Share

103. N*****x and….

Penulis: Estaruby
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-12 16:04:26

Entah karena merasa tak punya kegiatan lain atau memang sebenarnya rindu tak terbendung, Dinara nyatanya sudah sampai apartment Sandi pukul 16.00. Dia sudah membeli beragam bahan makanan untuk nantinya dia masak.

Janji yang disepakati sebenarnya pukul 16.30, tapi rupanya Dinara punya pikiran lain. Dia ingin memberi kejutan pada sang kekasih.

Semuanya berjalan mulus, gadis itu bahkan sudah berhasil masuk ruangan Sandi berkat kata sandi yang sama sekali tak diganti itu. Setelah berkeliling sidak dadakan dengan memastikan kebersihan disana, Dinara mulai menyusun bahan makanannya di kulkas. Syukur Sandi ternyata cukup bisa menjaga kebersihan tempat tinggalnya.

Dinara mulai menyiapkan bahan-bahan masakan lebih awal. Hanya sekedar memotong dan mencuci plus menyiapkan semuanya sesuai porsi sehingga nanti saat Sandi sampai, barulah dia akan memasaknya. Kenapa? Soalnya Sandi lebih suka makanan yang disajikan hangat-hangat.

Karena tak punya kegiatan lain, Dinara pada akhirnya memilih untuk m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
carsun18106
klo udh manis manis gini jd antisipasi utk selanjutnya, apalagi udh mau ldr
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   104. Nginep

    Ada yang berbeda dari malam di apartmen Sandi Arsena malam ini. Ternyata benar, keberadaan satu orang saja bisa benar-benar merubah suasana secara keseluruhan. Dinara Jeandra sepertinya menarik syahdu untuk mengitari ruangan ini sekarang. Sandi akan selalu menggoda Dinara dengan meminta sang gadis untuk menginap atau sebaliknya. Tapi dia tak pernah tahu bahwa rasanya akan sekaget ini saat berbalik mendengar itu langsung dari mulut sang kekasih. “Kamu keberatan kalau aku nginep disini?” Sebuah pertanyaan sederhana yang biasanya justru dia pancing lebih dulu. Dia tentu senang, tapi dilain hal juga merasa khawatir. Bagaimana kalau dia dipengaruhi setan lain dan melakukan sesuatu yang nantinya akan dia sesali? Berada terlalu dekat dengan Dinara kadang-kadang membuatnya kehilangan akal sehat. Tapi dia juga tak suka ide tentang Dinara berkendara menembus jalan raya selama satu jam lebih sendirian malam-malam begini. Apalagi kabar dari Dikta yang mengatakan bahwa ada beberapa temannya ya

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-14
  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   105. Surprise!

    “Kok kamu tidur di sofa?” Bangun pagi dan menemukan dirinya berbaring sendirian di ranjang. Setelah dicari, Sandi Arsena ternyata tidur di sofa ruang tamu. Dinara mengerutkan kening, kemarin Sandi Arsena adalah orang yang menawarkan solusi untuk keduanya tidur di ranjang yang sama. Tapi mengapa pada akhirnya dia justru tidur di sofa?“Kamu marah sama aku?” Cecar Dinara lagi saat akhirnya Sandi mengucek pelan matanya. Lelaki itu masih menyesuaikan cahaya yang masuk dan juga berupaya mengumpulkan nyawa. Tak paham dengan konteks Dinara, Sandi hanya bisa diam sembari menatap gadis yang masih mengenakan kaos miliknya itu. Sandi perlu sekitar dua puluh detik untuk mengumpulkan kembali serpihan memori, tentang mengapa dia berakhir di sofa pada akhirnya. Menilik tubuhnya yang shirtless, Sandi ingat perdebatan terakhir mereka kemarin adalah karena Dinara tak nyaman dengan keadaan Sandi tidur secara shirtless disebelahnya. “Kan kamu sendiri yang bilang gak mau tidur sama aku kalau aku masih

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-17
  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   106. Postingan Story I*

    “Kalau gue jadi lo sih udah pasti gue gampar duluan! Ngapain tuh cewek ganjen pagi-pagi nyamperin pacar orang di apartemen?!” Kiran nampak jadi yang paling tersulut emosi. Bukan hanya dia sebenarnya, hampir semua orang di meja pun mengangguki perkataan bar-bar tersebut kali ini. “Jangan terlalu naif, Nar! Lo harusnya sadar kalau si nenek lampir itu jelas punya maksud tersendiri! Ngapain cobak dateng pagi-pagi bawain makanan dan ngajakin ngobrol cuma berdua gitu? Ngajakinnya di depan pacar si cowo pula! Udah geser sih itu otaknya kalau kata gue!” Julie membubuhi. Dinara hanya bisa menghela nafas pelan. Respon teman- temannya seolah menjadi semacam cambukan baru buat dirinya yang sudah diterpa kegalauan tiga hari belakangan. Pagi itu usai dia menyiapkan sarapan, pagi indahnya bersama Sandi harus terganggu dan justru tiba- tiba saja berubah drastis. Dinara masih ingat bagaimana manisnya mereka berdua saat tinggal semalaman, tapi semuanya tiba- tiba saja menjadi super aneh baginya. Ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-21
  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   107. Aku Minta Maaf

    Lelah mengitari mall dari ujung ke ujung, gerombolan gadis yang memutuskan hedon di hari yang cerah ini serempak beristirahat di salah satu food court. Belanja sepertinya memang sebuah solusi untuk meredam stres sebentar, meskipun pada akhirnya kening jadi sedikit berdenyut kala diam-diam memeriksa saldo via m-banking.Tidak semua tentunya, jelas tidak berlaku untuk Vivianne si sultan sejak dalam kandungan. Tapi biarlah sesekali begini. Toh kedok self reward plus belanja bersama seperti ini tak bisa sering- sering dilakukan.Lama keheningan mengisi mereka sebelum akhirnya celetukan Kanaya membuat empat pasang mata disana membelalak kaget. “Gue pingin bikin tattoo deh!” Serempak semuanya melebarkan telinganya lalu mengusap kembali seakan habis mendengar bisikan gaib.“W-wait, gue gak salah denger, kan?” celetuk Kiran yang bangkit lebih dulu dan menempeli Kanaya dengan dramatis. Kanaya berdecak malas, “gue pengen bikin tatto!” tegasnya lagi. Yang benar saja? Si polos Kanaya ingin m

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-22
  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   108. (Mantan) Calon Adik Ipar

    “Nar, lo baik-baik aja?” Kiran tak heran kalau Dinara tak banyak bicara, hanya saja diamnya Dinara kali ini juga disertai raut dingin yang mengindikasikan bahwa ada sesuatu yang terjadi. Sebagai teman sejak lama, bagaimana bisa Kiran abai begitu saja dengan perubahan mood yang siginifikan itu? Makan malam mereka tentunya penuh keriuhan. Pukul sepuluh malam, baru semua manusia itu beranjak pergi. Makan hanya satu jam, sisanya jelas dihabiskan untuk lebih banyak ghibah sampai resto hampir tutup. Kiran yang sejak di resto sudah curiga dengan perubahan Dinara langsung menawarkan untuk mengantar sahabatnya itu pulang. Kebetulan memang rumah mereka masih yang paling searah kalau dibandingkan dengan ciwi lainnya. Sembari menyetir, dia melirik Dinara yang benar-benar memandang lurus jalanan dihadapannya. Sepertinya gadis itu tak punya niatan untuk menjawab pertanyaannya. “Masalah Sandi?” Dinara mengerjap sebentar seolah baru sadar dari lamunannya. Kepalanya menoleh ke kanan—menyadari ba

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-23
  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   109. Healing

    “Kak! Yuk turun! Mama bawa makanan banyak banget!” Dinara tak sadar ini pukul berapa. Netranya menyipit saat Dikta membuka paksa gorden warna abu-abu di kamarnya sehingga cahaya matahari seakan merangsak masuk secara tiba-tiba. Terlihat sangat sulit untuk menyesuaikan, kelopak matanya rasanya seperti lebih tebal dan pedih daripada biasanya. Dikta yang bayangannya belum seratus persen full HD terlihat mendekatinya. Baru setelah sepersekian detik Dinara sadar bahwa sang adik tengah menatapnya heran dari jarak yang cukup dekat. “Sebelum turun kompres mata dulu deh kayaknya! Takut mama sama papa khawatir!” ujar Dikta sebelum lagi-lagi menarik seimut Dinara sehingga gadis yang sama sekali tak punya pembelaan itu kembali terkesiap. “Ini jam berapa sih? Tumben mama udah sampai rumah,” keluh Dinara. Seingatnya, kedua orang tuanya itu masih belum sampai rumah semalam. Dikta memutar matanya, “udah siang, mbak! Jam sebelas lho ini! Mama sama papa baru aja pulang.”Dikucek sebentar matanya y

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-24
  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   110. Livin my Life

    Senyuman sok ramah menyebalkan itu jelas tengah berusaha untuk memancing keluar jiwa bar- bar Dinara. Saking seringnya bertemu dengan senyuman Selena, Dinara jadi begitu muak sekarang. "Aku pergi sesekali, nggak ada salahnya, kan?" balas Dinara tenang. Padahal dalam hati dia sudah mencak- mencak ingin mengeluarkan sapaan penuh kebun binatang yang diajarkan Julie dan Kiran sebelumnya. Tapi Dinara ingat, dia tidak perlu melakukan atau menanggapi dengan hal- hal yang semacam itu. Semakin dia menunjukkan emosinya, semakin puas juga si lawan yang memang selalu ingin membuatnya lepas kendali. Mengapa dia harus menurunkan value hanya karena kadal satu ini?"Kamu sudah benar- benar selesai, kan?" Selena bicara lagi lalu setelah itu dengan sok asik menambahkan kalimatnya, "ups, maksudku sudah benar- benar selesai perawatan atau apapun itu, kan?" Dinara masih mempertahankan rautnya, nyaris tersenyum remeh untuk membalas provokasi kurang menyenangkan yang dilakukan Selena. "Tentu, aku sedan

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-25
  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   111. Flight

    Banyak yang terjadi dalam seminggu belakangan dan ditengah seluruh keriwehan itu, Dinara benar-benar menjalani hidupnya yang super produktif.Pagi-pagi sekali Dinara sudah berada di bandara. Meski hubungannya mungkin berakhir, Dinara masih harus menepati janjinya dengan mantan atasannya—Alana Yasmin. Yap, hari ini dia harus berangkat ke Bali untuk memenuhi undangan pernikahan Alana dan Arkasa yang dihelat tertutup. Dinara sudah menyiapkan jawaban seandainya dia ditanyai terkait dengan dirinya dan Sandi. Namun sebisa mungkin Dinara benar-benar hanya ingin menghindar dari topik itu sebenarnya.Masker hitam yang menutupi hidung dan mulutnya terasa sedikit mengganggu karena pernafasannya terasa agak tersendat. Mungkin efek berangkat subuh-subuh, udara dingin agak menggelitik hidungnya.Kali ini dia berangkat bersama dengan rekan-rekannya selama bekerja sebelumnya. Mereka yang tadinya dijadwalkan berangkat jumat sore, ternyata justru bisa mendapatkan libur penuh dari perusahaan. “Hhh mas

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-28

Bab terbaru

  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   125. D'DAY

    Detik berganti menit. Menit berganti jam. Jam berganti hari dan seterusnya sampai tak terasa bahwa waktu berjalan terlalu cepat. Ini tepat dua tahun setelah malam dimana Dinara dan Sandi digoda untuk membicarakan pernikahan oleh kedua pihak keluarga. Tidak langsung mengiyakan. Malam itu mungkin titik balik hubungan keduanya. Alih-alih menerima usulan duo mami untuk langsung menikah, baik Sandi maupun Dinara sepakat mengundurnya. Sandi benar-benar menepati janjinya untuk menunggu Dinara. Gadis itu ingin menikah setelah mereka berdua cukup settle. Baginya, terlalu dini untuk berpuas diri pada keadaan. Apalagi saat itu keduanya masih dalam misi untuk bisa naik jabatan. Sampai akhirnya, tiga bulan lalu Sandi memantapkan diri melamar Dinara. Alhasil, hari ini keduanya berjalan di altar dan mengucap janji sehidup semati. Hari dimana rasanya tidak akan pernah siap dia jalani. Pada kenyataannya, hari itu terjadi juga. Dua tahun belakangan bukan waktu yang mudah. Setelah beragam drama dan

  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   124. Deep Talk with Camer

    Sore ini Sandi sudah mewanti-wanti Dinara untuk pulang bersama. Rencananya hari ini Sandi mau pulang ke rumah keluarganya, sekalian mengantar Dinara. Tidak lupa bahwa mereka tetangga, kan? Sandi menyetir dengan satu tangan, tak lupa satunya lagi dia gunakan untuk sesekali menggenggam jemari Dinara. Sandi Bucin Arsena selalu punya tingkah menggemaskan yang kadang membuat Dinara jadi geleng- geleng kepala.Netra si cantik akhirnya tertuju pada gantungan polaroid yang dipasang Sandi tempo hari. Menampakkan foto lawas mereka saat liburan dulu.“Eh, kamu masih ada foto ini? Ya ampun, padahal nggak lebih dari dua tahun, tapi kok kita kelihatan muda banget ya?” Sandi tersenyum tipis, akhirnya Dinara notice keberadaan selfie mereka waktu liburan di Nusa Penida dulu. “Waktu itu soalnya belum terlalu mikirin kerjaan,” respon santai Sandi ternyata langsung dicegat oleh Dinara. Keningnya berkerut, “ah enggak juga. Waktu itu aku kan juga udah kerja,” ucapnya. Sandi tersenyum tipis, “ya tapi w

  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   123. Makan Siang Mencekam

    Ketidaktenangan Sandi berlanjut. Setelah pesan menyebalkan pagi itu, Sandi harus kembali menahan kecemburuannya saat menemukan Dinara tertawa lepas di cafe depan kantor barunya bersama dengan Valdi. Yap, Valdi yang itu! Valdi rekan kerja Dinara di kantor lama Dinara yang sempat membuat Sandi agak insecure karena lelaki itu kelihatan punya perangai yang mirip dengan Dinara. Sebagai sama-sama lelaki, Sandi pun menyadari bahwa Valdi punya intensi khusus pada Dinara. Apa lagi kalau bukan naksir?Kok bisa-bisanya mereka bertemu lagi disin? Bukankah jarak antara kantor lama dan kantor Dinara yang sekarang cukup jauh, ya?Sandi yang berniat mengajak Dinara untuk makan siang bersama pun mengurungkan niatnya sebentar. Dia menjaga jarak dan mengamati keduanya dari posisi agak jauh. Meskipun sebenarnya hatinya ketar-ketir mendapati pemandangan itu. Dibanding teman-teman lelaki Dinara yang lain, Sandi paling tidak suka pada Valdi. Pasalnya, radar Sandi menangkap bahwa Valdi ini juga golongan le

  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   122. Astaga, Kamu Ini Berdosa Banget!

    Sandi mengerutkan kening sejak subuh tadi. Tangan kanannya masih sibuk mengutak-atik ponsel milik Dinara yang menyala. Sejak pertama kali mereka berpacaran dua tahun lalu, ini mungkin kali pertama Sandi nekat mengusik privasi gadisnya itu. Dia melirik Dinara yang masih terlelap disampingnya, memastikan bahwa gadis itu masih berada di alam kapuk. Kalau sampai Dinara tahu dia melakukan ini, entah pasal saling percaya mana lagi yang akan Dinara gaungkan.Lelaki itu menahan gemeretak di gigi, sorot matanya yang sebenarnya kurang tidur ini terlihat jelas. Awalnya dia baik-baik saja sampai ketika dia menyadari bahwa ponsel Dinara terus saja menyala dan mendentingkan nada pertanda pesan masuk. Sandi yang gemas akan hal itu pada akhirnya berusaha untuk mengaktifkan mode hening. Alangkah terkejutnya dia saat menemukan beragam notifikasi dari nomor yang tak dikenal serta nama-nama asing di akun instagram Dinara. Maka itulah yang mengawali aktivitas stalking Sandi. Menjudge pria-pria yang meng

  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   121. Cuddly

    “Apa kabar Dinara?” Satu kalimat pendek yang Alana layangkan pertengahan januari lalu membuka kembali komunikasi antar mantan rekan kerja itu. Alana tak mau banyak basa-basi dan langsung menawarkan pekerjaan meskipun dia tahu Dinara masih dalam masa menyelesaikan studinya. Alana cukup tahu kapasitas kerja Dinara Jeandra. Dia mengenal Dinara sejak gadis itu masih magang di perusahaan lama. Apa yang dia tawarkan saat itu juga merupakan sesuatu yang fleksibel yang untungnya disanggupi oleh Dinara sendiri. Meskipun pada awalnya wanita muda itu agak meragukan dirinya sendiri. Bisa dibilang, Alana pada akhirnya dengan percaya memberikan posisi tetap pada Dinara. Syukur juga Dinara berkesempatan lulus lebih awal sehingga dia bisa kembali ke Indonesia lebih dulu. Dan disinilah dia sekarang. Tanah kelahirannya yang amat dia rindukan. Berdiri dengan anggun memperkenalkan diri sebagai junior manager salah satu cabang perusahaan milik keluarga Alana. Pertemuannya dengan Sandi disini pun sebe

  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   120. It's Me

    “Kalau bukan karena Kak Alana, gue nggak bakal bela-belain dateng, sih!” Arkasa tertawa kecil menyambut kedatangan sepupu kesayangannya yang berjalan kearahnya dengan wajah setengah cemberut. Tapi siapapun tahu bahwa raut itu jelas dibuat-buat karena beberapa detik kemudian si pelaku justru menjabat tangan Arkasa dengan santai dan menampilkan senyuman lebarnya. Wajahnya jadi agak lucu, kontras dengan setelan desainer serta sisiran rambutnya yang ditata rapi. Lelaki itu kemudian lanjut bersalaman dengan pemilik utama perhelatan, Alana Diandra Yasmin. “Katanya lo maraton kesini setelah dari acaranya Damian, ya?” tanya Alana memastikan info yang dia dapat dari asistennya.Sang suami lebih dulu menambahi, “Udah makin sering gantiin Om Seno di event-event gede! Tinggal nunggu peresmian aja sih kalau gini,” godanya.Sandi Arsena memasang wajah malas, pun menggeleng sebagai tanggapan lanjutan. Memang setelah hampir setahun mengabdi di anak perusahaan, akhirnya secara resmi Sandi diperkena

  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   119. Piggyback

    Memang benar bahwa waktu adalah hal paling berharga yang tak boleh disia-siakan. Rasanya baru sebentar berkunjung ke museum, foto-foto di beberapa bagian town square, belanja ke toko buku dan lanjut mengisi perut di restoran terdekat. Namun sekarang ini langit gelap telah menyapa dua insan berbeda gender yang tengah berjalan kaki menyusuri jalanan malam Cambridge. Jangan tanya kenapa destinasi wisata keduanya jadi terlihat akademis begitu. Mau bagaimana lagi? Tempat semacam itulah yang dimiliki oleh salah satu wilayah institusi pendidikan ini. Dinara paling malas kalau harus berkendara jauh, sementara Sandi juga tidak terlalu mengenal banyak tempat disana. Maka dari itu keduanya memilih untuk berwisata sesuai panduan di internet, mendatangi tempat-tempat sekitar mereka yang jadi pilihan turis. Dinara sempat membeli beberapa buku dan sangat menikmati kunjungannya. Sementara Sandi sih sebenarnya sama sekali tidak masalah mau kemanapun, poin pentingnya adalah dia harus menghabiskan wak

  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   118. Rencana

    Terbangun dari mimpi indahnya yang seakan hanya berlangsung dua detik. Dinara mendapati dirinya telah berada dalam kamar asrama—masih dengan pakaian semalam karena gadis itu ternyata justru ketiduran. Melirik jam di meja, masih ada waktu sekitar dua jam sebelum dia harus ke kampus untuk mengumpulkan hardcopy tugas. Semuanya sudah siap, Dinara tinggal mandi dan siap-siap sedikit lalu berjalan menuju kampus yang hanya sekitar lima menit dari asrama. Pandangannya kini tertuju pada langit-langit kamar, memandang kosong atau bahkan lebih tepatnya memutar kembali memori semalam yang masih berbekas. Kali pertama dia melangkah lebih jauh dengan Sandi—maksudnya ya belum sampai dijebol tapi sepertinya ini sudah sangat intim baginya.Dinara masih ingat pandangan kelam dan bibir bengkak Sandi dihadapannya, begitu juga selatannya yang jelas terasa mengganjal. Cahaya remang-remang dan bahkan mereka hanya berdua dini hari kemarin. Meskipun Sandi berhasil menyentuh kulitnya lebih banyak, tetap saja

  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   117. Rayuan Dini Hari

    Pada akhirnya, dua insan yang sempat terpisah jarak dan waktu itu hanya bisa duduk dalam diam. Dinara yang masih berusaha menenangkan lidahnya yang terbakar serta Sandi yang merasa terlalu meluap-luap hingga berprasangka buruk begitu saja. Canggung? Tentu. Setelah semua yang terjadi, bagaimana bisa Sandi bersikap seolah tak terjadi apa-apa? Itu yang mendasari pada akhirnya kata maaf meluncur beberapa kali. Meskipun sebenarnya Dinara masih sedikit gondok menghadapinya.“Besok kamu ada kelas jam berapa?” tanya Sandi pada akhirnya.Dinara meliriknya sebentar, “sekitar pukul sebelas, hanya submit tugas,” jawabnya. Sandi mengangguk paham, “aku disini seminggu kedepan. Kapan ada waktu luang? Temenin jalan-jalan, bisa?” tanya Sandi lagi.“Kemana?” Dinara mau, tapi sejujurnya dia tidak terlalu tahu banyak tempat disini. Seperti yang sudah dia jelaskan sebelumnya, Dinara bahkan sama sekali belum sempat jalan-jalan. “Kemana aja. Kamu nggak akan nyasar, kok!” ucap Sandi seolah menjawab kekh

DMCA.com Protection Status