"Sayangku! Karena Baby Adam udah umur setahun enam bulan, kita adain resepsi yuk!" ajak Juna pada sang istri. Dea pun baru sadar kalau mereka memang belum mengadakan resepsi resmi yang mengundang banyak orang. "Ayuk! Aku juga sempet mikirin ini, tapi lupa mau bilang." "Aku juga diingetin Papi kamu sih..." "Dasar ih!" ujar Dea memukul lengan suaminya. "So, mau kapan?" tanya Juna. Dea berpikir sejenak, "Mungkin sebulan lagi?" "Ama amat? Aku perlu nyiapin jadwalnya sih." "Kamu kira nyiapin resepsi nggak butuh waktu lama apa? Kemarin aja Papi sama Mira sampai berbulan-bulan," ujar Dea kesal.Juna mengingat-ingat, "Tapi itu kan karena mereka juga terhambat, Sayang.""Iya, tapi ya nggak mungkin kan cuma dua minggu?""Mungkin aja," balas Juna.Ia naik ke atas kasur menyusul istrinua untuk tidur."Tapi kata kamu harus mewahxvberarti ya nggak bisa cepet. Minimal sebulan.""Ya udah ya udah... nanti aku coba minta atur jadwal yang bagus ke asisten aku.""Ya udah, intinya sebulan l
Hari itu Mira merasa lelah karena kemarin habis kondangan l, dan malamnya ke pesta. Paginya berlanjut, ia harus mendampingi suaminya yang seperti idola itu ke acara lagi, yaitu pembukaan bisnis dari rekan bisnisnya Aron. Kemudian malam ini, ia harus ikut lagi di perjamuan mewah antara orang-orang kelas atas termasuk artis terkenal di China. Mira merasa kagum dengan itu tapi ia merasa sangat lelah, bahkan ketika ia senang melihat para artis itu, ia tetap merasa tidak nyaman.Jadi, ia meminta agar Aron membawanya pergi ke tempat yang bisa ia gunakan untuk istirahat.Saat ia istirahat di kamar, dan Aron meminta izin untuk keluar sebentar menemui rekan bisnisnya.Aaron malah tidak kunjung kembali, sehingga Mira menelponnya berkali-kali.Akan tetapi, Aron tidak bisa dihubungi, sehingga Mira hanya menunggu sampai Aron kembali.Saking lamanya, sampai jam 1 dini hari, Mira pun sampai ketiduran..Namun di sisi lain, ternyata Aron bertemu dengan Julia di lorong hotel, saat ia akan ke kamarn
Aron sampai menutup mulutnya saking kagetnya dengan tindakan sang istri yang tidak biasa itu. "Sayang!" Julia memegangi pipinya yang ditampar dengan keras itu, ia kaget dengan kedatangan Mira yang tiba-tiba dan langsung menamparnya. "Apa-apaan kamu?!" bentak Julia. Hampir saja akan membalas tapi segera dihadang oleh Aron. "Jangan sentuh istriku!" Julia kaget, bahkan Mira juga kaget. Ia tidak mebgira kalau suaminya akan pasang badan seperti itu. "Kamu belain dia padahal dia mukul aku?!" tanya Julia tak menyangka. Ia merasa dirinya korban sekarang, lalu malah disalahkan. "Ya iyalah lo...." Belum sempat Mira menjawab, Aron sudah memotongnya. Aron menghadap Julia dan membelakangi istrinya seolah menjadi tameng sang istri. "Jelas kamu yang salah! Aku udah bilang berkali-kali untuk menjauh dariku dan istriku, tapi kamu masih saja mengejarku, mengganggu rumah tangga kami. Kamu pikir aku bakal belain kamu, hah?!" Semua orang terkejut dengan respon Aron yang sangat j
Mira pun langsung menggeplak bisep suaminya yang kuat itu. Lalu ia mencubit hidung suaminya sampai sang suami sulit bernafas. Mereka pun terus bermain sampai akhirnya suara perut Mira yang lapar pun terdengar, sehingga akhirnya mereka pergi untuk sarapan. Pasca kejadian itu, hubungan mereka jadi lebih baik. Aaron juga meminta staff hotel untuk membuka lagi rekaman video yang dilihat sang istri, kemudian meminta mereka untuk mengirimkan pada asistennya atau yang sebenarnya adalah salah satu manajer dari perusahaan yang ada di sana. Asistennya yang asli ada di kantor pusat di Indonesia. Takutnya, mungkin saja Julia--yang sayangnya terkenal juga di Cina, akan menyebar hoax yang tidak-tidak tentang kejadian tadi. Apalagi banyak yang merekam di lobby. ••• Benar apa yang Aron duga, Julia membuat konten yang memojokkan Mira, sehingga warga China banyak yang mengecam Mira dan menuntut untuk memenjarakannya. Untunglah Aron memiliki banyak kenalan yang bisa diajak kerjasama.
“Masa kamu masih cari ibu tiri lainnya, Dea? Papi kamu ‘kan udah nikah sama sahabatmu."“Sahabat aku?” tanya Dea memastikan pendengarannya tak salah.Baru membahas tentang kriteria ibu tiri idamannya dengan sang nenek lewat sambungan telepon, ia malah diberitahu jika ayahnya sudah menikah dengan sahabatnya? “Mira. Yang sering main sama kamu pas SMA dulu, loh.”Hah?Jawaban sang nenek membuat kepala Dea terasa ingin meledak.Wanita tua kesayangan Dea itu, memang belum tahu kalau Mira bukan lagi sahabatnya. Tapi, ayahnya tahu benar jika Dea sudah memasukkannya ke list musuh semenjak ia melihat dengan mata kepalanya sendiri Mira berciuman dengan pacar Dea! Lantas, kenapa ayahnya menikahi wanita itu? Dan sejak kapan…?"Aku tutup dulu ya, Oma.”Menahan amarah, Dea gegas memutuskan sambungan telepon. Ia lalu mencari sosok yang katanya sudah menikah dengan sang ayah di kampus besar itu.Untungnya, tak butuh waktu lama Dea menemukan Mira. Gadis itu tampak berjalan bersama teman-temannya
“Papi?!” teriak Dea, tak percaya apa yang didengarnya, “apa maksudnya, nggak salah?! Pernikahan kalian tanpa sepengetahuanku. Itu jelas salah."Astaga!Mengapa sang ayah bersikap tenang, seolah sudah mempersiapkan jika dipertemukan dengan keadaan seperti in?Dea sangat kecewa dan merasa tak dianggap. Padahal, Aron selalu berkata bahwa Dea adalah dunianya.Mengapa ayahnya bisa berubah karena Mira?"Luar biasa, Papi bisa berubah segitunya cuma karena jalang ini?!" ucap Dea tanpa sadar, tapi masih terdengar oleh Aron.Plak!Sebuah tamparan mendarat di pipi Dea–membuat gadis itu sontak menatap sang ayah penuh kekecewaan.Seumur hidupnya, Dea tak pernah mengalami kekerasan fisik dari sang ayah. Tapi, ia ditampar dan lagi-lagi karena Mira?Ruangan itu bahkan langsung hening sebelum Dea tertawa miris.“Dea, itu…” Mira tampak panik.Namun, Dea sudah tak peduli lagi.Tanpa basa-basi, Dea pergi keluar dan menaiki mobil sportnya, lalu memacunya kencang–mengabaikan teriakan Aron dan Mira di bela
Sementara itu, begitu tiba di Mansion, Dea tak menemukan ayahnya atau Mira. Ia menghela napas lega, tetapi itu tak bertahan lama.Seseorang turun dari lantai atas dan menatapnya khawatir. "Dea! Kamu ke mana aja?" tanya Mira.Dea menyeringai. Ia yakin mantan sahabatnya itu berpura-pura.Jadi, Dea memilih untuk naik ke lantai dua kamarnya–melewati Mira.Ada gurat kekecewaan di wajah wanita itu, tetapi Dea tidak peduli. Mira saja tidak memikirkan bagaimana perasaannya saat menikahi ayahnya, lantas buat apa Dea memikirkan tentang perasaannya? Lebih baik, ia bersiap ke kampus saja!Hanya saja, Dea tak memungkiri bahwa ada rasa kecewa dalam dirinya saat ini.Biasanya saat ia marah, ayahnya akan menelponnya. Tetapi, lihatlah tidak ada telpon sama sekali darinya? Pesan untuk menanyakan kabarnya–pun tidak ada.Apakah dia sudah dibuang?Atau haruskah dia pergi saja ke apartemen yang dibelikan oleh ayahnya sebagai hadiah ulang tahunnya dulu?Dea dulu berpikir apa gunanya apartemen itu, tapi s
Ucapan Juna menghantui Dea.Dan disinilah dia, menatap nanar lima test pack di tangannya yang mulai menunjukkan dua garis merah.Siapa sangka, obat kontrasepsi yang ia minum pagi itu gagal?Kepada siapa dia harus menceritakan masalah ini?Sejak ia minggat, ayahnya tidak mencarinya. Ibu kandungnya? Juga tak mungkin karena ibunya sudah sibuk dengan keluarga barunya, entah ke mana.Teman-teman Dea juga bukan orang yang bisa dipercaya untuk curhat terkait kejadian tadi malam, lalu ia harus apa?"Huwaaaaaa!!!"Tanpa bisa dibendung, Dea menangis dan meraung. Ia sangat kecewa pada diri sendiri. Kenapa bisa seceroboh itu?Saat ia sedang berduka itu, seseorang tiba-tiba membuka pintu apartemennya yang seharusnya hanya bisa dibuka oleh Dea saja."Dea... kamu hamil?"Deg!Gadis itu terkejut mendengar suara bariton yang familiar itu.Ia menatap Juna dengan tatapan putus asa. “Kenapa harus begini, Om?” tanyanya menangis. Juna pun langsung menjatuhkan kotak makanan yang awalnya akan ia berikan
Mira pun langsung menggeplak bisep suaminya yang kuat itu. Lalu ia mencubit hidung suaminya sampai sang suami sulit bernafas. Mereka pun terus bermain sampai akhirnya suara perut Mira yang lapar pun terdengar, sehingga akhirnya mereka pergi untuk sarapan. Pasca kejadian itu, hubungan mereka jadi lebih baik. Aaron juga meminta staff hotel untuk membuka lagi rekaman video yang dilihat sang istri, kemudian meminta mereka untuk mengirimkan pada asistennya atau yang sebenarnya adalah salah satu manajer dari perusahaan yang ada di sana. Asistennya yang asli ada di kantor pusat di Indonesia. Takutnya, mungkin saja Julia--yang sayangnya terkenal juga di Cina, akan menyebar hoax yang tidak-tidak tentang kejadian tadi. Apalagi banyak yang merekam di lobby. ••• Benar apa yang Aron duga, Julia membuat konten yang memojokkan Mira, sehingga warga China banyak yang mengecam Mira dan menuntut untuk memenjarakannya. Untunglah Aron memiliki banyak kenalan yang bisa diajak kerjasama.
Aron sampai menutup mulutnya saking kagetnya dengan tindakan sang istri yang tidak biasa itu. "Sayang!" Julia memegangi pipinya yang ditampar dengan keras itu, ia kaget dengan kedatangan Mira yang tiba-tiba dan langsung menamparnya. "Apa-apaan kamu?!" bentak Julia. Hampir saja akan membalas tapi segera dihadang oleh Aron. "Jangan sentuh istriku!" Julia kaget, bahkan Mira juga kaget. Ia tidak mebgira kalau suaminya akan pasang badan seperti itu. "Kamu belain dia padahal dia mukul aku?!" tanya Julia tak menyangka. Ia merasa dirinya korban sekarang, lalu malah disalahkan. "Ya iyalah lo...." Belum sempat Mira menjawab, Aron sudah memotongnya. Aron menghadap Julia dan membelakangi istrinya seolah menjadi tameng sang istri. "Jelas kamu yang salah! Aku udah bilang berkali-kali untuk menjauh dariku dan istriku, tapi kamu masih saja mengejarku, mengganggu rumah tangga kami. Kamu pikir aku bakal belain kamu, hah?!" Semua orang terkejut dengan respon Aron yang sangat j
Hari itu Mira merasa lelah karena kemarin habis kondangan l, dan malamnya ke pesta. Paginya berlanjut, ia harus mendampingi suaminya yang seperti idola itu ke acara lagi, yaitu pembukaan bisnis dari rekan bisnisnya Aron. Kemudian malam ini, ia harus ikut lagi di perjamuan mewah antara orang-orang kelas atas termasuk artis terkenal di China. Mira merasa kagum dengan itu tapi ia merasa sangat lelah, bahkan ketika ia senang melihat para artis itu, ia tetap merasa tidak nyaman.Jadi, ia meminta agar Aron membawanya pergi ke tempat yang bisa ia gunakan untuk istirahat.Saat ia istirahat di kamar, dan Aron meminta izin untuk keluar sebentar menemui rekan bisnisnya.Aaron malah tidak kunjung kembali, sehingga Mira menelponnya berkali-kali.Akan tetapi, Aron tidak bisa dihubungi, sehingga Mira hanya menunggu sampai Aron kembali.Saking lamanya, sampai jam 1 dini hari, Mira pun sampai ketiduran..Namun di sisi lain, ternyata Aron bertemu dengan Julia di lorong hotel, saat ia akan ke kamarn
"Sayangku! Karena Baby Adam udah umur setahun enam bulan, kita adain resepsi yuk!" ajak Juna pada sang istri. Dea pun baru sadar kalau mereka memang belum mengadakan resepsi resmi yang mengundang banyak orang. "Ayuk! Aku juga sempet mikirin ini, tapi lupa mau bilang." "Aku juga diingetin Papi kamu sih..." "Dasar ih!" ujar Dea memukul lengan suaminya. "So, mau kapan?" tanya Juna. Dea berpikir sejenak, "Mungkin sebulan lagi?" "Ama amat? Aku perlu nyiapin jadwalnya sih." "Kamu kira nyiapin resepsi nggak butuh waktu lama apa? Kemarin aja Papi sama Mira sampai berbulan-bulan," ujar Dea kesal.Juna mengingat-ingat, "Tapi itu kan karena mereka juga terhambat, Sayang.""Iya, tapi ya nggak mungkin kan cuma dua minggu?""Mungkin aja," balas Juna.Ia naik ke atas kasur menyusul istrinua untuk tidur."Tapi kata kamu harus mewahxvberarti ya nggak bisa cepet. Minimal sebulan.""Ya udah ya udah... nanti aku coba minta atur jadwal yang bagus ke asisten aku.""Ya udah, intinya sebulan l
"Ih Mami!" keluh Dea. "Iya iya Sayang, Mami cuma... becanda. Tapi kalo ada Berondong yang tulus ama Mami, kenapa enggak?" "Oke oke... terus Mami nggak tinggal di sini?" "Ya nggak lah, Sayang. Emang Mami nggak tahu diri apa? Nggak mikirin perasaannya Juna. Kalian juga butuh privasi kali, nggak yang Mami harus menyaksikan semua kejadian di dalam hidup kamu dan suami kamu. Lagian Mami juga bukan orang yang bisa hidup dengan tanpa kebebasan, dan kalau di sini kan ... Mami nggak mungkin bebas." Dea mengertit, "Aku nggak tahu kebebasan yang Mami Sebutkan itu tentang apa, atau Mami sering pergi-pergi, atau gimana? Tapi kalau bawa cowok ke rumah ya sebenarnya itu bukan urusan aku ya. Masalahnya, kan aku punya anak yang harus dididik juga dengan sample, kalau nanti ada anggota keluarga yang sampelnya buruk, aku takutnya sih bisa mempengaruhi dia." Julia terkekeh, "Nah itu tahu." "Ih yang bener! Mami bermaksud untuk bawa cowok ke rumah ya?" "Iyalah." Dea sudaj lelah bicara denga
"Plesir tuh kek jalan-jalan," jawab Mira. Akan tetapi, ia sudah biasa dengan kekurangan suaminya dalam kosa kata bahasa Jawa Tengah. Ia seringkali salah memahami kosa katanya, dan Mira pun mulai belajar bahwa tidak semua kosa kata bahasa Jawa itu familiar bagi orang lain termasuk suaminya yang notebennya orang luar. "Besok kita harus kondangan loh, kamu gak capek kan?" tanya Aron pada sang istri. "Capek!" Tak lama mereka sampai di hotel, dan Mira yang sedang mode manja tidak mau jalan sendiri. Alhasil, Aron pun menggendongnya ala Bridal Style sampai ke kamar mereka. Mira yang minta gendong, Mira juga yang malu dan menyembunyikan wajahnya dari pandangan orang-orang. Ia sungguh malu. . Setelah mereka berdua bersih-bersih, kemudian mereka langsung naik ke atas kasur, dan seperti biasa sebelum benar-benar tidur, mereka tiduran sambil Deep Talk. Membicarakan banyak hal, saling curhat dengan berbagai macam cerita. Aron juga menceritakan tentang mimpi-mimpinya bersama deng
"Sayang, gak perlu jadi Cenayang kalo kita bisa menganalisa dengan baik, semuanya mudah ditebak," ujar Aron. "Ini soal pola saja. Aku yakin, para Peramal adalah orang yang pandai menganalisa. Cuman, dia memanfaatkan kebodohan kliennya untuk percaya." Mira mengangguk-angguk, "Aku yang sulit paham kata-katamu ini, jadi istrimu. Rasanya... alasan lain cuma kedok, lebih kuat di cinta kan?" Aron tertawa mendengarnya. "Haha! Pinter sekali istriku. Kamu benar. Sejatinya, cinta adalah persepsi. Aku pertama kali menganggapmu sebagai wanita bukan cuma anak muda seusia Dea adalah pas di rumah sakit itu, pertemuan pertama kita setelah sekian lama." Mira terkejut, ia ingat, saat itu ia menangis di luar rumah sakit, kemudian pingsan. Hal yang mind blowing adalah, Aron menjaganya di sana. "Iya... aku penasaran, kok bisa kamu di sana waktu aku bangun?" tanya Mira. "Aku udah pernah cerita deh," alas Aron. "Iya, jenguk temen kan. Tapi kenapa kamu ikut campur urusanku sementara di point of view ka
"Sebenarnya, bagaimana kalian bertemu dan saling jatuh cinta?" tanya salah satu dari wanita sosialita itu. Mira yang ditanyai hanya tersenyum malu, ia tak tau kalau kini topik utamanya adalah suaminya. Ia sebenarnya tau kalau suaminya adalah idola di manapun, tetapi ia tidak pernah membayangkan kalau di luar negeri, suaminya juga idola. "Hem... sebenarnya saya juga tidak tau bagaimana menaklukkannya, tapi saya sebenarnya sahabat dari anaknya," ungkap Mira yang membuat semuanya shock. "Apa?!"Suara mereka sangat kompak dan keras, sehingga banyak tamu di sana juga ikut menoleh kegerombolan para wanita itu."Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Aron tiba-tiba datang. Mira pun langsung mendekatinya dan menggeleng."Tidak ada, kami hanya mengobrol dan mereka terkejut," jawabnya.Belum sempat Aron membalas kata-kata istrinya, salah satu dari mereka pun mengkonfirmasi apa yang dikatakan oleh Mira. "Tuan, apakah benar Mira adalah teman dari Anakmu?" tanyanya. Aron pun terkejut dan m
Hal itu membuat Aron agak bingung menjelaskannya, karena ini masalah yang sangat rumit dan ia takut terkesan menuduh. Jadi, ia pun berkata. "Aku akan jelaskan nanti ketika kita sudah sampai di hotel, di sini ada banyak orang, dan kita nggak bisa selalu mendiskusikan banyak hal di sini." "Oke." Mereka pun keluar dari Lantai Dansa dan Aron memperkenalkan Mira pada rekan bisnisnya. Kemudian setelahnya, Mira diajak oleh para istri pebisnis itu untuk berkumpul. Aron agak khawatir dengannya, talut orang-orang membullynya atau bagaimana. Ia tau bagaimana agresifnya orang-orang yang menyukainya itu, takut Mira diserang karena ialah yang bisa memilikinya. Semoga saja, Mira bisa menyesuaikan diri dan bertindak dengan tegas melawan mereka yang menindasnya. ••• "Echa, Olive!" panggil Dea. Mereka bertemu di taman untuk sekedar ngobrol. Sudah lama sejak selesai Magang, mereka tidak saling bertemu. "Oi!" Dea ditemani oleh pengasuh Baby Adam, dan bodyguard yang menjaga dari