sebenarnya adalah salah satu manajer dari perusahaan yang ada di sana. Asistennya yang asli ada di kantor pusat di Indonesia. Takutnya, mungkin saja Julia--yang sayangnya terkenal juga di Cina, akan menyebar hoax yang tidak-tidak tentang kejadian tadi. Apalagi banyak yang merekam di lobby. ••• Benar apa yang Aron duga, Julia membuat konten yang memojokkan Mira, sehingga warga China banyak yang mengecam Mira dan menuntut untuk memenjarakannya. Untunglah Aron memiliki banyak kenalan yang bisa diajak kerjasama. P
Aron sampai menutup mulutnya saking kagetnya dengan tindakan sang istri yang tidak biasa itu. "Sayang!" Julia memegangi pipinya yang ditampar dengan keras itu, ia kaget dengan kedatangan Mira yang tiba-tiba dan langsung menamparnya. "Apa-apaan kamu?!" bentak Julia. Hampir saja akan membalas tapi segera dihadang oleh Aron. "Jangan sentuh istriku!" Julia kaget, bahkan Mira juga kaget. Ia tidak mebgira kalau suaminya akan pasang badan seperti itu. "Kamu belain dia padahal dia mukul aku?!" tanya Julia tak menyangka. Ia merasa dirinya korban sekarang, lalu malah disalahkan. "Ya iyalah lo...." Belum sempat Mira menjawab, Aron sudah memotongnya. Aron menghadap Julia dan membelakangi istrinya seolah menjadi tameng sang istri. "Jelas kamu yang salah! Aku udah bilang berkali-kali untuk menjauh dariku dan istriku, tapi kamu masih saja mengejarku, mengganggu rumah tangga kami. Kamu pikir aku bakal belain kamu, hah?!" Semua orang terkejut dengan respon Aron yang sangat je
Hari itu Mira merasa lelah karena kemarin habis kondangan, dan malamnya ke pesta. Paginya berlanjut, ia harus mendampingi suaminya yang seperti idola itu ke acara lagi, yaitu pembukaan bisnis dari rekan bisnisnya Aron. Kemudian malam ini, ia harus ikut lagi di perjamuan mewah antara orang-orang kelas atas termasuk artis terkenal di China. Mira merasa kagum dengan itu tapi ia merasa sangat lelah, bahkan ketika ia senang melihat para artis itu, ia tetap merasa tidak nyaman. Jadi, ia meminta agar Aron membawanya pergi ke tempat yang bisa ia gunakan untuk istirahat. Saat ia istirahat di kamar, dan Aron meminta izin untuk keluar sebentar menemui rekan bisnisnya. Aaron malah tidak kunjung kembali, sehingga Mira menelponnya berkali-kali. Akan tetapi, Aron tidak bisa dihubungi, sehingga Mira hanya menunggu sampai Aron kembali. Saking lamanya, sampai jam 1 dini hari, Mira pun sampai ketiduran. . Namun di sisi lain, ternyata Aron bertemu dengan Julia di lorong hotel, saat ia
"Sayangku! Karena Baby Adam udah umur setahun enam bulan, kita adain resepsi yuk!" ajak Juna pada sang istri. Dea pun baru sadar kalau mereka memang belum mengadakan resepsi resmi yang mengundang banyak orang. "Ayuk! Aku juga sempet mikirin ini, tapi lupa mau bilang." "Aku juga diingetin Papi kamu sih..." "Dasar ih!" ujar Dea memukul lengan suaminya. "So, mau kapan?" tanya Juna. Dea berpikir sejenak, "Mungkin sebulan lagi?" "Ama amat? Aku perlu nyiapin jadwalnya sih." "Kamu kira nyiapin resepsi nggak butuh waktu lama apa? Kemarin aja Papi sama Mira sampai berbulan-bulan," ujar Dea kesal. Juna mengingat-ingat, "Tapi itu kan karena mereka juga terhambat, Sayang." "Iya, tapi ya nggak mungkin kan cuma dua minggu?" "Mungkin aja," balas Juna. Ia naik ke atas kasur menyusul istrinua untuk tidur. "Tapi kata kamu harus mewahxvberarti ya nggak bisa cepet. Minimal sebulan." "Ya udah ya udah... nanti aku coba minta atur jadwal yang bagus ke asisten aku." "Ya udah, intinya se
"Ih Mami!" keluh Dea. "Iya iya Sayang, Mami cuma... becanda. Tapi kalo ada Berondong yang tulus ama Mami, kenapa enggak?" "Oke oke... terus Mami nggak tinggal di sini?" "Ya nggak lah, Sayang. Emang Mami nggak tahu diri apa? Nggak mikirin perasaannya Juna. Kalian juga butuh privasi kali, nggak yang Mami harus menyaksikan semua kejadian di dalam hidup kamu dan suami kamu. Lagian Mami juga bukan orang yang bisa hidup dengan tanpa kebebasan, dan kalau di sini kan ... Mami nggak mungkin bebas." Dea mengertit, "Aku nggak tahu kebebasan yang Mami Sebutkan itu tentang apa, atau Mami sering pergi-pergi, atau gimana? Tapi kalau bawa cowok ke rumah ya sebenarnya itu bukan urusan aku ya. Masalahnya, kan aku punya anak yang harus dididik juga dengan sample, kalau nanti ada anggota keluarga yang sampelnya buruk, aku takutnya sih bisa mempengaruhi dia." Julia terkekeh, "Nah itu tahu." "Ih yang bener! Mami bermaksud untuk bawa cowok ke rumah ya?" "Iyalah." Dea sudaj lelah bicara denga
"Plesir tuh kek jalan-jalan," jawab Mira. Akan tetapi, ia sudah biasa dengan kekurangan suaminya dalam kosa kata bahasa Jawa Tengah. Ia seringkali salah memahami kosa katanya, dan Mira pun mulai belajar bahwa tidak semua kosa kata bahasa Jawa itu familiar bagi orang lain termasuk suaminya yang notebennya orang luar. "Besok kita harus kondangan loh, kamu gak capek kan?" tanya Aron pada sang istri. "Capek!" Tak lama mereka sampai di hotel, dan Mira yang sedang mode manja tidak mau jalan sendiri. Alhasil, Aron pun menggendongnya ala Bridal Style sampai ke kamar mereka. Mira yang minta gendong, Mira juga yang malu dan menyembunyikan wajahnya dari pandangan orang-orang. Ia sungguh malu. . Setelah mereka berdua bersih-bersih, kemudian mereka langsung naik ke atas kasur, dan seperti biasa sebelum benar-benar tidur, mereka tiduran sambil Deep Talk. Membicarakan banyak hal, saling curhat dengan berbagai macam cerita. Aron juga menceritakan tentang mimpi-mimpinya bersama deng
"Sayang, gak perlu jadi Cenayang kalo kita bisa menganalisa dengan baik, semuanya mudah ditebak," ujar Aron. "Ini soal pola saja. Aku yakin, para Peramal adalah orang yang pandai menganalisa. Cuman, dia memanfaatkan kebodohan kliennya untuk percaya." Mira mengangguk-angguk, "Aku yang sulit paham kata-katamu ini, jadi istrimu. Rasanya... alasan lain cuma kedok, lebih kuat di cinta kan?" Aron tertawa mendengarnya. "Haha! Pinter sekali istriku. Kamu benar. Sejatinya, cinta adalah persepsi. Aku pertama kali menganggapmu sebagai wanita bukan cuma anak muda seusia Dea adalah pas di rumah sakit itu, pertemuan pertama kita setelah sekian lama." Mira terkejut, ia ingat, saat itu ia menangis di luar rumah sakit, kemudian pingsan. Hal yang mind blowing adalah, Aron menjaganya di sana. "Iya... aku penasaran, kok bisa kamu di sana waktu aku bangun?" tanya Mira. "Aku udah pernah cerita deh," alas Aron. "Iya, jenguk temen kan. Tapi kenapa kamu ikut campur urusanku sementara di point of view ka
"Sebenarnya, bagaimana kalian bertemu dan saling jatuh cinta?" tanya salah satu dari wanita sosialita itu. Mira yang ditanyai hanya tersenyum malu, ia tak tau kalau kini topik utamanya adalah suaminya. Ia sebenarnya tau kalau suaminya adalah idola di manapun, tetapi ia tidak pernah membayangkan kalau di luar negeri, suaminya juga idola. "Hem... sebenarnya saya juga tidak tau bagaimana menaklukkannya, tapi saya sebenarnya sahabat dari anaknya," ungkap Mira yang membuat semuanya shock. "Apa?!"Suara mereka sangat kompak dan keras, sehingga banyak tamu di sana juga ikut menoleh kegerombolan para wanita itu."Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Aron tiba-tiba datang. Mira pun langsung mendekatinya dan menggeleng."Tidak ada, kami hanya mengobrol dan mereka terkejut," jawabnya.Belum sempat Aron membalas kata-kata istrinya, salah satu dari mereka pun mengkonfirmasi apa yang dikatakan oleh Mira. "Tuan, apakah benar Mira adalah teman dari Anakmu?" tanyanya. Aron pun terkejut dan m