Share

81. Hari Santai

Penulis: Estaruby
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-14 14:01:44

Sedikit ricuh kala manusia- manusia rempong itu turun dari fastboat di Pelabuhan rakyat. Boat menurunkan penumpang di pesisir sehingga mereka harus sedikit nyebur sebelum bisa menapakkan kaki di pasir yang lebih kering. Untungnya mereka diwanti- wanti sebelumnya untuk menggunakan pakaian nyaman dan celana pendek sehingga drama ribet pakaian dan basah bisa diminimalisir.

Khusus untuk liburan di Nusa Penida, barang- barang bawaan mereka sudah dikompres sedemikian rupa, dipilah sehingga tidak terlalu banyak. Biar bagaimanapun, para lelaki juga yang akan repot kalau ada terlalu banyak barang yang dibawa. Seperti sekarang ini, para gadis turun boat tanpa menjinjing apapun, sementara laki-laki membawa masing-masing tas ransel dan tas jinjing.

"Pusing banget ! Gak lagi-lagi deh naik fastboat!" celetuk Kiran yang merasa mabuk laut setelah empat puluh lima menit berada dalam terjangan ombak.

"Terus baliknya mau naik kapal besar? Tapi sampainya jadi agak lama tuh nanti," sahut Viviane. Biar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
carsun18106
how are you, estaruby? moga2 sehat selalu yaaa
goodnovel comment avatar
carsun18106
haduuu calm before the storm ni kekny
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   82. My Girl

    "Kamu kok wangi banget?" Dinara yang tengah duduk santai diatas sofa sempat kaget karena ada deru nafas yang tiba- tiba menggelitik kulit lehernya. Apalagi suara bariton lelaki yang mengalun tepat di telinganya tanpa ada aba- aba. Dia tidak tahu sejak kapan Sandi berdiri dibelakang sofa yang dia duduki dan mengambil posisi seolah mengukung Dinara dari belakang. Dia menggeser tubuhnya sedikit karena mendadak berdebar, bahkan setelah beberapa waktu berdekatan dan bersentuhan fisik pun dia masih saja sering gugup kalau berada terlalu dekat dengan laki- laki yang baru saja resmi jadi kekasihnya itu. "Namanya juga habis mandi, ya pasti wangi, lah!" Dinara berusaha menjawab dengan sedikit jutek—seperti dia biasanya. Sebenarnya sih hanya alibi untuk menyamarkan salah tingkahnya saja. Sandi kembali mengacak rambut kekasihnya dengan pelan sebelum memilih untuk duduk diatas sandaran sofa. Kaki panjangnya seolah tak perlu banyak usaha untuk menaiki sandaran sofa yang lumayan tinggi itu. D

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-09
  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   83. Sunrise

    Dengan semua aktivitas fisik yang telah dijalani seharian, semua anak itu jelas merindukan istirahat di kasur yang empuk. Tak terkecuali Dinara yang juga sudah tiduran dengan nyaman di kasur kamar—bersama dengan Kiran yang kembali jadi partner sekamarnya. Gadis disebelahnya sudah lelap mungkin sejak melemparkan tubuh sendiri diatas ranjang, sayang sekali Dinara entah mengapa tidak bisa begitu. Padahal tubuhnya sudah lelah sekali tapi tidurnya justru tak nyenyak. Entah berapa kali Dinara terbangun dan bahkan terus memaksa untuk menutup matanya karena sadar dia sangat butuh tidur. Hari-hari liburannya ini memberi banyak sekali warna baru bagi hidupnya. Dari kegalauan dan ketakutan untuk menerima cinta Sandi hingga pada akhirnya justru resmi menjadi kekasih. Dari ketakutan akan serangan fans gila hingga hampir tak peduli lagi dengan mereka. Efek siapa sehingga Dinara benar-benar jadi begitu labil sekarang?Dinara sudah melakukan beragam cara. Dia sudah minum susu hangat sebelum tidur, m

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-13
  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   84. Cerita Masa Lalu

    Memang Nathan sialan! Lambe satu itu memang paling susah dijaga volume suaranya. Berkat kejadian pagi tadi, sampai sore hari ini Dinara jadi enggan berdekatan dengan Sandi. Malu sekali digep apalagi diteriaki kencang seperti itu. Jadilah Dinara terus menjaga jarak dengan sang kekasih. Jelas membuat Sandi ikut kesal dan kemusuhan dengan sohibnya itu. Sejak pagi mereka semua sudah mulai jalan- jalan dengan dibantu tour guide lokal. Mulai dari Pantai Kelingking, menyaksikan tebing, beberapa goa wisata, dan makan siang di resto dekat villa. Setelah ini mereka berencana untuk istirahat di villa sebentar sebelum nanti sore hendak berenang di pantai. "Sandi! Woi! Ah Elah! Jangan ngambekan dong lo kayak cewek!" Nathan merajuk karena turut jadi korban silent treatment dari Sandi. Tapi jelas Sandi masih bodo amat. Dia lebih sibuk mengamati preview foto hasil jepretannya hari ini yang jelas saja didominasi oleh candid nya Dinara. Meskipun gadis itu ngambek dan tidak mau berada di dekatnya, bu

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-14
  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   85. Lima Langkah

    “Kalau bukan karena wisuda, kayaknya gue bakal extend di Bali lebih lama,” sungut Julie ketika mereka semua pada akhirnya kembali menjejakkan kaki dan menghirup udara di kota asalnya. Usai sudah liburan menyenangkan mereka, saatnya kembali pada realita. Padahal baru saja sampai, tapi sepertinya Julie sudah rindu Bali yang beberapa hari belakangan dia jelajahi. Dia merasa perlu lebih banyak waktu di masa depan untuk mengitari destinasi lain yang ingin dia eksplorasi selanjutnya. Kalau dalam liburan kali ini dia lebih banyak ke daerah pantai, mungkin selanjutnya Julie akan menargetkan daerah dingin sebagai destinasinya.Rombongan mereka berpisah di Denpasar siang tadi. Nathan dan Kevin masih ada pekerjaan disana, sementara Vivianne memutuskan untuk menemani kekasihnya di Ubud untuk sementara waktu. Jadilah hanya Dinara, Sandi, Julie, Kiran, Kanaya dan Cakra saja yang kembali ke ibukota. “Dihh, terus mau kemana lo? Sama siapa? Emangnya Vivi mau quality time bareng James disisipin silum

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-15
  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   86. Family Dinner

    Sandi masih senyum-senyum tipis usai meninggalkan pekarangan rumah Dinara. Momen liburan yang berkesan baginya karena pada akhirnya berhasil membuatnya punya status dengan gadis cantik itu. Akhirnya, setelah sempat gagal confess saat SMA, kali ini Dinara benar-benar jadi kekasihnya. Ada banyak hal yang telah ia rencanakan untuk mengisi hari-harinya bersama dengan sang kekasih. Dia bahkan sudah memikirkan ingin meminang Dinara dengan adat apa. Meskipun cukup sadar bahwa setelah ini kemungkinan mereka harus LDR sementara waktu sebab masa pendidikan magister sang gadis akan dimulai sebentar lagi. Bagi Sandi kerinduan akan sangat menyiksanya. Tapi dia yakin bisa melewati itu semua dan tidak mau menjadi menyebalkan bagi Dinara. Untuknya, dia akan menjadi sosok kekasih yang selalu mendukung Dinara dalam mewujudkan mimpi-mimpinya. Dia tidak mau egois.Lagipula, bukan masalah besar baginya untuk mengunjungi Dinara disana nantinya. Salah satu privilege yang dimiliki karena lahir di keluarga

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-16
  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   87. Partner

    Dinara membalik badan agar tengkurap. Dirinya masih digulung selimut tebal, tidak ada keinginan untuk turun dari ranjang meskipun waktu sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Mungkin sekitar lima belas kali dia mengubah posisi rebahan—terhitung sejak hampir dua puluh menit lalu saat dia membuka matanya. Pagi-pagi bukannya produktif tapi malah diisi dengan overthinking. Kalau hari-hari biasa, Dinara pasti sudah melompat bangkit dari tempat tidur dan mulai melakukan banyak aktivitas. Tapi hari ini rasanya berbeda, tubuhnya seperti diberi perekat diatas kasur. Meski begitu, dia juga tak bisa menutup mata lagi. Hanya bolak-balik memandangi langit-langit kamar dan cahaya yang mulai masuk dari sela-sela jendela. Malas sekali rasanya untuk turun dari kasur dan masuk kerja. Begini ya ternyata rasanya hari pertama kerja setelah seminggu liburan. Dering ponsel pada akhirnya memaksanya untuk mengumpulkan kesadaran. Setelah berdiam diri pda akhirnya dia harus bicara juga hari ini. “Lo udah mas

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-18
  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   88. Siaga

    Alana dan Dinara hendak kembali ke kantor setelah dua jam lebih meeting bersama dengan perwakilan PR The Royals. Diatas ubun-ubun mereka seperti sudah mengeluarkan asap akibat brainstorming nonstop sembari mendengarkan celah apa saja yang perlu mereka antisipasi dari setiap konten. Axel cukup jeli melihat berbagai sisi dan mempertanyakan hal yang dikemudian hari bisa jadi sebuah masalah. Dari sini terlihat jelas mengapa lelaki itu dengan cepat bisa melesat menduduki posisi puncak PR The Royals. Pria itu punya mata elang dan jelas pandai bicara. “Terimakasih atas kerjasamanya, kami menantikan hasil yang luar biasa dari kinerja kalian!” harap Axel ketika mengantarkan mereka keluar dari ruangan. Begitu juga Selena yang mengekor dengan sopan. Tak letih memajang senyum dan keramahannya disana. Alana dan Dinara mengangguk sopan saat permisi. Meninggalkan ruangan rapat The Royals yang dingin. Setelah meninggalkan email dan nomor telepon yang lebih mudah untuk dihubungi, keduanya pergi

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-20
  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   89. Wedding Invitation

    Usai hari kerja yang super melelahkan, malam ini tim konten berada di sebuah resto yang telah secara khusus disewa Alana untuk makan malam tim mereka. Wanita tiga puluh tahun itu bilang, dia hanya ingin merayakan beberapa pencapaian tim dengan sebuah jamuan makan malam. Sebenarnya, ini bukan kali pertama karena ketua tim yang baik itu memang sudah beberapa kali memboyong timnya untuk acara serupa. Semuanya dengan riang hadir, makan malam gratis siapa yang hendak menolak, coba?Hanya Dinara yang jelas tahu apa maksud utama pertemuan malam ini. Mungkin setelah Alana menjelaskan tujuannya, dia pikir suasana tim akan sedikit campur aduk. Dinara yakin mereka bahagia akan kabar pernikahan Alana, tapi bagaimana respon mereka saat tahu bahwa Alana akan segera meninggalkan tim?Alana bisa dibilang merupakan leader idaman. Bahkan banyak tim lainnya yang iri dengan kekompakan dan sinergi divisi mereka berkat leadership Alana. Wanita itu bukan sekedar perfeksionis, dia adalah sosok yang menguatk

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-23

Bab terbaru

  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   125. D'DAY

    Detik berganti menit. Menit berganti jam. Jam berganti hari dan seterusnya sampai tak terasa bahwa waktu berjalan terlalu cepat. Ini tepat dua tahun setelah malam dimana Dinara dan Sandi digoda untuk membicarakan pernikahan oleh kedua pihak keluarga. Tidak langsung mengiyakan. Malam itu mungkin titik balik hubungan keduanya. Alih-alih menerima usulan duo mami untuk langsung menikah, baik Sandi maupun Dinara sepakat mengundurnya. Sandi benar-benar menepati janjinya untuk menunggu Dinara. Gadis itu ingin menikah setelah mereka berdua cukup settle. Baginya, terlalu dini untuk berpuas diri pada keadaan. Apalagi saat itu keduanya masih dalam misi untuk bisa naik jabatan. Sampai akhirnya, tiga bulan lalu Sandi memantapkan diri melamar Dinara. Alhasil, hari ini keduanya berjalan di altar dan mengucap janji sehidup semati. Hari dimana rasanya tidak akan pernah siap dia jalani. Pada kenyataannya, hari itu terjadi juga. Dua tahun belakangan bukan waktu yang mudah. Setelah beragam drama dan

  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   124. Deep Talk with Camer

    Sore ini Sandi sudah mewanti-wanti Dinara untuk pulang bersama. Rencananya hari ini Sandi mau pulang ke rumah keluarganya, sekalian mengantar Dinara. Tidak lupa bahwa mereka tetangga, kan? Sandi menyetir dengan satu tangan, tak lupa satunya lagi dia gunakan untuk sesekali menggenggam jemari Dinara. Sandi Bucin Arsena selalu punya tingkah menggemaskan yang kadang membuat Dinara jadi geleng- geleng kepala.Netra si cantik akhirnya tertuju pada gantungan polaroid yang dipasang Sandi tempo hari. Menampakkan foto lawas mereka saat liburan dulu.“Eh, kamu masih ada foto ini? Ya ampun, padahal nggak lebih dari dua tahun, tapi kok kita kelihatan muda banget ya?” Sandi tersenyum tipis, akhirnya Dinara notice keberadaan selfie mereka waktu liburan di Nusa Penida dulu. “Waktu itu soalnya belum terlalu mikirin kerjaan,” respon santai Sandi ternyata langsung dicegat oleh Dinara. Keningnya berkerut, “ah enggak juga. Waktu itu aku kan juga udah kerja,” ucapnya. Sandi tersenyum tipis, “ya tapi w

  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   123. Makan Siang Mencekam

    Ketidaktenangan Sandi berlanjut. Setelah pesan menyebalkan pagi itu, Sandi harus kembali menahan kecemburuannya saat menemukan Dinara tertawa lepas di cafe depan kantor barunya bersama dengan Valdi. Yap, Valdi yang itu! Valdi rekan kerja Dinara di kantor lama Dinara yang sempat membuat Sandi agak insecure karena lelaki itu kelihatan punya perangai yang mirip dengan Dinara. Sebagai sama-sama lelaki, Sandi pun menyadari bahwa Valdi punya intensi khusus pada Dinara. Apa lagi kalau bukan naksir?Kok bisa-bisanya mereka bertemu lagi disin? Bukankah jarak antara kantor lama dan kantor Dinara yang sekarang cukup jauh, ya?Sandi yang berniat mengajak Dinara untuk makan siang bersama pun mengurungkan niatnya sebentar. Dia menjaga jarak dan mengamati keduanya dari posisi agak jauh. Meskipun sebenarnya hatinya ketar-ketir mendapati pemandangan itu. Dibanding teman-teman lelaki Dinara yang lain, Sandi paling tidak suka pada Valdi. Pasalnya, radar Sandi menangkap bahwa Valdi ini juga golongan le

  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   122. Astaga, Kamu Ini Berdosa Banget!

    Sandi mengerutkan kening sejak subuh tadi. Tangan kanannya masih sibuk mengutak-atik ponsel milik Dinara yang menyala. Sejak pertama kali mereka berpacaran dua tahun lalu, ini mungkin kali pertama Sandi nekat mengusik privasi gadisnya itu. Dia melirik Dinara yang masih terlelap disampingnya, memastikan bahwa gadis itu masih berada di alam kapuk. Kalau sampai Dinara tahu dia melakukan ini, entah pasal saling percaya mana lagi yang akan Dinara gaungkan.Lelaki itu menahan gemeretak di gigi, sorot matanya yang sebenarnya kurang tidur ini terlihat jelas. Awalnya dia baik-baik saja sampai ketika dia menyadari bahwa ponsel Dinara terus saja menyala dan mendentingkan nada pertanda pesan masuk. Sandi yang gemas akan hal itu pada akhirnya berusaha untuk mengaktifkan mode hening. Alangkah terkejutnya dia saat menemukan beragam notifikasi dari nomor yang tak dikenal serta nama-nama asing di akun instagram Dinara. Maka itulah yang mengawali aktivitas stalking Sandi. Menjudge pria-pria yang meng

  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   121. Cuddly

    “Apa kabar Dinara?” Satu kalimat pendek yang Alana layangkan pertengahan januari lalu membuka kembali komunikasi antar mantan rekan kerja itu. Alana tak mau banyak basa-basi dan langsung menawarkan pekerjaan meskipun dia tahu Dinara masih dalam masa menyelesaikan studinya. Alana cukup tahu kapasitas kerja Dinara Jeandra. Dia mengenal Dinara sejak gadis itu masih magang di perusahaan lama. Apa yang dia tawarkan saat itu juga merupakan sesuatu yang fleksibel yang untungnya disanggupi oleh Dinara sendiri. Meskipun pada awalnya wanita muda itu agak meragukan dirinya sendiri. Bisa dibilang, Alana pada akhirnya dengan percaya memberikan posisi tetap pada Dinara. Syukur juga Dinara berkesempatan lulus lebih awal sehingga dia bisa kembali ke Indonesia lebih dulu. Dan disinilah dia sekarang. Tanah kelahirannya yang amat dia rindukan. Berdiri dengan anggun memperkenalkan diri sebagai junior manager salah satu cabang perusahaan milik keluarga Alana. Pertemuannya dengan Sandi disini pun sebe

  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   120. It's Me

    “Kalau bukan karena Kak Alana, gue nggak bakal bela-belain dateng, sih!” Arkasa tertawa kecil menyambut kedatangan sepupu kesayangannya yang berjalan kearahnya dengan wajah setengah cemberut. Tapi siapapun tahu bahwa raut itu jelas dibuat-buat karena beberapa detik kemudian si pelaku justru menjabat tangan Arkasa dengan santai dan menampilkan senyuman lebarnya. Wajahnya jadi agak lucu, kontras dengan setelan desainer serta sisiran rambutnya yang ditata rapi. Lelaki itu kemudian lanjut bersalaman dengan pemilik utama perhelatan, Alana Diandra Yasmin. “Katanya lo maraton kesini setelah dari acaranya Damian, ya?” tanya Alana memastikan info yang dia dapat dari asistennya.Sang suami lebih dulu menambahi, “Udah makin sering gantiin Om Seno di event-event gede! Tinggal nunggu peresmian aja sih kalau gini,” godanya.Sandi Arsena memasang wajah malas, pun menggeleng sebagai tanggapan lanjutan. Memang setelah hampir setahun mengabdi di anak perusahaan, akhirnya secara resmi Sandi diperkena

  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   119. Piggyback

    Memang benar bahwa waktu adalah hal paling berharga yang tak boleh disia-siakan. Rasanya baru sebentar berkunjung ke museum, foto-foto di beberapa bagian town square, belanja ke toko buku dan lanjut mengisi perut di restoran terdekat. Namun sekarang ini langit gelap telah menyapa dua insan berbeda gender yang tengah berjalan kaki menyusuri jalanan malam Cambridge. Jangan tanya kenapa destinasi wisata keduanya jadi terlihat akademis begitu. Mau bagaimana lagi? Tempat semacam itulah yang dimiliki oleh salah satu wilayah institusi pendidikan ini. Dinara paling malas kalau harus berkendara jauh, sementara Sandi juga tidak terlalu mengenal banyak tempat disana. Maka dari itu keduanya memilih untuk berwisata sesuai panduan di internet, mendatangi tempat-tempat sekitar mereka yang jadi pilihan turis. Dinara sempat membeli beberapa buku dan sangat menikmati kunjungannya. Sementara Sandi sih sebenarnya sama sekali tidak masalah mau kemanapun, poin pentingnya adalah dia harus menghabiskan wak

  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   118. Rencana

    Terbangun dari mimpi indahnya yang seakan hanya berlangsung dua detik. Dinara mendapati dirinya telah berada dalam kamar asrama—masih dengan pakaian semalam karena gadis itu ternyata justru ketiduran. Melirik jam di meja, masih ada waktu sekitar dua jam sebelum dia harus ke kampus untuk mengumpulkan hardcopy tugas. Semuanya sudah siap, Dinara tinggal mandi dan siap-siap sedikit lalu berjalan menuju kampus yang hanya sekitar lima menit dari asrama. Pandangannya kini tertuju pada langit-langit kamar, memandang kosong atau bahkan lebih tepatnya memutar kembali memori semalam yang masih berbekas. Kali pertama dia melangkah lebih jauh dengan Sandi—maksudnya ya belum sampai dijebol tapi sepertinya ini sudah sangat intim baginya.Dinara masih ingat pandangan kelam dan bibir bengkak Sandi dihadapannya, begitu juga selatannya yang jelas terasa mengganjal. Cahaya remang-remang dan bahkan mereka hanya berdua dini hari kemarin. Meskipun Sandi berhasil menyentuh kulitnya lebih banyak, tetap saja

  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   117. Rayuan Dini Hari

    Pada akhirnya, dua insan yang sempat terpisah jarak dan waktu itu hanya bisa duduk dalam diam. Dinara yang masih berusaha menenangkan lidahnya yang terbakar serta Sandi yang merasa terlalu meluap-luap hingga berprasangka buruk begitu saja. Canggung? Tentu. Setelah semua yang terjadi, bagaimana bisa Sandi bersikap seolah tak terjadi apa-apa? Itu yang mendasari pada akhirnya kata maaf meluncur beberapa kali. Meskipun sebenarnya Dinara masih sedikit gondok menghadapinya.“Besok kamu ada kelas jam berapa?” tanya Sandi pada akhirnya.Dinara meliriknya sebentar, “sekitar pukul sebelas, hanya submit tugas,” jawabnya. Sandi mengangguk paham, “aku disini seminggu kedepan. Kapan ada waktu luang? Temenin jalan-jalan, bisa?” tanya Sandi lagi.“Kemana?” Dinara mau, tapi sejujurnya dia tidak terlalu tahu banyak tempat disini. Seperti yang sudah dia jelaskan sebelumnya, Dinara bahkan sama sekali belum sempat jalan-jalan. “Kemana aja. Kamu nggak akan nyasar, kok!” ucap Sandi seolah menjawab kekh

DMCA.com Protection Status