Ling menatap wajah Esmeralda yang masih terbaring lemah di tempat tidur rumah sakit, dengan keadaan yang masih belum sadarkan diri. Ia meraih tangan lembut itu, dan menciumnya sambil terisak. Perlahan-lahan kedua mata Esmeralda mulai terbuka. Ia menatap langit-langit di sebuah ruangan yang tampak asing. Ling segera beranjak dari tempat duduknya, saat ia menyadari bahwa istrinya telah sadarkan diri. Ia menatap wajah Esmeralda yang masih tampak kebingungan itu, dengan tatapan mata yang tidak percaya. "Sayang? Kamu sudah sadar?" Ling terlihat antusias. Ia masih tidak percaya dengan apa yang telah ia lihat. "Aku panggilkan dokter dulu ya? Untuk memeriksakan kesehatan kamu," ucap lelaki itu sebelum ia beranjak dari hadapan Esmeralda, yang tanpa memberikan kesempatan pada wanita itu untuk mengatakan jawabannya. Ling gegas keluar dari ruangan, mencari dokter yang telah menangani istrinya. Sementara Esmeralda hanya membeku menatap punggung Ling yang tiba-tiba menghilang dari balik pint
Esmeralda menarik nafas panjang, kemudian ia menghembuskan kembali nafasnya dengan kasar. Wanita itu mengumpulkan segenap keberaniannya untuk menatap wajah Ling yang tetap menatapnya dengan tatapan mata yang dalam. Ia masih menunggu wanita itu untuk berbicara. Baru saja Esmeralda hendak berucap, sebuah pintu mendadak terbuka secara perlahan. Perhatian dari keduanya segera tersita menatap ke arah pintu. Seorang wanita muda yang tampak mengenakan seragam suster di rumah sakit tersebut, berjalan menghampiri keduanya yang masih menatap wanita itu dengan tatapan yang penuh tanda tanya. "Bagaimana keadaanya, Bu?" tanya wanita itu dengan senyuman yang terlihat merekah di bibirnya. "Sudah lebih baik, sus," jawab Esmeralda dengan suara yang terdengar sedikit serak. "Apakah ibu sudah siap melakukan pemeriksaan?" tanya wanita itu hendak memastikan. Esmeralda tidak segera menjawab. Pandangannya beralih menatap Ling yang hanya menganggukkan kepalanya dengan perlahan, seolah memberi isyarat
"Aku masih penasaran, Esme. Makhluk apa yang tiba-tiba muncul dalam kehidupanku, dan telah mencelakai aku, kamu dan juga calon bayi kita? Kamu bilang, makhluk itu yang ada dalam mimpimu kan? Rasanya aneh, jika kamu sendiri tidak tahu dengan apa yang sebenarnya terjadi di kehidupan kita?" Ling menatap wajah Esmeralda dengan sorot mata yang sangat tajam. Wanita itu menunduk. Ia tidak bisa lebih lama lagi menyimpan rahasia itu dari suaminya. Esmeralda menarik nafas panjang. Ia lalu menghembuskannya secara kasar. Ia berusaha mengumpulkan segenap keberaniannya untuk bercerita pada Ling dengan apa yang pernah terjadi dalam hidupnya. "Kamu tahu kan? Sebelum aku bersama denganmu, aku pernah menikah?" tanya wanita itu memulai ceritanya. Ia menatap wajah Ling dengan datar. Ling hanya menganggukkan kepalanya pelan, menjawab pertanyaan yang telah diajukan oleh istrinya itu. "Selama menikah dengan mantan suamiku, aku tidak diberikan keturunan. Sampai suamiku di PHK, aku terpaksa ikut dengan m
Tubuh Esmeralda gemetar saat wajah suaminya yang berdiri di hadapannya, perlahan-lahan berubah menjadi sosok Genderuwo yang sangat menyeramkan. "Grrr...." Suara geraman itu terdengar jelas bersamaan dengan desahan nafas kasar, yang berembus mengenai wajah Esmeralda. Esmeralda terduduk lemas. Kedua kakinya seolah tak bisa lagi menopang tubuhnya. Sesaat kemudian, jari-jari yang memiliki ujung kuku yang runcing itu, mencengkeram rambut Esmeralda yang hanya meringis. Ia tidak bisa berkutik, dan berpasrah diri terhadap apa yang akan dilakukan oleh makhluk itu. Tidak perlu menunggu lama, sosok itu menarik kepala Esmeralda dan membanting tubuhnya dari lantai dua. Bruk! Prang!Suara benda terjatuh yang terdengar cukup keras itu, telah menyita perhatian Ling. Lelaki itu buru-buru pergi untuk melihat. Dan betapa terkejutnya ia, saat dilihatnya Esmeralda telah terbaring di atas pecahan kaca meja dengan kepala yang berlumuran darah. Ling gegas menghampiri wanita itu dengan raut wajah yang
"Sayang? Kamu tidak tidur?" tanya Ling saat ia telah duduk di sisi pembaringan istrinya. Esmeralda tersenyum tipis. Ia menggelengkan kepalanya dengan perlahan. "Kenapa, sayang? Tidak bisa tidur?" tanya lelaki itu lagi, hendak memastikan pada istrinya yang pada kali ini menganggukkan kepalanya dengan pelan. Ling terdiam selama beberapa saat lamanya. Ia mulai terlihat mati kutu. Mulutnya seperti tidak bisa mengeluarkan suara. "Ada apa, Ling? Apa ada masalah?" tanya Esmeralda saat ia baru menyadari raut wajah Ling yang terlihat sedikit gelisah. "Ah, tidak, tidak ada masalah apa-apa," sahut lelaki itu dengan sedikit gugup. Sesekali pandangannya ia arahkan pada Esmeralda yang semakin curiga pada gelagat anehnya. "Ada apa, sih? Apa yang sedang kamu sembunyikan dariku?" desak Esmeralda pada Ling agar lelaki itu memberikan informasi yang tidak ia ketahui. Ling terdiam selama beberapa saat lamanya. Ia terlihat berpikir dengan serius, berusaha untuk merangkai kata-kata yang akan ia sampa
"Ling...." Suara Esmeralda terdengar lirih memanggil nama suaminya itu. Ling menoleh, menatap wajah istrinya yang tatapan matanya menatap kosong ke arah lantai dua. Karena penasaran, lelaki itu ikut menoleh ke arah yang sama. Tapi ia tidak menemukan hal yang aneh, yang berada di sana. "Kenapa, sayang? Ada apa?" tanyanya dengan penasaran. Tatapan matanya kembali ia arahkan menatap wajah istrinya yang kian memucat. "Makhluk itu...." Esmeralda menunjuk ke arah pintu kamar mereka yang berada di lantai dua. Pandangannya seolah tak berpindah meski hanya satu detik pun. Lelaki itu kembali menoleh. Ia tidak melihat apa-apa di sana. "Di mana, Esme? Tidak ada apa-apa di sana. Mungkin kamu hanya merasa lelah dan kurang istirahat. Sebaiknya kamu istirahat di kamar, ya?" ucap lelaki itu berusaha membujuk Esmeralda yang dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Nggak, Ling! Makhluk itu ada di depan kamar kita! Apa kamu tidak melihatnya? Dia terlihat seperti menunggu kepulangan ku," ucap Esmeral
"Bu, ada makhluk yang terus menggangguku," ucap Esmeralda lirih, mencoba menjelaskan pada ibunya yang terlihat serius mendengarkan. Kedua alis Bu Melisa tampak mengerut. Tatapan matanya terlihat dalam. "Makhluk apa, nak?" tanyanya yang mulai terlihat penasaran. Esmeralda bungkam selama beberapa saat. Ia menarik nafasnya dalam-dalam, kemudian menghembuskannya secara perlahan. "Titisan Genderuwo, Bu," jawab Esmeralda yang membuat kedua mata ibunya membelalak dengan lebar. "Apa katamu?" Raut wajah Bu Melisa terlihat shock, setelah mendengar jawaban putrinya. "Makhluk yang selalu muncul dalam mimpi burukku, kini dia mengangguku di kehidupan nyata. Dia bahkan beberapa kali hendak mencelakai aku," lanjut Esmeralda menjelaskan dengan panjang dan lebar. "Kalau begitu, kamu tinggal saja di sini, nak. Sangat berbahaya jika kamu berada di rumahmu sendirian," ucap Bu Melisa yang mulai terlihat khawatir pada putrinya. Pak Belerick yang ikut menyimak penuturan putrinya itu, hanya bungkam. N
Tring....!!!! Tring....!!! Tring....!!!!Suara dering ponsel yang berdering sangat nyaring, telah membuat Ling tersentak. Ia membuka kedua matanya dengan lebar. Nafasnya memburu. Keringat dingin mengalir deras membasahi sekujur tubuhnya. Piyama tidur yang ia kenakan tampak basah. Ling memberanikan diri menatap ke arah jam dinding. Waktu telah menunjukkan pukul 6.00 WIB. Lelaki itu bernafas dengan lega. Ternyata apa yang ia lihat itu, hanyalah mimpi buruk saja. Pandangan mata Ling beralih menatap ke ponsel yang ia letakkan di atas rak kecil, yang berada di samping tempat tidurnya. Ponsel itu terus berdering, dan menampilkan nama "Sayangku~❤️" pada layar ponselnya. Ling menarik nafas panjang. Ia menghembuskan secara perlahan, kemudian mengusap wajahnya yang dipenuhi dengan keringat, sebelum ia meraih ponsel yang masih berdering dengan nyaring. Ling memutuskan untuk menerima panggilan itu. Ia letakkan ponsel miliknya di telinga. "Halo?" Suara lembut yang sudah tidak asing itu, ter