Semoga suka
"Kita harus kerja sekarang kan?" Aron mengeryit, "Di situasi ini?" Ia sungguh kaget, pembicaraan ini amat penting, dan sekarang Mira masih memikirkan kerja? "Aku akan teat dan akan dapat masalah," ujar Mira panik. Alih-alih menunggu suaminya bicara, ia segera masuk ke kamar mereka dan mengambil batang-barang yang harus ia bawa ke kantor. Aron kebingungan, tapi Mira terlanjur heboh sendiri dan minta dintarkan ke kantor pada sopirnya. Pada saat itulah, Aron merasa apa yang ia lakukan tidak mempan untuk Mira. Yah, Mira bukan perempuan bodoh, tapi ia hanya belum bisa menerima. Ia pun akan mencoba mengerti, jika seperti itu hasilnya. ••• Dea tadi malam memang sudah memberikan testimoni pada Mira tentang ayahnya Ia bukannya mau ikut campur, tapi ia ingin membantu ayahnya sedikit-sedikit. Makanya ia cukup banyak menceritakan tentang ayahnya pada Mira. Saat ini, Dea sudah agak senggang dan membuka ponselnya karena Baby Adam sudah tidur. Akan tetapi, ayahnya menelpon dan
Mira keluar dari kantor saat tiba-tiba mobil mewah yang sangat ia kenali, berhenti di depannya, membuatnya dan orang di sekitarnya kaget. Lalu, kaca mobil dibuka dan memperlihatkan Yuda--sopir Aron yang tersenyum padanya. "Silahkan naik, Nyonya." "Lah Evi (opir Mira) kemana?" tanya Mira. "Sudah pulang, Tuan yang nyuruh." Mira kemudian mendekat dan melihat ada Aron yang duduk di kursi penumpang dengan ekspresi datar. Hal itu membuatnya bingung, tapi ia juga tak bisa menolaknya. Dibukanya pintu samping sopir dan ia duduk di sana, mengabaikan tatapan Aron yang jelas tak suka ia duduk di samping Yuda. "Nyonya... itu..." "Sssstttt, jalan!" perintah Mira. Yuda melirik Aron dari kaca tenah dan melihat sang majikan mengangguk parah. Sepertinya mereka sedang ada masalah, yang membuat Nyonyanya tak mau duduk bersama sang Tuan. Padahal biasanya mereka sangat menempel, tapi sebagai sopir Ia hanya bisa fokus menyetir dengan kondisi tertekan. Bagaimana tidak tertekan? Bo
Mira menatap suaminya dengan tatapan kesal, bagaimana tidak. Aron mengajaknya untuk bertemu 3 klien di Surabaya. Setelah selesai, Aron pun melihat ke arah istrinya yang menghela napas. Ia baru sadar kalau istrinya terlihat tidak nyaman, dan kelelahan. Meskipun dari tadi ia tetap menemaninya dengan baik. "Sayang, maafin aku ya. Aku jadi lupa kalau gak memperhatikan energi kamu," ujarnya mendekat. Ia mengelus kepala istrinya yang tertutup hijab itu dan menggenggam tangannya, duduk di sampingnya. Mira cemberut, ia benar-benar lelah dan tidak memiliki energi untuk bicara dengan Aron. "Enggak apa-apa," ujar Mira tanpa menoleh. Aaron pun mengerti dan tersenyum kecut, ini salahnya tidak mempertimbangkan kalau harusna ia membarkan Mira istirahat saja di hotel, sementara ia menemui klien. "Oke, Sayang. Apa kamu mau jalan-jalan dulu?" Mira menggeleng lagi, "Enggak, aku mau tidur," jawab Mira lelah. Aron melihat jam tangannya, dan benar saja. Ini sudah jam 09.00 malam dan Mir
"Gimana anak saya, Dok?" tanya Dea panik.Dokter pria berusia 40-an tahun itu pun tersenyum dan berkata."Begini Bu, sebenarnya ini wajar di usia anak Ibu. Kalau boleh tahu apakah benar putra Ibu ini baru mulai makan MPASI?""Betul, memang benar dia baru saja makan MPASI beberapa hari.""Baik. Sebenarnya ini adalah hal yang wajar bagi bayi yyan baru transisi dari yang tadinya full minum asi, jadi mulai diiringi dengan MPASI. Sehingga, organ pencernaannya baru menyesuaikan makanan baru itu. Memang sesuatu yang wajar, tetapi perlu diperhatikan lagi makanannya. Mungkin ada makanan yang tidak cocok pada anak Ibu."Juna dan Dea mengangguk, mencoba memahami apa yang dikatakan dokter."Ibu dan Bapak bisa mulai perhatikan polanya, kira-kira apakah kemarin anak Anda makan sesuatu yang tidak seperti biasanya?"Dea mengingat-ingat, "Sebenarnya saya coba untuk menggunakan pola yang sudah dibuat oleh ahli gizi kami selama satu minggu ke depan dengan menu yang berbeda, tapi sepertinya menu kemarin
Yudha langsung keluar dari mobil dan mengecek apa yang terjadi, setelah memastikan kedua majikannya baik-baik saja. Untunglah Mira dipeluk oleh Aaron sehingga tidak membentur bagian manapun dari jok belakang karena benturan itu cukup keras dan untung saja balon otomatis langsung menggelembung ketika ia hampir saja terbentur setir mobil. Kalau tidak, ia mungkin tidak akan sadarkan diri. Aron juga sempat berteriak tadi memangg namanya agar sadar, lalu ia pun sadar sepenugnya. Saat keluar mobil, Yudha terkejut ketika melihat orang yang menabrak mereka pingsan di dalam sana. Ia langsung mengetuk pintu belakang dan meminta agar tuanya keluar dari sana. Maka, Aron meminta agar Mira tetap di dalam sana."Tapi aku ingin lihat," ujar Mira."No, ke dalem aja. Ini urusanku, nanti kamu kenapa-napa." Setelah Mira menurut dan tenang, ia beralih ke penabrak yang masih di dalam sana.Melihat situasinya yang kacau, mobil bagian belakangnya agak ringsek. Itu artinya benturannya sangat keras. Be
"Menempatkan diri sebagai korban?" gumam Aron menyeringai. "Dua anak muda ini sepertinya sudah terbiasa dengan banyaknya drama yang ia buat sendiri ya...." Awalnya Aron tidak tau dan tidak membaca berita itu, tapi sang asisten memperlihatkan berita itu secara rinci. ARON VICTORIUS MELAKUKAN TABRAK LARI PADA SEPASANG INFLUENCER DENGAN FOLLOWERS 3JT Bahkan ada yang buat video untuk merangkap kejadian itu dengan story telling yang menarik, sehingga banyak orang lain yang menontonnya dan percaya. Bahkan efeknya juga ada di media sosialnya dan media sosial milik Mira. Mira memang tidak menyebutkan akun media sosial aslinya, tapi banyak pihak yang mendoxing sehingga ketemulah akun media sosialnya, yang diketahui oleh teman-teman dekatnya saja. Kini istrinya juga dibully, bahkan pada sesuatu yang sebenarnya tidak nyambung dengan kronologi kejadian yang dikarang oleh dua influencer itu. Bagaiana bisa ada yang menuduh kalau Miralah yang membuat mobil Aron menabrak lari. Lucunya b
Mira benar-benar shock melihat itu.Bagaimana bisa ada orang yang mencium kaki suaminya?Bahkan terlihat sekali bahwa di sana, pria itu sedang memohon sesuatu pada sang suami, dan itu sangat memprihatinkan sekali. Tak lama kemudian, Aron keluar dan mendekati Mira yang duduk di sofa yang ada di dekat meja sekretaris dan asisten."Sayang, kenapa kamu ke sini nggak ngabarin aku?" tanya Aron mendekat.Akan tetapi Mira kemudian menggeser duduknya, menjauh darinya."Apa yang terjadi, kenapa dia sampai kayak gitu?" tanya Mira waspada. "Kamu apain dia?" tanyanya langsung."Sayang, aku minta maaf, tapi ini nggak sesederhana itu.""Aku tahu tapi kenapa sampai kayak gitu sih? Ya Allah Mas, dia sampai sujud kayak gitu loh. Menghinakan orang adalah perilaku yang biadab, kenapa sampe segitunya?""Sayang, aku tahu hal ini emang nggak harusnya kamu tahu, tapi apa yang dia lakukan nggak sebanding dengan apa yang mereka perbuat.""Apa yang kamu rencanakan?""Untik sekarang, aku ingin membuat mereka be
Mira pergi ke ruangan sang suami saat makan siang. Ia sangat mengkhawatirkannya. Apalagi suaminya sedang menangani kasus dan juga tidak pulang. Oma Zaenab juga sangat mengkhawatirkannya. Jadi, Mira berinisiatif untuk mengunjunginya sekaligus membawa makanan untuknya. Aron bilang, ia lebih suka makan makanan rumahan daripada makanan restoran yang mahal itu. Namun, saat itu juga, ia kaget karena wajah sang suami yang seperti akan pingsan. "Mas!" Asisten Aron juga terkejut ketika melihat bosnya yang memprihatinkan itu. Maka, sang asisten memanggil dokter agar tidak menimbulkan pertanyaan pada orang-orang. "Kenapa dia jadi kayak gini, emang gak tidur?" tanya Mira pada sang asisten. "Saya rasa tidak, Bu. Saya juga lihat saat saya baru datang, beliau tampak baik-baik saja, tetapi semakin lama wajahnya makin parah." "Ckckckck, kebiasaan memaksakan diri," gumam Mira prihatin. Kini Aron dibawa ke kamar pribadinya yang ada di kantornya, sepertinya Aron hampir pingsan kal
"Semuanya berubah dan gue jadi ngerti, ternyata Papi emang udah jodohnya sama lu, dipertemukan untuk benar-benar saling mengisi. Gue minta maaf banget kalau selama ini gua udah nyakitin lu sejauh itu. Gara-gara Reza dan sifat gue yang terlalu merasa Superior." Mira sudah menangis sesenggukan. "Ya ampun, Dea. Aku ngerti kok waktu itu kamu kayak gitu. Tapi aku bahagia banget denger kamu bilang kayak gitu, artinya kamu udah benar-benar Seattle dengan hidup ini. Aku bahagia pada akhirnya kita kembali lagi ke yang masa SMA, jadi sahabat yang saling mendukung dan saling mengingatkan ketika salah. Itu adalah hal yang penting dari persahabatan sejati.""Iya, Mira. Gue juga merasa beruntung dengan semua kejadian ini, bikin gue belajar banyak.""Alhamdulillah kalo gitu."Mereka pun menjeda sejenak dengan diam, "Oke... balik lagi sama topik Mami gue. Apapun yang terjadi, lu nggak usah belain dia.""Oke," ujar Mira setuju.•••Sore harinya, setelah Aaron memberikan rincian kejadian. Maka Mita
Mira merasa takut dengan itu, apakah Dea akan berpihak pada ibunya? Faktanya, Mira menampar pipi orang yang melahirkan Dea, ia pasti marah kan. "Maaf Dea, aku...." "Ngapain minta maaf? Dia pantes digituin sih..." Akan tetapi Mira salah, Dea justru bersikap sebaliknya. "Kamu gak marah?" tanya Mira. "Ngapain marah?" tanya Dea balik. Mira merasa lega, "Takutnya kamu marah karena aku nampar Mami kamu." "Yaelah, Mir. Gue dukung lu banget kali, justru Mami tuh emang sesekali harus digituin." "Hem...." "Terus kemarin waktu dia belum ke Cina, dia itu sempat ngobrol sama gue--abis pulang dari Mansion Victorious. Terus pas dia bilang kalau dia udah nyerah sama Papi gue bersyukur banget. Eh ternyata beberapa hari kemudian, Juna bilang kalo Mami ke Cina dan posisi lu dan Papi lagi di sana. Gue curiga dong! Gue kira ya dia udah bener-bener jinak, tapi ternyata gue malah." Mira agak lucu mendengar Dea berkata 'jinakc. "Tarus gue nemu berita tentang kalian dan Mami gue adalah penj
Mira pun langsung menggeplak bisep suaminya yang kuat itu. Lalu ia mencubit hidung suaminya sampai sang suami sulit bernafas. Mereka pun terus bermain sampai akhirnya suara perut Mira yang lapar pun terdengar, sehingga akhirnya mereka pergi untuk sarapan. Pasca kejadian itu, hubungan mereka jadi lebih baik. Aaron juga meminta staff hotel untuk membuka lagi rekaman video yang dilihat sang istri, kemudian meminta mereka untuk mengirimkan pada asistennya atau yang sebenarnya adalah salah satu manajer dari perusahaan yang ada di sana. Asistennya yang asli ada di kantor pusat di Indonesia. Takutnya, mungkin saja Julia--yang sayangnya terkenal juga di Cina, akan menyebar hoax yang tidak-tidak tentang kejadian tadi. Apalagi banyak yang merekam di lobby. ••• Benar apa yang Aron duga, Julia membuat konten yang memojokkan Mira, sehingga warga China banyak yang mengecam Mira dan menuntut untuk memenjarakannya. Untunglah Aron memiliki banyak kenalan yang bisa diajak kerjasama. P
Aron sampai menutup mulutnya saking kagetnya dengan tindakan sang istri yang tidak biasa itu. "Sayang!" Julia memegangi pipinya yang ditampar dengan keras itu, ia kaget dengan kedatangan Mira yang tiba-tiba dan langsung menamparnya. "Apa-apaan kamu?!" bentak Julia. Hampir saja akan membalas tapi segera dihadang oleh Aron. "Jangan sentuh istriku!" Julia kaget, bahkan Mira juga kaget. Ia tidak mebgira kalau suaminya akan pasang badan seperti itu. "Kamu belain dia padahal dia mukul aku?!" tanya Julia tak menyangka. Ia merasa dirinya korban sekarang, lalu malah disalahkan. "Ya iyalah lo...." Belum sempat Mira menjawab, Aron sudah memotongnya. Aron menghadap Julia dan membelakangi istrinya seolah menjadi tameng sang istri. "Jelas kamu yang salah! Aku udah bilang berkali-kali untuk menjauh dariku dan istriku, tapi kamu masih saja mengejarku, mengganggu rumah tangga kami. Kamu pikir aku bakal belain kamu, hah?!" Semua orang terkejut dengan respon Aron yang sangat je
Hari itu Mira merasa lelah karena kemarin habis kondangan, dan malamnya ke pesta. Paginya berlanjut, ia harus mendampingi suaminya yang seperti idola itu ke acara lagi, yaitu pembukaan bisnis dari rekan bisnisnya Aron. Kemudian malam ini, ia harus ikut lagi di perjamuan mewah antara orang-orang kelas atas termasuk artis terkenal di China. Mira merasa kagum dengan itu tapi ia merasa sangat lelah, bahkan ketika ia senang melihat para artis itu, ia tetap merasa tidak nyaman. Jadi, ia meminta agar Aron membawanya pergi ke tempat yang bisa ia gunakan untuk istirahat. Saat ia istirahat di kamar, dan Aron meminta izin untuk keluar sebentar menemui rekan bisnisnya. Aaron malah tidak kunjung kembali, sehingga Mira menelponnya berkali-kali. Akan tetapi, Aron tidak bisa dihubungi, sehingga Mira hanya menunggu sampai Aron kembali. Saking lamanya, sampai jam 1 dini hari, Mira pun sampai ketiduran. . Namun di sisi lain, ternyata Aron bertemu dengan Julia di lorong hotel, saat ia
"Sayangku! Karena Baby Adam udah umur setahun enam bulan, kita adain resepsi yuk!" ajak Juna pada sang istri. Dea pun baru sadar kalau mereka memang belum mengadakan resepsi resmi yang mengundang banyak orang. "Ayuk! Aku juga sempet mikirin ini, tapi lupa mau bilang." "Aku juga diingetin Papi kamu sih..." "Dasar ih!" ujar Dea memukul lengan suaminya. "So, mau kapan?" tanya Juna. Dea berpikir sejenak, "Mungkin sebulan lagi?" "Ama amat? Aku perlu nyiapin jadwalnya sih." "Kamu kira nyiapin resepsi nggak butuh waktu lama apa? Kemarin aja Papi sama Mira sampai berbulan-bulan," ujar Dea kesal. Juna mengingat-ingat, "Tapi itu kan karena mereka juga terhambat, Sayang." "Iya, tapi ya nggak mungkin kan cuma dua minggu?" "Mungkin aja," balas Juna. Ia naik ke atas kasur menyusul istrinua untuk tidur. "Tapi kata kamu harus mewahxvberarti ya nggak bisa cepet. Minimal sebulan." "Ya udah ya udah... nanti aku coba minta atur jadwal yang bagus ke asisten aku." "Ya udah, intinya se
"Ih Mami!" keluh Dea. "Iya iya Sayang, Mami cuma... becanda. Tapi kalo ada Berondong yang tulus ama Mami, kenapa enggak?" "Oke oke... terus Mami nggak tinggal di sini?" "Ya nggak lah, Sayang. Emang Mami nggak tahu diri apa? Nggak mikirin perasaannya Juna. Kalian juga butuh privasi kali, nggak yang Mami harus menyaksikan semua kejadian di dalam hidup kamu dan suami kamu. Lagian Mami juga bukan orang yang bisa hidup dengan tanpa kebebasan, dan kalau di sini kan ... Mami nggak mungkin bebas." Dea mengertit, "Aku nggak tahu kebebasan yang Mami Sebutkan itu tentang apa, atau Mami sering pergi-pergi, atau gimana? Tapi kalau bawa cowok ke rumah ya sebenarnya itu bukan urusan aku ya. Masalahnya, kan aku punya anak yang harus dididik juga dengan sample, kalau nanti ada anggota keluarga yang sampelnya buruk, aku takutnya sih bisa mempengaruhi dia." Julia terkekeh, "Nah itu tahu." "Ih yang bener! Mami bermaksud untuk bawa cowok ke rumah ya?" "Iyalah." Dea sudaj lelah bicara denga
"Plesir tuh kek jalan-jalan," jawab Mira. Akan tetapi, ia sudah biasa dengan kekurangan suaminya dalam kosa kata bahasa Jawa Tengah. Ia seringkali salah memahami kosa katanya, dan Mira pun mulai belajar bahwa tidak semua kosa kata bahasa Jawa itu familiar bagi orang lain termasuk suaminya yang notebennya orang luar. "Besok kita harus kondangan loh, kamu gak capek kan?" tanya Aron pada sang istri. "Capek!" Tak lama mereka sampai di hotel, dan Mira yang sedang mode manja tidak mau jalan sendiri. Alhasil, Aron pun menggendongnya ala Bridal Style sampai ke kamar mereka. Mira yang minta gendong, Mira juga yang malu dan menyembunyikan wajahnya dari pandangan orang-orang. Ia sungguh malu. . Setelah mereka berdua bersih-bersih, kemudian mereka langsung naik ke atas kasur, dan seperti biasa sebelum benar-benar tidur, mereka tiduran sambil Deep Talk. Membicarakan banyak hal, saling curhat dengan berbagai macam cerita. Aron juga menceritakan tentang mimpi-mimpinya bersama deng
"Sayang, gak perlu jadi Cenayang kalo kita bisa menganalisa dengan baik, semuanya mudah ditebak," ujar Aron. "Ini soal pola saja. Aku yakin, para Peramal adalah orang yang pandai menganalisa. Cuman, dia memanfaatkan kebodohan kliennya untuk percaya." Mira mengangguk-angguk, "Aku yang sulit paham kata-katamu ini, jadi istrimu. Rasanya... alasan lain cuma kedok, lebih kuat di cinta kan?" Aron tertawa mendengarnya. "Haha! Pinter sekali istriku. Kamu benar. Sejatinya, cinta adalah persepsi. Aku pertama kali menganggapmu sebagai wanita bukan cuma anak muda seusia Dea adalah pas di rumah sakit itu, pertemuan pertama kita setelah sekian lama." Mira terkejut, ia ingat, saat itu ia menangis di luar rumah sakit, kemudian pingsan. Hal yang mind blowing adalah, Aron menjaganya di sana. "Iya... aku penasaran, kok bisa kamu di sana waktu aku bangun?" tanya Mira. "Aku udah pernah cerita deh," alas Aron. "Iya, jenguk temen kan. Tapi kenapa kamu ikut campur urusanku sementara di point of view ka