Home / Rumah Tangga / Hamil Anak Om Miliarder / 107. Merindukan Senyummu

Share

107. Merindukan Senyummu

Author: Blue Rose
last update Last Updated: 2025-02-14 14:00:06
Aron lebih banyak diam di taman belakang rumah kesayangannya. Berharap bisa melihat sang istri yang bermain-main dengan ikannya.

Namun, itu hanya bayangannya. Bayangan sosoknya yang tersenyum, melamun, atau tertawa saat mengobrol dengan Dea atau para pembantu.

Sosok itu yang selalu membuat sebesar apapun masalahnya, akan luruh ketika melihat atau mendengar suaranya saja.

Aron benar-benar merindukannya, ingin rasanya ia mengambil kunci mobil, pergi ke Bandara untuk menaiki jet pribadinya dan menghampirinya, setidaknya akan lebih cepat daripada pakai kereta atau mobil.

Bolehkah ia senekat itu?

Ia sudah tak tahan lagi, ia ingin pergi ke sana dan memeluknya. Sungguh!

Tak terasa, air mata menetes dari mata coklat terang itu.

Banyak yang mendambaksnnya, tetapi hanya ada satu yang membuat hatinya takluk padanya.

Hanya ada satu yang bisa membangkitkan sisi terliarnya dalam mencintai, ia ingin memilikinya hanya untuknya sendiri.

Ia tak bisa membayangkan kalau di kampung, Mi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Blue Rose
(✿ ...‿...) semangat banget ini mah
goodnovel comment avatar
ReNny Ne Vino
semangat pak aronnnnn
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Hamil Anak Om Miliarder   108. Ngajar Les

    Aron benar-benar pergi setelah merenung saat itu, kekhawatirannya tak tertahankan dan ia mengajak kedua orang tuanya untuk menjemput sang pujaan hati. Mereka pergi menggunakan jet pribadi dan berhenti di Bandara Jogja, lalu menaiki mobil selama tiga jam ke daerah tempat Mira berada. Daerah itu adalah pedesaan pelosok, yang jaraknya sekitar 30 menit dari pusat kota kecil itu menggunakan motor, bisa lebih lama kalau menggunakan mobil karena jalanannya yang sempit dan rusak. "Wah suasananya masih sangat asri ya," ujar Oma menikmati udara pedesaan itu. "Pantas saja Mira memiliki karakter yang patuh, dia anak Desa," balas Opa. "Tidak semua, Yah," ujar Aron. "Iya sih, tapi kebanyakan." Aron merasa gugup untuk bertemu dengan Mira, sosok yang sangat ia rindukan. Mereka menggunakan sopir yang sudah diatur oleh asisten Aron, ia adalah bagian dari keluarganya yang ada di Jogja, jadi Aron mempercayainya. "Masih lama ya?" tanya Aron. "Iya, Pak. Mohon maaf ya, karena aksesnya aga

    Last Updated : 2025-02-14
  • Hamil Anak Om Miliarder   109. Tamu Agung

    "Oma!" Ibu-ibu itu langdung pamit, sementara Oma tersenyum dengan penuh percaya diri. "Assalamualaikum, Mira. Apakabar?" tanya Oma. "Waalaikumsalam, Oma. Tapi, kenapa Oma di sini?" tanya Mira, ia jelas sangat terkejut. Tiba-tiba, Aron dan Opa turun dari mobil mewah itu. Deg! Mira semakin shock, bagaimana tidak, mengapa para orang kaya ini datang ke pelosok? Apakah mereka akan membangun proyek di sana? "Mira, siapa yang datang?" tanya seorang wanita paruh baya di ambang pintu. "Itu...." Mira bingung, tetapi melihat sekitar dan ia mulai menggunakan akal sehatnya, lalu menyambut mereka untuk masuk ke dalam rumah. Sayang sekali, ruang tamu yang menjadi tempat belajar para anak SD itu menadi berantakan karena kelakuan mereka, jadi Mira memberihkannya terlebih dahulu. Ia terus memikirkan alasan mereka datang ke sini, untuk apa. Penampilan mereka pun mewah, Opa dan Oma yang mengenakan pakaian yang sangat rapih dan formal, tetapi memperlihatkan sikap anggunnya. Sem

    Last Updated : 2025-02-14
  • Hamil Anak Om Miliarder   110. Lamaran Resmi

    "Yah, kami sudah memiliki hubungan sejauh ini, kami berencana menikah. Ya kan, Mira?" jawab Aron dominan. Mira hanya planga-plongo, ia jelas kaget dengan keadaan ini. Bagaimana bisa jadi seperti ini? "Bagaimana kalau kita bicara bedua dulu, Tuan Aron?" tanya Mira. Aron pun dengan santai memenuhinya, kemudian keduanya pindah ke belakang rumah yang langsung memperlihatkan hamparan sawah yang luas itu. Sawah-sawah itu ditanami padi yang masih hijau, menciptakan kesan santai dan segar. "Apa maksud Bapak melakukan itu?" tanya Mira padanya. Aron terkekeh mendengar pertanyaan Mira yang terkesan buru-buru itu. "Apalagi kalau bukan untuk mengikat kamu?" jawabnya terkesan menantang. Mira berusaha mengatur napasnya, membuat Aron makin tertarik untuk membuat Mira kesal. "Saya cinta sama kamu," ujar Aron. Deg! Mira terpaku, apa yang baru saja ia dengar? ••• "Anjay, mereka beneran ke kampungnya Mira," ujar Dea pada suaminya. Juna pun menggeser duduknya dan melihat statu

    Last Updated : 2025-02-14
  • Hamil Anak Om Miliarder   111. Takut Gagal Move On

    Mira diam saja, menatap mata pria itu dan menunggu ucapannya yang berikutnya. "Itu karena saya gila setelah kamu pergi dari Mansion, saya mencari keberadaanmu yang ternyata kamu di sini, kenapa kamu melakukan itu?" tuntut Aron tak terima. Mira tak menjawab, ia tak mengerti melakukan itu apa. Tentu ia pergi karena kontraknya habis. "Segitunya kamu ingin pergi dari saya dan membuat saya kehilangan jejakmu?! Kenapa kamu menjauh dan berbohong begini? Saya gak bisa bayangin kalo kamu pulang dan menikah dengan pria lain, yang lebih muda dari saya, yang memenuhi kriteriamu? Saya gak mau kamu dimiliki orang lain!" "Stop!!!" Mira berteriak, sampai membuat Aron kebingungan, ia tak pernah mendengar suaranya yang sekeras itu. "Saya menghapus semua jejak saya, itu... karena..." Ia menunduk, menatap kaki mereka yang hampir bersentuhan. "Karena saya tak mau gagal move on!" lanjutnya. Sontak membuat Aron berdiri tegak karena kaget, ia tak menyangka kalau itu yang Mira pikirkan.

    Last Updated : 2025-02-15
  • Hamil Anak Om Miliarder   112. Persiapan Akad

    "Masyaa Allah, kamu jarang dandan, sekali didandani cantik banget, Mir." "Makasih, Sri," ujar Mira pada sang penata rias. Sri adalah teman SD Mira, ia sudah menikah taoi berkarir di bidang MUA. Mereka sudah lama tak bertemu sejak ia ke Jakarta, bertemu hanya saat lebaran saja. Jadi, Mira merasa antara rindu dan sekaligus malu, karena tiba-tiba mengundangnya menjadi penata rias sekaligus mengundangnya di pernikahannya."Sama-sama, kamu akhirnya menemukan jodohmh, Mir," ujar Sri tersenyum tulus."Haha, makasih Sri. Btw, mana anakmu?" "Di luar sama Mbahnya, kamu mau ketemu?""Boleh, biar aku gak gugup," jawab Mira.Sri kemudian pergi, dan datanglah Nenek Mira yang tinggal di desa sebelah bersama Budenya yang janda."Mira, kamu kok mau nikah gak bilang-bilang sih, Nduk?" ujar sang Nenek sambil memeluknya."Maaf, Mbah. Aku juga gak nyangka akan secepat ini dilamar."Mereka melepaskan pelukan mereka, ia berganti memeluk Budenya."Owalah Mir, gak pernah keliatan sama cowok, tiba-tiba d

    Last Updated : 2025-02-15
  • Hamil Anak Om Miliarder   113. Akad Nikah

    Mira dan rombongan berjalan di belakang Aron dan para Bapak-bapak di depan menuju Masjid. Sepertinya Aron juga merasa gugup dan malu untuk melihatnya. Di antara para Bapak-bapak itu, Aron benar-benar menonjol, memperlihatkan perawakannya yang tinggi, tidak terlalu besar tapi berotot. Sangat proporsional di usianya yang tak muda lagi. Mira jadi memperhatikan lingkungan sekitar, banyak orang yang menonton perjalanan mereka ke Masjid, bahkan ada yang mengiring mereka dengan suka cita. Dari anak-anak, sampai orang dewasa. Ia tidak tahu kau pernikahan yang mendadak ini, ternyata banyak yang antusias untuk mendukungnya. Ia sangat terharu. Andai ia tidak memikirkan make up-nya, ia mungkin akan menangis, ia sangat bersyukur atas keberkahan itu. Kemudian ketika melihat kembali calon suaminya di depan sana, ia mulai memikirkan fakta bahwa ia dulu begitu mengaguminya, bahkan hanya ada dia di hatinya sampai saat ini. Namun, itu tidak mungkin waktu itu, karena jarak usia yang sangat j

    Last Updated : 2025-02-15
  • Hamil Anak Om Miliarder   114. Malper

    Mira maju ke depan untuk duduk di samping Aron, menyalaminya, dan Aron mencium keningnya dengan hikmat. Lanjut Aron mendoakan istrinya, mendengar ceramah Pak Penghulu, terakhir menandatangani surat nikah. Setelah proses itu selesai, mereka kembali pulang ke rumah keluarga Mira, dan ternyata Aron sudah menjadikan sopirnya sebagai fotografer, jadi semua proses dari iring-iringan sampai selesainya Akad, divideo dengan baik. Di sinilah yang membuat Mira gugup, setelah sampai rumah mereka menyambut tamu, sampai jam 23.00 WIB, akhirnya Opa menyuruh mereka istirahat. Maka keduanya pun pamit ke kamar Mira. Di sana, mereka duduk di tepi ranjang bagian ujung bersebelahan. Meski keduanya sudah pernah tidur di kasur yang sama, kali ini berbeda, yang mendasarinya bukan bisnis, melainkan cinta. "Mira!" panggil Aron dengan lembut. "Iya, Pak?" tanya Mira gugup. "Mas gitu, jangan Pak," tegur Aron terkekeh. "Saya nikahin kamu bukan buat jadi anak saya, Mira." "Iya... terus apa?"

    Last Updated : 2025-02-16
  • Hamil Anak Om Miliarder   115. Kehangatan Keluarga

    "Tapi kamu juga bisa sama yang lain kan?" "Gak bisalah, aku nggak bisa membiarkan itu terjadi." "Hem kenapa?" "Ya karena hatiku udah terbawa ke kamu. Aku mungkin masih bisa hidup, tapi tanpa cinta ...." "Lebay banget, lagian ada Dea dan Adam yang bisa menjadi alasan kamu mencintai mereka." "Cinta untuk mereka berbeda, Sayang. Cintaku padamu, cintaku pada mereka itu sangat berbeda. Cintaku padamu buat aku kembali bersinergi, ada rumah yang jadi alasanku pulang." "Kamu udah punya rumah, gede banget lagi kayak lapangan Golf." Sumpah Mira kadang memang sangat lucu, antara polos dan oon. Memang perss seperti yang Dea katakan, meski begitu, itulah daya tariknya, tidak membuat orang-orang di sekelilingnya bosan. "Haha... Sayang, maksudku rumah sebagai kiasan, bahwa ada seseorang yang jadi alasan aku kembali sejauh apapun aku pergi," ungkap Aron. Ia gemas sekali dengan Mira yang kadang lemot, tapi bagaimana lagi, ia begitu mencintainya. Lihat sekarang, wajahnya kembali mem

    Last Updated : 2025-02-17

Latest chapter

  • Hamil Anak Om Miliarder   185. Tidak Pulang

    "Mami!" teriak Dea pada sang ibu. Namun yang dipanggil, malah sedang asyik berenang dengan bikininya. "Apa sih Sayang?" tanya Julia dengan santai setelah menepi. Dea pun melihat ibunya dengan tatapan geram. Ia membawa Baby Adam dan langsung menyerahkannya pada sang pengasuh. "Mami apa-apaan sih?!" tanya Dea kesal. "Ke mana Papi sama Mama?!""Oh jadi kamu udah manggil dia Mama?" tanya Julia.Ia bukannya fokus pada apa yang dibahas Dea, malah fokus pada panggilan Dea pada Mira."Mereka lagi pergi," kata Julia santai.Ia duduk di pinggiran kolam sambil memainkan air di kakinya.Dea ingat betul kalau hobi sang ibu adalah berenang, dan kolam renang itu jarang dipakai sejak sang ibu pergi. Hanya Dea yang memakai, dengan mood yang sering tidak singkron."Mami tadi bilang, Mora di sini sama Mami.""Nggak... nggak... Mami cuma alasan doang buat godain kamu. Mami juga nggak ekspek kamu bakal ke sini beneran, Mama kira kamu cuma mengancam doang."Dea tidak mengerto jalan pikiran sang

  • Hamil Anak Om Miliarder   184. Jiwa yang Terluka

    "Sejak awal jiwanya sudah terluka, yang harusnya disembuhkan malah dibiarkan. Bahkan difasilitasi untuk berpikir buruk pada orang lain. Ia mendendam dan terus seperti itu, sampai akhirnya perasaan itu menumpuk dan menjadi sebuah penyakit jiwa."Dea dan Juna mendengarkan penjelasan dokter yang menangani Rani dengan seksama.Lalu, Dea merespon, berharap itu menjadi pendukung data tentang Rani untuk sang dokter."Hem... tapi Rani belum pernah ke dokter atau ke psikiater," ujarnya.Sang dokter tersennyum tipis, "Ya... orang-orang yang akhirnya menjadi gila awalnya karena deni dengan dirinya sendiri atas tekanan psikologos yang ia hadapi. Sejak awal mereka merasa sok kuat menghadapi masalahnya sendiri, padahal mereka tak sekuat itu. Merasa mampu untuk bertahan sendiri, tapi aslinya... mereka adalah manusia biasa yang perlu disembuhkan juga, perlu ditemani dan didengadkan. Mereka perlu sembuh dulu, sebelum menghadapi dunia ini yang keras ini," jelas sang dokter.Dea merenung, benar apa yang

  • Hamil Anak Om Miliarder   183. Mengamuk

    "Aaaaaa!" Bug! Mira diangkat dan ditidurkan di atas kasur empuk di kamar mereka. Hal itu membuat Aron senang, istrinya akhirnya menatapnya dengan benar. Sejak tadi misuh dan melengos, ia jadi tidak bisa melihatnya. "Tolong berikan aku kesempatan untuk menebusnya, Sayang," rayu Aron dengan suara yang lembut.Mira pun menggeleng dan mencoba untuk lepas dari kungkungan suaminya."Ah ggak mau.""Kalau nggak mau, ya udah, aku mending mengunjungi Dede bayi aja," ujar Aron. Mira yang sudah tahu dengan istilah itu pun langsung terkejut dan mencoba untuk mendorongnya, bahkan menendang suaminya tapi, Mira lupa kalau suaminya jauh lebih besar daripada dirinya, dan ototnya juga jauh lebih kuat. Akhirnya, Aron benar-benar melancarkan aksinya untuk mengunjungi Dede Bayi dengan cara bersenggama.Namun hal itu, tentu saja tidak bertujuan untuk menyakiti Mira, itu pure untuk menghentikan penolakan Mira dan memperbaiki hubungan.Sehingga, pasca kejadian itu Mira jadi mau mendengarkannya dan Aron

  • Hamil Anak Om Miliarder   182. Hormon Bumil versi Mira

    "Aku gak bermaksud gitu Sayang." "Tapi kamu begitu... hiks." "Oke-oke, aku minta maaf. Maafin ya." Mira tetap fokus memasukkan barangnya ke dalam tas, ia tak mau lagi tinggal satu atap dengan Julia. Ia tidak ingin menahan diri terus, ia cemburu. "Sayang...." panggil Aron lagi. Mira tetap diam saja, sementara tangannya terus memasukkan barang-barangnya ke tasnya. "Sayang dengerin aku...." Mira tak menjawab, ia benar-benar kesal. Aron juga bingung, ia tak bisa menyalahkan istrinya, tapi situasinya berbeda dari biasanya. "Sayang, ayo bicara dulu," ajak Aron. Namun, Mira tetap diam tak bersuara, ia terus mengabaikan suaminya. Hingga akhirnya, Aron mendekat dan memeluknya tiba-tiba dari belakang. Mira kaget dan secara otomatis berhenti memasukkan barang ke tasnya. "Oh, Sayang, maafin aku ya." Mira mencoba melepaskan, tapi Aron terus saja memeluknya dan malah semakin erat. Hal itu membuat Mira sesak, "Lepaaaas, kegencet Dedenya!" protes Mira. "Hah?! Sakit?!

  • Hamil Anak Om Miliarder   181. Akhirnya Mira Jujur

    "Tuh kan...." bisik Dea pada Juna. "Apa?" tanya Juna. Mereka sedang makan malam bersama di Mansion Dea dan Juna. "Kamu sih nyuruh Papi buat jemput Mami, kan Mira jadi cemburu!" jawab Dea kesal. "Kulihat, Mora diem aja tuh," ujar Juna santai. "Ya iya diem, kamu tuh sama Papi emang sama aja ya, nggak peka banget! Dia jelas diamlah, orang dia karakternya begitu, diem. Lihat deh, dia kayak nggak nafsu makan gitu." "Bukannya ibu hamil emang sering gak nafsu makan gitu?" "No, dia nggak mungkin mau jujur kalau nggak ditanya." "Ya kenapa nggak jujur? Ribet amat," ujar Juna. Dea pun mulai kesal dengan suaminya, tapi kemudian Juna berkata sebelum emosi istrinya meledak. "Ya udah ita, aku minta maaf. Nggak lagi-lagi kayak gitu deh." Dea diam saja berusaha mengendalikan emsoinya. Ukuran meja memang besar, jadi jaraknya agak jauh sehingga jika bisik-bisik, mereka tidak dengar. "Tapi... Mami kamu kok kayak masih suka sama Papi kamu?" "Ya emang iya, makanya aku ngomelin ka

  • Hamil Anak Om Miliarder   180. Kriminal Tetaplah Kriminal

    "Tapi itu berbahaya, Sayang," ujar Dea memperingatkan saminya. Ia khawatit suaminya kenapa-napa. "Iya, tapi penjahat tetaplah penjahat, Sayang. Mereka harus dihukum sebagaimana harusnya! Jika ada yang melawan, aku nggak segan-segan mengeluarkan kekuatanku yang sebenarnya." "Hem... kamu yakin?" Juna mengangguk, "Ya, Sayang. Percayalah sama aku." Dea pun menyetujuinya. Meskipun ia memiliki kekhawatiran, itu wajar tapi, sungguh ia mempercayai suaminya. Ia percaya kalau Juna bisa mengatasi semuanya. ••• Keesokan harinya, tiba-tiba saja ada seorang pembantu yang berteriak. "Aaaaaaaa!" Hal itu membuat kepala pembantu terkejut dan langsung bertanya. "Ada apa sih teriak-teriak?!" tanyanya menggeram. Hampir mengomel, tetapi ia langsung melihat ke arah objek yang membuat pembantu itu berteriak. "Apa-apaan ini?" gumamnya. Pembantu bernama Dila itu menerima paket dan langsung ia ambil dan ia taruh di dapur. Ia kira, itu paket pesanannya karena ia berbelanja online. Di

  • Hamil Anak Om Miliarder   179. Harus Sembuh dari Dalam

    "Rani ketahuan akan bunuh diri, tapi segera digagalkan oleh Tim.""Lalu di mana suami Mamiku?""Pergi. Kami menemukan celah ketika ia pergi, dan kami kemudian menemukan Rani yang ingin bunuh diri di sebuah kamar di rumah yang ada di pedesaan." "Hah?! Bagaimana bisa kejadiannya seperti itu? Padahal, Rani adalah sosok yang sangat kuat selama ini. Dia bahkan selalu menentang orang-orang yang bunuh diri, karena kakaknya pernah mengalami hal itu. Dan sudah meninggal," ujar Dea tak menyangka. Sosok yang selalu menjadi penguatnya ternyata punya masalah jauh lebih banyak."Ya seperti yang dia ceritakan ke kamu, kakaknya benar-benar meninggal karena bunuh diri. Lalu Rani, dia menganggap bahwa aku adalah sumber masalah dari kakaknya, sehingga kakaknya mengakhiri hidupnya. Dia menganggap juga, kalau akulah yang membuat hidup keluarganya hancur!""Bisa-bisanya," gumam Dea tak habis pikir."Rani sangat menyayangi kakaknya, sampai ketika kehilangannya, ia menjadi depresi dan mengalami gangguan me

  • Hamil Anak Om Miliarder   178. Tertangkap

    "Aku udah berhasil ngamankan Mami kamu. Tapi sayangnya, Rani sepertinya dibawa kabur atau disembunyikan oleh ayah tiri kamu." "Serius, terus gimana?!" tanya Dea kaget. "Aku masih mencari, dan sayangnya karena mereka di luar negeri agak susah, tapi tenang aja... aku punya banyak koneksi di sana. Jadi masih bisa diatur, tinggal nunggu hasilnya." "Aku harap dia secepatnya ditangkap," ujar Dea. Ia sama sekali tidak merasa kasihan, ia sudah menumpuk amarah pada temannya itu. Sudahlah hampir membunuhnya dan anaknya, Rani juga menghancurkan rumah tangga ibunya. Setelah pembicaraannya dengan Juna selesai, Dea pun makan sesuatu bersama Mira dan Angel. Kemudian Angel pun pulang, karena sudah dicari ibunya. Untung saja Dea juga sangat akrab dengan orang tua Angel, sehingga kedua orang tua Angel mengizinkan anaknya untuk menghibur temannya itu. Kejadian-kejadian itu kemudian diupload ke media sosial Da, agar orang-orang tidak menyalahkan ia dan Juna terus, terhadap kejadian anak

  • Hamil Anak Om Miliarder   177. Kegilaan Rani yang Lain

    "Tentu saja itu sangat mengejutkan dan menjijikan sekaligus," ujar Dea. "Jadi apa yang harus aku lakukan? Rani dilindungi olehnya kan?" "Betul Mami diancam oleh suami Mami, hiks...""Diancem apa Mami?""Diancem, kalau lapor sama kamu mungkin dia akan melakukan hal yang buruk ke Mami!""Oh my God! Mami! Lebih baik Mami pulang ke Indonesia, Mami bisa tinggal sama aku. Juna akan ngelindungin kita!""Tapi...""Dea nggak mau Mami harus mengalami semua ini, dan bertahan sama pria brengsek yang sakit jiwa itu!""Bukan gitu Sayang, tapi Mami ....""Apa yang kamu bicarakan dengan anakmu?" tanya sebuah suara.Itu suara pria dan..."Ah!"Julia teriakan kencang, suaranya berasal dari seberang sana. Hal itu membuat Dea langsung terkejut, itu jelas suara suami Julia dan Julia berteriak karena sebuah tindakan yang sayangnya tidak Dea ketahui."Mami!!!" panggil Dea panik.Akan tetapi, tidak ada jawaban. Ia berkali-kali memanggilnya, dan sambungannya pun terputus."Apa yang harus aku lakukan sekaran

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status