Beranda / CEO / Hamil Anak CEO / Pelajaran Untuk Mayra

Share

Pelajaran Untuk Mayra

Penulis: Putri_Lotus
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-15 13:08:14

Sepanjang perjalanan, Revan tak henti-hentinya berdoa agar Andre selamat. Darah yang terus merembes ke luar membuat kesadaran Andre perlahan memudar.

"Andre, kau harus kuat kau harus bertahan Ndre. Aku masih membutuhkanmu. Aku janji akan memberimu liburan jika kau sembuh nanti, Ndre kumohon bertahanlah."

Dia juga menyuruh Reno menambah kecepatan mobilnya. "Cepetan Ren kasihan Andre!"

***

Sesampainya di rumah sakit Andre segera mendapat penanganan intensif dari dokter.

"Tuan Andre sedang dalam masa kritis karena beliau kehabisan banyak darah. Belati yang tertusuk juga menembus organ dalam jadi kami harus segera melakukan pemeriksaan lebih lanjut, Tuan!" kata dokter setelah keluar dari ruang tindakan.

"Baik saya akan urus semuanya sekarang. Lakukan yang terbaik untuk Andre!"

Setelah selesai mengurus Andre, Revan segera mengabari Anjani jika dia pulang akan pulang malam agar Anjani tidak menunggunya.

***

Sementara di rumah, Anjani yang mencemaskan Revan karena belum pulang sedari sian
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Hamil Anak CEO   Memaksa Ke Psikiater

    Revan terbangun karena teriakan Anjani yang nyaring saat mengigau. Dia segera membangunkan istrinya itu."Sayang, bangun Sayang ini aku suamimu."Anjani terbangun dalam keadaan nafas tersengal. Dia memeluk suaminya dengan erat, Revan segera mengambilkan minum untuk Anjani."Mas aku takut, Mas. Aku tidak ingin bersama Ibu dan Ayah lagi, mereka jahat terutama Ibu, Mas." Trauma Anjani yang sangat mendalam membuat Revan geram sekaligus sedih. Dia tidak bisa membiarkan ini terlalu lama, dia takut hal ini akan berdampak pada kedua buah hati mereka."Tenang ya Sayang kamu aman, di sini tidak ada Ibu dan Ayah. Besok kita ke psikiater ya Sayang, di sana kamu bisa cerita sepuasnya." Anjani hanya mengangguk, tubuhnya sampai berkeringat dingin karena mimpi buruk itu.***Hari berikutnya, Revan benar-benar memaksa Anjani untuk ke psikiater. Setelah melakukan bimbingan, Anjani menjadi sedikit lebih tenang. "Sayang setelah ini Mas kembali ke perusahaan ya. Andre sedang sakit jadi Mas yang handle s

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-16
  • Hamil Anak CEO   Akhir Hidup Dika

    Karena mereka sangat berisik, perawat datang untuk menegur karena mereka berdua ribut di tempat yang salah."Mohon maaf tolong jangan membuat keributan di sini, kalau ingin bertengkar sebaiknya di luar saja. Di sini ada banyak pasien yang sedang berjuang untuk kesembuhan. Mohon pengertiannya!" Akhirnya mereka semua terdiam. Namun di hati Linda, dia sangat membenci Anjani dan keluarganya.***Sementara di tempat lain, Dika tersenyum puas setelah mengetahui jika Revan tengah koma. "Bagus, akhirnya lelaki itu tumbang. Kini aku bisa bebas kembali dan merebut Anjani tanpa harus khawatir dengan mereka. Anak buah Revan tak mungkin akan bergerak tanpa perintah dari bosnya," gumam Dika. Dia segera mentransfer sisa pembayaran sekaligus bonus pada orang suruhannya. Setelah itu, Dika bergegas bersiap untuk pulang.Dika sangat menikmati perjalanannya karena dia merasa sudah menang dari Revan hingga tanpa dia sadari mobil yang dikendarainya remnya blong."Apa yang terjadi? Kenapa remnya tidak be

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-17
  • Hamil Anak CEO   Dipisahkan Paksa

    Dua hari telah berlalu, kini kondisi Andre sudah berangsur membaik. Namun berbeda dengan Revan, suami Anjani sampai saat ini masih belum sadarkan diri dan Linda semakin menyalahkan Anjani atas hal ini. Apa lagi Hendra dan Mila belum bisa kembali dalam waktu dekat membuat Linda bisa lebih leluasa untuk mendekati kembali anak tirinya itu."Ngapain kamu ke sini? Belum puas kamu sudah membuat Revan selalu kena sial?" ucap Linda kasar saat mengetahui Anjani hendak masuk ke ruang perawatan Revan."Kenapa Anda masih bertanya alasan saya ada di sini, Tante? Saya di sini karena suami saya sedang sakit!" jawab Anjani tenang."Saya tidak mengizinkan kamu untuk di sini, jadi sebaiknya kamu pulang saja. Saya bisa merawat anak saya sendiri!" "Anak? Apakah saya nggak salah dengar? Anak yang dulu sering Anda terlantarkan bahkan sampai saat ini pun Anda hanya datang jika sedang membutuhkannya saja? Bahkan Mas Revan saja sudah enggan memanggil Anda dengan sebutan 'Mama'. Tapi kok sepertinya Anda ini

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-17
  • Hamil Anak CEO   Setelah Terpisah

    Kedua bodyguard itu menampakkan raut wajah terkejut. Namun mereka tetap saja tidak memperbolehkan Agung dan Anjani masuk. "Menyingkir atau saya seret kalian ke polisi!" ancam Agung."Maaf kami hanya menjalankan perintah, jangan mengancam kami."Dengan terpaksa, Agung mengerahkan orang suruhan yang dia bawa untuk melawan dan menyeret paksa para bodyguard ini.***Sementara di dalam ruangan, Revan yang sudah sadar mencari-cari keberadaan Anjani, namun Linda selalu saja mengatakan jika Anjani tidak mau merawatnya."Tante, aku tahu Tante berbohong. Aku paham betul bagaimana sifat istriku, tidak mungkin dia membiarkanku di sini sendirian. Jadi tolong jangan menghalangiku untuk bertemu dengan Anjani!" tegas Revan sedikit lemah."Tapi mana buktinya? Dia tidak ada di sini kan? Orang tuamu juga di mana? Mereka nggak peduli kan sama kamu? Cuma Mama yang peduli sama kamu, Nak harusnya kamu sadar!" jawab Linda berusaha mempengaruhi.Revan memutar bola matanya. Selalu seperti ini jika dia sedang

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-18
  • Hamil Anak CEO   Ke luar Rumah Sakit

    "Bukan begitu maksud Tante, Van tapi-" "Sudahlah lebih baik Tante pergi dari sini. Aku tidak ingin keberadaan Tante di sini membuat Anjani menjadi tidak nyaman!" usir Revan pada Linda. "Kamu ngusir Tante, Van? Ingat ya Van selama kamu nggak sadar, Tante lah yang menjaga dan merawat kamu. Istrimu tidak pernah menyentuhmu!" sergah Linda. "Aku tidak bisa menemui dan merawat Mas Revan juga karena perbuatan Tante. Tante bahkan menyuruh satpam buat mengusir aku dan Mama dengan alasan kami mengganggu kenyamanan pasien. Lalu kenapa sekarang Tante Linda menyalahkan Anjani atas semua ulah Tante?" tanya Anjani balik. Mulut Linda mengatup tak berani membantah lagi karena setiap ucapan yang Anjani lontarkan memang benar adanya. Semakin dia mencari pembelaan maka perbuatannya akan segera terbongkar dan Revan pasti akan sangat marah. “Ya sudah Tante pulang saja. Kehadiran Tante sudah tidak dibutuhkan lagi di sini.” Linda melengos pergi. Anjani menghembuskan nafasnya, menghadapi orang seperti L

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-18
  • Hamil Anak CEO   Menemui Pelaku

    "Tenangkan dirimu dulu Hen, untuk apa kita harus susah-susah menangkapnya? Sedangkan dia saja sudah digerogoti belatung di dalam tanah," jawab Agung santai."Apa lagi maksudmu Gung?""Dika sudah meninggal."Hendra semakin tercengang dengan kabar yang baru dia dapat. Dalam sejenak dia tenggelam dalam lamunannya sendiri. Rasanya sangat tidak mungkin jika Dika meregang nyawa setelah mencelakai Revan. "Apakah Dika bunuh diri?" tanya Hendra setelah bangkit dari keterkejutan."Tidak, dia mengalami kecelakaan saat menuju perjalanan pulang. Sesaat setelah sempat menyabotase mobil Revan, dia melarikan diri ke luar kota. Mungkin ini balasan yang harus dia terima dari semua perbuatannya!" ucap Agung."Pantas saja. Lalu bagaimana perkembangan kasusnya sekarang?" "Polisi masih mengejar pelaku yang sengaja menaruh ranjau di sekitar jalan yang dilewati Revan. Satu lagi, asisten yang sudah mencelakai Anjani juga sudah tertangkap!" ujar Agung panjang lebar."Dari mana kamu tahu mengenai peristiwa it

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-19
  • Hamil Anak CEO   Sebuah Titik Terang

    Namun sepertinya lelaki itu enggan untuk membuka mulutnya. Dia tetap bungkam demi melindungi identitas orang yang sudah menyuruhnya. “Sepertinya dia punya jasa yang sangat besar padamu hingga kau begitu loyal melindungi identitas pelaku,” ucap Hendra lagi. “Sampai kapan pun aku tidak akan memberi tahu siapa saja yang terlibat dalam kasus ini, walau aku harus mati sekalipun!” ucap lelaki itu. “Baiklah kalau itu maumu. Kudengar kau punya istri dan seorang anak gadis di kampung. Bagaimana kalau aku beritahu mereka kalau kepala rumah tangga dan ayah yang selalu anakmu banggakan itu mendekam di jeruji besi karena kasus percobaan pembunuhan berencana? Atau aku culik saja mereka dan kubuang di tempat yang jauh agar kalian tidak bisa berkumpul lagi? Kau sendiri juga lebih memilih Tuanmu itu kan ketimbang keluargamu?” tanya Agung sambil tersenyum misterius. “Dari mana kau mengetahui tentang keluargaku? Jangan macam-macam dengan mereka!” jawab

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-20
  • Hamil Anak CEO   Rina Bersimpuh Di Kaki Revan

    Melihat perubahan ekspresi wajah suaminya membuat Anjani yakin jika orang yang datang kali ini pasti punya masalah dengan suaminya di masa lalu. Dia mengelus lengan Revan agar suaminya meredam emosinya."Mas, sabar ya jangan marah dulu," kata Anjani menenangkan.Tak berselang lama pemilik mobil itu ke luar dan semakin mendekat ke arah Anjani dan Revan. Melihat itu Anjani langsung paham akan kemarahan Revan.'Pantas saja Mas Revan, ternyata mereka yang datang!' batin Anjani sambil menatap kedua orang yang terus melangkah mendekat itu."Revan, bagaimana keadaanmu saat ini?" tanya Alex berusaha seramah mungkin."Untuk apa lagi Anda datang? Apa masih belum cukup Anda menoreh luka di keluarga saya?" tanya Revan dengan amarah yang tertahan.Tanpa aba-aba Rina langsung bersimpuh di kaki Revan dan Anjani."Nak, maafkan segala kesalahan Dika, Nak. Maafkan semua kekhilafan yang sud

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-20

Bab terbaru

  • Hamil Anak CEO   The End

    "Makanya buruan nikah Val, biar Mama punya banyak cucu," celetuk Nurma. "Ahh bentar lah Ma, masih pengen sendiri dulu. Biar bebas nggak ada yang melarang," jawab Valdi santai. "Padahal nikah itu enak lho Val, keperluan apapun sudah ada yang menyiapkan, mau makan tinggal minta di masakin. Malamnya juga dapat servis, rugi lho kalau nunda-nunda," ujar Revan memprovokasi. "Gampanglah ntar kalau udah ada calonnya pasti nikah kok. Secara iparmu yang ganteng kan juga jadi incaran para Mama mertua, jadi tinggal pilih aja kalau udah kepingin menikah" ucap Valdi percaya diri. "Huu dasar kepedean!" sahut Anjani dan Arya. "Eh bentar, ini anak kalian mau dinamai siapa?" tanya Mila tiba-tiba. Semua yang ada di ruangan itu menepuk keningnya karena lupa jika bayinya belum di beri nama. "Emm, sesuai kesepakatan kami berdua, anak yang kami yang cowok kami namai Kalandra Adi Purnomo dan yang cewek namanya Alindra Putri Purnomo," jawab Revan. *** Setelah beberapa waktu mereka semua pamit undur di

  • Hamil Anak CEO   Kebahagiaan

    Revan memacu kendaraannya dengan kecepatan di atas rata-rata. Dia ingin segera sampai di rumah sakit secepatnya."Ayolah kenapa mereka lemot sekali? Nggak tahu orang lagi darurat apa?" gerutunya sambil berusaha menyalip kendaraan di depannya.Sesampainya di rumah sakit, dia bergegas menuju ruang operasi. Dia meminta izin pada dokter agar diperbolehkan menemani istrinya yang sedang berjuang."Boleh Tuan, tapi harap jangan mengganggu jalannya operasi ya, Tuan!" kata dokter."Baik, Dok."Revan segera memakai baju steril yang sudah disediakan dan segera masuk ke ruang operasi."Mas Revan," sapa Anjani dengan lirih dan lemah.Revan segera mendekat dan menciumi Anjani yang sedang berbaring di meja operasi."Sayang, kamu harus kuat demi aku dan kedua anak kita," ucap Revan menguatkan Anjani.Revan tidak beranjak dari sisi Anjani selama operasi. Saat bayi pertama berhasil di keluarkan, Revan sempat mematung mendengar suara tangis bayinya."Anakku," ucapnya lirih.Disusul ke luarnya bayi kedua

  • Hamil Anak CEO   Kontraksi

    Alex akhirnya ditangkap oleh anak buah mertuanya sendiri dan sekarang sedang diberi pelajaran oleh Pranoto. Pranoto benar-benar merampas semua aset milik Alex hingga Alex jatuh miskin. Tidak hanya itu dia juga terjerat dengan pasal berlapis. Dia tidak bisa berkutik lagi karena semua hartanya habis tak bersisa.Suami Vina berinisiatif mengajak Vina menjenguk Alex ke lapas. Bagaimana pun juga, Alex merupakan ayah kandung Vina. Alex sangat terkejut dengan kedatangan Vina dan suaminya."Nak, kamu datang menjenguk Ayah, Nak?" tanya Alex berkaca. Kini dia sadar jika keluarga lebih berarti dari segalanya."Aku datang atas permintaan suamiku. Ini aku bawakan makanan untukmu, perbaikilah dirimu dan bertobatlah. Walau bagaimana pun kau tetap ayah kandungku, meskipun kehadiranku mungkin tidak kau harapkan!" ucap Vina tanpa menoleh ke arah Alex sedikit pun. "Maafkan Ayah, Vina. Ayah sudah menoreh luka terlalu dalam di hidupmu, aku tidak pantas disebut ayah," ucap Alex tergugu. "Setidaknya aku

  • Hamil Anak CEO   Menghembuskan Nafas Terakhir

    Revan menghentikan gerakannya sejenak dan menatap Anjani dengan lekat."Ada angin apa tiba-tiba kamu ingin mengajak Mayra bertemu, hm?" tanya Revan lembut."Aku ingin berbicara dari hati ke hati dengan Mayra, Mas. Rasanya aku masih punya beban karena bahagia di atas derita orang lain," jawab Anjani.Revan hanya menanggapi ocehan Anjani dengan senyuman. Dalam hatinya sangat bangga dengan sifat istrinya yang masih memedulikan orang lain walau sudah menyakitinya secara fisik dan mental."Kamu yakin? Tapi kan dia yang sudah membunuh anak pertama kita, Sayang. Apa kamu nggak takut dia akan kembali melakukannya?" tanya Revan hati-hati."Kan ada kamu, Mas. Aku yakin kamu nggak akan membiarkanku dan anak-anak kita dalam bahaya," jawab Anjani dengan mantap."Terima kasih sudah percaya padaku Sayang. Tapi kamu harus tahu kalau Mayra sekarang berada di rumah sakit jiwa. Dan aku tidak mau mengambil risiko kalau kamu tetap ngotot ingin menemuinya.

  • Hamil Anak CEO   Nasib Linda

    DeggggPengakuan Gibran membuat Linda menjadi terkejut. Dia sama sekali tidak mengira jika Gibran akan menaruh hati pada Mayra."Kalau kau memang mencintai Mayra, kenapa kau mau menuruti perintahku untuk menghancurkan hidupnya dan menjauhinya?" tanya Linda nanar."Apa Tante sudah melupakan sesuatu?" tanya Gibran balik.Flashback On"Tante, apa tidak sebaiknya aku menikahi Mayra saja? Aku rasa sepertinya aku sudah terlanjur mencintainya. Aku berjanji tidak akan pernah membiarkannya kembali mengejar Revan, Tante!" ujar Gibran meminta pertimbangan."Tidak, kau tidak boleh menikahinya. Mayra harus menderita karena sudah berani menentangku dan terus berhubungan dengan Revan. Awas saja kalau sampai kau berani menikahi Mayra, Gibran. Di sini, akulah yang berhak memutuskan segalanya. Dan kamu hanya harus tunduk di bawah perintahku!" Flashback off"Dengan pongahnya kau memintaku meninggalkan Mayra di saat aku sudah mulai mencintainya. Apa kau pikir itu tidak menyakitkan bagiku, Tante Linda?"

  • Hamil Anak CEO   Masuk Rumah Sakit Jiwa

    Sementara di sisi lain, kondisi Mayra semakin mengenaskan setelah dia ke luar dari tempat penyiksaan. Anak buah Reno sengaja menyiksa mental Mayra hingga dia berubah menjadi tidak waras. Dia sering menangis dan tertawa dengan tiba-tiba."Revan, coba lihat anak kita cantik sekali ya seperti aku. Kamu nggak mau gendong dia Van? Coba deh Van lihat anak kita," ucap Mayra sambil menggendong boneka dan menyodorkannya pada penjaga. Kedua orang tua Mayra sengaja memperkerjakan penjaga untuk menjaga Mayra agar tidak kabur. "Pa, bagaimana ini Pa? Anak kita seperinya sudah gila, Pa? Segera lakukan sesuatu Pa, aku tidak bisa melihatnya seperti ini lebih lama," ucap Fatma sambil menangis."Tidak ada cara lain lagi Ma, kita harus membawa Mayra ke rumah sakit jiwa."Mau tidak mau akhirnya Fatma harus rela jika Mayra dibawa ke rumah sakit jiwa. Polisi juga tidak menangkap Mayra kembali dengan alasan Mayra sakit jiwa. Setiap hari Mayra selalu meracau dan menganggap setiap lelaki yang melintas di de

  • Hamil Anak CEO   Jalang Teriak Jalang

    Ucapan wanita itu seketika menarik perhatian khalayak. Mereka segera mendekat untuk menyaksikan perseteruan yang terjadi."Anda ini siapa kok main menuduh istri saya? Apa tidak mali berteriak di muka umum?" tanya Revan."Asal kamu tahu, saya calon istri Dika. Kami akan menikah sebentar lagi atas perjodohan yang dilakukan oleh Kakek Pranoto. Tapi gara-gara kamu," ucapnya sambil menunjuk Anjani. "Pernikahan saya gagal!" teriaknya."Oh, bukannya kamu yang jadi selingkuhan Dika dulu ya?" tanya Anjani santai.Muka wanita itu makin memerah saat Anjani menyebutnya selingkuhan. "Heh jaga ucapanmu ya, jalang. Asal kamu tahu, jauh sebelum kalian menjalin hubungan, Kakekku dan Kakek Pranoto sudah sepakat untuk menjodohkan kami. Tapi gara-gara kehadiranmu, Dika lebih memilih kamu alih-alih menikah denganku." "Tapi kenyataannya di belakangku kalian juga tetap menjalin hubungan spesial bukan? Lalu di mana letak kesalahanku? Ingat ya, semenjak Dika memutuskan untuk menduakanku, di saat itu pula ak

  • Hamil Anak CEO   Berusaha Memaafkan

    Walau sedikit terkejut dengan kedatangan wanita itu, Nurma tetap bersikap tenang dan mempersilahkannya untuk duduk. "Maaf ada angin apa tiba-tiba Anda ke mari, Jeng Linda?" Linda menghela nafasnya sebelum menjawab pertanyaan Nurma. Dia sadar betul kalau Nurma sedikit kurang nyaman dengan kehadirannya ini."Begini Jeng, kehadiran saya ke sini karena saya ingin bertemu dengan Revan dan Anjani," jelas Linda."Maaf, ada perlu apa ya? Kalau kehadiran Anda hanya untuk menyakiti hati menjatuhkan mental putri saya, maaf saya tidak akan pernah membiarkan itu terjadi!" ucap Nurma menimpali."Oh tidak, Jeng Nurma tenang saja saya tidak akan menyakiti hati mereka. Justru kedatangan saya ke sini ingin meminta maaf," jawab Linda.Nurma melongo mendengar penuturan Linda."Apa aku tidak salah dengar?" tanya Nurma memastikan."Iya, kamu tidak salah dengar, Jeng. Kedatanganku ke sini karena aku ingin meminta maaf pada mereka berdua. Aku sudah menyadari semua kesalahanku pada mereka, terutama Anjani."

  • Hamil Anak CEO   Masakan Keasinan

    Mbok Sum segera mematikan kompor agar cabai yang digoreng Revan berhenti meletup.“Aduh, Tuan makanya kalau mau goreng cabai itu diiris dulu biar nggak jadi bom,” keluh mbok Nem. “Udah sini biar Mbok Nem aja yang masak Tuan!” ucap mbok Nem ingin membantu.Tapi Revan menolak, dia kekeh ingin memasak sendiri demi memenuhi permintaan Anjani. Dia melanjutkan acara memasaknya sambil melihat tutorial di yukyup. Dan setelah dua jam bertempur dan membuat dapur berantakan akhirnya Revan bisa menyelesaikan masakannya dan menyajikannya di meja makan.“Sayang, aku sudah selesai memasak sesuai pesananmu!” ucap Revan semringah.“Wah benarkah, Mas? Coba sini aku mau langsung mencicipinya,” ucap Anjani antusias.“Hmm penampilannya cukup menarik,” sambung Anjani lagi.“Ayo dong dicoba bagaimana rasanya?” pinta Revan.Anjani segera mengambil nasi dan menyendokkan lauknya ke piring. Dia mulai menyuapkan nasi dan lauk itu ke mulutnya. Namun gerakannya terhenti dan dia langsung menatap Revan lalu memberik

DMCA.com Protection Status