Anjani terbangun setelah mendengar suara adzan berkumandang. Dia bergegas bangun dan menunaikan ibadah wajib setelahnya turun ke bawah untuk membuat sarapan."Oh iya kan lupa belum belanja, hari ini bikin roti panggang aja deh," gumam Anjani sambil menyiapkan roti dan selai.Saat dia tengah menyantap sarapannya, asisten rumah tangganya datang untuk membersihkan rumah. Tanpa diketahui, asisten rumah tangga yang dipekerjakan oleh Revan sudah ditugasi untuk mengawasi gerak gerik Anjani oleh seseorang.***Sementara ditempat lain, orang tua angkat Anjani harus menghadapi para rentenir yang datang menagih hutang karena sudah jatuh tempo.DokDokDokBodyguard sang rentenir menggedor pintu."Danu ... keluar kamu! Cepat bayar hutangmu!"Danu beserta istrinya keluar dengan raut ketakutan."Mana uang yang kamu janjikan kemarin?" tagih rentenir itu."Maafkan kami Tuan, kami belum mendapatkannya hari ini, kami akan mengusahakannya lagi Tuan, tolong beri kami waktu!" bujuk Danu pada rentenir."Ti
"Ehh bener juga ya. Tapi memangnya kamu tahu alamatnya Mas?" "Oh iya ya aku lupa nggak tanya hehe!" jawab Danu disertai cengiran.Ratin memutar bola matanya malas."Sudahlah Bu, kita tunggu saja. Kamu tahu sendiri kan anak itu bagaimana. Setidak teganya dia pasti akan pulang. Kita tunggu sajalah Bu!""Ya Sudahlah Mas!" ucap Ratin pasrah.***Sedangkan di tempat lain, Revan sedang berdiri di depan rumah Anjani. Dia memencet bel namun si empunya rumah tak kunjung membuka pintu."Ke mana ya Anjani kok belum dibukain pintunya?" Saat dia akan menelepon Anjani pintunya dibuka."Anjani!""Mas Revan! Kukira siapa Mas. Maaf ya agak lama tadi nggak dengar!""Iya nggak apa apa Jani!" ucap Revan sambil tersenyum."Silahkan masuk Mas," ucap Anjani.Setelah di dalam rumah, Anjani menawarkan Revan minum."Ada perlu apa ya Mas?" tanya Anjani setelah menyuguhkan kopi pada Revan."Begini Anjani, hari ini rencananya aku akan mengajakmu untuk fitting dan dan membeli cincin. Kamu mau konsep pernikahan y
Sementara Anjani diam membeku ditempatnya. Banyak pasang mata yang mendengar ucapan Sandra tentangnya bahkan ada yang mulai menggunjing. "Siapa anda berani beraninya memotong pembicaraan saya?" ucap Sandra angkuh. "Saya suami Anjani. Ingat jangan pernah mengganggu istri saya lagi atau anda akan menyesal!" ancam Revan. "Apa? Suami Anjani?" ucap Sandra terkaget. Dia lalu menoleh ke arah Anjani dan memindai penampilan Anjani."Pinter juga lo menggait laki laki tampan. Penampilan lo sekarang juga beda jauh sama yang dulu. Pakai pelet apa lo?" tanya Sandra terus memprovokasi. Anjani yang memang sedang sensitif langsung tersulut emosi. Dia lalu membalas perkataan Sandra. "Apapun yang sekarang gue lakuin itu nggak ada sangkut pautnya sama lo San, dan siapapun jodoh gue itu juga nggak ada urusannya dengan lo. Jadi berhenti julidin hidup gue!" tegas Anjani sambil menunjuk ke arah Sandra. "Jani kenapa sih lo tuh selalu ngegas setiap ngomong sama gue? Biasa aja dong ha ha ha ..." ejek Sand
Anjani dan Revan sontak menoleh ke belakang. "Raisa ... " desis Revan."Kamu kenal Mas sama dia?" tanya Anjani pada Revan."Tentu kami sangat kenal dekat, kami berteman dari kecil. Bahkan kami akan segera melangsungkan pertunangan!" potong Raisa mendahului Revan."Omong kosong apa yang kau bicarakan ini Raisa? Aku takkan pernah mau dan sudi menikah denganmu!"Anjani sontak menengok ke arah Revan dengan penuh tanya, "Apa benar yang dikatakan wanita ini Mas?""Tidak Anjani, aku tidak pernah punya hubungan apapun dengan Raisa dan dia hanya temanku saja, tolong percayalah padaku," bujuk Revan."Revan, apa kau tak ingat jika kita dulu sangat dekat? Bahkan dulu kau sering menolongku Revan, kita sering menghabiskan waktu berdua. Apa kau sudah lupa?" ujar Raisa mengompori.Anjani sudah mulai meragukan Revan."Sebenarnya mana yang benar Mas? Lebih baik kau jujur saja padaku Mas aku tak apa!" tukas Anjani datar.Revan langsung menatap ke arah Anjani."Anjani tatap mataku. Aku sudah berbicara d
"Hahh yang benar saja kau!" "Ya itu memang kenyataannya!" tukas Anjani sambil melirik lelaki itu sekilas. Lelaki itu membatu di tempatnya. Dia mulai berpikir yang tidak tidak tentang Anjani, namun dia menepisnya. "Duduklah, apa kau tidak lelah terus berdiri dengan ekspresi menggelikan seperti itu?" Tukas Anjani sambil terkekeh. Pria itu terkesiap saat Anjani menyuruhnya duduk. Dia lalu duduk di sebelah Anjani setelah dipersilahkan. "Emm boleh aku tahu namamu?" tanya pria itu. "Aku Anjani," sahutnya. "Nama yang cantik sesuai dengan orangnya. Perkenalkan aku Rivaldi, panggil saja Valdi," ucapnya memperkenalkan diri."Apa kau sering ke telaga ini? tanyanya kembali. "Ya, aku ke sini jika sedang ingin menenangkan diri dari segala masalah. Lalu kau?" Valdi tersenyum setelah mendengar Anjani bertanya. Sejujurnya dia mengagumi Anjani sejak pertama kali melihat. Dia bertekad akan mendapatkan Anjani dan akan menerima bagaimanapun masa lalunya. "Aku ke sini jika sedang stres dengan p
Tiba tiba Hendra datang dan menyahut pembicaraan Revan dan Linda. Tubuh Linda menegang saat Hendra bertanya. Dia tidak mungkin memberitahu suaminya karena takut Hendra akan memarahinya."Ehh Papa, nggak ada apa apa kok Pa. Biasalah Revan kan kalau di suruh ke sini emang agak sulit jadinya sampek di sini marah marah," ujar mama Linda berkelit.Revan sudah jengah dengan drama yang dibuat mamanya. Dia sudah hafal betul watak mamanya itu."Revan kebetulan kamu ke mari. Nanti sekalian makan malam di sini ya. Setelah itu ku ikut Papa ke ruang kerja, ada hal yang ingin Papa bicarakan berdua sama kamu," titah papa Hendra."Baik Pa!"Mama Linda lalu mengajak suami beserta anaknya untuk makan malam. Seusai makan malam, Revan mengikuti Hendra ke ruang kerja. "Mereka mau bicarain apa sih? Jadi penasaran," gumamnya.Linda yang penasaran mencoba untuk menguping, namun ternyata dia ketahuan."Siapa itu?" 'Aduh mati aku ketahuan Papa,' batin Linda.Tiba tiba Hendra menyahut lagi, "Kamu ngapain berd
Linda hanya terkekeh mendengarnya."Ahh sayang kamu bisa saja. Bagaimana kabarmu? Sudah lama kita tidak bertemu!" ujar Linda sambil merentangkan tangan memeluk orang itu."Kabarku tidak baik karena sudah lama tidak bisa menyentuhmu sayang!" ujarnya membalas pelukan Linda."Maafkan aku sayang, Mas Hendra sekarang sering di rumah jadi aku tidak bisa bebas ke luar seperti dulu. Tapi jangan khawatir aku akan berusaha memberikan service yang terbaik setiap kita bertemu," bujuk Linda sambil menggerayangi dada seseorang itu."Cukup Linda, kamu selalu membuatku mabuk kepayang. Kenapa tidak kamu tinggalkan saja si Hendra itu dan menikah denganku sayang?" ujarnya sambil mencium leher Linda.Linda mendesah dengan perlakuan lelaki itu."Sabar Mas Alex sayang tidak semudah itu. Aku masih memerlukan statusku sebagai Nyonya Purnomo sayang!" "Selalu saja begitu alasanmu. Ngomong ngomong ada apa tiba tiba kamu ingin bertemu sampai memesan tempat yang privat ini?" tanya Alex pada Linda."Aku ingin mem
Revan terkejut saat membaca isi surat tersebut.“Anjani ... kenapa kamu meninggalkanku?” Revan berteriak seperti orang kesetanan. Dia bergegas menelepon Andre untuk melacak keberadaan Anjani.[Halo. Ada yang bisa saya bantu Tuan?][Lacak keberadaan Anjani sekarang juga][Baik Tuan]"Kurang ajar, aku harus segera menemui Raisa."***Sementara Raisa yang sedang berbincang dengan ibunya mendadak mendengar suara notifikasi dari ponselnya.Ting[Bisa kita bertemu sekarang?][Revan, ada apa kok tumben ngajak ketemu? Tunggu ya aku akan bersiap][Baik, kutunggu di kafe bintang]Raisa tidak membalas lagi pesan Revan namun dia langsung bersiap siap."Kamu kayaknya happy banget Nak, ada apa?" tanya mamanya."Revan ngajakin aku ketemu Ma, kayaknya dia mau ngebahas masalah pertunangan kami deh Ma," ucapnya penuh antusias."Ah ternyata, semoga saja kabar bagus yang akan disampaikan Revan. Mama akan segera mengabari Tante Linda secepatnya kalau kalian sudah setuju. Ya sudah kalau begitu hati hati d